1. Respiratory Distress
Terminologi respiratory distress digunakan untuk menunjukkan bahwa pasien masih
dapat menggunakan mekanisme kompensasi untuk mengembalikan pertukaran gas
yang adekuat.
RD pada bayi baru lahir ditandai dengan satu atau lebih berikut ini:
Nasal flaring
Chest restriction : suprasternal, subcostal, intercostal
Tachypnea
Grunting
Derajat beratnya distress nafas dapat dinilai dengan menggunakan skor Silverman-
Anderson dan skor Downes. Skor Silverman-Anderson lebih sesuai digunakan untuk
bayi prematur yang menderita hyaline membrane disease (HMD), sedangkan skor
Downes merupakan sistem skoring yang lebih komprehensif dan dapat digunakan pada
semua usia kehamilan. Penilaian dengan sistem skoring ini sebaiknya dilakukan tiap
setengah jam untuk menilai progresivitasnya.
Lung Ultrasonography
Akhir-akhir ini ultrasonografi dipakai dalam mendiagnosis TTN dengan
ditemukannya double lung point yang tidak terlihat pada RDS, atelektasis,
pneumotoraks, pneumonia, dan neonatus yang sehat.
Tatalaksana
Penatalaksanaan pada TTN hanyalah suportif. Ketika cairan paru-paru terabsorbsi
oleh sistem limfatik neonatus, maka kondisi paru-paru akan membaik. Namun,
seperti halnya neonatus yang baru lahir yang memiliki masalah pernapasan,
neonatus dengan TTN juga perlu diawasi dengan ketat. Kadang-kadang neonatus
akan dimasukkan ke unit perawatan intensif neonatus (NICU) untuk perawatan
ekstra. Monitor diperlukan untuk mengukur denyut jantung, laju pernapasan, suhu
tubuh, dan kadar oksigen secara kontinu.
Penanganan awal adalah dengan membersihkan jalan nafas. Jalan nafas dibersihkan
dari lendir atau sekret yang dapat menghalangi jalan nafas selama diperlukan, serta
memastikan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat. Monitoring saturasi oksigen
dapat dilakukan dengan menggunakan pulse oxymetri secara kontinyu untuk
memutuskan kapan memulai intubasi dan ventilasi. Semua bayi yang mengalami
distres nafas dengan atau tanpa sianosis harus mendapatkan tambahan oksigen.
Oksigen yang diberikan sebaiknya oksigen lembab dan telah dihangatkan.
Pemberian oksigen dapat dimulai dengan high flow nasal (HFN) kanul aliran 4-8
liter/menit FiO2 21% - 40%. Bila tidak berespon, dapat diberikan Continuous
Positive Airway Pressure (CPAP) dengan PEEP 7 cm H2O FiO2 ≤ 40%. Pemakaian
CPAP juga dapat langsung dipertimbangkan bila memenuhi salah satu kriteria
berikut ini:
- Frekuensi napas > 60x/menit
- “Merintih (grunting)”
- Retraksi dada
- Saturasi oksigen < 93% (preduktal)
- Kebutuhan Oksigen > 60%
- Sering mengalami apnea
Faktor Risiko
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko bayi yang akan memiliki sindrom
gangguan pemapasan (RDS):
1 . Persalinan prematur, semakin besar atau risiko untuk RDS . Sebagian besar kasus
RDS terjadi pada bayi yang lahir sebelum 28 minggu kehamilan
2 . Stres saat melahirkan bayi, terutama jika kehilangan banyak darah
3 . Infeksi perinatal
4 . Diabetes pada ibu
Diagnosis
Anamnesis
• Prematuritas/tidak • Apakah ada infeksi • Trauma persalinan sungsang • Perdarahan
susunan saraf pusat • bayi lebih bulan • demam/suhu tidak stabil • gangguan SSP : tangis
melengking, hipertoni, trauma, miastenia • Diabetes pada ibu, perdarahan antepartum
pada persalinan kurang bulan, partus lama, ketuban pecah dini, oligohidroamniom,
penggunaan obat yang berlebihan
Pemeriksaan Fisik
Takhipnea (nafas cepat > 60 x/mt) atau bradipneu (nafas lambat < 30 x/mt), Retraksi dada
intrakokstal/subkokstal yang berat, nafas terdengar suara ngorok/ merintih, Terlihat
adanya pernafasan cuping hidung, Sianosis (warna kulit dan selaput lendir membiru),
Edema (pembengkakan tungkai atau lengan), Kesulitan bernafas (gasping) yg memburuk
dgn cepat, Perfusi buruk (syok)
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
BBLR
Berdasarkan derajatnya, BBLR diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, antara lain :
1. Berat bayi lahir rendah (BBLR): berat lahir 1500 – 2499 gram.
a. factor resiko
2. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR): berat badan lahir 1000 – 1499 gram.
3. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER): berat badan lahir < 1000 gram.
Daftar Pustaka
Hermansen C, Lorah K. Respiratory distress in the newborn. Am Fam Physician.
2007;76:987-94
Mathai S, Raju C, Kanitkar C. Management of respiratory distress in the newborn.
MJAFI. 2007;63(269-72).