Anda di halaman 1dari 11

Nama : Prasetya Dwi Anugrah

NIM : 04011381722210
Kelas : Gamma 2017

ANALISIS MASALAH
1. Andre, seorang anak laki-laki berumur 7 tahun dibawa seorang ibu ke klinik pratama di Palembang,
dengan keluhan utama panas tinggi disertai luka memar di seluruh tubuh. Dari info si ibu, Andre
bukanlah anaknya, tetapi seorang anak yang ditemukan tergeletak di trotoar parkir sebuah mall
setelah habis ibu tersebut pulang berbelanja. Kondisi Andre saat ditemukan seorang diri dan
terbaring di trotoar dengan suara mengerang kesakitan, si Ibu dengan naluri keibuan mendekati
Andre dan melihat kondisinya. Pada saat ditanya dimana ibu Andre atau dengan siapa dia datang ke
situ hanya dijawab lirih bahwa dia dibawa ibunya dan diletakkan di trotoar serta langsung ditinggal
oleh ibunya yang tidak tahu pergi kemana. Saat dilihat kondisi Andre cukup menyedihkan dengan
balutan pakaian seadanya dengan tubuh menggigil dan terlihat kaki serta tangannya penuh dengan
luka memar yang membiru.
a. Apa saja jenis- jenis klinik yang ada?
b. Apa fungsi klinik pratama? Cahaya, Athalla, Pras
Jawab
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Tentang Klinik, klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
dasar baik umum maupun khusus yang dilayani dan dipimpin oleh seorang dokter umum.
Setiap klinik mempunyai kewajiban:
- Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan;
- Memberikan pelayanan yang efektif, aman, bermutu, dan nondiskriminasi dengan
mengutamakan kepentingan terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan dan standard prosedur operasional;
- Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan
kepentingan finansial;
- Memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
- Menyelenggarakan rekam medis;
- Melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
- Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
- Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
- Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
- Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
- Memiliki standar prosedur operasional;
- Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
- Melaksanakan fungsi sosial;
- Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan;
- Menyusun dan melaksanakan peraturan internal klinik;
- Memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan tanpa rokok.

c. Bagaimana etiologi luka memar pada anak?


d. Apa saja yang dapat menyebabkan demam tinggi pada anak?
e. Bagaimana tatalaksana awal pada kasus?
f. Apa saja ciri- ciri anak yang mengalami penelantaran? Athalla, Pras, Zahra
Jawab
Berdasarkan pengertian anak terlantar di Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014,
penelantaran anak adalah perilaku pengasuh anak (orang tua, wali, atau orang yang sah
sebagai pengasuh) gagal untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, spiritual, maupun sosial
anak.
Ciri-ciri anak yang mengalami penelantaran yaitu pengasuh anak yang kurang memberikan
perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan anak, tidak memperhatikan kebutuhan makan,
bermain, rasa aman, kesehatan, perlindungan (rumah) dan pendidikan, mengacuhkan anak
hingga tidak mengajak bicara pada anak.
Penelantaran anak adalah kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk tumbuh kembangnya, seperti: kesehatan, pendidikan, perkembangan emosional, nutrisi,
rumah atau tempat bernaung, dan keadaan hidup yang aman yang layaknya dimiliki oleh
keluarga atau pengasuh.
- Kelalaian di bidang kesehatan seperti penolakan atau penundaan memperoleh layanan
kesehatan, tidak memperoleh kecukupan gizi, perawatan medis, mental, gigi dan pada
keadaan lainnya yang bila tidak dilakukan akan dapat mengakibatkan penyakit atau
gangguan tumbuh kembang.
- Kelalaian di bidang pendidikan meliputi pembiaran mangkir (membolos) sekolah yang
berulang, tidak menyekolahkan pada pendidikan yang wajib diikuti setiap anak, atau
kegagalan memenuhi kebutuhan pendidikan yang khusus.
- Kelalaian di bidang fisik meliputi pengusiran dari rumah atau penolakan sekembalinya
anak dari kabur dan pengawasan yang tidak memadai.
- Kelalaian di bidang emosional meliputi kurangnya perhatian atas kebutuhan kasih sayang,
penolakan atau kegagalan memberikan. perawatan psikologis, kekerasan terhadap
pasangan di hadapan anak dan pembiaran penggunaan rokok, alkohol dan narkoba oleh
anak.

g. Apa saja bentuk- bentuk penelantaran pada anak?


