PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi
bayi. Hal itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus) dengan
kehidupan sekarang (ektrauterus) yang sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan dengan
menjadi lebih sulit untuk dilaluinya.
Bayi baru lahir dengan TTN beberapa jam pertama kehidupan dengan tachipnea,
terjadi peningkatan kebutuhan oksigen, yang tidak mencerminkan retensi karbon
dioksida. Ketika mengelola TTN yang baru lahir, mengamati tanda- tanda penurunan
klinis yang mungkin dipikirkan diagnosis lain dalam gangguan respiratory distress
lainnya adalah sangat penting.
Di RS Hermina Bekasi bayi dengan TTN periode Mei - Juli 2019 mencapai 39
angka 1,6% dari total angka kelahiran 658. Karena kasus TTN dari jumlah kelahiran
selama 3bln, kasus TTN cukup banyak.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Melakukan aplikasi secara langsung asuhan keperawatan pada By.Ny N dengan
TTN
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan kasus ini adalah agar penulis mampu:
a. Penulis mampu menjelaskan konsep dasar mengenai TTN
b. Penulis mampu melalukan pengkajian pada pasien dengan TTN
c. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien TTN
1
d. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
TTN
e. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan TTN
f. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah TTN
2
BAB II
KONSEP DASAR
A. MEDIS
I. Definisi
Transient Tachipneu Of New Born ( TTN) adalah gangguan pernafasan pada bayi
baru lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangsung short lived ( < 24 jam)
dan bersifat self-limited serta terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah
kelahiran, baik pada bayi prematur maupun pada bayi matur( lahir aterm).
(Brooker,2010).
II. Etiologi
3
Faktor resiko TTN pada bayi baru lahir diantaranya:
1. Lahir SC tanpa didahului HIS, atau proses kelahiran yang terjadi sangat
cepat akan mengganggu pembersihan cairan dalam paru.
2. Pengikatan tali pusat terlambat menyebabkan darah plasenta masuk ke bayi
sehingga menyebabkan tekanan vena sentral meningkat
3. Lahir dari ibu diabetes / makrosomia
4. Persalinan lama
5. Ibu mendapat sedasi berlebihan
6. Pemberian cairan berlebihan pada ibu menjelang persalinan
7. Bayi kecil untuk usia kehamilan ( small for gestasional age )
1. Laboratorium
4
a. AGD biasanya akan memperlihatkan hipoksia dan asidosis respiratorik yang ringan.
Jika ada hipokarbia biasanya ringan (PCO2 >55mmhg). Extreme hipercarbia sangat
jarang terjadi tetapi jika terjadi merupakan indikasi untuk mencari penyebab lain.
b. Darah tepi lengkap untuk menyikirkan infeksi
5
Sebuah foto thoraks anteroposterior terlentang bayi baru lahir dengan TTN. Perhatikan
penampilan retikuler atau patchy infiltrat atau gambaran infiltrat yang halus pada kedua lapang
paru secara homogen dan tersebar meratadengan cairan interstisial ringan kardiomegali
V. Patofisiologi
Sebelum lahir paru – paru bayi terisi dengan cairan. Saat di dalam kandungan, bayi tidak
menggunakan paru – parunya untuk bernapas. Bayi mendapat oksigen dari pembuluh darah
plasenta. Saat mendekati kelahiran, cairan di paru – paru bayi mulai berkurang sebagai
respon dari perubahan hormonal. Cairan juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan
lahir ( tekanan mekanis terhadap thoraks). Setelah lahir bayi mengambil napas pertamanya
dan paru – paru terisi udara dan cairan di paru – paru didorong keluar. Cairan yang masih
tersisa kemudian dibatukkan atau diserap tubuh secara bertahap melalui sistem pembuluh
darah atau sistem limpatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan yang masih terdapat di
paru – paru atau pengeluaran cairan dari paru – paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami
kesulitan untuk menghirup oksigen secara normal. Kemudian bayi bernafas lebih cepat dan
lebih dalam untuk mendapat cukup oksigen ke paru – paru.
