Anda di halaman 1dari 50

Setting Resusitasi

Setting Mix safe untuk


bayi prematur 25/5
 bayi aterm 30/5
Penggunaan konsentrasi
oksigen dengan rumus
delapan :
FiO2 aterm 21 %
FiO2 preterm 30 %
Jika harus dilakukan
kompresi FiO2 harus 100 %
Setting T Piece Resusitator
Posisikan max semua arah
ke kanan
Sambil menutup kedua
ujung pot nya atur kunci
max presure mis : 40
kemudian tutup lagi
Dengan menutup 2 lubang
pot nya atur PIP nya
Tutup satu lubang pot nya
atur peep nya
Mix Safe
Atur konsentrasi oksigen
dengan rumus 8
Posisikan max semua arah
ke kanan
Sambil menutup kedua pot
nya atur kunci max
presure mis : 40
Dengan menutup 2 lubang
pot nya atur PIP nya
Tutup satu lubang pot nya
atur peep nya
Intepretasi kasus, kalori dan balance cairan

Bayi usia 4 hari BBl 1. 2 kg. UG 33 minggu dengan


DX :
-Syok sepsis
-NEC
-Pneumonia
-Hiperbilirubin
-Hipoalbumin
Saat ini pasien meggunakan CPAP peep 7 Fio2 30%.
Monitor : anak pucat, mottled, retraksi HR 170-180
saturasi 95-99%.
Apa yang akan dilakukan

 Tanya proges bayi selama 4 hari kebelakang baik atau buruk.


 Jika mengalami perbaikan lihat klinis beri posisi nyaman/nyeri. Lihat apakah
CPAP masih terpasang dengan benar masih ada buble air. Bersihkan air2 yang
mungkin ada di sirkut CPAP, cek panas camber CPAP apakah terlalu panas
atau sudah sesuai suhu nya 36,5-37. Bersihkan slem yang mungkin ada pada
pasien. Lengkapi data : suhu, tensi CRT, skor nyeri. Jika nyeri kolaborasi dalam
pemberian analgetik.
 Jika sudah diperbaiki masih retraksi bisa usul ke dokter untuk menaikkan peep
menjadi 8.
 Jika sudah dinaikkan dan diobservasi masih buruk bisa dilakukan cek AGD dan
thorax. Jika lab sudah lama bisa diulang. ( kemungkinan perburukan )
 Jika suhu bayi sudah bagus tetapi masih mottled CRT > 3” bisa usul untuk
pemberian loading Nacl 0,9% 10cc/kgBB jika balance nya negatif. Hati2 jika
balannya positif bisa jadi retraksinya krn adanya penumpukan cairan olh krn
hipoalbumin dan edema.
 Pemberian transfusi albumin lihat hemodinamik. Jika masih stabil tidak perlu.
Krn nilai normal albumin untuk tiap bayi berbeda. Bisa diganti dengan
pemberian protein jika hemodinamik dan deurisi baik ( 2-3 cc/kgbb/jam )
 Hiperbilirubin bisa menandakan bahwa bayi sepsis.
Hitung kebutuhan kalori, balance dan deurisis pada
bayi diatas dengan :
Protein ( Aminosteril 6% 3 gr)
Lipid 1 gr
N5 kcl 5ml/jam (mengandung Dex 10%)
Obat : dopamin 0,5 ml / jam, cefo 2 x 60 mg, metro
3x 30 mg, aminofilin 2 x 3 mg
Menggunakan incubator humidity 70%
Total berat pempers / 24 jam = 150 gr
Kebutuhan kalori
Aminosteril 6% = 3 x 4=12 kkal/KgBB/hari
Lipid 1 x 9=9
N%kcl ( dex 10 % )  GIR = 10x5 = 6,9
6x bb(1,2)
=6,9 x 5,67 = 39,7 kkal/KgBB/hari
Total kalori = 12 + 9 + 39,7 = 60,7 kkal/KgBB/hari
Keb kalori bayi prematur kalori perhari untuk bayinya
tumbuh adh 120-150 kkal dan keb kal bila bayi sdh full
minum 150. untuk bayi yg terpasang infus target kalori 85-
95 kkal. Artinya kurang ( BB sulit untuk naik ). Dan asupan
asam amino 2,5 – 3 gr/kg/hari
Kalori pada bayi

