Anda di halaman 1dari 68

Ventilator

Mekanik untuk
Neonatus
Tujua
n
1. Memahami konsep dasar proses pernapasan
2. Memahami prinsip kerja ventilasi mekanik
3. Memahami parameter ventilasi mekanik
4. Memahami Strategi awal, penyesuaian dan peyapihan VM
5. Nursing Care
Ventilasi
mekanik
Ventilasi mekanik (Assisted ventilation)
adalah sebuah mekanisme untuk
membuat pertukaran gas masuk ke
atau keluar dari paru dengan tujuan
mengurangi beban tubuh untuk
bernapas
Tujuan Ventilasi Mekanik Invasif

• Optimalisasi fungsi paru/pergantian gas


• Optimalisasi interaksi ventilator-pasien
• Optimalisasi kenyamanan pasien dan meminimalisir usaha
napas selama ventilasi
• Mengurangi cedera paru
– Menghindari volume tidal yang tinggi (volutrauma)
– Menghindari volume tidal yang rendah (atelektrauma)
– Mengurangi durasi ventilasi
Ventilation Lung Injury (VILI)

Volutrauma
High Tidal Volume

Oxygen Toxicity Atelectraum


High FiO2 VILI a
Recurren alveolar
collapse

Barotraum Biotrauma
a High Positive
Pressure
Inflammatory
Cytokine
Clin Chest Med. 2016 December ; 37(4): 633–646.
Indikasi Ventilator Mekanik
1. Apneu
2. Gagal Napas (hipoksemia, Hiperkarbia,
Asidemia yang tidak teratasi dengan
ventilasi non invasif)
3. Shock
4. Post operasi
5. Sesak napas pada bayi dengan kontra
indikasi ventilasi non invasif (hernia
diagfragmatika)
Compliance
• Mengukur elastisitas dari paru
dan dinding dada

• Menggambarkan perubahan
volume oleh karena perubahan
tekanan

• Normal 3-6 mL/cmH2O atau


1.5-2 mL/cmH2O/KgBB

Volume Change =
Pressure Difference x Compliance of the Baloon
Resistens
1. i untuk
Tekanan dibutuhkan
mengalirkan gas melalui saluran
nafas ke alveoli
2. Tekanan dibagi dengan aliran
gas
3. Cm H2O / liter / menit
4. △Pressure = Flow x Resistensi
5. Normal 20-40 H2O/L/detik
Pernapasan Ventilasi Mekanik
Perbedaan Tekanan (PIP-
PEEP)
Resistensi
Jalan napas
Complianc
e Paru Aliran Udara
(Flow)

Perubahan Volume (Vol


Tidal)
Parameter Ventilasi Mekanik
Mode
Ventilato
r

Pmean

Minute

volume
Tidal
volume

FiO2
Peak inspiratory PEEP Rise time
IT Rate
pressure (PIP)
Peak Inspiratory Pressure (PIP)
• Tekanan puncak saat inspirasi yang
menyebabkan paru mengembang
maksimal
• PIP akan menentukan besar volume tidal
pernapasan
• PIP = △P+PEEP  Perhatikan ventilator
• Pada mode PC atau AC , PIP merupakan
target yang harus dicapai oleh ventilator
• PIP > 25 cmH20 
berpotensi mencederai paru
bayi
Positive end expiratory pressure (PEEP)

Tekanan yang menjaga paru paru tetap


mengembang di akhir fase ekspirasi

PEEP berkorelasi dengam oksigenasi, makin


besar PEEP makin mengembang paru, makin
efektif pertukaran gas oksigen ke dalam
paru

PEEP < 4 cmH2O berpotensi membuat paru


kolaps
Volume Tidal
• Volume udara yang keluar atau masuk dari/ke paru-
paru
• Vte dan Vti
• Normal pada bayi 4-6 mL/KgBB namun pada bayi
dengan penyakit paru kronis 6-8 mL/KgBB
• Ditentuakan oleh
– Besarnya PIP
– Kondisi paru bayi (compliance)
• Makin besar volume tidal ekspirasi, makin banyak CO2
yang dibuang keluar paru
Kebocoran (Leak)
Volume tidal

