PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) atau Hiperplasia Adrenal
Kongenital merupakan kelainan genetik yang bersifat diturunkan secara
autosomal resesif yang terjadi pada proses steroidogenesis adrenal. Defek
fungsional yang terjadi dapat mengganggu sekresi kortisol, berakibat pada
hipersekresi corticotropin-releasing hormone (CRH) dan adrenocorticotropic
hormone (ACTH) sehingga terjadi hiperplasi kelenjar adrenal.1
Bayi baru lahir dengan ambigu genital merupakan kegawatan medis dan
pelacakan diagnosis yang tepat perlu dimulai secepatnya. Orang tua perlu
diberikan penjelasan dengan hati-hati mengenai apa yang harus dilakukan dalam
penentuan jenis kelamin bayi tersebut dan berapa lama waktu yang diperlukan. 2
Penyebab tersering ambigu genital pada bayi baru lahir adalah CAH dan lebih dari
90% penyebab CAH adalah defisiensi 21-hidroksilase.2,3
CAH menunjukkan beberapa rentang keparahan. Secara garis besar
diklasifikasikan sebagai klasik, bentuk yang berat dan nonklasik, ringan dan
onsetnya lambat. HAK klasik dibedakan lagi menjadi tipe salt-wasting/salt-losing
atau non-salt-losing (simple virilizing), menggambarkan derajat defisiensi
aldosteron.4 Insidensi CAH klasik defisiensi 21-hidroksilase di dunia adalah
1:15.000 sampai 1:16.000 kelahiran hidup, dimana 75% adalah tipe salt wasting.
Sedangkan insidensi CAH non-klasik adalah 1:1.000 kelahiran hidup.5
Data mengenai jumlah penderita CAH di Indonesia belum diketahui. CAH
pertama kali dilaporkan pada 14 pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Jakarta pada tahun 1968. Dari data yang terekam dalam catatan medis
laboratorium Center for Biomedic Research Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang, tercatat dari tahun 1991 sampai 2008 terdapat 32 pasien
CAH.6
Diagnosis dini pada CAH penting untuk mencegah krisis adrenal dan
menjamin perkembangan fisik, psikososial dan fertilitas yang normal. Pada
21/8/2014 Rontgen
Bone Age: sesuai
usia 13 tahun
berdasarkan Acheson
RM, maturation of
the skeleton
Tinggi ayah pasien 158cm, sedangkan tinggi ibu pasien 155cm. Potensi tinggi
badan pada pasien ini:
− 13 + 158 − 13 + 155
± 8,5 = = 150 ± 8,5
2 2
= 141,5 − 158,5
1,25SD
C. Tujuan
Pemantauan jangka panjang pasien CAH ini bertujuan untuk:
1. Memantau perjalanan penyakit dan komplikasi yang mungkin terjadi.
2. Menilai efektivitas, kepatuhan terapi dan efek samping.
3. Memantau tumbuh kembang serta kualitas hidup pasien.
4. Mengidentifikasi masalah medis dan non-medis yang dihadapi pasien dan
keluarganya yang dapat mengganggu penanganan medis pasien, serta
mengupayakan pemecahan masalah tersebut.
2) Bagi Keluarga
Agar keluarga dapat memahami keadaan pasien dan berperan dalam
penatalaksanaannya sehingga dapat dicapai tumbuh kembang secara optimal.
Perlu diberi pemahaman kepada orang tua penderita dan keluarga, bahwa CAH
adalah penyakit jangka panjang yang memerlukan terapi seumur hidup. Penyakit
ini memerlukan intervensi komprehensif dan mempunyai prognosis yang lebih
baik bila ditangani dengan baik. Perlu kesabaran bagi orang tua dan keluarga
lainnya. Dengan dukungan dari orang tua dan keluarga, proses pengobatan dapat
berjalan dengan baik.
3) Bagi Residen
Dokter anak dituntut mampu untuk dapat melakukan deteksi dini terhadap
anak yang datang dengan keluhan genitalia ambigu agar dapat segera dilakukan