Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Transient Tachipnea Of Newborn (TTN) atau sering juga disebut Transient


Respiratory Distress of the Newborn (TRDN) adalah penyakit self-limited diseases yang
terjadi pada banyak bayi di seluruh dunia dan dihadapi oleh semua dokter yang merawat
bayi baru lahir.

Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi
bayi. Hal itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus) dengan
kehidupan sekarang (ektrauterus) yang sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan dengan
menjadi lebih sulit untuk dilaluinya.

Bayi baru lahir dengan TTN beberapa jam pertama kehidupan dengan tachipnea,
terjadi peningkatan kebutuhan oksigen, yang tidak mencerminkan retensi karbon
dioksida. Ketika mengelola TTN yang baru lahir, mengamati tanda- tanda penurunan
klinis yang mungkin dipikirkan diagnosis lain dalam gangguan respiratory distress
lainnya adalah sangat penting.

Di RS Hermina Bekasi bayi dengan TTN periode Mei - Juli 2019 mencapai 39
angka 1,6% dari total angka kelahiran 658. Karena kasus TTN dari jumlah kelahiran
selama 3bln, kasus TTN cukup banyak.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melakukan aplikasi secara langsung asuhan keperawatan pada By.Ny N dengan
TTN
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan kasus ini adalah agar penulis mampu:
a. Penulis mampu menjelaskan konsep dasar mengenai TTN
b. Penulis mampu melalukan pengkajian pada pasien dengan TTN
c. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien TTN

1
d. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
TTN
e. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan TTN
f. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah TTN

2
BAB II

KONSEP DASAR

A. MEDIS

I. Definisi

Transient Tachipneu Of New Born ( TTN) adalah gangguan pernafasan pada bayi
baru lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangsung short lived ( < 24 jam)
dan bersifat self-limited serta terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah
kelahiran, baik pada bayi prematur maupun pada bayi matur( lahir aterm).
(Brooker,2010).

Transient Tachipneu Of Newborn ( TTN) adalah gangguan nafas ringan pada


waktu lahir tanpa gejala-gejala, biasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh
sendiri tanpa pengobatan. (buku ajar Neonatologi IDAI)

Transient Tachipneu Of Newborn( TTN) adalah keadaan bayi baru lahir


mengalami pernafasan yang cepat .> 60x/mnt dan butuh usaha tambahan dari normal
karena kondisi di paru–paru Sekitar 1% dari bayi baru lahir mengalami hal ini dan
umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal.
(Stefano,2011).

II. Etiologi

Transient Tachipnea Of Newborn ( TTN) disebut juga wet lungs atau


respiratory distress tipe II yang dapat didiagnosis beberapa jam setelah lahir. TTN
tidak dapat didiagnosis sebelum lahir. TTN dapat terjadi pada bayi prematur (paru –
paru bayi prematur belum cukup matang) ataupun bayi cukup bulan. Penyebab TTN
lebih dikaitkan dengan beberapa faktor resiko yang meningkatkan kejadian TTN pada
bayi baru lahir.

3
Faktor resiko TTN pada bayi baru lahir diantaranya:

1. Lahir SC tanpa didahului HIS, atau proses kelahiran yang terjadi sangat
cepat akan mengganggu pembersihan cairan dalam paru.
2. Pengikatan tali pusat terlambat menyebabkan darah plasenta masuk ke bayi
sehingga menyebabkan tekanan vena sentral meningkat
3. Lahir dari ibu diabetes / makrosomia
4. Persalinan lama
5. Ibu mendapat sedasi berlebihan
6. Pemberian cairan berlebihan pada ibu menjelang persalinan
7. Bayi kecil untuk usia kehamilan ( small for gestasional age )

III. Tanda dan Gejala

1. Umumnya neonatus hampir cukup bulan atau cukup bulan


2. Takipnea RR> 60x/mnt terjadi dalam 2 – 6 jam setelah lahir
3. Sianosis ringan
4. Retraksi subkostal/interkostal ringan
5. NCH (Napas Cuping Hidung)
6. Merintih/ granting
7. Tidak ditemukan tanda – tanda penyakit lain ( penyakit jantung, kelainan SSP,
hematologik, metabolik)
8. TTN ringan gejala akan membaik setelah 12 – 24 jam
9. TTN berat gejala akan membaik setelah>72 jam
10. Jarang memerlukan O2>40% bayi dapat mempertahankan PO2 dengan udara
ringan

IV. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

4
a. AGD biasanya akan memperlihatkan hipoksia dan asidosis respiratorik yang ringan.
Jika ada hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55mmhg). Extreme hipercarbia sangat
jarang terjadi tetapi jika terjadi merupakan indikasi untuk mencari penyebab lain.
b. Darah tepi lengkap untuk menyikirkan infeksi

2. Radiologi thorax, berikut gambaran khas pada TTN :

a. Hiperexpansi paru, khas pada TTN


b. Garis prominen di perihiler
c. Pembesaran jantung ringan hingga sedang
d. Diafraghma datar, dapat diihat dari lateral
e. Cairan difisura minor dan perlahan akan terdapat di ruang an pleura
f. Prominent pulmonary vascular markings

5
Sebuah foto thoraks anteroposterior terlentang bayi baru lahir dengan TTN. Perhatikan
penampilan retikuler atau patchy infiltrat atau gambaran infiltrat yang halus pada kedua lapang
paru secara homogen dan tersebar meratadengan cairan interstisial ringan kardiomegali

V. Patofisiologi

Sebelum lahir paru – paru bayi terisi dengan cairan. Saat di dalam kandungan, bayi tidak
menggunakan paru – parunya untuk bernapas. Bayi mendapat oksigen dari pembuluh darah
plasenta. Saat mendekati kelahiran, cairan di paru – paru bayi mulai berkurang sebagai
respon dari perubahan hormonal. Cairan juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan
lahir ( tekanan mekanis terhadap thoraks). Setelah lahir bayi mengambil napas pertamanya
dan paru – paru terisi udara dan cairan di paru – paru didorong keluar. Cairan yang masih
tersisa kemudian dibatukkan atau diserap tubuh secara bertahap melalui sistem pembuluh
darah atau sistem limpatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan yang masih terdapat di
paru – paru atau pengeluaran cairan dari paru – paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami
kesulitan untuk menghirup oksigen secara normal. Kemudian bayi bernafas lebih cepat dan
lebih dalam untuk mendapat cukup oksigen ke paru – paru.