Bentuk-bentuk penelantaran anak dapat berupa:
- Physical Neglect (Penelantaran Fisik)
Gagal untuk menyediakan makanan, pakaian sesuai cuaca, pengawasan, rumah yang
aman dan bersih. Penelantaran ini dapat meliputi:
o Abandonment (Pengabaian)
o Expulsion (Pengusiran)
o Shuttling (Pengulangan penelantaran)
o Nutrition Neglect (Penelantaran terhadap nutrisi)
o Clothing Neglect (Penelantaran terhadap pakaian)
o Other Physical Neglect (Higenitas yang tidak adekuat dan kelalaian terhadap kes
elamatan dan kesejahteraan anak)
- Medical Neglect (Penelantaran Medis)
Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan meliputi kegagalan merawat anak dengan
baik misalnya imunisasi, atau kelalaian dalam mencari pengobatan sehingga
memperburuk penyakit anak.
- Educational Neglect (Penelantaran Edukasi)
Kelalaian dalam pendidikan yang meliputi kegagalan dalam mendidik anak untuk
mampu berinteraksi dengan lingkungannya, gagal menyekolahkannya atau menyuruh
anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
- Emotional Neglect (Penelantaran Emosional)
Gagal untuk memberikan dukungan emosional, cinta, dan kasih saying kepada seorang
anak serta paparan anak terhadap pasangan, hewan, atau penyalahgunaan narkoba dan
alkohol.

h. Apa saja dasar hukum yang mengatur penelantaran dan kekerasan anak?
i. Bagaimana peran dokter dalam menghadapi kasus penelantaran dan kekerasan anak?
j. Bagaimana alur pelaporan kasus penelantaran pada anak? Pras, Zahra, Safira, Sharen, Caca,
Loresa
Jawab:

k. Apa kemungkinan dampak dari penelantaran anak?

2. Pada anamnesis Andre menderita demam sejak 5 hari yang lalu disertai batuk dan sesak nafas.
Andre merupakan anak pertama dari 2 (dua) bersaudara. Andre dan adiknya lahir tanpa diketahui
siapa ayahnya dan tinggal di daerah kumuh dengan kondisi ekonomi di bawah rata-rata. Ibu Andre
bekerja sebagai pengamen sekaligus wanita tuna susila sehingga seringkali tidak dapat bertemu
dengan Andre maupun adik Andre. Andre dititipkan dan dirawat oleh kakeknya. Dari kakek ini
Andre sering mendapat perlakuan kekerasan secara fisik dan psikis tanpa alasan yang jelas. Bahkan
tindak kekerasan sering dialami oleh Andre meskipun Andre tidak melakukan suatu kesalahan.
Kekerasan yang dialami oleh Andreantara lain dibentak, dimaki sambil dipukul dengan atau tanpa
menggunakan kayu, ditendang, dibentur-benturkan ke dinding sampai diinjak-injak. Tindak
kekerasan tersebut terus diulangi setiap hari pada waktu tertentu oleh kakek Andre, seakan seperti
sudah dijadwalkan.
a. Apa etiologi batuk dan sesak napas pada kasus?
b. Apa saja faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kekerasan pada anak? Cahaya,
Athalla, Pras
Jawab:
Terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya kekerasan pada anak, antara lain:
- Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, anak
terlalu lugu, memeiliki tempramen lemah, ketidaktahuan anak terhadap hakhaknya, anak
terlalu bergantung kepada orang dewasa. Kondisi tersebut membuat anak mudah
diperdayai.
- Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup, banyak anak.
Kondisi ini banyak menyebabkan kekerasan pada anak
- Keluarga tunggal atau keluarga pecah (broken home), misalnya perceraian, ketiadaan
ibu untuk jangka panjang atau keluarga tanpa ayah dan ibu tidak mampu memenuhi
kebutuhan anak secara ekonomi.
- Keluarga yang belum matang secara psikologis, (unwanted child), anak yang lahir diluar
nikah.
- Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang tua, misalnya
tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguan emosional dan depresi.
- Sejarah penelantaran anak. Orang tua semasa kecilnya mengalami perlakuan salah
cenderung memperlakukan salah anak-anaknya.
- Kondisi lingkungan sosial yang buruk, pemukiman kumuh, tergusurnya tempat bermain
anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi, pandangan terhadap nilai anak
yang terlalu rendah.
Faktor risiko adalah faktor-faktor yang dapat berkontribusi untuk terjadinya suatu masalah
atau kejadian. Faktor risiko terhadap kejadian kekerasan pada anak dapat ditinjau dari 3
aspek yaitu faktor sosial, orang tua dan anak. Faktor pencetus yang mendorong orang tua
melakukan kekerasan pada anak, antara lain:
- Faktor masyarakat/ sosial, yaitu tingkat kriminalitas yang tinggi, layanan sosial yang
rendah, kemiskinan yang tinggi, tingkat pengangguran yang tinggi, adat istiadat
mengenai pola asuh anak, pengaruh pergeseran budaya, stres pada para pengasuh,
budaya memberikan hukuman badan kepada anak, dan pengaruh media massa.
- Faktor orang tua atau situasi keluarga, yaitu riwayat orang tua dengan kekerasan fisik
atau seksual pada masa kecil, orang tua remaja, imaturitas emosi, kepercayaan diri
rendah, dukungan sosial rendah, keterasingan dari masyarakat, kemiskinan, kepadatan
hunian (rumah tinggal), masalah interaksi dengan masyarakat, kekerasan dalam rumah
tangga, riwayat depresi dan masalah kesehatan mental lainnya (ansietas, skizoprenia),
mempunyai banyak anak balita, riwayat penggunaan zat/ obat- obatan terlarang
(NAPZA) atau alkohol, kurang- nya dukungan sosial bagi keluarga, diketahui ada
riwayat child abuse dalam keluarga, kurang persiapan menghadapi stres saat kelahiran
anak, kehamilannya disangkal, orang tua tunggal, riwayat bunuh diri pada orang tua/
keluarga, pola mendidik anak, nilai-nilai hidup yang dianut orangtua, dan kurang
pengertian mengenai perkembangan anak.
- Faktor anak, yaitu, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat, dan anak dengan
masalah/ emosi.