1 gr Protein 4 kkal
1 gr Lipid 9 kkal
Karbohidrat GIR ( dex ) x 5,67 kkal/kgbb/hari
Asi / sufor 0,67 kkal/cc
Asi prematur 0,72kkal/cc
SF BBLR, ASI+HMF = 0,81 kkal/cc
Infantrini 1 kkal/cc
Balance cairan
Intake :
Aminosteril 6% ( 3 gr)= 100/6=16,7x3x1,2 =60,12
Lipid 1x5x1,2= 6
N5kcl 5ml/jam = 120 IWL:
Dopamin 0,5ml/jam = 12 750-1000 = 82
198,12 1001-1250 = 56
1251-1500 = 46
Output
> 1501 = 26
Urin 150-(3x 13->berat pempers ) =111
Iwl 56 x 1,2 = 67,2
178,2
Balance 198,12 – 178,2 =+ 19,92
Diuresis 111/1,2/24 = 3,8cc/kgbb/jam
Diuresis bayi 2-3 cc/kgbb/jam artinya cukup
 Dari kasus diatas keb cairan hari ke 4 sekitar 140cc/kgbb/hr yaitu
1,2 x 140 = 168.
 Sedangkan kasus diatas sekitar 200cc/hari terlalu overload
 Kalori juga kurang bisa usul dinaikkan lipid
 Sarannya ganti cairan dextrose N5 yg lebih kandungan dex lebih
pekat (dengan konsentrasi lebih tinggi) dgn menyesuikan cairan 
pasang vena central PICC
Coontoh latihan soal

 Bb 2 kg hari ke 3 UG 36  prematur
 Amino 6% =2 gr
 Lipid 1 gr
 Dex 10% + ca 4 cc/jam
 Bayi puasa
Urin 120 cc/24 jam
Total cairan :
Amino = 2 x 16,67 x 2 =66,68
Lipid 1 x 5 x 2 = 10
Dextrose =96
Total 172.68= 86.34 cc/kgbb/hari

Artinya kurang
GIRdex = 10x 4 / 6 x 2 = 3,3
Kalori :
As amino 2 x 4 = 8
Lipid 1 x 9 =9
Karbohidrat = 3,3 x 5,67 = 18,71
Total = 35,71 kkal/kgbb/hari
Balance :
Intake : 172,68
Output = 120
Iwl = 26x 2= 52
172
Balance = 172,68 – 172 = 0,68
Diuresius = 120/24/2 = 2.5 cc/kgbb/jam
Kesimpulan:
Total cairan yg bener 120 cc/kgbb/hari ( bb>800 hr dimulai 80cc naik 20 cc tiap hari ). Di kasus 86,34
cc  kurang
Total kalori kasus di atas 35,71 x 2 = 71,4 . Seharusnya kalau pakai TPN 85 – 95 kal / hari kurang
Usul naikkan cairan dan kalori.
Intepretasi AGD

no parameter Sampel arteri


1 PH 7,35 -7,45
2 PCO2 35-45
3 HCO3 22-26
4 Be -3 s/d +3
5 PaO2 80-100
PaCO2 HCO3 PH
Asidosis respiratorik N atau
Alkalosis respiratorik N atau
Asidosis metabolik N atau
Alkolosis metabolik N atau
pH : 7,59 (naik) Alkalosis
PaO2 : 89 mmHg (normal)
PaCO2 : 30 mmHg (turun) Alkalosis Respiratorik
HCO3 : 24 mEq/L (normal)
BE : +3 (naik) Alkalosis
SaO2 : 96% (normal) darah arteri
Jawaban:
Alkalosis respiratorik belum terkompensasi (akut)

 pH : 7,21 (turun)Asidosis
PaO2 : 56 mmHg (turun) Hipoksemia Berat
PCO2 : 51mmHg (naik) Asidosis Respiratorik
HCO3 : 18 mEq/L (turun) Asidosis Metabolik
BE : -8 (turun) Asidosis
SaO2 : 90% (normal) darah arteri
Jawaban:
Asidosis metabolik dan asidosis respiratorik dengan hipoksemia berat.
pH : 7,36 (normal)
PaO2 : 76 mmHg (turun) Hipoksemi Ringan
PaCO2 : 56 mmHg (naik) Asidosis Respiratorik
HCO3 : 30 mEq/L (naik) Alkalosis Metabolik
BE : -4 (turun) Asidosis
SaO2 : 92% (normal) darah arteri
Jawaban:
Asidosis respiratorik terkompensasi penuh alkalosis
metabolic denganhipoksemia ringan
 NB: saat pH normal, maka BE dilihat apakah asidosis
atau alkalosis.
PH : 6,84 (turun) Asidosis
PaO2 : 55 mmHg (turun) Hipoksemia Berat
PaCO2 : 55 mmHg (naik) Asidosis respiratorik
HCO3 : 18 mEq/L (turun) Asidosis Metabolik
BE : -6 (turun) AsidosisSaO2 : 70% (turun) curigai bukan darah arteri
Jawaban:

