Kata Kunci
-Tremor saat istirahat (Resting tremor)
-Rigiditas : Kekakuan otot
-Akinesia / Bradikinesia
-Postural disability
Anamnesis
-sejak kapan?
-kronologis? Mkin lama mkin berat? -gjala dimulai pd 1 sisi anggota gerak, lama2 kena
kdua nya
-fr yg mpringan : istirahat, tidur, suasana tenang
-fr yg mmprberat : kecemasan, kurng istirahat
-riw. Gunain obat anti parkinson? Responnya gmn?
-riw. Stroke, trauma kpala, infeksi otak, tumor otak, obat psikosis, pestisida?
Pemeriksaan Neurologis
-Pasien disuruh memegang sesuatu (pensil atau pena)
Interpretasi: resting tremor (+) jika tremor hilang saat memegang benda &
timbul saat istirahat.
-Tangan pasien fleksi kemudian diekstensikan
Interpretasi : Rigiditas (+) Adanya Cogwheel phenomenon (fenomena yang
timbul akibat adanya rigiditas) tangan pasien kelihatan kaku atau pemeriksa
merasakan adanya tahanan
-Pasien disuruh menulis kalimat &perhatikan suara pasien saat berbicara
Interpretasi: Bradikinesia (+) tulisan pasien makin lama makin kecil
(mikrografia) &suara pasien makin lama makin pelan.
-Perhatikan cara jalan pasien &ekspresi muka pasien
Interpretasi : Bradikinesia (+) Jalan pasien lambat &ekspresi muka berkurang
(face mask:kdipan mata &ekspresi wajah datar)
-Perhatikan postur tubuh pasien
Interpretasi: Postural disability (+) postur tubuh lebih membungkuk ke depan
(anteroflexed head, flexed off knee and elbow)
-tes retropulsi: Pasien dijatuhkan ke belakang oleh pemeriksa yang berada di belakang
pasien
Interpretasi : Postural disability (+) tubuh pasien jatuh ke belakang
Stadium
Stadium I
Unilateral(tremor 1 anggota gerak)
Gejala ringan
Stadium II
Bilateral
Gangguan postural (-)
Stadium III
Bilateral
Gangguan postural (+)
Stadium IV
Masih bisa berjalan tapi dibantu
Stadium V
Cachetic stage, cacat total, Tidak bisa berjalan
Probable:
-3 dri 4 gjala klompok A
- kloompok B ga ad
- lama peny. Minimal 3 th
-respon jelas thd levodopa
Definite
-memenuhi kiteria probable
-pem.histopatologi +
Pem penunjang :
CT-SCAN, MRI (struktural)
PET, SPECT (fungsional)
Diagnosa
Diagnosis Klinis : Parkinson disease Stadium I/II/III/IV/V
Diagnosis Topik : Substansia nigra pars kompakta
Diagnosis etiologic : Post trauma kepala / degeneratif / trauma kepala
Patofisiologi
Dopamin yang berkurang karena sel sel neuron degenerasi
Terapi
Umum
Edukasi :pent Parkinson ga sembuh dg pengobatan karena bersifat kronik progresif,
pengobatan utk ngurangi gejala
Khusus
Dopaminergik
-Levodopa 3 x 100 mg, atau
-Madopar tab 2 x 1 (Levodopa 100 mg + Benserazide 25 mg)
Antikolinergik
-Triheksil phenidil (THP) 2 x 2 mg
Agonis dopamin:
-sifrol(pramipexole) 3x0.375 mg tab,
-bromokriptin (dipakai usia < 65 th, jika terapi dg levodopa tdk brhasil/ ada komplikasi.
Komplikasi
On : dosis berlebihan, efek:diskinesia, kaku, involunter hiperkinetik. Solusi levdopa dikurangi, agonis
dopamin ditambah
Off: obat tdk brjln semestinya, efek obat cepat habis -> gjala smakin menjadi2 -> solusi frekuensi
dinaikkan.
Definisi
Status epileptikus
-ada 2 bangkitan / lebih tanpa diprovokasi,
-diantara bangkitan ada turun kesadaran
- jarak waktu antar bangkitan pertama &kedua > 24 jam atau bangkitan yang > 30 menit
Anamnesis:
-keluhan utama
-lama kejang?
-kepan ttrakhir kjang?
-mata?lidah trgigit?ngompol? kluar busa di mulut?
-pola kejang? Seluruh tubuh? Bentuk kejang?
-infeksi telinga ?
-kjang wktu kecil? Sampe umur brapa? Ada kejang lagi?
-sbelum kejang ngapain? Ad cium bau aneh?
-kelemahan anggota gerak?
-pencetus kejang?
-riwayat lahir?
-trauma kepala?
Ada minum obat tratur?stress?istirahat?
Ksadaran sbelum/stelah kejang?