6
PATHWAY MEDIS (sumber : SAK TTN HHG)
SC
Persalinan lama
Ibu mendapat sedasi
Ibu DM
7
Tekanan paru meningkat
Distres nafas
Pemeriksaan laboratorium:
Darah tepi, AGD
Asidosis respiratorik
Gagal nafas
Kematian
8
VI. Penatalaksanaan
VII. Komplikasi
1. Hipoksia karena penanganan yang lama, akibatnya terjadi kekurangan oksigen pada
organ – organ vital ( otak,jantung, paru dan ginjal)
2. Asidosis metabolic (hipoglikemia, hipotermia)
B. KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Apakah riwayat ibu saat hamil menderita infeksi
b. Apakah cara persalinan secara SC
c. Adakah riwayat persalinan lama dan APGAR score yang rendah
d. Adakah riwayat kelahiran premature atau matur
e. Adakah riwayat asfiksia atau distress pernafasan pada janin
2. Data Objektif
a. Keadaan umum, mencakup: gerakan bayi aktif/tidak, menangis kuat/tidak
b. Tanda – tanda Vital: suhu, nadi, respirasi
9
c. Sistem haemodinamik: Perfusi jaringan, CRT
d. Sistem pernapasan:Takipnea, retraksi, NCH, sianosis, grunting, penurunan udara
masuk, SPO2
e. Sistem gastrointestinal :BB turun, muntah,kembung, bising usus, residu, reflex
hisap
f. Pemeriksaan penunjang :Nilai AGD, rongent thoraks/ baby gram
10
PATWAY KEPERAWATAN TTN
SC
Persalinan lama
Ibu mendapat sedasi
Ibu DM
Resti infeksi
11
Meningkatnya volume cairan di paru-paru
Hipoksemia
Dx. Gang. Pemenuhan Keb. nutrisi
Asidosis respiratorik
Dx. Gang.
Pertukaran gas
Distres nafas
Perubahan kondisi
12 Cemas OT
bayi
Gagal nafas
Kematian
PERENCANAAN
TUJUAN &
NO DIAGNOSA
KRITERIA TINDAKAN RASIONAL
HASIL
I □Resti □Aktual Tidak Setelah Observasi k/u dan TTV 1. Perubahan k/u dan TTV
efektif pola nafas b.d :Ekspansi dilakukan klinis bayi memerlukan tindakan yang berbeda
paru yang tidak adekuat tindakan
Pertahankan suhu
Ditandai dengan: keperawatan 2. Agar tidak terjadi hipotermi
lingkungan bayi thermal
DS ; - dengan kriteria
neutral
DO : waktu yang telah
KU : ditentukan pola Atur posisi bayi semi 3. Untuk mempertahankan jalan
napas kembali ekstensi nafas tetap terbuka
RR
efektif.
Sesak Observasi tanda – tanda
Kriteria hasil: 4. Adanya perubahan
Sianosis KU baik distress nafas
Kolaborasi Pemeriksaan
laboratorium : AGD,
GDS, hematologi rutin 7. Untuk mentukan therapi yang
13
Pemeriksaan foto akan diberikan
thorax atau baby gram
II □ Resti □ Aktual Gangguan Setelah Kaji adanya tanda- 1. Perubahan k/u dan TTV
pertukaran gas dilakukan tanda memerlukan tindakan yang berbeda
b.d: □Akumulasi tindakan distress napas
cairan dalam alveolar keperawatan
Pertahankan jalan napas
Data subyektif :- dengan kriteria
tetap terbuka
Data obyektif : waktu yang telah
Sesak ditentukan
Ukur TTV
Sianosis pertukaran gas 2. Memonitor keadaan pasien
Monitor Saturasi
NCH adekuat
oksigen
Retraksi Tanda – tanda 3. Untuk membuka jalan nafas
Berikan penkes tentang
SPO2 distress napas
kebutuhan
tidak ada
Nilai AGD oksigen bayi
Pernapasan
normal RR 40 Kolaborasi Pemberian
– 60x/menit terapi oksigen 4. Untuk menentukan tindakan yang
Saturasi Pemeriksaan AGD akan diberikan
oksigen 88 –
92%
Nilai AGD
dalam batas
normal
III □Resti □Aktual Gangguan Gangguan Kaji adanya tanda – 1. Memonitor keadaan pasien
pemenuhan kebutuhan nutrisi pemenuhan tanda NEC seperti
kurang dari kebutuhan tubuh kebutuhan muntah, kembung,
b.d : nutrisi kurang cairan NGT
□ Intake oral yang tidak dari keutuhan kecoklatan atau darah
adekuat tubuh Timbang BB pasien 2. Observasi kebutuhan nutrisi
□ Intoleransi nutrisi □ Teratasi setiap hari
Ditandai dengan: □ Tidak Auskultasi BU setiap
14
DS:- terjadi sebelum minum 3. Mencegah terjadinya kembung
DO: Setelah dilakuan Ukur lingkar perut
BBL tindakan pada tempat yang
BB sekarang keperawatan sama setiap shif atau
Penurunan BB sesuai dengan setap hari
ada parenteral
Refleks hisap
baik
IV □ Resti □ Aktual Infeksi Kaji adanya tanda- 1. Adanya perubahan kondisi pasien
Terjadinya infeksi b.d: □ Teratasi tanda infeksi lokal
□Transmisi mikrorganisme □ Tidak terjadi atau sistemik seperti
dari ibu ke bayi Setelah klinis
15
Ditandai dengan : dilakukan kuning,tangisan
DS: tindakan melengking, letargi,
□ Orang tua mengatakan ada keperawatan peningkatan suhu
riwayat keputihan dengan kriteria tubuh.