1. Volume tidal berhubungan


dengan ∆ pressure dan
compliance paru
2. Volume tidal inspirasi >
volume tidal ekspirasi
karena adanya
kebocoran
pada ujung endotracheal
tube

Leak = (5,2-5,0)/5,2 =
0,04
Time/Waktu
V
• Inspiration time (IT): waktu yang

Flow
diperlukan untuk paru untuk menarik
time
napas
• Expiration time (ET): waktu yang
dibutuhkan paru untuk mengeluarkan
napas

Flow (L/min)
A
• Makin tinggi resistensi paru makin
B
panjang waktu inspirasi atau ekspirasi
• IT normal 0,30- 0,45 detik
time
Triggering ventilator
(agar nafas pasien sinkron dengan ventilator)
• Flow/volume/pressure trigger
• Mendeteksi volume inspirasi bayi (minimum 0,2
ml)  mentrigger ventilator untuk memberikan flow 0,5 L/mnt

inflasi
• Flow Trigger biasanya 0,5 sd 1 mL/S
• Hati-hati Autotriggering timbul bila ada kebocoran
udara di sirkuit atau endotracheal tube
Rate/ Frekuensi Nafas
• jumlah nafas dalam 1 menit (Normal = 40 - 60x/menit)
• Rumus = 60 detik/ (IT+ET)
• Minute Volume (Ve)
• Frekuensi nafas x tidal volume
• Normal 0,25 sd 0,35 L/KgBB/mnt
• Menentukan kecepatan pembuangan CO2 oleh paru
• Tidak mempengaruhi oksigenasi
 Rate  Ve   Buangan CO2 keluar Paru  
PaCO2
Mode Ventilator
Klasifikasi Ventilator Mekanis

Ventilator mekanis High frequency Oscillator


konvensional Ventilation (HFOV)
(CMV)

Volume Pressure targeted


targeted

Volume Volume
PC/AC SIMV+PS PSV CPA
Kontrol Guarante
P
e
Mode ventilator mana yang paling
sesuai??
Mode Trigger Target Siklus
Assist controle (A/C) atau Pressure Usaha napas pasien Tekanan puncak inspirasi. Waktu inspirasi
controled (PC) (PIP)

Synchronous intermittent Usaha napas pasien Tekanan puncak inspirasi Mandatory Breathing :
mandatory ventilation (SIMV) + (PIP) waktu inspitasi
PSV
Spontaneous Breathing:
penurunan aliran udara

Pressure Support Ventilation (PSV) ha napas pasien Peak Inspiration Pressure Flow cycle

Volume Targeted ventilation ha napas pasien Expiratory Tidal Volume Inspiration Time
Monitoring
KLINIS : Ventilasi
1. Pengembangan Dada
2. Saturasi Oksigen  target SpO2 90-95%
3. Laju Denyut Jantung
4. Tekanan Darah
5. Work of breathing
Monitoring
Tidak lebihVentilasi
dari 30 menit setelah
setting Ventilator
• AGD
 pH, pO2, pCO2
• CXR :
 Diagnosis
 Posisi ETT yang tidak benar
Pneumothorax, atelectasis,
Overdistensi dll.
Weaning dan
Ekstubasi
Pertimbangkan ekstubasi jika
Yakinkan bahwa bayi :
Penyakit dasar telah
Conventional Ventilator (AC/VG)
membaik MAP < 7 cmH2O and FiO2 <
Ada napas spontan Tidak 30% ,