6
PATHWAY MEDIS (sumber : SAK TTN HHG)

Transient Tachpnea Of New Born (TTN)

SC
Persalinan lama
Ibu mendapat sedasi
Ibu DM

Keterlambatan penyerapan melalui


ductus thorachikus
Keterlambatan penyerapan pembersihan cairan paru
janin oleh sistem limpatik paru sentral

Tekanan vena sentral


meningkat

Terdapat sisa cairan di paru-paru

Meningkatnya volume cairan di paru-


paru

7
Tekanan paru meningkat

Ekspansi paru tidak adekuat & retensi


saluran napas meningkat

Distres nafas

Rongent thorax/ baby gram


Ventilasi alveoli menurun

Pemeriksaan laboratorium:
Darah tepi, AGD
Asidosis respiratorik

Gagal nafas
Kematian

8
VI. Penatalaksanaan

1. Perawatan medis dari TTN adalah terapi suportif


2. Therapi oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen arterial normal, dengan
menggunakan penilaian down score.
3. Pertahakan suhu bayi normal dan perawatan minimal handling
4. Jika bayi tetap berusaha keras untuk bernafas meskipun oksigen sudah diberikan
maka dapat digunakan CPAP ( Continous Positive Airway Pressure) untuk
memberikan udara bertekanan ke paru – paru tetap terbuka selama pernafasan
5. Pemberian nutrisi dan cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan
mempertahankan kadar gula normal
6. Setelah bayi pulih dari TTN umumnya bayi akan pulih sepenuhnya, inilah syarat
bayi boleh dipulangkan dan berikan edukasi kepada ibu.

VII. Komplikasi

1. Hipoksia karena penanganan yang lama, akibatnya terjadi kekurangan oksigen pada
organ – organ vital ( otak,jantung, paru dan ginjal)
2. Asidosis metabolic (hipoglikemia, hipotermia)

B. KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Apakah riwayat ibu saat hamil menderita infeksi
b. Apakah cara persalinan secara SC
c. Adakah riwayat persalinan lama dan APGAR score yang rendah
d. Adakah riwayat kelahiran premature atau matur
e. Adakah riwayat asfiksia atau distress pernafasan pada janin

2. Data Objektif
a. Keadaan umum, mencakup: gerakan bayi aktif/tidak, menangis kuat/tidak
b. Tanda – tanda Vital: suhu, nadi, respirasi

9
c. Sistem haemodinamik: Perfusi jaringan, CRT
d. Sistem pernapasan:Takipnea, retraksi, NCH, sianosis, grunting, penurunan udara
masuk, SPO2
e. Sistem gastrointestinal :BB turun, muntah,kembung, bising usus, residu, reflex
hisap
f. Pemeriksaan penunjang :Nilai AGD, rongent thoraks/ baby gram

10
PATWAY KEPERAWATAN TTN

Sumber : Sak TTN HHG


Transient Tachpnea Of New Born (TTN)

SC
Persalinan lama
Ibu mendapat sedasi
Ibu DM

Keterlambatan penyerapan pembersihan cairan


paru janin oleh sistem limpatik paru

Terdapat sisa cairan di paru-paru

Tekanan vena sentral


meningkat

Tekanan paru meningkat

Resti infeksi

11
Meningkatnya volume cairan di paru-paru

Ekspansi paru tidak adekuat &


retensi saluran napas meningkat
Dx. Tidak efektif
pola napas

Ventilasi alveoli menurun

Hipoksemia
Dx. Gang. Pemenuhan Keb. nutrisi

Asidosis respiratorik

Dx. Gang.
Pertukaran gas

Distres nafas

Perubahan kondisi
12 Cemas OT
bayi
Gagal nafas
Kematian

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

PERENCANAAN
TUJUAN &
NO DIAGNOSA
KRITERIA TINDAKAN RASIONAL
HASIL
I □Resti □Aktual Tidak Setelah  Observasi k/u dan TTV 1. Perubahan k/u dan TTV
efektif pola nafas b.d :Ekspansi dilakukan klinis bayi memerlukan tindakan yang berbeda
paru yang tidak adekuat tindakan
 Pertahankan suhu
Ditandai dengan: keperawatan 2. Agar tidak terjadi hipotermi
lingkungan bayi thermal
DS ; - dengan kriteria
neutral
DO : waktu yang telah
 KU : ditentukan pola  Atur posisi bayi semi 3. Untuk mempertahankan jalan
napas kembali ekstensi nafas tetap terbuka
 RR
efektif.
 Sesak  Observasi tanda – tanda
Kriteria hasil: 4. Adanya perubahan
 Sianosis  KU baik distress nafas

 Retraksi  Tanda–tanda  Berikan pendidikan


distress nafas 5. Mencegah terjadinya infeksi
 Merintih tidak ada kesehatan tentang

 Air antry perawatan minimal


 Saturasi
oksigen 88 – handling
 Down score 92 %  Berikan oksigen sesuai
6. Agar paru mengembang
 Hasil Rongent/baby  RR 40 – 60 kebutuhan
gram x/mnt maksimal

 Kolaborasi Pemeriksaan
laboratorium : AGD,
GDS, hematologi rutin 7. Untuk mentukan therapi yang

13
 Pemeriksaan foto akan diberikan
thorax atau baby gram

 Berikan terapi sesuai


program dokter

II □ Resti □ Aktual Gangguan Setelah  Kaji adanya tanda- 1. Perubahan k/u dan TTV
pertukaran gas dilakukan tanda memerlukan tindakan yang berbeda
b.d: □Akumulasi tindakan distress napas
cairan dalam alveolar keperawatan
 Pertahankan jalan napas
Data subyektif :- dengan kriteria
tetap terbuka
Data obyektif : waktu yang telah
 Sesak ditentukan
 Ukur TTV
 Sianosis pertukaran gas 2. Memonitor keadaan pasien
 Monitor Saturasi
 NCH adekuat
oksigen
 Retraksi  Tanda – tanda 3. Untuk membuka jalan nafas
 Berikan penkes tentang
 SPO2 distress napas
kebutuhan
tidak ada
 Nilai AGD oksigen bayi
 Pernapasan
normal RR 40  Kolaborasi Pemberian
– 60x/menit terapi oksigen 4. Untuk menentukan tindakan yang
 Saturasi  Pemeriksaan AGD akan diberikan
oksigen 88 –
92%
 Nilai AGD
dalam batas
normal