DO: waktu yang telah Cuci tangan sebelum
Tangis kuat ditentukan. dan sesudah megang 2. Mencegah terjadinya infeksi
Gerak aktif Tidak ada bayi
Suhu tanda-tanda Lakukan perawatan
HR infeksi lokal minimal handling 3. Agar terhindar dari infeksi
V Cemas pada OT b.d : Cemas OT Kaji tingkat kecemasan 1. Membantu dan menentukan
□Kondisi kesehatan anak berkurang OT koping
Ditandai dengan : setelah dilakukan
Bantu orangtua untuk
DS : tindakan 2. Menurunkan stimulasi yang
mengekpresikan
□ OT mengatakan cemas keperawatan berlebihan dapat mengurangi
16
terhadap kondisi anaknya dengan kriteria kecemasannya kecemasan
DO : waktu yang telah 3. Peran serta keluarga sangat
rasa takut terhadap
OT tampak cemas ditentukan membantu menentukan koping
kondisi anak mereka
Ekspresi muka tegang OT
mengatakan Informasikan kepada 4. Menginformasikan setipa
Menanyakan tentang
kondisi anaknya cemasnya orang tua bahwa perubahan tentang kondisi pasien.
bekurang perawat akan selalu
ada saat orang tua
Ekspresi
membutuhkan
wajah OT
dukungan dan
tidak cemas
informasi serta berikan
Orang tua
informasi mengenai
mau terlibat
perawatan yang akan
daa
diberikan
perawatan
anaknya Dampingi orangtua
saat diberikan
informasi mengenai
kondisi dan
penatalaksanaan medis
oleh dokter
Libatkan orangtua
dalam perawatan
anaknya
5. Mengurangi tingkat cemas OT
Kolaborasi dengan
dokter untuk
memberikan informasi
4. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesifik ( Lyer et al. 1996, dalam nursalam 2010). Tujuan dari implementasi adalah
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
17
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping
(Nursalam, 2010).
5. EVALUASI
Evaluasi adalah sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik
pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka perawat dapat menentukan efektifitas asuhan keperawatan
(Nursalam,2010).
Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu :
1. Proses ( Formatif)
Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan mencakup pengkajian respon dari tindakan yang
telah diberikan
2. Hasil Sumatif
Fokus evaluasi ini adalah perubahan prilaku atau setatus kesehatan klien pada ahir
tindakan keperawatan dan dilaksanakan pada ahir asuhan keperawatan yang
dijelaskan dalam hasil yang diterpkan dengan data- data berikut :
S : Subyektif, merupakan respon verbal yang perawat dapatkan dari ungkapan klien
atau keluarga
O : Obyektif, merupakan respon yang perawat dapatkan dari hasil pemeriksaan fisk
dengan mengguankan metode insfeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
A: Analisa, merupakan penilaian apakah masalah teratasi, belum teratasi dan teratasi
sebagian.
P : Planning, merupakan proses lanjut dari perawat apakah intervensi perlu
dilanjutkan atau tidak.