ada anemia AGD normal MAP < 7 cmH2O and FiO2 < 30% ,
Rontgen thorax Conventional Ventilator (AC/VG)
BW < 1000 g; MAP < 7 cmH2O and FiO2 <
membaik AGD normal 30% , BW > 1000 g; MAP < 8 cmH2O and FiO2
< 30% ,
Proses
Extubasi
• Stop Morphin dan midazolam
• Berikan obat aminofilin atau caffein sitrat agar
mencegah apnue
• Tunda Pemberian minum 3 jam sebelum dan 3 jam
sesudah ekstubasi
• Lakukan CPAP Ventilator selama 5 menit deanag PEEP 5
cm H2O, jika laju deyut jantung meningkat > 10 menit,
tidak ada retraksi kebutuhan Fi02 tidak > 30%
• Jika Berhasil Berikan nasal CPAP dengan tekanan 8
cm H2O sesat sebelum ektubasi
• Prone position
• Dekompresi abdomen dengan memasang OGT
lebih besar
KESIMPUL
AN
• Ventilasi mekanis adalah salah satu terapi untuk menolong bayi dari
ancaman gagal napas
• Pemilihan jenis ventilasi, mode , setting awal dan penyesuaiannya
sangat tergantung dari perjalanan penyakit bayi
• Penggunaan ventilasi mekanis dapat memberikan efeksamping cidera
paru jika digunakan secara tidak bijaksana.
• Strategi perlindungan paru selama penggunaan ventilasi mekanis
adalah salah satu upaya menghindari bayi dari cidera akibat
penggunaan ventilasi mekanis
MATERI
2
NURSING CARE OF NON INVASIVE AND
INVASIVE VENTILATION IN
NEWBORN INFANTS
Perawatan bayi mengunakan alat bantu nafas
non invasive dan invasive ventilation
Mengenal alat dan prinsip
Mengenal alat
kerja ventilator

Mengerti kondisi dan


perawatannya

Safety

KOLABORASI
Non Invasive
Ventilator
Low Flow High Flow

CPAP NIPPV

Head Box
Nasal kanul 1. Bubblle
2. Ventilator
3. Infant
Flow
driver
4. Nasal HFO
D Dislokasi nasal prong

Obstruksi

O Pnemothorak

LEAK Equipment(NIV)Problem

P Stomach distented
Single nasal prong
Binasal prong
Check :
1. Temperature probe
and heater- wire
2. Adaptor
heater-wire
ALARM 3. Baby
4. condensation
5. chamber
Penggunan terapi oksigen > 2 L/menit
dibutuhkan Heated
humidified
Low Flow 2L/menit

TIDAK BOLEH ADA UDARA DINGIN


MASUK KE DALAM PARU PARU
Kenapa Suhu Harus
37⁰?
1. Menjaga Fungsi mocociliary
2. Mencegah kekeringan di Airway
3. Membantu Optimal sekresi
4. Meningkatkan patient outcome
HUMIDIFIKASI
Efek Humidifikasi yang rendah yaitu:
1. Menyebabkan kekeringan pada saluran pernapasan sehingga
vili-vili paru rusak
2. Kelembaban yg rendah dan terus menerus akan menyebabkan
kerusakan sel dan kematian

Inflamasi

Produksi
Lendir meningkat
Bagaimana Cara Mempertahankan
HUMIDIFIKASI
Perhatikan di
chamber apakah TEKAN BAGIAN
berembun GAMBAR ORANG
YANG
TERINTUBASI

Pertumbuhan bayi membutuhkan suhu yang


optimal
Infant Warmer Set
Up
Incubator Set
Up
1. Meletakkan alat
jangan
langsung
dibawah
SUHU RUANG pendingin/AC
DINGIN ATAU kondensasi 2. Jangan
TERLALU PANAS
meletakkan alat
dekat langsung
dengan jendela
Nursing Care Of Non-Invasive Ventilation in
Newborn

Pencegahan Trauma Nasal


INVASIF
VENTILATION
INVASIVE VENTILATION

SLE 6000
CONVENTIONAL VETILATION,
HFO
Permasalahan Dalam Perawatan Neonatus
Mengunakan Ventilator

