Anda di halaman 1dari 11

I.

Analisis Masalah
1. Seorang Tn. Agus, 30 tahun, seorang buruh bangunan, sedang menyelesaikan
pekerjaan di lantai 2 tiba-tiba terjadi kebakaran dilantai tersebut, dan api menyambar
muka dan lengan Tn. Agus, Tn. Agus kemudian menyelamatkan diri dengan cara
melompat dari lantai 2. Tn. Agus terjatuh dengan panggul kiri membentur benda
keras. Lengan kanan dan kiri mengalami luka bakar dan terasa nyeri. Tn. Agus juga
mengeluh nyeri di panggul kiri dan paha kiri atas. 15 menit kemudian ia dibawa ke
UGD RS tipe C dalam keadaan sadar dan mengeluh suaranya menjadi parau dan
waktu batuk keluar dahak berwarna kehitaman. Menurut istrinya, berat badan Tn.
Agus 60 Kg.
a. Bagaimana gambaran anatomi pada panggul kiri dan paha kiri atas?1,5,9
Alyssa Femur, Athallah Panggul
b. Trauma apa yang bisa disimpulkan dari anamnesis pada kasus?2,6,10
Trauma inhalasi, trauma yang menyebabkan fraktur di femur dan pelvis, serta
trauma termal yang didapat dari luka bakar = multiple trauma
c. Bagaimana mekanisme nyeri pada lengan kanan dan kiri pada kasus? (Zahra)
Terpapar panas  koagulasi sel  destruksi jaringan  kehilangan barrier
kulit  inflamasi  nyeri
Gabby:
Masa inflamasi  perdarahan, hematom, ujung tulang/fragmen mengalami
….
d. Apa saja yang dapat menyebabkan sputum berwarna kehitaman?4,8,1
e. Apa saja yang dapat menyebabkan suara parau?5,9,2
f. Apa saja jenis-jenis luka bakar dan termasuk derajat berapa luka bakar pada
kasus? Olin, Bella, Bariq
Klasifikasi dari luka bakar
Berdasarkan Derajat Kedalaman
Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat
panas sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita.
Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya
dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu sebagai berikut:
1. Luka bakar derajat I :
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis, kulit merah, sedikit edema
dan nyeri. Tanpa terapi sembuh dalam 2-7 hari.
2. Luka bakar derajat II
Mengenai epidermis dan sebagian dermis, terbentuk bullae, edema dan
nyeri hebat. Bila bullae pecah tampak daerah merah yang mengandung
banyak eksudat. Sembuh dalam 3 minggu.
Dibedakan atas 2 (dua) bagian :
A. Derajat II dangkal/superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari
corium/dermis. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
sebecea masih banyak. Semua ini merupakan benih-benih epitel.
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa
terbentuk cicatrik.
B. Derajat II dalam / deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa
jaringan epitel tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit.
Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi.
Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajat III
Mengenai seluruh lapisan kulit dan dan kadang-kadang mencapai
jaringan yang di bawahnya. Tampak lesi pucat kecokelatan dengan
permukaan lebih rendah daripada bagian yang tidak terbakar. Bila akibat
kontak langsung dengan nyala api, terbentuk lesi yang kering dengan
gambaran koagulasi seperti lilin di permukaan kulit. Tidak ada rasa nyeri
(dibuktikan dengan tes pin-prick). Akan sembuh dalam 3-5 bulan dengan
sikatrik.
Berdasarkan Berat Ringannya
1. Luka Bakar Ringan.
- Luka bakar derajat I
- Luka bakar derajat II seluas < 15 %
- Luka bakar derajat III seluas < 2
- Luka bakar ringan tanpa komplikasi dapat berobat jalan.
2. Luka bakar sedang
- Luka bakar derajat II seluas 10-15 %
- Luka bakar derajat III seluas 5-10 %
- Luka bakar derajat sedang sebaiknya dirawat untuk observasi.
3. Luka bakar berat
- Luka bakar derajat II seluas > 20 %
- Luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki,alat kelamin atau p
ensendian sekitar ketiak
- Luka bakar derajat III seluas > 10 %
- Luka bakar akibat listrik dengan tegangan > 1000 volt
- Luka bakar dengan komplikasi patah tulang, kerusakan luas jaringan lunak
atau gangguan jalan napas.