18
BAB III
LAPORAN KASUS
RESUME PASIEN
Nama Pasien : By ny. N-Tn. E
Usia : 6 hari / tanggal lahir 30/07/19
Ruangan : NICU RS Hermina Bekasi
Jenis Kelamin : Laki- laki
No. R.M : C. 58. 48. 81
Riwayat Lahir
Bayi Lahir SC a/i letak lintang dari ibu G1 P0 A0 H.39 minggu .Bayi lahir langsung
menangis, lilitan tali pusat tidak ada, ketuban hijau encer. Apgar Score 9/10, jenis
kelamin laki-laki. Down score 3 (RR 61x/m, retraksi ringan, merintih terdengar dgn
stetoskop)
imunisasi tidak ada.golongan darah bayi B/+. Skala nyeri 0.
1. Identitas pasien :
a. Nama bayi : By. Ny. N
b. Umur / Tanggal lahir : 6 hari
c. No CM : C. 58. 48. 81
d. Suku Bangsa : Jawa
19
e. Alamat : Cakung
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. E
b. Umur : 35 Tahun
c. Pekerjaan : Karyawan Swasta
d. SukuBangsa : Jawa
e. Alamat : Cakung
20
Volume : Normal OligohidramnionPoligohidramnion, APGAR SCORE: 9/10
Antropometri BBL : BB: 2514 gr, PB: 46 cm, LK:34 cm, LD:32 cm, LP:31 cm
15. Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada Ada:Diabetes Kanker AsthmJantung
Lain-lain ____________
16. Riwayat tranfusi darah : Tidak Ya, kapan Timbul reaksi Tidak/Ya __
17. Riwayat imunisasi : Tidak Ya, sebutkan :___
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :Tampak Tidak Sakit Sakit Ringan Sakit Sedang Sakit Berat
2. Kesadaran :Compos Mentis Apatis SomnolenSopor Sopor Coma Coma
3. GCS :E4M6V5
4. Tanda Vital:Sh: 36,7C, Nadi: 142 x/m, RR: 61x/mnt, SpO2:98% ,TD : 73/47(58)mmHg,
Down Score: 3
Berat badan : BB: 2514 gr, PB: 46 cm, LK: 34 cm, LD:32 cm, LP:31 cm
5. Gol darah/Rh (Bayi) :A B O AB Rh: Positif Negatif
Gol darah/Rh (Ibu) :A B O AB Rh: Positif Negatif (OT tdk diperiksa)
Gol darah/Rh (Ayah) :A B O AB Rh: Positif Negatif (OT tdk diperiksa)
Pengkajian Persistem :
Sistem Susunan Gerak bayi: Cukup Aktif Kurang Aktif
Syaraf Pusat UUB : Datar Cekung Tegang Menonjol Lain
Kejang : Tidak Ada Ada kejang
Reflek : Moro Menelan Hisap Babinski Rooting
Lain-lain
Tangis bayi: Kuat Melengking Lain-lain
Sistem Posisi mata: Simetris Asimetris
Penglihatan Besar Pupil: Isokor Anisokor
Kelopak mata: TAK Edema Cekung Lain-lain
Konjungtiva: TAK Anemis Konjungtivitis Lain-lain
Sklera : TAK Ikterik Perdarahan Lain-lain
21
Sistem TAK Asimetris Serumen Keluar Cairan Tidak ada
Pendengaran Lubang Drum Lain-lain
Sistem Penciuman TAK Asimetris Pengeluaran Cairan Lain-lain
Sistem Warna Kulit: Kemerahan Sianosis Pucat Lain-Lain
Cardiovaskuler Denyut Nadi: Teratur Tidak Teratur Frekuensi
120X/Mnt
Sirkulasi : Akral Hangat Akral Dingin CRT: <3 Detik
Pulsasi : Kuat Lemah Mur-Mur Lain-Lain
Sistem Pernafasan Pola nafas: Normal:_x/menit, Bradipneu:__x/menit,
Takipneu: 61x/m
Jenis pernafasan: Pernafasan Dada Pernafasan Perut
Alat bantu nafas (O2 0,5 lpm) selanjutnya
NCPAP+ FiO2 30%
Irama Nafas: Teratur Tidak Teratur
Retraksi : Tidak Ada Ringan Sedang Berat
Air Entri : Udara masuk Penurunan udara masuk
Tidak ada udara masuk
Merintih : Tidak ada Terdengar dengan stetoskop
Terdengar tanpa stetoskop