III □Resti □Aktual Gangguan Gangguan  Kaji adanya tanda – 1. Memonitor keadaan pasien
pemenuhan kebutuhan nutrisi pemenuhan tanda NEC seperti
kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan muntah, kembung,
b.d : nutrisi kurang cairan NGT
□ Intake oral yang tidak dari keutuhan kecoklatan atau darah
adekuat tubuh  Timbang BB pasien 2. Observasi kebutuhan nutrisi
□ Intoleransi nutrisi □ Teratasi setiap hari
Ditandai dengan: □ Tidak  Auskultasi BU setiap

14
DS:- terjadi sebelum minum 3. Mencegah terjadinya kembung
DO: Setelah dilakuan  Ukur lingkar perut
 BBL tindakan pada tempat yang
 BB sekarang keperawatan sama setiap shif atau
 Penurunan BB sesuai dengan setap hari

 Muntah waktu yang telah  Evaluasi cairan

 Kembung ditentukan. lambung atau residu 4. Untuk menghitung intake output


 BB tidak turun bila terpasang NGT
 BU
> 10%  Berikan nutrisi
 Residu
 Abdomen adekuat
 Reflek hisap
lembek,  Beri penidikan 5. Agar nutrisi tercukupi
kembung tidak kesehatan ke OT
ada tentang pemberian 6. Memberikan informasi tentang
 Muntah tidak minum pentingnya nutrisi
ada  Libatkan OT untuk
 Bising usus pompa ASI
aktif  Kolaborasi 7. Agar memenuhi kebutuhan

 Residu tidak Pemberian nutrisi pasien.

ada parenteral
 Refleks hisap
baik

IV □ Resti □ Aktual Infeksi  Kaji adanya tanda- 1. Adanya perubahan kondisi pasien
Terjadinya infeksi b.d: □ Teratasi tanda infeksi lokal
□Transmisi mikrorganisme □ Tidak terjadi atau sistemik seperti
dari ibu ke bayi Setelah klinis

15
Ditandai dengan : dilakukan kuning,tangisan
DS: tindakan melengking, letargi,
□ Orang tua mengatakan ada keperawatan peningkatan suhu
riwayat keputihan dengan kriteria tubuh.
DO: waktu yang telah  Cuci tangan sebelum
 Tangis kuat ditentukan. dan sesudah megang 2. Mencegah terjadinya infeksi
 Gerak aktif  Tidak ada bayi
 Suhu tanda-tanda  Lakukan perawatan
 HR infeksi lokal minimal handling 3. Agar terhindar dari infeksi

 RR dn sistemik  Lakukan tindakan


seperti : septik dan aseptik 4. Mengurangi terjadinya infeksi
 Leukosit
Letargi, klinis dalam melakukan pada pasien
 Ketuban pecah dini
kuning, tindakan invasive
 Warna ketuban
tangisan  Ganti alat-alat
 Letargi
melengking kesehatan sesuai
 Klinis
 TTV dalam prosedur RS
 IT Ratio
batas normal  Berikan penkes
 Hasil lab IT tentang tanda-tanda 5. Menginformasikan tentang tanda-
ratio dan CRP infeksi tanda infeksi
normal, kultur  Libatkan keluarga
darah normal dalam mencuci
tangan sebelum dan
sesudah memegang
bayi
 Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemeriksaan lab,
kultur darah, IT
ratio, CRP, Darah
tepi.antibiotik

V Cemas pada OT b.d : Cemas OT  Kaji tingkat kecemasan 1. Membantu dan menentukan
□Kondisi kesehatan anak berkurang OT koping
Ditandai dengan : setelah dilakukan
 Bantu orangtua untuk
DS : tindakan 2. Menurunkan stimulasi yang
mengekpresikan
□ OT mengatakan cemas keperawatan berlebihan dapat mengurangi

16
terhadap kondisi anaknya dengan kriteria kecemasannya kecemasan
DO : waktu yang telah 3. Peran serta keluarga sangat
 rasa takut terhadap
 OT tampak cemas ditentukan membantu menentukan koping
kondisi anak mereka
 Ekspresi muka tegang  OT
mengatakan  Informasikan kepada 4. Menginformasikan setipa
 Menanyakan tentang
kondisi anaknya cemasnya orang tua bahwa perubahan tentang kondisi pasien.
bekurang perawat akan selalu
ada saat orang tua
 Ekspresi
membutuhkan
wajah OT
dukungan dan
tidak cemas
informasi serta berikan
 Orang tua
informasi mengenai
mau terlibat
perawatan yang akan
daa
diberikan
perawatan
anaknya  Dampingi orangtua
saat diberikan
informasi mengenai
kondisi dan
penatalaksanaan medis
oleh dokter

 Libatkan orangtua
dalam perawatan
anaknya
5. Mengurangi tingkat cemas OT
 Kolaborasi dengan
dokter untuk
memberikan informasi

4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesifik ( Lyer et al. 1996, dalam nursalam 2010). Tujuan dari implementasi adalah
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan

17
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping
(Nursalam, 2010).

5. EVALUASI
Evaluasi adalah sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik
pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka perawat dapat menentukan efektifitas asuhan keperawatan
(Nursalam,2010).
Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu :
1. Proses ( Formatif)
Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan mencakup pengkajian respon dari tindakan yang
telah diberikan
2. Hasil Sumatif
Fokus evaluasi ini adalah perubahan prilaku atau setatus kesehatan klien pada ahir
tindakan keperawatan dan dilaksanakan pada ahir asuhan keperawatan yang
dijelaskan dalam hasil yang diterpkan dengan data- data berikut :
S : Subyektif, merupakan respon verbal yang perawat dapatkan dari ungkapan klien
atau keluarga
O : Obyektif, merupakan respon yang perawat dapatkan dari hasil pemeriksaan fisk
dengan mengguankan metode insfeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
A: Analisa, merupakan penilaian apakah masalah teratasi, belum teratasi dan teratasi
sebagian.
P : Planning, merupakan proses lanjut dari perawat apakah intervensi perlu
dilanjutkan atau tidak.