Alat (Ventilator)

ETT

SIRKUIT

Pasien
KALIBRASI

Sumber Udara Tekan &


Oksigen

LEAK ( Kebocoran dari sirkuit)


VENTILATO
R HUMIDIFIKASI

Mode/Setting

ALARM
LEAK
Alarm Low Pressure, Low Vte,
Low Mve

Observasi
Batas toleransi
kebocoran tidak boleh
lebih dari 20%

ETT sesuai
dengan ukuran

Pastikan semua
sirkuit/konektor tidak ada
yang terlepas dan kendur
PERTAHANKAN SUHU HUMIDIFIER
Nyalakan humidifier 15-30 menit sebelum digunakan ke
pasien untuk mencapai suhu 37⁰ C

ATUR SUHU
GAMBAR
TERINTUBASI

Pengisian water steril Pengisian water steril


secara manual secara otomatis
MODE/Setting
1. Atur mode pasien (neonatus, pediatric, adult)
2. Pilih Mode yang sesuai dengan kondisi pasien
(AC/SIMV/VG/HFO/NIV)
3. Setting Ventilator (RR, PEEP, IT, IP, FiO2)
4. Atur Alarm setting
ALARM
High rate : RR setting + 20 %

Low Vte :3,5 x BB

High Vte :6 x BB

Low Ve : 3,5 x BB x RR

1000

High Ve : 6 x BB x RR

1000

Low Ppeak :PIP – 20%

High Ppeak :PIP + 20%

Low PEEP :3

Apnoe Interval : 20 detik


Normal Limit
Ventilator

Vte = 4-6 ml/kg


Mve= 0,24-
0,36
UKURAN ETT

Wheeler et al ; Pediatric Airway in Cote Todres Goudsouzian Ryan, A Practice of


Anaesthesia for infants and Children. WB Saunders, Philadelphia, 2001 p.93.
KEDALAMAN ETT
AGE Approximation Distance
of Insertion (cm)
even with Alveolar Ridge
Preterm< 1 kg 6
Preterm< 2 kg 7–9
Term Newborn 10
1 year 11
2 years 12
6 years 15
10 years 17
Wheeler et al ; Pediatric Airway in Cote Todres
BB + 6 cm Goudsouzian Ryan, A Practice of Anaesthesia
for infants and Children. WB Saunders,
Philadelphia, 2001 p.93.
ET Batas ETT

T Observasi ETT Fiksasi ETT

Posisi ETT
Auskultasi Suara Nafas

Atur posisi pasien senyaman mungkin


dan posisi ETT tidak mengganggu

Lakukan foto thorax untuk evaluasi posisi


ETT yang akurat, terutama post intubasi

Ujung ETT harus berada diatas karina


Observasi dilakukan setiap 2 – 4 jam setinggi batas bawah klavikula
(V. torakal 2-3)
Intubas
i
Melalui
Mulut
Memastikan Kedalaman
ETT
1 2

3 4
PERAWATAN BAYI DENGAN VENTILATOR

1. PENGGUNAAN UKURAN ETT


YANG SESUAI AGAR TIDAK
TERJADI LEAK
2. PERHATIKAN PENGEMBANGAN
DADA
3. FIKSASI ETT YANG BAIK
4. SUCTIONING DENGAN TEKNIK
ASEPTIK
5. ATUR POSISI KEPALA LEBIH
TINGGI 30 ⁰
SUCTIONI
NG Kapan bayi harus di lakukan
Suction :
1. Klinis bayi terlihat tidak
nyaman
2. Trend saturasi turun
3. ETT terlihat ada lendir
4. Teraba ada lendir
5. Hasil PCO2 pada AGD
naik
TIPE
SUCTION