Suara Nafas: Vesikuler Wheezing Ronchi Stridor
Sistem Mulut : Tidak ada kelainan Simetris Asimetris Mucosa
Pencernaan mulut kering Bibir pucat Lain-lain :Tidak ada
Lidah : Tidak ada kelainan Kotor Gerakan asimetris
Lain-lain
Oesofagus: Tidak ada kelainan Lain-lain
Abdomen : Supel Asites Tegang Bising usus: 8-10
x/mnt
BAB : Normal Konstipasi Melena Colostomy Diare,
22
frekuensi: 2-4x/24jam BAB pertama,
tgl/jam:31/07/19 jam 08.00 wib
Warna : Kuning Dempul Coklat Hijau Lain-lain
meco
Sistem BAK : Normal,5-6x/hariUrin menetes Sakit Ya/Tidak
Genitourinaria Oliguri BAK pertama, tgl/jam: 31/07/19 jam 12.00
Warna : Jernih Kuning Kuning pekat Lain-lain
Sistem Laki-laki : Normal Hipospadia Epispadia Fimosis
Reproduksi Hidrokel Lain-lain:
Jenis Kelamin: Perempuan
: Normal Keputihan Vagina skintag Lain-lain:__
Sistem Integument Vernic kaseosa: Ada Tidak ada Lain-lain
23
Garis telapak kaki: Tipis Garis transversal anterior Garis
2
/3 anterior Seluruh telapak kaki
B. Spiritual
Agama :Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Lain-lain____________
Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap:
Tidak Ya, sebutkan alasannya: ____
Konflik antara kepercayaan spiritual dengan ketentuan system kesehatan
Bimbingan rohani Tidak ada ___
Penilaian nyeri pada bayi dengan FLACCS (Face, Lega, Activity, Cry, Concolabiloty)
Lokasi Hasil Pemantauan Skore Hasil
Score
Wajah Tidak ada ekspresi khusus (seperti senyum) 0 0
Kadang meringis/ mengerutkan dahi, rahang 1
Sering/terus menerus mengerutkan dahi, rahang 2
mengatup, dagu bergetas
Ektremitas Posisi normal/relaks 0 0
Tidak tenang, gelisah, tegang 1
Menendang/ menarik kaki 2
Gerakan Berbaring tenang, posisi normal, bergerak mudah 0 0
24
Menggeliat-geliat, bolak balik berpindah, tegang 1
Posisi tubuh meringkuk, kaku/spasme atau 2
menyentak
Menangis Tidak menangis 0 0
Merintih, merengek, kadang mengeluh 1
Menangis tersedu-sedu, terisak-isak, menjerit 2
Kemampuan Senang, relaks 0 0
ditenangkan Dapat ditenangkan dengan sentuhan, pelukan, atau 1
berbicara, dapat dialihkan
Sulit/tidak dapat ditenangkan, sentuhan, atau 2
distraksi
TOTAL 0 0
Nama dan tanda tangan yang melakukan asesmen Sr. P
Jika terdapat nyeri, lakukan observasi lanjutan dengan menggunakan formulir observasi
pasien nyeri
25
Pengobatan
Kondisi penyakit
Transportasi, Lain-lain__
Tgl Hasil Labolatorium Hasil Rontgen
31/07/19 Hb: 18,1 Kesan:
Ht: 50,7 - TTN
Leu: 23.250 /µl
Trombosit: 260.000 /µl
It Ratio: 0,08
GDS 93 mg/dl
CRP: <6 mg/dl
3/8/19 Goldar: B/+
Bilirubin: 5,50
TSH: negatif
Hb: 13,9
Ht: 39,1
Leu: 8.920 /µl
Trom: 255.000 /µl
It Ratio: 0,06
CRP: <6 mg/dl
G. Pemeriksaan Penunjang
26
ASESMEN GIZI/SKRINING GIZI OLEH PERAWAT
1. Minum : ASI PASI Frekuensi 8x5 cc Masalah : Ada scoring Tidak ada scoring
(0)
2. Penurunan BB : ≤10% dari BBL (0) ≥10% dari BBL (1)
3. Penyakit yang menyertai jika ada scoringnya 2
Sepsis Jantung BBLR Hipoglikemi Diarhoe Lain-lain Tidak ada
Total score
Jika <2 :diet yang diberikan ASI PASI PER OGT/ORAL
Jika >2 :Lapor DPJP Asesmen lanjut oleh ahli gizi .