c. Apa dampak jangka pendek dan jangka panjang perlakukan kekerasan fisik dan psikis pada
anak?
d. Apa saja bentuk kekerasan pada anak? (fisik, verbal, psikis jelasin bentuk dan contoh2
masing2nya)
e. Bagaimana ciri- ciri anak yang memendapat kekerasan secara umum?
f. Apa hubungan sosial ekonomi dengan kasus penelantaran dan kekerasan pada anak?
Athalla, Pras, Zahra
Jawab:
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2015 tentang
Standar Lembaga Penyelenggara Rehabilitasi Sosial Tuna sosial. Tuna Susila adalah
seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesame atau lawan jenis secara
berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan
imbalan uang, materi, atau jasa
Kondisi sosial ekonomi dalam hal ini adalah status sang ibu sebagai tunasusila serta
kemiskinan yang dialami keluarga. Andre dan adiknya merupakan anak yang tidak
diinginkan dari pekerjaan sang ibu sebagai tunasusila. Kehadiran kedua anak tersebut dalam
keluarga yang memang dalam kondisi ekonomi yang rendah dianggap menambah beban
keluarga sehingga risiko keluarga dengan kondisi seperti itu untuk melampiaskan amarah
terhadap anak sangat tinggi. Hal ini lah yang mendorong terjadinya penelantaran dan
kekerasan pada anak.

g. Bagaimana alur pelaporan kekerasan fisik dan psikis pada anak?


h. Apa saja hak dasar anak yang harus dipenuhi oleh orangtua?
Jawab:
Kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi oleh orangtua yaitu:
- Fisik-Biologis (asuh)
Meliputi nutrisi, perawatan kesehatan dasar (pemberian ASI ini, ASI Eksklusif,
Makanan pendamping ASI, Immunisasi lengkap penimbangan teratur dan periodik,
kebersihan badan & lingkungan, pengobatan),sandang, pangan, papan, olahraga, dan
bermain/rekreasi.
- Emosi dan kasih sayang (asih)
Merupakan ikatan yang erat, serasi dan selaras antara ibu dan anak yang mutlak
diperlukan pada tahun-tahun pertama kehidupan anak untuk menjamin tumbuh kembang
fisik, mental dan psikososial anak, meliputi: menciptakan rasa aman dan nyaman,
dilindungi, diperhatikan (minat, keinginan, pendapat), diberi contoh (bukan dipaksa),
dibantu, didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi (bukan ancaman/hukuman).
- Pemberian stimulasi (asah)
Merupakan proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan kepada anak. Hal ini harus
dilakukan sedini mungkin, dan sangat penting pada 4 tahun pertama kehidupan.
Stimulasi mental secara dini mengembangkan mental psikososial yaitu kecerdasan, budi
luhur, moral dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas,
produktivitas, dan lainlain. Kebutuhan akan stimulasi mental dapat diberikan baik secara
formal, informal maupun non-formal.