g. Bagaimana tatalaksana pada kasus luka bakar?8,1,5 zahra

Pemeriksaan Fisik:
Primary Survey:
1) Airway: bisa berbicara parau, terdapat sputum berwarna kehitaman (carbonaceous
sputum)
2) Breathing: RR 26x/menit, suara napas kanan dan kiri vesikuler, bunyi jantung tidak
menjauh
3) Circulation: Tekanan darah 100/60 mmHg, Nadi 114x/menit, ekstremitas terlihat
pucat dan teraba dingin, sumber perdarahan tidak tampak.
4) Setelah dokter melakukan penatalaksanaan berupa tindakan terhadap airway dan
sirkulasi didapatkan: TD 110/70 mmHg, nadi 100x/menit.
5) Disability: membuka mata secara spontan, bisa menggerakkan ekstremitas sesuai
perintah. Pupil isokor, refleks cahaya (+).
6) Exposure:
a. Hematom di daerah panggul dan paha kiri.
b.Tampak luka bakar pada lengan kanan dan kiri, bullae (+) terasa sakit
c. Alis dan bulu hidung terbakar
d.Suhu: 36,7o C

a. Termasuk jenis syok apa pada kasus?


Syok hipovolemik
b. Bagaimana interpretasi primary survey pada kasus?10,3,7 OLIN

Airway Interpretasi
Bisa berbicara parau, Trauma inhalasi
terdapat sputum berwarna
kehitaman (carbonaceous
sputum)
Breathing Interpretasi
RR 26x/menit Takipnea
suara napas kanan dan kiri Normal
vesikuler
bunyi jantung tidak normal
menjauh

Circulation Interpretasi
tekanan darah 100/70 mmHg hipotensi
nadi 120x/menit Takikardia
ekstremitas terlihat pucat dan hipoperfusi jaringan perifer,
teraba dingin salah satu tanda syok

Pemeriksaan Interpretasi
Membuka mata secara normal
spontan
Bisa menggerakkan normal
ektremitas sesuai perintah
Pupil isokor Normal
Refleks cahaya (+) Normal

Exposure Interpretasi
Hematom di daerah panggul dan Ekstravasasi darah ke dalam
paha kiri jaringan, tanda adanya trauma
mekanik tumpul
Tampak luka bakar pada lengan Luka bakar derajat 2 A
bawah kanan dan kiri, bullae (+)
Alis dan bulu hidung terbakar Indikasi trauma inhalasi
Suhu 36,7o C Normal

c. Bagaimana mekanisme abnormalitas suara parau pada kasus?


Trauma inhalasi 
Elastisitas pitel mukosa pita suara berkurang + oedem laring = suara parau
(Alyssa)
Proses pembakaran tidak sempurna (CO komponen utama asap bakar)  terhirup
di saluran pernapasan  trauma inhalasi  kegagalan fungsi mukosasilier 
pemicuan proses inflamasi  mediator inflamasi  obstruksi  parau (PRAS)
d. Bagaima mekanisme sputum kehitaman pada kasus?1,5,9
Trauma inhalasi  Jelaga karbon (butiran arang halus yang terbentuk dari
bakaran) berusaha dikeluarkan  sputum (kehitaman, dari bakaran)
e. Bagaimana mekanisme abnormalitas pernapasan dan sirkulasi pada kasus?2,6,10
Takipneu  usaha bernapas (trauma inhalasi)
Gangguan perfusi
Luka bakar  permeabilitas kapiler meningkat, ada penguapan, pembentukan
bula yang menarik cairan  dehidrasi (volume vaskuler berkurang ) curah
jantung (CO) berkurang  hipotensi (BP turun)
Luka bakar  sistem saraf simpatik, katekolamin  meningkatkan resistensi
perifer  takikardi

f. Bagaimana mekanisme hematom pada kasus?3,7,11


Trauma tumpur  trauma  robeknya pembuluh darah pada tulang dan jaringan
lunak  soft tissue swealling  hematoma
g. Bagaimana mekanisme bullae positif pada kasus?4,8,1
Pras
Peningkatan permeabilitas kapiler  cairan pindah ke interstisial  tekanan
osmotic koloid meningkat (tertarik keluar)  edema interstisial , bulla (cairan
serosa >1 cm)

Secondary Survey:
- Kepala:
Tidak terdapat jejas
Mata: Alis terbakar
Telinga dan hidung: bulu hidung terbakar
Mulut: terpasang ETT
- Leher: dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
- Thoraks:
Inspeksi: tidak ada jejas, frekuensi 26x/menit, gerak nafas simetris
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, stem fremitus sama kanan
dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: suara paru vesikuler, suara jantung jelas, reguler
- Abdomen:
Inspeksi: datar
Palpasi: lemas, nyeri tekan (+) dibagian bawah kiri
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus normal terdengar diseluruh bagian abdomen

- Pelvis:
o Inspeksi: tampak jejas didaerah perut bawah kiri dan panggul
kiri
o Palpasi: nyeri tekan (+) didaerah panggul kanan dan
abdomen kanan bawah o ROM: pergerakan panggul
terbatas karena sangat sakit
- Genitalia: OUE darah (-), skrotum tidak tampak hematom dan edema
- Colok dubur: sphincter ani menjepit, ampula kosong, prostat teraba, tidak teraba
tonjolan tulang
- Ekstremitas superior : Terdapat luka bakar pada lengan anterior atas dan
bawah di bagian kanan dan kiri. Ditemukan warna kulit kemerahan dan
terdapat bullae dan terasa nyeri
- Ekstremitas inferior :
Regio Femur Sinistra

Inspeksi: tampak deformitas, soft tissue swelling.