18
BAB III
LAPORAN KASUS

RESUME PASIEN
Nama Pasien : By ny. N-Tn. E
Usia : 6 hari / tanggal lahir 30/07/19
Ruangan : NICU RS Hermina Bekasi
Jenis Kelamin : Laki- laki
No. R.M : C. 58. 48. 81

Riwayat Lahir

 Bayi Lahir SC a/i letak lintang dari ibu G1 P0 A0 H.39 minggu .Bayi lahir langsung
menangis, lilitan tali pusat tidak ada, ketuban hijau encer. Apgar Score 9/10, jenis
kelamin laki-laki. Down score 3 (RR 61x/m, retraksi ringan, merintih terdengar dgn
stetoskop)
 imunisasi tidak ada.golongan darah bayi B/+. Skala nyeri 0.
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. Ny. N
b. Umur / Tanggal lahir : 6 hari
c. No CM : C. 58. 48. 81
d. Suku Bangsa : Jawa

19
e. Alamat : Cakung
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. E
b. Umur : 35 Tahun
c. Pekerjaan : Karyawan Swasta
d. SukuBangsa : Jawa
e. Alamat : Cakung

3. Tiba di ruangan tanggal: 30/07/19 (di Perina) Pukul:22.45WIB


Pengkajian diperoleh dari: Tn. E
Tgl/Jam pengkajian:30/07/19 jam 22.50 (di Perina)
Cara masuk:  Menggunakan isolet transport Couve Infant Warmer  Digendong
 Box bayi

4. Asal masuk :IGD Poliklinik Rujukan dr spesial/RS Luar/bidan/klinikOK


VK
5. Penanggung jawab : Tn. E
6. Usia : 35 tahun
7. Pekerjaan : Pegawai swasta
8. Suku bangsa : Jawa
9. Keluhan utama : merintih terdengar dgn stetoskop, retraksi minimal,RR 61x/m
10. Riwayat obstetrik : P1AoUsia gestasi : 39 minggu
11. Pernah di rawat :  Ya  Tidak
Status gizi ibu : Baik Buruk
12. Obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan: Tidak ada Ada
13. Kebiasaan ibu : Merokok Minum Jamu Minuman beralkohol Tidak ada
14. Riwayat persalinan :SC Spontan Kepala /Bokong VE FORCEP  presentasi
Kepala
Ketuban: Jernih Hijau encer/kental Meconium Darah Putih keruh lain-lain

20
Volume : Normal OligohidramnionPoligohidramnion, APGAR SCORE: 9/10
Antropometri BBL : BB: 2514 gr, PB: 46 cm, LK:34 cm, LD:32 cm, LP:31 cm
15. Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada Ada:Diabetes Kanker AsthmJantung
Lain-lain ____________
16. Riwayat tranfusi darah : Tidak Ya, kapan Timbul reaksi Tidak/Ya __
17. Riwayat imunisasi : Tidak Ya, sebutkan :___
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :Tampak Tidak Sakit Sakit Ringan Sakit Sedang Sakit Berat
2. Kesadaran :Compos Mentis Apatis SomnolenSopor Sopor Coma Coma
3. GCS :E4M6V5
4. Tanda Vital:Sh: 36,7C, Nadi: 142 x/m, RR: 61x/mnt, SpO2:98% ,TD : 73/47(58)mmHg,
Down Score: 3
Berat badan : BB: 2514 gr, PB: 46 cm, LK: 34 cm, LD:32 cm, LP:31 cm
5. Gol darah/Rh (Bayi) :A B O AB Rh: Positif Negatif
Gol darah/Rh (Ibu) :A B O AB Rh: Positif Negatif (OT tdk diperiksa)
Gol darah/Rh (Ayah) :A B O AB Rh: Positif Negatif (OT tdk diperiksa)
Pengkajian Persistem :
Sistem Susunan Gerak bayi: Cukup Aktif Kurang Aktif
Syaraf Pusat UUB : Datar Cekung Tegang Menonjol Lain
Kejang : Tidak Ada Ada kejang
Reflek : Moro Menelan Hisap Babinski Rooting
Lain-lain
Tangis bayi:  Kuat Melengking Lain-lain
Sistem Posisi mata: Simetris Asimetris
Penglihatan Besar Pupil: Isokor Anisokor
Kelopak mata: TAK Edema Cekung Lain-lain
Konjungtiva: TAK Anemis Konjungtivitis Lain-lain
Sklera : TAK Ikterik Perdarahan Lain-lain

21
Sistem TAK Asimetris Serumen Keluar Cairan Tidak ada
Pendengaran Lubang Drum Lain-lain
Sistem Penciuman TAK Asimetris Pengeluaran Cairan Lain-lain
Sistem Warna Kulit: Kemerahan Sianosis Pucat Lain-Lain
Cardiovaskuler Denyut Nadi: Teratur Tidak Teratur Frekuensi
120X/Mnt
Sirkulasi : Akral Hangat Akral Dingin CRT: <3 Detik
Pulsasi : Kuat Lemah Mur-Mur Lain-Lain
Sistem Pernafasan Pola nafas: Normal:_x/menit, Bradipneu:__x/menit,
Takipneu: 61x/m
Jenis pernafasan: Pernafasan Dada Pernafasan Perut
Alat bantu nafas (O2 0,5 lpm) selanjutnya
NCPAP+ FiO2 30%
Irama Nafas: Teratur Tidak Teratur
Retraksi : Tidak Ada Ringan Sedang Berat
Air Entri : Udara masuk Penurunan udara masuk
Tidak ada udara masuk
Merintih : Tidak ada Terdengar dengan stetoskop
Terdengar tanpa stetoskop
Suara Nafas: Vesikuler Wheezing Ronchi Stridor
Sistem Mulut : Tidak ada kelainan Simetris Asimetris Mucosa
Pencernaan mulut kering Bibir pucat Lain-lain :Tidak ada
Lidah : Tidak ada kelainan Kotor Gerakan asimetris
Lain-lain
Oesofagus: Tidak ada kelainan Lain-lain
Abdomen : Supel Asites Tegang Bising usus: 8-10
x/mnt
BAB : Normal Konstipasi Melena Colostomy Diare,

