Anda di halaman 1dari 23

ANION GAP

Anion gap

Representasi dari ion-ion tidak terukur dalam plasma atau serum Suatu pengukuran antara jumlah kation terukur dikurangi jumlah anion terukur di dalam darah

Nilai anion gap dapat normal, tinggi, atau rendah


proses asidosis metabolik (peningkatan keasaman dalam darah karena proses metabolik) Rendah relatif jarang tetapi dapat terjadi karena adanya protein bermuatan positif abnormal, seperti pada multiple myeloma
Tinggi

Menentukan differensial diagnosis dari asidosis metabolik.

Bagaimana cara penghitungan Anion Gap?

PENGUKURAN ANION GAP

Anion gap pengurangan jumlah konsentrasi natrium dan kalium (kation) dengan jumlah konsentrasi klorida dan bikarbonat (anion) Kation terukur: natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+) dan magnesium (Mg2+) Kation tidak terukur protein serum yang dalam keadaan normal jumlahnya sedikit, dan beberapa protein patologis (misalnya paraprotein yang ditemukan pada multiple myeloma)

Anion terukur klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), dan fosfat (PO3-) Anion tidak terukur sulfat dan sejumlah protein serum (dominan albumin) Yang disepakati untuk pengukuran anion gap adalah natrium, klorida dan bikarbonat
Anion gap (mEq/L) = (Na+) - {(Cl-) + (HCO3-)}

Rentang Normal Anion gap

Pada keadaan yang normal, rentang anion gap adalah 12 + 3 jika kalium tidak diikutkan dalam perhitungan. Jika kalium dimasukkan dalam penghitungan anion gap, rentang normal anion gap adalah 16 + 3. Perkembangan alat -> setiap rumah sakit perlu punya rentang normal anion gap

Albumin anion utama yang tidak terukur; kontribusi pada hampir seluruh nilai anion gap. Setiap penurunan satu gram akan menurunkan anion gap sebanyak 2.5 sampai 3 mmol. Koreksi tersebut dihitung dengan memodifikasi rumus diatas menjadi:
(Na+ + K+) (HCO3- + Cl-) (0,2 x albumin g/dl + 1,5 x fosfat mmol/l)

Apakah kegunaan dari menghitung Anion Gap?

Kegunaan menghitung anion gap

Untuk memberikan sinyal adanya asidosis metabolik dan mengkonfirmasi temuan yang lain Membantu membedakan penyebab etiologis dari asidosis metabolik dengan peningkatan atau tanpa peningkatan anion gap. Untuk menilai keparahan biokimia dari asidosis dan menilai keberhasilan terapi

Apa sajakah keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan anion gap?

Proses yang menyebabkan peningkatan anion gap

Asidosis metabolik dengan peningkatan anion gap (paling sering) Terapi dengan sodium sitrat atau sodium laktat (jika syok atau hipoksia menurunkan metabolisme anion menjadi HCO3-) Tranfusi darah (terdapat sejumlah besar sitrat pada PRBC) Alkalosis (menyebabkan sedikit peningkatan laktat serum, meningkatkan anion gap sebesar 2-3 mEq/L)

Proses yang menyebabkan penurunan anion gap

Hipoalbuminemia Dilusi yang sangat dari cairan ekstraseluler Bromism (mesin laboratorium membaca bromida sebagai klorida, karenanya konsentrasi klorida seolah-olah lebih tinggi) Mieloma multipel dan keadaan hiperparaproteinemia Hipermagnesemia Kesalahan dari laboratorium

Bagaimanakah penggunaan anion gap di klinik dalam membantu menegakkan diagnosis penyebab asidosis metabolik?

Nilai abnormal anion gap asidosis metabolik. Namun, sebelum terjadi keabnormalan tersebut mekanisme kompensasi yaitu melalui:
Sistem

buffer bikarbonat Buffer intraselular dengan absorpsi atom hidrogen oleh berbagai macam molekul Kompensasi respiratori Kompensasi renal Contoh : hambatan pembuangan asam (baik melalui paruparu, lambung, ataupun ginjal)

Patofisiologi

Interpretasi Klinik Nilai Anion Gap


Anion gap tinggi:

Pe anion tak terukur (sifat asam asam hidroksi

butirat,asam laktat, asam salisilat,asam organik).

Pe kation tak terukur (hipomagnesemia, hipokalsemia).

4 Prinsip Etiologi HAGMA


K= Ketoacidosis (KAD, ketoasidosis alkoholik,

starvation)
U = Uremia (renal failure)

L=
T=

Lactic acidosis
Toxin (etilen glikol, propilen glikol, metformin, paraldehid, metanol,

salisilat, isoniazid)

Penyebab Terbanyak HAGMA

C = Cyanide, corbon monoxide A = Alcoholic ketoacidosis T = Toluene M = Methanol, methaemoglobin U = Uremia D = Diabetik, alkoholik, dan ketoasidosis akibat kelaparan P = Paraldehyde I = Isoniazid dan iron L = Lactic acidosis E = Ethylene glycol S = Salisilat, solvent

Etiologi NAGMA
U = Uterosigmoidostomy S = Small bowel fistula E = Extra chloreide D= Diarrhea C = Carbonic anhidrase inhibitor A= Adrenal insufficiency R = Renal tubular acidosis P = Pancreatic fistula

Contoh Kasus 1

Nn L, 16 tahun dengan diagnosa DOC dan hyperglikemia krisis, gula darah sesaat: 423 mg/dl, natrium: 144 mmol/l, kalium: 3,3 mmol/l, chloride: 109 mmol/l, PH: 6,881, PCO2: 10,7 mm Hg, PO2: 164,4 mm Hg, HCO3: 5,5 mmol/l, O2 saturasi arterial 97,5 %, base excess: - 29,8 mmol/l Pada pasien ini terjadi penurunan PH yang disertai penurunan HCO3 yang primer menunjukkan pada pasien ini terjadi metabolik asidosis dgn kompensasi respiratorik. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan penghitungan anion gap dengan harapan hasil penghitungan akan menunjukkan peningkatan dari nilai normal. Penghitungan Anion gap (mEq/L) = (Na+) - {(Cl-) + (HCO3-)} = 144 (109 + 5,5) = 29.5 mmol Hasil penghitungan anion gap pada kasus ini menunjukkan peningkatan yang mendukung terjadinya asidosis metabolik pada pasien ini.

Contoh Kasus 2

Tn W 54 tahun dengan diagnosa CKD stage V, dengan Hb: 9,1 gr/dl, Hct: 24,6% ureum: 478,7 mg/dl creatinin: 12,56 mg/dl, natrium: 124 mmol/l, kalium: 5,4 mmol/l, chloride: 95 mmol/l, PH: 7,135, PCO2: 25,5 mm Hg, PO2: 154,1 mm Hg, HCO3: 8,6 mmol/l, O2 saturasi arterial 97,4 %, base excess: - 20,7 mmol/l Pada pasien ini terjadi penurunan PH yang disertai penurunan HCO3 yang primer menunjukkan pada pasien ini terjadi metabolik asidosis. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan penghitungan anion gap dengan harapan hasil penghitungan akan menunjukkan peningkatan dari nilai normal. Penghitungan Anion gap (mEq/L) = (Na+) - {(Cl-) + (HCO3-)} = 124 (95 + 5,4) = 23,6 mmol Hasil penghitungan anion gap pada kasus ini menunjukkan peningkatan yang mendukung terjadinya asidosis metabolik pada pasien ini.

Anda mungkin juga menyukai