Salah mengambil darah vena (cek ulang) karena SaO2 dibawah 80%

 pH : 7,60 (naik) Alkalosis


PaO2 : 90 mmHg (normal)
PaCO2 : 35 mmHg (normal)
HCO3 : 30 mEq/L (naik) Alkalosis Metabolik
BE : +4 (naik) AlkalosisSaO2 : 96% (normal) darah arteri
Jawaban:

 Alkalosis metabolik belum terkompensasi (akut
Perubahan setting ventilator berdasarkan nilai AGD

PaO2 PCO2 Setting ventilator


Naikkan PIP dan Rate
N Naikakan FIO2, Map ( naikkan Peep dan IT )
Naikkan FIO2, MAP (PIP,peep, It flow)
N Naikkan rate turunkan peep
N Turunkan rate
Cek vent ( sumbatan ) turinkan (peep,Fio2), naikkan rate
N Turunkan PIP dan Fio2
Turunkan pip,rate,fio2
N N Perthnkan kecuali di weaning
Penyesuaian PCO2

>50 40-50 35-40 <30


PIP perthankan pip pip
AGD 30’ AGD 1-2 jam Bila pip 16 maka SIMV AGD 30’

Note :
PaCO2 <25  kerusakan otak dan paru
Hati2 menaikkan PIP dan VT  edema dan kerusakan paru
PaCO2 yang rendah > 48 jam  BPD (broncopulmonary
dysplasia )
Indikasi Intubasi

Apnea berat > 1 periode apnea dalam 1 jam


PaCO2 > 60 dan PH < 7,25 ( asidosis respiratorik )
Fio2 > 40 %
Usia gestasi < 25 minggu
Indikasi ekstubasi

PIP 16
Fio2 < 40%
Rate < 30
Morfin stop
Bayi bernafas dengn baik dan spontan
Puasa 6 jam sebelum ekstubasi
Hand Hygiene

5 moment cuci tangan:


1. Sebelum menyentuh pasien
2. sebelum melakukan tindakan aseptik
3. sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien
4. sesudah menyentuh pasien
5. Sesudah menyentuh lingkungan pasien

Cuci tangan prosedural 2-5 menit


Limbah

Daur ulang ( putih): spuit, botol infus yang tidak


terkontaminasi
Safetybox : vial selama muat, ampul, infus set yang
tajam, jarum
Infeksius ( kuning ) : vial besar, terkontaminasi darah
Non infeksius ( hitam ): diapers, tisu
Kemo statistik ( ungu)
Radioaktif ( merah )
B3 (coklat ) : baterai, lampu, yang ada tanda simbol
berbahaya
Cairan desinfektan

5000 ppm  100cc dalam 1000 cc air . Contoh : R


isolasi, laborat , tumpahan cairan )
500 ppm  10 cc dalam 1000 cc air . Contoh : R hd,
ok, icu , incubator besar.
100 ppm  2 cc dalam 1000 cc air . Contoh : r rawat
inap biasa, untuk pembersihan incubator/shift
Monitoring DOPE

D : dislokasi sudah tidak pada tempatnya.


Lepaskan dr mesin dan ganti baging manual
Auskultasi udara masuk, menurun atau tdk ada
Jika ett tercabut lepas saja, aspirasi ogt dan lepas
Panggil bantuan utk reintubasi atau CPAP
O : obstruksi
Nilai TTV , usaha nafas , perubahan alarm, auskultasi
Suction Ett, kingking
P : pneumotorax
Apakah ada tanda pneumotorax
Aspirasi jarum pneumotorax
E : Equipment eror
Apakah semua alat berfungsi baik, setting benar, lakukan trouble sooting,
baging manual
Sambungkan kembali bila berfungsi atau ganti ventilator baru
Grafix Feton
Tata cara membaca grafik fenton