Closed Suction Open Suction


Open
Suction
SUCTION
Berhenti

sebelum

ETT
Carina
1. Penghisapan maksimal < 10 -15 detik
2. Hindari suction 30 menit – 1 jam
setelah pemberian feeding
3. Insersi kateter canule harus
secara
lembut dan hati – hati
4. Pasien dengan ETT canule kateter yang
masuk maksimal 1,5 cm dari batas ETT,
Terken
(misal ETT yang masuk 7 cm,maka canule a
kateter masuk maksimal 8,5 cm yang carina
dimasukkan)
5. Suction dilakukan sesuai indikasi,tidak
dilakukan secara rutin
6. Lakukan hyperoksigenasi sebelum
melakukan suction
Suction
Oral
• Need for suction
• Oral hygiene
• WFI with cotton balls

Suction pada mulut masukan


kateter ke satu sisi
mulut sebanyak 5 cm
Suction hidung
sebanyak 2 cm

Tekanan Suction
60-100 mmhg
MONITORING SATURASI
OKSIGEN
BAYI

90 % 95%
VENTILATOR - PATIENT
INTERFACE AND
TROUBLESHOOTING ALARM
SYSTEMS • Memberitahu dokter maupun perawat adanya
penurunan tekanan PEEP/CPAP. Ada baiknya
Alarm PEEP menyetel alarm 1-2 cmH2O lebih rendah dari
PEEP/CPAP yang diberikan
/CPAP

• Memberitahu dokter maupun perawat adanya


kebocoran ataupun diskoneksi pada pasien. Ada
Alarm baiknya menyetel alarm ½ -2 cmH2O lebih rendah
Inspirasi/Teka dari peak airway pressure yang diberikan.
n an pasien
VENTILATOR - PATIENT INTERFACE AND
TROUBLESHOOTING ALARM SYSTEMS

• Berbunyi bila ada kegagalan supply gas;


cylinders dapat tetap dipakai beberapa saat
Alarm
Tekanan
sampai masalah sumber gas terkoreksi.
Gas

• Memberitahu dokter ataupun perawat


Alarm
ventilator tidak
bahwa ventilator tidak dapat digunakan.
dapat
digunakan
VENTILATOR - PATIENT INTERFACE AND
TROUBLESHOOTING ALARM SYSTEMS

High Rate Circuit Disconnect


RR total yang diukur melebihi • Cek Pasien
batas alarm yang disetting.
• Cek seluruh konektor
• Cek pasien untuk
pemberian VTE yang cukup • Sirkuit ventilator
• Cek limit alarm
• Cek kondensasi sirkuit
D.O.P.
E D • Dislokasi ETT

• Obstruksi

O • Pneumothorax

• Equipment (ventilator) Problem

P
Berikan Posisi tidur yang
Nyaman • Meninggikan Posisi kepala
30 ⁰ dan memposisikan
Prone, Lying ,
Quarter Prone
Merupakan posisi yang
terbaik untuk
meningkatkan
oksigenisasi dan
meningkatkan
kenyamanan pada
bayi
Berikan Posisi tidur yang
Nyaman

Posisi bayi dengan


non invasive
ventilation
POSITIONI
NG
• Sebagian besar prone/ quarter prone
• Perubahan posisi
• < 28 minggu : setiap 6 jam
• Pemberian minum bayi setiap 2 jam:
setiap 4 jam
• Pemberian minum bayi setiap 3 jam:
setiap 3 jam
• Penggantian popok dan manajemen
perawatan
• Sebagian besar bayi sakit: setiap 8
jam
• Sebagian besar bayi stabil: setiap
6
jam
KESIMPULAN
1. Pengunaan Ventilasi non-invasif lebih
diutamakan untuk mengatasi respiratory distress
(RD) agar pencegahan komplikasi : (Pnemothorak,
CLD)
2. Penanganan bayi yang menggunakan ventilator
dibutuhkan asuhan keperawatan yang
komprehensif untuk mencegah efek samping
(VAP, Pneumothoraks, CLD )
3. Perlunya penanganan bayi secara komprehensif dan
SMART untuk mendapatkan perawatan yang
optimal

Anda mungkin juga menyukai