I. Rencana Keperawatan
1. Observasi KU dan klinis.
2. Kaji tanda-tanda distress nafas
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan bayi
4. Berikan penkes tentang perawatan bayi
5. Libatkan orangtua dalam perawatan bayi
6. Kolaborasi dengan DPJP jika sesak semakin bertambah
27
PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)
Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanaa pulang ?Tidak Ya
1. Lama perawatan rata-rata : 12 hari
2. Tanggal perencanaan pulang : 12/8/19
3. Perawatan lanjutan yang diberikan di rumah:
Hygiene (mandi, BAB/BAK) Pemberian minum NGT/Sendok/Dot bayi
Perawatan luka Nutrisi/Gizi
Perawatan bayi Latihan gerak/Exercise
Pemberian obat Pemeriksaan laboratorium lanjut
Lain-lain_______________________ Penyakit/diagnosa______________
_____________________________ ____________________________
4. Bayi tinggal bersama : OT Kandung Keluarga
5. Transportasi yang digunakan : Kendaraan Pribadi (mobil, beroda dua,dll)
Kendaraan Umum Mobil ambulance Lain-lain _____
28
Dari pengkajian diatas didapatkan data yang muncul:
Data subyektif Data obyektif
Tidak ada RR 61x/m
Retraksi ringan DS 3
Merintih terdengar dengan stetoskop
Terpasang O2 on NCPAP+ setting FiO2 21%,PEEP
6, PC 20, Rate 30
Suhu 36,7
Akral hangat
Hr: 120x/m
RR: 61 x/m
SpO2: 89-95%
Bayi terpasang OGT
Hasil babygram: TTN, tidak tampak tanda-tanda
ileus
Therapi AB Cinam 2x125mg, gentamycin
12,5/36jam
Minum ASI 8x5-10cc
BBL: 2514 gr, BB saat ini: 2665gr
Cutis samar
29
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
Ds: - Pola nafas tidak efektif Ekspansi paru tidak adekuat
Do:
- Terpasang O2 on NCPAP+
setting FiO2 21%,PEEP 6,
PC 20, Rate 30%
- RR 61x/m
- Retraksi ringan
- Merintih terdengar dengan
stetoskop
- Hasil babygram: TTN,
tidak tampak tanda-tanda
ileus
30
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif b.d ekspansi paru tidak adekuat
b. Resti hipotermi b.d adaptasi lingkungan luar rahim
c. Resti ggn.nutrisi b.d pembatasan intake oral
3. INTERVENSI
Tgl Perencanaan
1 Pola nafas tidak 05/8/19 Setelah Observasi k/u 1. Perubahan k/u dan TTV
efektif b.d Sr. P dilakukan dan TTV memerlukan tindakan yang
hambatan upaya tindakan berbeda
nafas keperawatan Monitor pola 2. Agar paru mengembang
Ds: - selama 3x24 nafas maksimal
Do: jam pola nafas Libatkan OT 3. Untuk mempertahankan jalan
- Terpasang O2 on tidak efektif dlm memberi nafas tetap terbuka
NCPAP+ setting tidak terjadi. posisi semi
FiO2 30%,PEEP ekstensi
6 Nch tidak
Beri penkes 4. Menginformasikan kondisi
- RR 61x/m ada
tentang tanda- pasien
- Retraksi ringan Pola nafas
tanda distress
- Merintih normal
nafas
terdengar dengan TTV dbn
Kolaborasi 5. Untuk mentukan therapi yang
stetoskop
pemberian akan diberikan
- Hasil babygram:
therapi
TTN, tidak
oksigen
tampak tanda-
tanda ileus
31
- SpO2 88-95% Suhu tubuh agar bayi
- Cutis samar normal tetap hangat
Pengisian dalam
kapiler inkubator
normal Beri penkes
Cutis tidak pada OT
4. Menginformasikan tentang
ada tujuan topi
mencegah kehilangan panas.
bayi untuk
mencegah
kehilangan
panas
Kolaborasi
dengan
dokter 5. Agar tidak terjadi hipotermi
32
4. IMPLEMENTASI
TANDA
Tgl/ Jam No TANGAN
Diagnosa CATATAN DAN EVALUASI PERAWATAN NAMA
PROFESI
- Melakukan pengkajian KU dan mengukur TTV
05/8/19 Respon : K/U sakit sedang , TTV :Suhu 36,8 oc , Nadi
j. 09 145x/m, RR 58-61 x/m, retraksi minimal, spo2 90%
dengan NCPAP(+), FiO2 21%, rate 30, peep 6, pc20
DX I Sr. P
j. 12 - Mengobservasi tanda- tanda distress nafas
Respon : retraksi minimal, sianosis tdk, nch tidak ada,
merintih terdengar dengan stetoskop.