Klasifikasi
Parsial
Umum sekunder
-dimulai dari bangkitan parsial berkembang jadi bangkitan umum (tonik klonik)
Generalisata
-Mendadak
-Mata berkedip-kedip (3kali/detik)
-Bengong 3-10 detik
-Pergerakan otot yg abnormal
-Amnesia
-Setelah serangan pasien aktivitas seperti semula
Mioklonik
-Kontraksi otot cepat dg kedutan di wajah, lengan, tungkai
-Flying Saucer syndrome barang ditangan pasien terlempar
Atonik
-Tiba-tiba kehilangan tonus otot seperti tiba-tiba kepala terkulai
-Sedang melakukan aktivitas, tiba-tiba berhenti
Pemeriksaan Neurologis
-GCS
-Tanda Rangsang Meningeal
-Pemeriksaan motorik tonus otot
Pemeriksaan Penunjang
-EEG spike and wave, diperiksa 2x ideal nya
-Brain CT-scan: utk nyingkirin lesi (pd udem -> sulcus hilang, grey and white matter
hilang)
Diagnosis
Contoh
DK : epilepsy parsial kompleks
DT : Intrakranial
DE : putus obat
atau
DK : Status epileptikus
DT : Batang otak
DE: putus obat
Umum
Airway, Breathing, Circulation
Khusus
• Diazepam 0,3 – 0,5 mg/kgBB (habisin dlm 2-5 menit)(ulang 3x1 dg jarak 10-15
mnit). if msih kjang -> Fenitoin 15 – 20 mg/kgBB (via syring pump dg kec max
50 mg/mnit). if msih kjang -> ½ dosis fenitoin awal kec. 25 mg/mnit. if msih
kjang -> Fenobarbital 20 mg/kgBB kec. 100 mg/mnit. if msih kjang -> Propofol 1
– 3 mg/kgbb + Midazolam 0,1 – 0,2 mg/kgBB
OAE
Parsial
-Karbamazepin 2 x 200 mg
Generalisata (umum)
-Fenitoin 2 x 100 mg
-Asam valproate 2 x 250 mg
-Karbamazepin 2 x 200 mg
o Tonik klonik
- Asam valproate 2 x 250 mg
- Fenitoin 2 x 100 mg
BELLS PALSY
: kjadian akut, unilateral, paralisis saraf tipe LMN (perifer), perbaikan pada 80-
90% kasus tanpa disertai defisit neurrologis lainnya.
Etiologi:
-idiopatik:paralisis fasialis idiopatik
-mungkin infeksi HSV tipe 1 &reaktivasi herpes dri ganglia n.cranialis
-banyak pd orang dewasa, DM, bumil.
Anamnesis:
Kata Kunci
-Mulut mencong tiba-tiba
-Unilateral
-lagophtalmus (mata malas) di sisi yang kena
-Kerutan dahi (-) di sisi yang kena
-Plika nasolabialis datar di sisi yang kena
-Mata kering lesi di cabang Nervus VII (N. Petrosus Mayor) untuk sekresi air mata
-Hiperakusis lesi di cabang Nervus VII (N. Stapedius) untuk pendengaran
-Gangguan rasa kecap 2/3 anterior lesi di cabang Nervus VII (N. Korda Timpani) untuk
pengecapan 2/3 anterior
-Nyeri mastoid
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan nervus kranialis
N VII
Pemeriksaan Motorik
-Pemeriksa mengamati simetris wajah pasien
-Pemeriksa mengamati kerutan dahi, alis, lebar celah mata, plika nasolabialis, &sudut
mulut
Meminta pasien menggerakkan wajahnya dg cara:
-Mengerutkan dahi
-Mengangkat alis
-Menutup mata dg rapat kemudian pemeriksa mencoba membuka dg tangan
-Senyum (melihat gigi)
-Mencucu atau memoncongkan bibir
-Mengembungkan pipi kemudian pemeriksa menekan pipi kiri dan kanan untuk
mengamati apakah kekuatannya sama
Pemeriksaan Sensorik
-pasien julurin lidah
-letakin gula, asam, garam, sesuatu yang pahit di kiri dan kanan pada 2/3 anterior lidah
untuk menilai pengecapan 2/3 anterior lidah
-Meminta pasien menuliskan apa yang dirasakan
Tes pendengaran:
-tes rinne (+)
-Weber: lateralisasi k telinga sehat
-schawach: memendek
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, Ur/Cr, gula darah
EMG
MRI kepala dg kontras -> jika curiga lesi sentral.
Diagnosis
DK : Bells palsy
DT : Nervus VII perifer sinistra/dekstra
DE : Idiopatik
Terapi
-Prednison dosis 4 x 20 mg tapering off (sediaan tab 5 mg)
-Asiklovir dosis 5 x 800 mg (sediaan tab 200 mg, 400 mg) (if cuiga penyebab varisella)
-neurotropik: Vitamin B 12 : Mecobalamin 3 x 250 mcg (Sediaan Kap 500 mcg)
(remyelinisasi -> udem yg kjepit susut -> myelin bgus lagi)
-Fisioterapi hari ke-5 (mmpercepat perbaikan dan menurunkn sequele)
Tak bole dilakukn dlm 4 hari prtama, if trlalu cepat -> ksalahan penyambungan. Hari ke 3
bole, syarat udah brobat dri hari 1, konsekuensi: saat ngunyah air mata kluar, saat
ngunyah mata berkedip.