3. Perlakuan kekerasan tersebut dilakukan pula kepada adik Andre bahkan ibu Andrepun seringkali
melakukan kekerasan fisik terhadap Andre dan adiknya. Perlakuan kekerasan yang dialami oleh
Andre dan adiknya dilakukan agar mendapatkan uang serta simpati dari orang lain. Cara yang
dilakukan adalah membawa Andre ke jalanan dalam kondisi penuh luka untuk meminta-minta atau
mencari sumbangan dengan alasan memerlukan uang untuk membawa Andre berobat. Kakek
maupun ibu Andre tidak memperdulikan kondisi fisik maupun psikologis yang dialami oleh Andre.
Semakin Andre luka parah maka semakin banyak pula uang yang didapatkan sehingga ketika luka
fisik Andre mulai mengering, perlakuan kekerasan kembali dialami oleh Andre. Beberapa waktu
lalu adik Andre akhirnya meninggal karena menderita patah tulang punggung.
a. Apa dasar hukum eksploitasi anak?
b. Apa saja kriteria eksploitasi pada anak? Pras, Zahra, Pras
Jawab:
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak pasal 66 Ayat 3, Eksploitasi anak oleh orangtua atau pihak lainnya
adalah menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta
melakukan eksploitasi ekonomi atau seksual terhadap anak. Eksploitasi pada anak dapat
berupa:
Eksploitasi fisik
- Penyalahgunaan tenaga anak untuk dipekerjakan demi keuntungan orangtuanya atau
orang lain seperti menyuruh anak bekerja dan menjuruskan anak pada pekerjaan-
pekerjaan yang seharusnya belum dijalaninya.
- Eksploitasi sosial
Segala sesuatu yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan emosional anak.
Dapat berupa kata-kata yang mengancam atau menakut-nakuti anak, penghinaan anak,
penolakan anak, menarik diri atau menghindari anak, tidak memperdulikan perasaan
anak, perilaku negatif pada anak, mengeluarkan kata-kata yang tidak baik untuk
perkembangan emosi anak, memberikan hukuman yang ekstrim pada anak seperti
memasukkan anak pada kamar gelap, mengurung anak dikamar mandi, dan mengikat
anak.
- Eksploitasi seksual
Keterlibatan anak dalam kegiatan seksual yang tidak dipahaminya. Dapat berupa
perlakuan tidak senonoh, dari orang lain, kegiatan yang menjurus pada pornografi,
perkataan-perkataan porno, membuat anak malu, menelanjangi anak, prostitusi anak,
menggunakan anak untuk produk pornografi dan melibatkan anak dalam bisnis
prostitusi.
c. Apa dasar hukum kekerasan yang hingga menyebabkan anak meninggal dunia?

4. Pada pemeriksaan fisis didapatkan anak terlihat lemah, ketakutan, menggigil, tampak sangat
kurus(terlihat sangat pendek dan sangat kurus dari anak seusianya), nadi: 110 x/menit (isi dan
tegangan kurang), RR: 30 x/menit, T: 38,80C. Tidak mampu duduk lama, inginnya berbaring saja.
Rambut warna kuning dan jarang. Konjungtiva pucat, bibir kering dan pecah-pecah, tampak retraksi
supra klavikula, interkostal dan epigastrium, tidak ada wheezing, terdengar ronki basah halus
nyaring pada kedua lapangan paru. Tampak hematom di ekstremitas inferior dan superior, dan
abdomen. Tampak luka laserasi pada telapak tangan kanan. Tampak jejas bentuk setrika yang
menghitam pada punggung. Tanda-tanda fraktur tidak ditemukan. Genital tidak ditemukan
kelainan. Pemeriksaan perkembangan dengan menggunakan KPSP didapatkan sesuai dengan anak
usia 5 tahun pada semua sector perkembangan.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik anak pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas pemeriksaan fisik keadaan umum dan tanda vital?
Cahaya, Athalla, Pras
Jawab:
Keadaan Umum
- Lemah
Lemah terjadi karena kurangnya asupan makanan sehingga kurangnya energi yang
diperlukan untuk beraktifitas. Dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang rendah. Bisa juga
dikarekan oleh terjadi penurunan nafsu makan.
- Ketakutan
Ketakutan pada anak merupakan dampak dari kekerasan fisik dan psikososial yang
dialami anak tersebut. Pada kasus, ketakutan yang dialami dikarenakan kekerasan psikis
yang diterimanya dari ibu dan kakeknya sehingga menyebabkan afek sedih dan juga
penurusan kepercayaan diri serta menjadi takut dengan lingkungan sekitar.
- Menggigil
Penigkatan set point suhu diotak menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah yang
mengakibatkan menggigil.
- Tampak Sangat Kurus (terlihat sangat pendek dan sangat kurus dari anak
seusianya)
Dapat disebabkan oleh kekurangan gizi (malnutrisi) sehingga tubuh kekurangan asupan
energi dan protein. Tanpa protein dan sumber energi lain yang memadai, maka fungsi
organ tubuh akan terganggu, tubuh mudah mengalami luka atau cedera, cepat lelah serta
pertumbuhan tubuh menjadi tidak sempurna.