1. Jangan lupa tulis Identitas pasien di lembar fenton


2. Plot BB, Lingkar Kepala dan panjang badan sesuai
usia gestasi.
Interpretasi :
a. Normal (SMK) bila berada antara persentil 10 dan 90
b. KMK : bila plot berada di bawah persentil 10
c. BMK : bila plot berada di atas persentil 90
d. Bayi masih dianggap normal bila mengalami
penurunan BB s/d 10 % pada usia 1 minggu
Pertumbuhan BB normal sekitar 20-30 gram/hari
Pertumbuhan Lingkar kepala 0,5 cm per minggu
Pertumbuhan panjang badan 0,5 – 1 cm per minggu
Kurva grafik fenton naik ke atas menunjukkan bayi
mengalami pertumbuhan
Jika kurva turun ke bawah, berarti harus kita kaji
apakah kebutuhan kaloriny kurang, apakah bayi
mengalami gangguan dalam enteral feeding maupun
parenteral feeding, apakah penyakit bayi
mempengaruhi pertumbuhannya
Indikasi pemasangan OGt
HAI’ S ( Healtcare Asociate Infection )

Pencegahan
1. Hand Hygient
2. Teknik septik dan antiseptik
3. Jalur close system
4. Prosedur perawatan yang benar
5. Enveropmental cleaning
6. Meningkatkan rasa nyaman neonatal
5

>6
IAD ( Infeksi aliran darah )

 Faktor resiko  proteksi kulit :


1. Steril barier bakteri dan virus
2. Proteksi antimikroba --. Desinfeksi tepat
3. Fiksasi kateter yang optimal
4. Fiksasi hub/pot kateter

IAD pada pemasangan vena central yaitu CLABSI ( cateter line associated blood strem
infeksion )
Kriteria :
1. Terpasang CVC yang dirawat lebih dari 48 jam di ICU
2. Demam > 38 derajat C tanpa sebab yang jelas sesudah pemasangan CVC
3. Lekosit < 4000 / > 12.000
4. Infeksi / sepsis
5. Tidak infeksi sebelum MRS
6. Infeksi sesudsah infeksi
Budle CLABSI

1. Hand Hygient
2. Pemilihan vena yang sesuai
3. Maxsimal barier precaution
4. Clorhexidine antiseptik
5. Dresing bisa dengan transparan dresing
6. Close system
7. Monitoring / shif
8. Penggantian jalur vena sentral
9. Scrub the hub dilakukan 2 x 10 “ dengan alkohol swab
10. Penggantian dresing perawatan PICC dilakukan jika kotor, basah,
ada darah terkelupas , reposisi )
11. Pencabutan cateter sentral
VAP ( Ventilator Asosiate Pneumonia )

Pencegahan :
1.Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
sirkuit
2.Pipa ETT dipotong dgn gunting steril
3.Tutup ujung sirkuit ventilator ketika dilepas
4.Gunakan close suction system
5.Desinfeksi dan dekontaminasi balon dan sungkup
6.Hygent oral 4 – 6 jam
7.Perawatan ett
Suction

8. Tekanan mesin


suction 60 – 100
9. suction mulut dlu
kurang lebih 5 cm
kemudian hidung 2
cm
Ventilator
Humidifier

Suhu 37 C
Suhu inhalasi yang terlalu tinggi menyebabkan luka
bakar pada trakea, lebih mudah terjadinya
pengentalan sekresi akibat obstruksi jalan nafas bisa
terjadi.
Apabila suhu kurang dari 36 membuat kesempatan
untuk tumbuhnya kuman
Perawatan Kulit dan MARSI

 LBW <2500 gr, VLBW <1500 gr, ELBW <1000 gr


 Prinsip Skin care : Kontrol TEWL(plastik, penggunaan inkub lbh baik
dr infant warmer, inkub humidity, transparant dressing),
mempertahankan integritas kulit, mencegah faktor resiko cidera kulit,
menatalaksana faktor resiko penyebab cidera kulit
 MARSI adalah kerusakan kulit akibat bahan perekat
 Jenis MARSI : Skin stripping (mengkilat), Sobekan kulit, tension
injury/blister, maserasi (kelembapan berlebih, kulit warna putih
pucat ), iritant kontak dermatitis (bekas merah sprt elektrode ),
folikulitis (tercabut bulu shg bintik2 merah ), alergic dermatitis
(bentol2 merah )
 Prinsip pemasangan plester : skin barrier tegaderm ( transparan
dresing )  plester steril
Aplikasi Dressing