22
frekuensi: 2-4x/24jam BAB pertama,
tgl/jam:31/07/19 jam 08.00 wib
Warna : Kuning Dempul Coklat Hijau Lain-lain
meco
Sistem BAK : Normal,5-6x/hariUrin menetes Sakit Ya/Tidak
Genitourinaria Oliguri BAK pertama, tgl/jam: 31/07/19 jam 12.00
Warna : Jernih Kuning Kuning pekat Lain-lain
Sistem Laki-laki : Normal Hipospadia Epispadia Fimosis
Reproduksi Hidrokel Lain-lain:
Jenis Kelamin: Perempuan
: Normal Keputihan Vagina skintag Lain-lain:__
Sistem Integument Vernic kaseosa:  Ada Tidak ada Lain-lain

Lanugo : Tidak ada Banyak Tipis Bercak-bercak


tanpa lanugo Sebagian besar tanpa lanugo
Warna : Pucat Ikterik Sianosis Normal Lain-lain
Turgor : Baik Sedang Buruk
Kulit : Normal Rash/kemerahan Lesi Luka
Memar Ptechie Bulakering
Kriteria Resiko dekubitus: Jaringan/elastisitas kulit kurang
Immobilisasi Dirawat di NICU/PERINATOLOGI
(Bila satu/lebih kriteria di atas, lakukan pengkajian dengan
menggunakan formulir pengkajian resiko
dekubitus)
Sistem Lengan: Fleksi Ekstensi Pergerakan aktif Pergerakan
Muskuloskeletal kurang aktif Lain-lain________
Tungkai: Fleksi Ekstensi Pergerakan aktif Pergerakan
kurang aktif Lain-lain________
Rekoil telinga: Rekoil lambat Rekoil cepat Rekoil segera

23
Garis telapak kaki: Tipis Garis transversal anterior Garis
2
/3 anterior Seluruh telapak kaki

B. Spiritual
Agama :Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Lain-lain____________
Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap:
Tidak Ya, sebutkan alasannya: ____
Konflik antara kepercayaan spiritual dengan ketentuan system kesehatan
Bimbingan rohani Tidak ada ___

C. Status psikologi (orangtua)


Tenang Cemas Sedih Depresi Marah Hiperaktif Mengganggu sekitar Lain-lain…

D. Kenyamanan/pengkajian nyeri (asesmen nyeri) pada usia 28 hari s/d 1 tahun


Nyeri :Tidak ada Ada < skala nyeri ____, Tipe: Akut Kronik, diskripsi_____________
Frekuensi: Jarang Hilang timbul Terus menerus Lama, nyeri ______________________

Penilaian nyeri pada bayi dengan FLACCS (Face, Lega, Activity, Cry, Concolabiloty)
Lokasi Hasil Pemantauan Skore Hasil
Score
Wajah Tidak ada ekspresi khusus (seperti senyum) 0 0
Kadang meringis/ mengerutkan dahi, rahang 1
Sering/terus menerus mengerutkan dahi, rahang 2
mengatup, dagu bergetas
Ektremitas Posisi normal/relaks 0 0
Tidak tenang, gelisah, tegang 1
Menendang/ menarik kaki 2
Gerakan Berbaring tenang, posisi normal, bergerak mudah 0 0

24
Menggeliat-geliat, bolak balik berpindah, tegang 1
Posisi tubuh meringkuk, kaku/spasme atau 2
menyentak
Menangis Tidak menangis 0 0
Merintih, merengek, kadang mengeluh 1
Menangis tersedu-sedu, terisak-isak, menjerit 2
Kemampuan Senang, relaks 0 0
ditenangkan Dapat ditenangkan dengan sentuhan, pelukan, atau 1
berbicara, dapat dialihkan
Sulit/tidak dapat ditenangkan, sentuhan, atau 2
distraksi
TOTAL 0 0
Nama dan tanda tangan yang melakukan asesmen Sr. P
Jika terdapat nyeri, lakukan observasi lanjutan dengan menggunakan formulir observasi
pasien nyeri

E. Kebutuhan komunikasi /pendidikan dan pengajaran orangtua


1. Bicara : Normal Tidak gangguan
2. Bahasa sehari-hari : Indonesia
3. Penterjemah : Tidak Ya, sebutkan _____ Bahasa isyarat : Ya Tidak
4. Masalah penglihatan : Tidak Ya, sebutkan
5. Pendidikan penanggung jawab : SD SMP SLTA Akademi/PT Pasca sarjana Lain-
lain
6. Pasien/keluarga menginginkan informasi tentang : Proses penyakit Gizi/nutrisi
Terapi/obat Peralatan medis Tindakan/pemeriksaan Lain-lain

F. Kebutuhan privasi orangtua : Tidak Ya


Keinginan waktu/tempat wawancara dan tindakan

25
Pengobatan
Kondisi penyakit
Transportasi, Lain-lain__
Tgl Hasil Labolatorium Hasil Rontgen
31/07/19 Hb: 18,1 Kesan:
Ht: 50,7 - TTN
Leu: 23.250 /µl
Trombosit: 260.000 /µl
It Ratio: 0,08
GDS 93 mg/dl
CRP: <6 mg/dl
3/8/19 Goldar: B/+
Bilirubin: 5,50
TSH: negatif
Hb: 13,9
Ht: 39,1
Leu: 8.920 /µl
Trom: 255.000 /µl
It Ratio: 0,06
CRP: <6 mg/dl
G. Pemeriksaan Penunjang

26
ASESMEN GIZI/SKRINING GIZI OLEH PERAWAT
1. Minum : ASI PASI Frekuensi 8x5 cc Masalah : Ada scoring Tidak ada scoring
(0)
2. Penurunan BB : ≤10% dari BBL (0) ≥10% dari BBL (1)
3. Penyakit yang menyertai jika ada scoringnya 2
Sepsis Jantung BBLR Hipoglikemi Diarhoe Lain-lain Tidak ada

Total score
Jika <2 :diet yang diberikan ASI PASI PER OGT/ORAL
Jika >2 :Lapor DPJP Asesmen lanjut oleh ahli gizi .

H. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


a. Pola nafas tidak efektif
b. Resti hipotermi
c. Resti gangguan nutrisi

I. Rencana Keperawatan
1. Observasi KU dan klinis.
2. Kaji tanda-tanda distress nafas
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan bayi
4. Berikan penkes tentang perawatan bayi
5. Libatkan orangtua dalam perawatan bayi
6. Kolaborasi dengan DPJP jika sesak semakin bertambah

J. Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal


1. Diet dan nutrisi : Tidak Ya
2. Rehabilitasi medik : Tidak Ya
3. Farmasi : Tidak Ya
4. Perawatan luka : Tidak Ya
5. Manajemen nyeri : Tidak Ya
6. Lain-lain : Tidak Ya

27
PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)
Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanaa pulang ?Tidak Ya
1. Lama perawatan rata-rata : 12 hari
2. Tanggal perencanaan pulang : 12/8/19
3. Perawatan lanjutan yang diberikan di rumah:
Hygiene (mandi, BAB/BAK) Pemberian minum NGT/Sendok/Dot bayi
Perawatan luka Nutrisi/Gizi
Perawatan bayi Latihan gerak/Exercise
Pemberian obat Pemeriksaan laboratorium lanjut
Lain-lain_______________________ Penyakit/diagnosa______________
_____________________________ ____________________________
4. Bayi tinggal bersama : OT Kandung Keluarga
5. Transportasi yang digunakan : Kendaraan Pribadi (mobil, beroda dua,dll)
Kendaraan Umum Mobil ambulance Lain-lain _____

Diisi oleh tenaga keperawatan yang melakukan Tanda tangan


pengkajian
Tanggal :05/08/2019

Waktu selesai : 12.30 Sr P

28
Dari pengkajian diatas didapatkan data yang muncul:
Data subyektif Data obyektif
Tidak ada RR 61x/m
Retraksi ringan DS 3
Merintih terdengar dengan stetoskop
Terpasang O2 on NCPAP+ setting FiO2 21%,PEEP
6, PC 20, Rate 30
Suhu 36,7
Akral hangat
Hr: 120x/m
RR: 61 x/m
SpO2: 89-95%
Bayi terpasang OGT
Hasil babygram: TTN, tidak tampak tanda-tanda
ileus
Therapi AB Cinam 2x125mg, gentamycin
12,5/36jam
Minum ASI 8x5-10cc
BBL: 2514 gr, BB saat ini: 2665gr
Cutis samar

29
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
Ds: - Pola nafas tidak efektif Ekspansi paru tidak adekuat
Do:
- Terpasang O2 on NCPAP+
setting FiO2 21%,PEEP 6,
PC 20, Rate 30%
- RR 61x/m
- Retraksi ringan
- Merintih terdengar dengan
stetoskop
- Hasil babygram: TTN,
tidak tampak tanda-tanda
ileus

Ds: - Resti hipotermi Adaptasi diluar rahim


Do:
- Akral hangat
- Suhu 36,7
- Cutis samar
- SpO2 88%

Ds:- Resti gangguan nutrisi Pembatasan intake oral


Do:
- Minum ASI 8x5cc/OGT
- BBL: 2514 gr, BB saat ini:
2665 gr
- Bayi terpasang OGT

30
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif b.d ekspansi paru tidak adekuat
b. Resti hipotermi b.d adaptasi lingkungan luar rahim
c. Resti ggn.nutrisi b.d pembatasan intake oral

3. INTERVENSI
Tgl Perencanaan

No Dx keperawatan ditegakkan& Tujuan & Rencana


prwt Rasional
Kriteria hasil Tindakan

1 Pola nafas tidak 05/8/19 Setelah  Observasi k/u 1. Perubahan k/u dan TTV
efektif b.d Sr. P dilakukan dan TTV memerlukan tindakan yang
hambatan upaya tindakan berbeda
nafas keperawatan  Monitor pola 2. Agar paru mengembang
Ds: - selama 3x24 nafas maksimal
Do: jam pola nafas  Libatkan OT 3. Untuk mempertahankan jalan
- Terpasang O2 on tidak efektif dlm memberi nafas tetap terbuka
NCPAP+ setting tidak terjadi. posisi semi
FiO2 30%,PEEP ekstensi
6  Nch tidak
 Beri penkes 4. Menginformasikan kondisi
- RR 61x/m ada
tentang tanda- pasien
- Retraksi ringan  Pola nafas
tanda distress
- Merintih normal
nafas
terdengar dengan TTV dbn
 Kolaborasi 5. Untuk mentukan therapi yang
stetoskop
pemberian akan diberikan
- Hasil babygram:
therapi
TTN, tidak
oksigen
tampak tanda-
tanda ileus

2 Resti hipotermi 05/8/19 Setelah  Observasi 1. Adanya perubahan kondisi


b.d adaptasi Sr. P dilakukan k/u dan TTV pasien
lingkungan luar tindakan  Monitor 2. Mencegah terjadinya
Rahim keperawatan tanda dan hipotermi
Ds: - selama 3x24 gejala akibat
Do: jam resti hipotermia
- Akral hangat hipotermi tidak  Libatkan OT 3. Menjaga kehangatan bayi
- Suhu 36,7 terjadi. selama
perawatan

31
- SpO2 88-95%  Suhu tubuh agar bayi
- Cutis samar normal tetap hangat
 Pengisian dalam
kapiler inkubator
normal  Beri penkes
 Cutis tidak pada OT
4. Menginformasikan tentang
ada tujuan topi
mencegah kehilangan panas.
bayi untuk
mencegah
kehilangan
panas
 Kolaborasi
dengan
dokter 5. Agar tidak terjadi hipotermi