Tanda Vital
- Nadi 110x/menit (isi dan tegangan kurang)
Pada kasus ini takikardi disebabkan oleh adanya infeksi pernapasan yang berat sehingga
akan berdampak pada kebutuhan oksigen yang meningkat menyebabkan tubuh
berkompensasi untuk meningkatkan denyut jantung.
Pajanan terhadap patogen + gizi kurang  Infeksi kuman (virus,bakteri, jamur) di
traktur respiratorius  reaksi peradangan pada Bronkus dan alveolus  edema pada
bronkus  bronkus spasme  Hambatan jalan napas  Takikardi
- Respiratory Rate 30x/menit (Batas Atas)
Pada kasus ini takipneu disebabkan oleh adanya infeksi pernapasan dimana terjadi
gangguan ventilasi (bronkokonstruksi) diakibatkan oleh sekret yang dihasilkan dari
inflamasi pada infeksi pada pneumonia sehingga akan meningkatkan kerja penapasan
untuk memenuhi kebutuhan oksigen (kompensasi tubuh).
- Temperatur 38,3oC
Pada kasus ini Andre yang menderita kekurangan gizi sehingga rentan terhadap penyakit,
salah satunya adalah infeksi pernapasan berat. Untuk melawan infeksi tubuh akan
mengeluarkan pirogen endogen sehingga mengeluarkan prostaglandin dan akan
meningkatkan suhu tubuh di pusat hipotalamus. Demam pada kasus merupakan tanda
infeksi saluran nafas (bronkopneumonia).
Efek sistemik akibat infeksi  fagosit melepaskan bahan kimia yang disebut endogenus
pirogen  zat terbawa aliran darah hingga sampai hipotalamus  maka suhu tubuh
akan meningkat dan meningkatkan kecepatan metabolisme  demam.

c. Bagaimana makna anak tidak mampu duduk lama, inginnya berbaring saja?
d. Bagaimana makna rambut warna kuning dan jarang?
e. Bagaimana mekanisme konjungtiva pucat, bibir kering dan pecah-pecah?
f. Bagaimana makna dan mekanisme tampak retraksi supra klavikula, interkostal dan
epigastrium, terdengar ronki basah halus nyaring pada kedua lapangan paru? Athalla, Pras,
Zahra
Jawab:
- Tampak retraksi supra klavikula, intercostal, dan epigastrium
Retraksi dikarenakan adanya peningkatan usaha nafas yang dilakukan sebagai respon dari
kesulitan bernafas yang dialami. Adanya infeksi saluran pernapasan menyebabkan kerja
napas meningkat sehingga otot diafragma membutuhkan bantuan ekstra dari otot-otot
tambahan seperti otot intercostal, supraklavikula dan epigastrium, akibatnya otot-otot
tersebut bekerja lebih keras dari biasanya, sehingga tampak seperti membentuk sela iga
yang cukup dalam.
- Terdengar ronki basah halus nyaring pada kedua lapangan paru
Ronki adalah bunyi nafas tambahan yang dihasilkan karena adanya pergerakan atau
gerakan mukus dengan udara yang lewat, konsistensi mukus yang tidak solid
menyebabkan sedikit vibrasi dan menghasilkan bunyi rhonki yang seperti bunyi suara
berisik yang terputus. Ronki basah halus ditemukan pada alveolus yang mengindikasi
adanya edema, pneumonia dan ARDS. Ronki pada kasus ini disebabkan oleh
hipereksresi mukus dari infeksi pernapasan.
Suara nafas tambahan khas yang ada pada pneumonia yang dihasilkan dari suara udara
yang melewati cairan pada paru (sekret) yang terdapat karena adanya peradangan yang
menyebabkan infeksi

g. Bagaimana mekanisme tampak hematom di ekstremitas inferior dan superior, dan abdomen.
Tampak luka laserasi pada telapak tangan kanan. Tampak jejas bentuk setrika yang
menghitam pada punggung?
h. Apa makna tidak terdapat wheezing, tanda fraktur tidak ditemukan, dan kelainan genital
tidak ditemukan?
i. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas pemeriksaan KPSP?

Anda mungkin juga menyukai