Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PEMERIKSAAN

MULUT, TONSIL DAN FARING


Oleh :
I Gusti Ayu Avitri Vardhayanti
17710109
RONGGA MULUT (CAVUM ORIS)
• Anatomi
▫ Batas :
 Anterior : Bibir
 Posterior : Arkus anterior
 Inferior : Dasar mulut
Superior : Palatum mole dan palatum
durum
▫ Batas kavum oris & orofaring ismus
fausium ,dibatasi :
 Lateral : Lengkungan arkus anterior
 Inferior : Pangkal lidah
 Medial : Uvula (selalu menunjuk
vertikal ke bawah)
Saat bicara ‘aaa’ naik simetris kanan & kiri
PEMERIKSAAN
• Inspeksi
▫ Ptialismus, trismus
▫ Gerakan bibir dan sudut mulut (N.VII)
▫ Mukosa dan gingiva, misal ulkus
▫ Gigi atau geraham rusak sinusitis
maksilaris. Posisi gigi M3 bawah miring
trismus
▫ Lidah : parese N XII, atrofi, aftae, tumor
malignan
▫ Palatum durum (torus palatinus), prosesus
alveolaris bengkak karena radang/tumor
sinus maksilaris.
• Palpasi
▫ Jangan dilupakan bila ada ulkus (karsinom)
• Perkusi
▫ Gigi dan geraham, nyeri (+) bila radang.
TONSIL
• Anatomi
▫ Menonjol dari fosa tonsilaris
 Batas :
 Anterior : Arkus palatoglossus (arkus anterior)
 Posterior: Arkus palatofaring (arkus posterior)
▫ Belahan tonsil
 Terdiri dari jaringan limfoid dengan banyak kanalikuli yang bercabang.
Ujung kanalikuli pada permukaan tonsil sehingga tampak berlubang-
lubang.
 Dalam kanalikuli detritus (kumpulan leukosit, epitel, bakteri mati)
terlihat pada ostia sebagai bintik putih.
TONSIL
• Struktur pada belahan fosa tonsilaris
▫ Batas :
 Anterior : M. palatoglosus
 Posterior : M. palatofaringeus
 Lateral : ruangan peritonsilar berisi jaringan
peritonsil (lembut) dan M. konstriktor
medius.
PEMERIKSAAN
• Mulut dibuka lebar, lidah ditarik ke
dalam, dilunakkan, lidah bagian medial
ditekan kebawah.
• Pasien disuruh bernapas :
▫ Tidak boleh menahan napas
▫ Tidak boleh napas keras-keras
▫ Tidak boleh ekspirasi/mengucap ‘ch’
• Lidah ditekan anterior dari tonsil hingga
terlihat pole bawah tonsil
PEMERIKSAAN
Besar Tonsil
• Besar tonsil di tentukan sebagai berikut :
• T0 : Tonsil di dalam fosa tonsil atau telah
diangkat
• T1 : Bila besarnya ¼ jarak arkus anterior dan
uvula
• T2 : Bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior
dan uvula
• T3 : Bila besarnya ¾ jarak arkus anterior dan
uvula
• T4 : Bila besarnya mencapai uvula atau lebih
PEMERIKSAAN
Mobilitas Tonsil
• Digunakan 2 spatula
▫ Spatula 1: posisi sama dengan diatas
▫ Spatula 2: posisi ujungnya vertical menekan jaringan
peritonsil, sedikit lateral dari arkus anterior
• Pada tumor tonsil : fiksasi
• Pada tonsillitis kronik : mobile dan sakit
PEMERIKSAAN
Patologi Tonsil dan Palatum Mole
Tonsilitis Akut  Semua merah, titik – titik putih pada tonsil
Tonsilitis Kronik  Arcus anterior merah
Aftae  Ditekan sakit
Abces  Isthmus fausium kecil
Peritonsil  Tonsil terdesak ke medial
 sekitar tonsil merah & oedem
 Uvula terdesak heterolateral oedematus
Difteri  Pseudomembran warna kotor, hemoragic, ada yang di luar batas
tonsil
 Mukosa normal, bull neck, usap tenggorok
Plaut Vincent  Ulkus seluruh tonsil, monolateral, febris, perlu usap tenggorok
Radang Spesifik  Tuberkulosa
Tumor Benigna  Keras, fiksasi tonsil
Sikatriks  Akibat tonsilektomi, incisi abces peritonsil
Korpus  Duri ikan, tulang
Alineum
FARING
Faring terbagi atas 3 bagian :
1. Epifaring (nasofaring)
2. Mesofaring (orofaring)
3. Hipofaring (faringofaring)

Pada dinding belakang di jumpai jaringan


limfoid  granule “lateral band”

Di bagian lateral merupakan bagian dari


lingkaran Waldeyer
• Cincin Waldeyer
▫ Struktur :
 Adenoid
 Jaringan limfoid pada dinding lateral
nasofaring
 Tonsila palatina
 Tonsila lingualis
PEMERIKSAAN
a. Memeriksa patologi faring :
 Faringitis akut  sangat merah
 Faringitis kronik  hanya granule merah
 Aftae, difteri, ulkus sifilis, sikatriks, korpus alineum
b. Memeriksa paresis/paralisis palatum molle :
 Normal
 waktu istirahat : - uvula menunjuk ke bawah
- konkavitas palatum molle
simetris
 Ucapkan “aa, ee”: bergerak-gerak tetap simetris
 Paresis bilateral
 Waktu istirahat : seperti normal
 Ucapkan “aa, ee”: seperti normal
 “eee” : mungkin uvula sedikit bergerak
PEMERIKSAAN
b. Memeriksa paresis/paralisis palatum molle :
 Paresis unilateral
 Waktu istirahat : seperti normal
 Ucapkan “aa, ee” : palatum molle terangkat ke arah yang sehat,
uvula miring, menunjuk ke arah sehat, konkavitas, tak
simetris
Kondisi di atas dapat karena tumor nasofaring atau parese N. X
c. Memeriksa paresis faring:
 Normal : bila disentuh sensitif, dijumpai refleks muntah
 Paresis Bilateral :
 Dijumpai tumpukan air ludah dan bila disentuh tidak sensitif dan reflek
muntah hilang
 Paresis unilateral
 Bila disentuh muncul gerakan coulisse (yang bergerak hanya faring yang
sehat)
Patologi Faring dan Tonsil

Anda mungkin juga menyukai