3 Resti ggn.nutrisi b.d 05/8/19 Setelah  Observasi k/u 1. Mengobservasi perubahan


pembatasan intake Sr. P dilakukan dan TTV kondisi pasien
oral tindakan
Ds: keperawatan  Monitor 2. Agar kebutuhan tercukupi
Do: selama 3x24 intake output
- Minum jam resti ggn  Timbang 3. Memonitor kebutuhan pasien
ASI 8x5cc nutrisi tidak BB/hari
- BBL: 2514 terjadi.  Libatkan OT 4. Agar kebutuhan nutrisi cukup
gr, BB saat dalam
ini:  Muntah
memberikan
- Bayi tidak ada
nutrisi/ASI
terpasang  Kembung
 Beri penkes 5. Menginformasikan tentang
OGT tidak ada
pada OT pentingnya nutrisi
Toleransi
tentang
minum baik
manfaat ASI
 Kolaborasi
dalam
pemberian
nutrisi oral
ataupun
parenteral

32
4. IMPLEMENTASI
TANDA
Tgl/ Jam No TANGAN
Diagnosa CATATAN DAN EVALUASI PERAWATAN NAMA
PROFESI
- Melakukan pengkajian KU dan mengukur TTV
05/8/19 Respon : K/U sakit sedang , TTV :Suhu 36,8 oc , Nadi
j. 09 145x/m, RR 58-61 x/m, retraksi minimal, spo2 90%
dengan NCPAP(+), FiO2 21%, rate 30, peep 6, pc20
DX I Sr. P
j. 12 - Mengobservasi tanda- tanda distress nafas
Respon : retraksi minimal, sianosis tdk, nch tidak ada,
merintih terdengar dengan stetoskop.

- Melakukan pengkajian KU dan mengukur TTV


05/8/19 Respon : K/U sakit sedang , akral hangat, nadi kuat,
j. 09 sianosis tdk, cutis tdk, cutis samar.
DX II Sr. P
- Mengobservasi TTV :Suhu 36,8 c , Nadi 145x/m, Rr 58-
o

j. 11 61x/m, SpO2 89%

05/8/19
- Memberikan minum asi 5cc per OGT
j. 12
Respon : muntah tidak ada, kembung tdk ada.

- Monitor intake dan out put


DX III
j. 13 Respon :
intake : 86cc
Sr. P
output : Bak = 25cc
Bab = 0 cc
IWL = 22,7cc
Balance cairan = + 38,25 cc
Diuresis = 1,3cc/kg/jam

06/8/19 DX I - Melakukan pengkajian KU dan mengukur TTV


j. 08 Respon : K/U sakit sedang, TTV :Suhu 36,8 oc , Nadi
147x/m, RR 48 x/m, spo2 96% dengan NCPAP(+) FiO2
Sr. P
21%, Rate 30, PEEP 6, PC 15

j. 09
- Mengobservasi tanda- tanda distress nafas
Respon : retraksi minimal, sianosis tdk, nch tidak ada,
merintih tidak ada.

33
06/8/19 Sr. P
- Melakukan pengkajian KU dan mengukur TTV
j. 09
Respon : K/U sakit sedang , akral hangat, nadi kuat,

Dx II sianosis tdk, cutis tdk.

- TTV: Sh 36,8 , Hr 147x/m, Rr 48x/m, SpO2 92%.


j. 10
- Memberikan minum asi 10cc per OGT Sr. P
06/8/19 Respon : muntah tidak ada, kembung tidak ada, toleransi

j. 09 minum baik

j.13 - Monitor intake dan out put


Respon :
Dx III intake : 83 cc
output : Bak = 75 cc
Bab = tdk ada
IWL = 23,7 cc
Balance cairan = -15,7 cc
Diuresis = 3,9 cc/kg/jam

7/8/19 - Mengobservasi tanda-tanda distress nafas


Respon: retraksi tidak ada, nch tdk ada, merintih tdk ada, O2
j. 08 on Ncpap FiO2 21%, peep 6.

- Melepas CPAP:
j. 10 Respon: retraksi tdk, merintih tdk, klinis merah, Rr 48x/m, Sr. P
DX I SpO2 95-98%

j. 13 - Mengubah posisi bayi


Respon: bayi semi ekstensi, posisi bayi nyaman.

7/8/19 Sr. P
j. 09 - Mengobservasi tanda-tanda hipotermi
Respon: akral hangat, cutis tdk ada, sianosis tdk

DX II
- Mengoservasi TTV
j. 11 Respon: Suhu 36,9, Hr 128x/m, Rr 44x/m, SpO2 96%

7/8/19 DX III Sr. P


j. 12 - Memberi minum bayi 15cc/ogt
Respon: muntah tdk, kembung tdk

34
- Menghitung intake output
Respon :
intake : 68,5 cc
j. 13 output : Bak = 40 cc
Bab = 1x
IWL = 23,6 cc
Balance cairan = +4,9 cc
Diuresis = 2 cc/kg/jam

35
5. EVALUASI
Tgl/ TANDA
No
Jam TANGAN NAMA
Diagnosa CATATAN DAN EVALUASI PERAWATAN
PROFESI
Evaluasi
S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, retraksi minimal,
O2 on Ncpap (+) FiO2 21%, peep 6, Pc 20, rate
05/8/19 DX I 30x/mnt, SpO2 89-95%, nch tdk Sr. P

A : Dx I pola nafas tidak efektif belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi tanda distress nafas

Evaluasi
S:-
O : nadi kuat, akral hangat, sianosis tdk ada, SpO2
89%, cutis samar.
05/8/19 DX II A : Dx II resti hipotermi tidak terjadi Sr. P
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi TTV
 Observasi tanda-tanda hipotermi
 Atur suhu inkubator

Evaluasi
S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, minum ASI
5cc/ogt, muntah tdk, kembung tdk
05/8/19 DX III A : Dx III resti ggn pemenuhan nutrisi tidak terjadi Sr. P

P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi toleransi minum
 Beri minum secara bertahap

06/8/19 DX I Evaluasi Sr. P


S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, retraksi minimal,
O2 on Ncpap (+) FiO2 21%, peep 6, Pc 15, rate
30x/mnt, SpO2 96%, merintih tdk ada.
A : Dx I pola nafas tidak efektif belum teratasi

36
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi tanda distress nafas

Evaluasi
S:-
O : nadi kuat, akral hangat, sianosis tdk ada, SpO2
98%, cutis tdk ada
06/8/19 DX II Sr. P
A : Dx II resti hipotermi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi TTV
 Observasi tanda-tanda hipotermi