05/8/19
- Memberikan minum asi 5cc per OGT
j. 12
Respon : muntah tidak ada, kembung tdk ada.
j. 09
- Mengobservasi tanda- tanda distress nafas
Respon : retraksi minimal, sianosis tdk, nch tidak ada,
merintih tidak ada.
33
06/8/19 Sr. P
- Melakukan pengkajian KU dan mengukur TTV
j. 09
Respon : K/U sakit sedang , akral hangat, nadi kuat,
j. 09 minum baik
- Melepas CPAP:
j. 10 Respon: retraksi tdk, merintih tdk, klinis merah, Rr 48x/m, Sr. P
DX I SpO2 95-98%
7/8/19 Sr. P
j. 09 - Mengobservasi tanda-tanda hipotermi
Respon: akral hangat, cutis tdk ada, sianosis tdk
DX II
- Mengoservasi TTV
j. 11 Respon: Suhu 36,9, Hr 128x/m, Rr 44x/m, SpO2 96%
34
- Menghitung intake output
Respon :
intake : 68,5 cc
j. 13 output : Bak = 40 cc
Bab = 1x
IWL = 23,6 cc
Balance cairan = +4,9 cc
Diuresis = 2 cc/kg/jam
35
5. EVALUASI
Tgl/ TANDA
No
Jam TANGAN NAMA
Diagnosa CATATAN DAN EVALUASI PERAWATAN
PROFESI
Evaluasi
S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, retraksi minimal,
O2 on Ncpap (+) FiO2 21%, peep 6, Pc 20, rate
05/8/19 DX I 30x/mnt, SpO2 89-95%, nch tdk Sr. P
Evaluasi
S:-
O : nadi kuat, akral hangat, sianosis tdk ada, SpO2
89%, cutis samar.
05/8/19 DX II A : Dx II resti hipotermi tidak terjadi Sr. P
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Observasi tanda-tanda hipotermi
Atur suhu inkubator
Evaluasi
S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, minum ASI
5cc/ogt, muntah tdk, kembung tdk
05/8/19 DX III A : Dx III resti ggn pemenuhan nutrisi tidak terjadi Sr. P
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi toleransi minum
Beri minum secara bertahap
36
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi tanda distress nafas
Evaluasi
S:-
O : nadi kuat, akral hangat, sianosis tdk ada, SpO2
98%, cutis tdk ada
06/8/19 DX II Sr. P
A : Dx II resti hipotermi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Observasi tanda-tanda hipotermi
Evaluasi
S:-
O: Keadaan umum sakit sedang, minum ASI
10cc/ogt, muntah tdk, kembung tdk
06/8/19 DX III A : Dx III resti ggn pemenuhan nutrisi tidak terjadi Sr. P
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi toleransi minum
Beri minum secara bertahap
Timbang BB tiap hari
Evaluasi
S:-
O : Keadaan umum sakit sedang, retraksi tidak ada,
Evaluasi
S:-
O : nadi kuat, akral hangat, sianosis tdk ada, SpO2
96%, cutis tdk ada
07/8/19 DX II Sr. P
A : Dx II resti hipotermi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi TTV
Observasi tanda-tanda hipotermi
37
15cc/ogt, muntah tdk, kembung tdk
A : Dx III resti ggn pemenuhan nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi toleransi minum
Beri minum naik secara bertahap
Timbang BB tiap hari
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. N dengan TTN di Ruang
perawatan NICU dari tanggal 05/8/19 sampai dengan 07/8/19. Penulis menemukan beberapa
kesenjangan di lapangan, berikut ini penulis menguraikan kesenjangan-kesenjangan tersebut
dalam tahap-tahap proses keperawatan yang telah dilakukan pada klien dengan TTN, yaitu :
1. Pengkajian
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam proses pengumpulan data
yaitu melalui teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Penulis melakukan
wawancara pada orang tua klien serta konsultasi kepada perawat ruangan tentang kondisi
kesehatan klien.