 Selalu gunakan skin barrier sebelum menempelkan perekat


 Duoderm ekstrathin sebelum plester ETT, nasal CPAP, Plester OGT 
bahan dasar hidrocolloid, pelepasan dengan low and super slow, segera
ganti jika berubah warna (warna asli coklat)
 Transparant dressing untuk fiksasi IV kanula, PICC, Longline dll 
bahan dasar polyurethane, pelepasan dengan Roll and Stretch
 Hipafix, transpore cloth, bahan dasar acrylate, pelepasan dibasahi
dengan wfi dan dilepas dengan low and slow.
 Jika ada, pelepasan bisa menggunakan adhesive removal
 Langkah untuk mengurangi marsi : kaji kondisi kulit, gunakan skin
barier, gunakan perekat yang tepat, gunakan teknik pelepasan yang
tepat.
Gangguan Hemodinamik

Penilaian hemodinamik : TD, HR, kekuatan nadi, penilaian warna kulit ( sianosis atau
tidak ), CRT
Normal MAP tensi adalah usia gestasi + 5
Tipe – tipe Syok :
1. Syok hipovolemik : TD turun, akral dingin, pucat, nadi lemah. Tatalaksana :
jika anemia transfusi PRC 10cc/kgbb dalam 4 jam.
loading dgn Nacl 0,9 % 10cc/kgbb selam 15 sampai 30 mnt (aterm), prematur
Nacl 0,45% 1 jam
2. Syok Kardiogenik : TD dam kontraktilitas turun
tatalaksana : dopa atau dobu dosis 5-20 mcq/kg/mnt
3. Septik syok :
Tatalsana : epineprin, dopa, norepineprin ,lbumin, dobu
Kesimpulan :
Perawat harus memnatau status hemodinamik jika terjadi penurunan cek hemodinamik
( TD, nadi warna kulit, CRT) dan lapor
Posisioning

1. Prone : biasa digunakan pasien disres nafas, GERD. Posisi ini dapat
meningkatkan volum tidal paru, meningkatkan kualitas tidur,
pengembangan paru dan pernafasan lebih teratur. Kontraindikasi :
IVH gr 3, post op thoraxoabdominal
2. Kuarter prone: digunakan jika sulit posisi prone.
3. Side laying : untuk px intoleransi feeding
4. Supine
Perubahan posisi:
 Bayi kurang dari 28 minggu 6-8 jam
 Bayi sakit berat 8-12 jam
 Pemberian minum 12x setiap 4 jam
 Pemberian minum 8x setiap 3 jam
NIP score ( skore nyeri )
Surfactan

Indikasi pemberian:
Bayi prematur UG kurang 28 minggu
Pemberian surfactan :
1.Profilaksis: diberikan pada bayi yang kurang 28 minggu
diberikan 10-30 mnt setelah kelahiran.
2.Rescue : diberikan 12 jam pertama kehidupan yang terbukti
RDS. Indikasi pada bayi gagal CPAP ( perpola nafas, distres
nafas, retraksi berat Ds lebih dari 6, pengaturan CPAP peep 8
FIO2 lebih 40%. AGD asidosis respiratorik)
Dosis 100mg/kg diberikan 4x dengan jarak 5 mnitan.
Bisa diulang pemberian 12 jam sebelum 24 jam
Hal yang perlu diperhatikan

Sebelum surfaktan :
1.Ett ada di tengah
2.Pantau CO2 dan auskultasi
3.Lakukan suction

Setelah pemberian surfactan :


1.Evaluasi peningkatan kebutuhan ventilasi
2.Awasi tanda dan gejala pneumotorax
3.Nadi dan SPO2 stabil
4.Bayi tidak apnea
5.Pastikan jalan nafas adekuat tanpa obstruksi
Komplikasi bayi prematur

AOP
HMD
Gerd
PDA
Hiperbilirubin
Nec
infeksi
Gangguan nutrisi dan cairan elektrolit
Termoregulasi’
ROP
10 benar pemberian obat

1. Pasien
2. Obat
3. Dosis
4. Waktu
5. Rute
6. Edukasi
7. Penolakan
8. Pengkaji
9. Evalusi
10. dokumentasi
APD

Pemakaian APD:
1.lepas perhiasan
2.Cuci tangan
3.Sepatu
4.Cuci tangan
5.Apron, topi, masker, kacamata
6.Cuci tangan
7.Hand scon
Pelepasan APD:
1.Buka sarung tangan ke infeksius
2.Cuci tangan
3.Buka apron, kacamata, topi, masker buang infeksius
4.Sepatu
5.cucitangan
NIRS

Prematur 55- 85%


Aterm 70 – 86 %

Anda mungkin juga menyukai