Evaluasi
S:-
O: Keadaan umum sakit sedang, minum ASI
10cc/ogt, muntah tdk, kembung tdk
06/8/19 DX III A : Dx III resti ggn pemenuhan nutrisi tidak terjadi Sr. P
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi toleransi minum
 Beri minum secara bertahap
 Timbang BB tiap hari

Evaluasi
S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, retraksi tidak ada,

07/8/19 DX I SpO2 96% tanpa CPAP Sr. P


A : Dx I pola nafas tidak efektif teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi tanda distress nafas

Evaluasi
S:-
O : nadi kuat, akral hangat, sianosis tdk ada, SpO2
96%, cutis tdk ada
07/8/19 DX II Sr. P
A : Dx II resti hipotermi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi TTV
 Observasi tanda-tanda hipotermi

07/8/19 DX III Evaluasi Sr. P


S:-
O: Keadaan umum sakit sedang, minum ASI

37
15cc/ogt, muntah tdk, kembung tdk
A : Dx III resti ggn pemenuhan nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan
 Observasi toleransi minum
 Beri minum naik secara bertahap
 Timbang BB tiap hari

38
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. N dengan TTN di Ruang
perawatan NICU dari tanggal 05/8/19 sampai dengan 07/8/19. Penulis menemukan beberapa
kesenjangan di lapangan, berikut ini penulis menguraikan kesenjangan-kesenjangan tersebut
dalam tahap-tahap proses keperawatan yang telah dilakukan pada klien dengan TTN, yaitu :
1. Pengkajian
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam proses pengumpulan data
yaitu melalui teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Penulis melakukan
wawancara pada orang tua klien serta konsultasi kepada perawat ruangan tentang kondisi
kesehatan klien.
Pada tahap pengkajian, penulis tidak mendapatkan kesulitan baik pada saat
pemeriksaan fisik maupun berkomunikasi dengan orang tua klien. Karena penulis
melakukan pendekatan pengkajian dengan orang tua dengan membina rasa saling
percaya dengan orang tua klien, dari itu saya mendapatkan data sesuai dengan yang
dibutuhkan. klien belum dapat berkomunikasi, maka saya melakukan pengkajian melalui
orang tua klien, disamping itu orang tua memberikan respon yang positif dan mau
berkerjasama sehingga lebih memudahkan penulis dalam pengumpulan data.
Hasil pengkajian didapatkan data-data sebagai berikut : pernapasan cepat RR
61x/mnt.bayi rawat di incubator suhu : 33, BBL 2514 usia gestasi 39 minggu. Beberapa
gejala ada yang ditemukan dan ada juga yang tidak muncul. Hal ini karena respon bayi
terhadap adaptasi luar rahim bisa berbeda dan juga pasien tersebut sudah ada dalam fase
perbaikan dengan bantuan oksigen. Data pengkajian hasil laboratorium yang ada pada
kasus ini yaitu hematologi rutin 1 meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit,it
ratio, CRP.
Dari hasil pengkajian, penulis melakukan analisa data untuk mengetahui masalah
keperawatan yang muncul pada klien. Analisa data didasarkan pada subjektif dan
objektif yang didapatkan secara langsung maupun tidak langsung, yang kemudian diolah

39
dengan konsep etiologi yang tergambar pada bagan patofisiologi TTN sehingga muncul
masalah keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan
Setelah melakukan pengkajian pada By.Ny.N penulis menemukan diagnosa pola
nafas tidak efektif, resti hipotermi, resti ggn pemenuhan nutrisi, sedangkan diagnosa
yang ada di teori adalah tidak efektifnya pola napas,cemas, ggn pertukaran gas,
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, infeksi. Ada beberapa diagnosa yang muncul,
karena pada saat pengkajian di temukan data bayi lahir SC dengan usia gestasi 39
minggu BBL 2514, saat pengkajian di temukan terpasang ogt tertutup, minum ASI 8x5cc
dan bayi di rawat di incubator dengan TTV suhu : 36,7, hr 139x/menit, dan rr :
61x/menit, retraksi minimal, cutis samar dengan data tersebut penulis mengangkat
diagnosa resti ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi, pola nafas tidak efektif dan resti
hipotermi meski tidak ada dalam teori kami menemukan data penunjang, sedangkan ada
beberapa diagnosa terdapat pada teori tetapi tidak muncul karena pada saat pengkajian
kami tidak menemukan data yg menunjang untuk mengangkat diagnosa tersebut seperti
diagnosa : cemas, infeksi,dan gangguan pertukaran gas.

3.Perencanaan
Pada kasus ini intervensi yang dibuat sudah sesuai dengan diagnosa yang muncul
dan sesuai dan seseuai dengan 5 aspek perencanaan meliputi tindakan observasi,tindakan
mandiri,pemberian pendidikan kesehatan,tindakan melibatkan keluarga,dan tindakan
kolaborasi dengan dokter.

4.Tindakan
Implementasi untuk setiap diagnosa sudah sesuai dengan perencanaan, secara teori
maupun tindakan yang langsung ke pasien.

5. Evaluasi
Diagnosa yang ada yaitu Dx I dan III sudah sesuai dengan teori, namun untuk Dx II
muncul karena penulis menemukan data saat melakukan pengkajian kepasien.

40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hermina Bekasi memiliki kasus TTN sebanyak 39 kasus dari 658 bayi
kelahiran hidup dengan persentase 1,6% pasien selama TW I .
Dengan mengangkat kasus ini perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan
neonatus yang aman dan efektif pada bayi dengan TTN . Diantaranya :
1. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan TTN
2. Memahami dan mengaplikasikan pengkajian kebutuhan dan masalah
keperawatan pada bayi dengan TTN.
3. Mengaplikasikan rencana keperawatan dan implementasi pada bayi dengan
TTN.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan beberapa saran untuk
perkembangan, yaitu :
1. Untuk Perawat
Agar perawat lebih professional, teliti, dan lebih tanggap dalam perawatan bayi
dengan TTN .
2. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan agar lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan serta perawatan yang optimal.

41

Anda mungkin juga menyukai