Pada tahap pengkajian, penulis tidak mendapatkan kesulitan baik pada saat
pemeriksaan fisik maupun berkomunikasi dengan orang tua klien. Karena penulis
melakukan pendekatan pengkajian dengan orang tua dengan membina rasa saling
percaya dengan orang tua klien, dari itu saya mendapatkan data sesuai dengan yang
dibutuhkan. klien belum dapat berkomunikasi, maka saya melakukan pengkajian melalui
orang tua klien, disamping itu orang tua memberikan respon yang positif dan mau
berkerjasama sehingga lebih memudahkan penulis dalam pengumpulan data.
Hasil pengkajian didapatkan data-data sebagai berikut : pernapasan cepat RR
61x/mnt.bayi rawat di incubator suhu : 33, BBL 2514 usia gestasi 39 minggu. Beberapa
gejala ada yang ditemukan dan ada juga yang tidak muncul. Hal ini karena respon bayi
terhadap adaptasi luar rahim bisa berbeda dan juga pasien tersebut sudah ada dalam fase
perbaikan dengan bantuan oksigen. Data pengkajian hasil laboratorium yang ada pada
kasus ini yaitu hematologi rutin 1 meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit,it
ratio, CRP.
Dari hasil pengkajian, penulis melakukan analisa data untuk mengetahui masalah
keperawatan yang muncul pada klien. Analisa data didasarkan pada subjektif dan
objektif yang didapatkan secara langsung maupun tidak langsung, yang kemudian diolah
39
dengan konsep etiologi yang tergambar pada bagan patofisiologi TTN sehingga muncul
masalah keperawatan.
2. Diagnosa keperawatan
Setelah melakukan pengkajian pada By.Ny.N penulis menemukan diagnosa pola
nafas tidak efektif, resti hipotermi, resti ggn pemenuhan nutrisi, sedangkan diagnosa
yang ada di teori adalah tidak efektifnya pola napas,cemas, ggn pertukaran gas,
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, infeksi. Ada beberapa diagnosa yang muncul,
karena pada saat pengkajian di temukan data bayi lahir SC dengan usia gestasi 39
minggu BBL 2514, saat pengkajian di temukan terpasang ogt tertutup, minum ASI 8x5cc
dan bayi di rawat di incubator dengan TTV suhu : 36,7, hr 139x/menit, dan rr :
61x/menit, retraksi minimal, cutis samar dengan data tersebut penulis mengangkat
diagnosa resti ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi, pola nafas tidak efektif dan resti
hipotermi meski tidak ada dalam teori kami menemukan data penunjang, sedangkan ada
beberapa diagnosa terdapat pada teori tetapi tidak muncul karena pada saat pengkajian
kami tidak menemukan data yg menunjang untuk mengangkat diagnosa tersebut seperti
diagnosa : cemas, infeksi,dan gangguan pertukaran gas.
3.Perencanaan
Pada kasus ini intervensi yang dibuat sudah sesuai dengan diagnosa yang muncul
dan sesuai dan seseuai dengan 5 aspek perencanaan meliputi tindakan observasi,tindakan
mandiri,pemberian pendidikan kesehatan,tindakan melibatkan keluarga,dan tindakan
kolaborasi dengan dokter.
4.Tindakan
Implementasi untuk setiap diagnosa sudah sesuai dengan perencanaan, secara teori
maupun tindakan yang langsung ke pasien.
5. Evaluasi
Diagnosa yang ada yaitu Dx I dan III sudah sesuai dengan teori, namun untuk Dx II
muncul karena penulis menemukan data saat melakukan pengkajian kepasien.
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hermina Bekasi memiliki kasus TTN sebanyak 39 kasus dari 658 bayi
kelahiran hidup dengan persentase 1,6% pasien selama TW I .
Dengan mengangkat kasus ini perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan
neonatus yang aman dan efektif pada bayi dengan TTN . Diantaranya :
1. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan TTN
2. Memahami dan mengaplikasikan pengkajian kebutuhan dan masalah
keperawatan pada bayi dengan TTN.
3. Mengaplikasikan rencana keperawatan dan implementasi pada bayi dengan
TTN.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan beberapa saran untuk
perkembangan, yaitu :
1. Untuk Perawat
Agar perawat lebih professional, teliti, dan lebih tanggap dalam perawatan bayi
dengan TTN .
2. Untuk Rumah Sakit
Diharapkan agar lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan serta perawatan yang optimal.
41