Palpasi : Nyeri tekan, arteri dorsalis pedis teraba
ROM : Aktif terbatas di daerah sendi lutut dan panggul
a. Bagaimana interpretasi secondary survey pada kasus?5,9,3
Bella
ETT gangguan saluran napas

b. Apa indikasi pemasangan ETT dan bagaimana prosedurnya?6,2,10


Nada
Indikasi
1. Proteksi jalan nafas
- Hilangnya reflex pernapasan (cedera serebrovaskular,obat)
- Obstruksi
- Perdarahan faring
- Tindakan profilaksis
2. Optimalisasi jalan napas
- Bronkoskopi untuk aspirasi akut
Prosedur pemasangan ETT: Nada
1. Cek airway: suction bila diperlukan,
2. Blade dimasukan ke pangkal lidah…
3. Tangkai laringoskop  terlihat glottis
4. Pipa untuk ETT
5. Arahkan ujung ETT…
c. Bagaimana mekanisme abnormalitas abdomen pada kasus?7,11, 4
Abdomen nyeri tekan sebelah kiri:
Femur fraktur bagian sinistra
(Ikhwan)
Trauma pelvis  terasa nyeri di bagian abdomen melalui persarafan…
Fraktur  periostenum tergesek  saraf  nyeri
Bela : Pendarahan  masuk ke rongga peritoneal abdomen kiri
d. Bagaimana mekanisme abnormalitas pelvis pada kasus?8,1,5
Fraktur 
e. Bagaimana patofisiologi luka bakar?9,2,6
Bariq
Luka bakar  kulit (kerusakan jaringan epidermis, dermis) 
1. kerusakan kapiler  peningkatan permeabilitas  edema interstisial
 penurunan CO  gangguan perfusi jaringan
edema interstisial  vesikel  defisit cairan
2. rangsang saraf perifer bawah kulit (nociseptor) nyeri
Nada
1. zona koagulasi
2. zona stasis (kerusakan sedang, iskemi, kalo ga ditatalaksana jadi
nekrosis)
3. zona hyperaemia  peningkatan perfusi
f. Bagaimana mekanisme abnormalitas pada regio femur sinistra?10,3,7
Trauma (perpindahan energi luar ke jaringan) -> benturan -> fraktur
pada bagian tulang yang terkena tekanan -> terputusnya kontinuitas
jaringan tulang atau tulang rawan, -> respon tubuh dalam mengahadapi
stress atau cedera jaringan, sehingga terjadilah inflamasi (dolor, rubor,
tumor, kalor, function lesa) -> tissue swelling, ROM terbatas, deformitas,
nyeri tekan
kerusakan jaringan disekitar lokasi fraktur-> merangsang sel mast
untuk mengeluarkan histamin -> peningkatan permeabilitas kapiler
pembuluh darah -> protein plasma masuk ke jaringan yang meradang ->
akumulasi protein plasma di cairan insterstitial -> peningkatan tekanan
osmotic koloid interstitial -> cairan berpindah ke kapiler -> edema lokal +
adanya fraktur yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah

Pemeriksaan tambahan :
Rontgen thoraks
Rontgen Pelvis
Rontgen Femur sinistra
Kateter : urin jernih keluar sebanyak 50cc
a. Bagaimana interpretasi dari foto rontgen thoraks?
Normal

b. Bagaimana interpretasi dari foto rontgen pelvis?

Interpretasi:
Fraktur komplet linear ramus inferior da superior pubis sinistra dan fraktur
komplet linear ramus inferior pubis dextra dan dislokasi pada sendi
sacroiliaca sinistra
c. Bagaimana interpretasi dari foto rontgen femur sinistra?2,6,10
Fraktur komplet 1/3 proksimal transversal femur sinistra dengan angulasi

d. Apa indikasi pemasangan kateter pada kasus?3,7,11


Alyssa, Zahra
e. Apa makna keluar urin jernih sebanyak 50cc saat pemasangan kateter?4,8,1
Ikhwan :
Menyingkirkan diagnosis adanya perdarahan di uretra dan vesika urinaria
Alyssa:
Urin normal : 0,5-1cc/kgBB =30- 60 cc (normal pada pasien)

Anda mungkin juga menyukai