-mata kering: cetidoliter 6x1
ENSEFALITIS
Kata Kunci
TRIAS Ensefalitis
-Demam
-Penurunan kesadaran
-Kejang
-Kelumpuhan tipe UMN dan adanya spastisitas
-Gangguan sensibilitas
Pemeriksaan Neurologi
GCS < 15
Tanda Rangsang Meningeal Negatif
-Tanda pningkatn TIK +
-Pemeriksaan Nervus kranialis (II, III, IV, VI, VII, VIII)
-Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan Penunjang
-Lumbal pungsi
Makroskopis
Warna : jernih
Mikroskopis
Pleositosis (10-2000 sel/mm3)
Protein meningkat
Glukosa normal
-EEG
-Foto Rontgen Schedel
-Foto thoraks untuk mendeteksi adanya pneumonia
-CT-scan
-MRI
Diagnosis
Diagnosa klinis : Ensefalitis viral
Diagnosa Topik : Ensefalon
Diagnosa Etiologi : Infeksi virus
Diagnosis Banding
Abses otak
Terapi
-Dexamethasone 4 x 10 mg i.v, tappering off
-Ranitidin 2 x 50 mg i.v
-Paracetamol 1 x 1 gram i.v jika demam >38,5O C
-Asiklovir 5 x 800 mg (p.o) jika penyebab virus
-Fenitoin 2 x 100 mg ( 1 ampul) jika kejang
-Asam folat 2 x 5mg
NEURALGIA TRIGEMINAL
Kata kunci
-Nyeri satu sisi wajah (lebih sering didaerah kanan)
- terasa disentrum seperti aliran listrik, rasa disayat atau ditusuk
-intensitas hebat sehingga pasien kesakitan dan tidak dapat aktivitas
Lebih sering di cabang kedua dan ketiga nervus trigeminus
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan motorik
-rapatin gigi sekuat mungkin, raba M. maseter & M. temporalis perhatikan besar,
tonus, & kontur (bentuk).
-Membuka mulut perhatikan apakah ada deviasi rahang (patokan garis antara kedua
gigi seri)
-nutup mulut & gigit suatu benda (tongue spatel) kemudian ditarik dinilai kekuatan
gigitan
-gerakin rahang bawah ke kanan & kekiri menilai M. pterigodeus lateralis
Cara pemeriksaan
-Pemeriksa nyentuh kornea dg kapas yang ujungnya dibuat runcing.
Diusahakan arah datang kapas tidak dilihat oleh pasien
Interpretasi
+ mata pasien mengedip (M. Orbikularis Okuli)
- mata pasien tidak mengedip
N. Maksilaris
Memeriksa sensibilitas pada rahang atas, gigi atas, bibir atas, pipi, palatum durum, sinus
maksilaris, mukosa hidung
N. Mandibularis
Memeriksa sensibilitas pada rahang bawah, gigi bawah, bibir bawah, mukosa pipi, dua-
pertiga bagian depan lidah, sebagian dari telinga (eksternal), meatus
Diagnosis
Diagnosis Klinis : Neuralgia trigeminal
Diagnosis Topik : Percabangan Nervus V Desktra / sinistra
Diagnosis etiologik: Idiopatik
Terapi
Carbamazepin dosis 3 x 100 – 200 mg obat dipertahankan beberapa saat, kemudian
dikurangi & dihentikan
Tambahan
Fenitoin 3 x 25 – 100 mg atau,
Antidepresan trisiklik (Amitriptilin) 3 x 25 mg
MIASTENIA GRAVIS
Kata kunci
-Bangun tidur segar, makin lama makin lemah
-Pandangan ganda
-Ptosis
-Disfonia (suara serak)
-Disfagia (susah menelan)
-Gangguan mengunyah
-Membaik dengan istirahat
Cara pemeriksaan : Pasien lihat keatas 30 s, kemudian perhatiin kelopak mata pasien
Pemeriksaan Penunjang
-Tes prostigmin (IM) + sulfas atropine
Interpretasi : + : kekuatan otot bertambah
Klasifikasi
Klas I : kelemahan otot okular, kelemahan menutup mata, kekuatan otot lain normal.
Klas II
c. Klas IIa
d. Klas IIb
e. Klas III: kelemahan yang berat pada otot okular. Sedangkan otot-otot lain alami
kelemahan tingkat sedang.
f. Klas IIIa
g. Klas IIIb
k. Klas V
Diagnosa Banding
-Sindroma Guilain Barre
-Polineuropati
-Lambert-Eaton Myasthenic Syndrome topik di pre sinap
Patofisiologi
Ada autoantibodi yg berikatan dg reseptor asetilkolin di post sinap semakin lama
reseptor semakin berkurang (karena beraktifitas) celah sinap melebar
Terapi
Umum
-Bed rest
-Awasi jalan nafas
-Tidak boleh terkena panas
Khusus
Asetilkolin esterase :
-Mestinon tab 3 x 60 mg, atau
-Neostigmin 15 – 45 mg, atau
-Prostigmin 3 x 60 mg
-Intravena Immunoglobulin (IVIG), Plasmapharesis
-Timektomi