Anda di halaman 1dari 35

Bronkopneumonia

Case report Session

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PRESEPTOR :
Dr.dr. Rinang Mariko , Sp.A (K)

OLEH : Putri Damayanti 174031

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
PENDAHULUAN
BAB 1
Latar Belakang

Pneuomonia masih menjadi


penyebab utama morbiditas
dan mortalitas anak berusia
dibawah lima tahun

Terdapat berbagai faktor resiko yang


Diperkirakan hampir seperlima kem
menyebabkan tingginya angka morta
atian anak diseluruh dunia, lebih ku
litas pneumonia pada anak balita di
rang 2 juta anak balita, meninggal
negara berkembang,
setiap tahun akibat pneumonia
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Bronkopneumonia : radang paru-paru yang


mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru
yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur
dan benda asing.
BAB 1
Epidemiologi

Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa pe Insidensi pneumonia komuniti di Ame


nyebab kematian tertinggi akibat penyakit inf rika adalah 12 kasus per 1000 orang
eksi di dunia adalah infeksi saluran napas ak per tahun
ut termasuk pneumonia dan influenza.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Klasifikasi
oBerdasarkan lokasi lesi di paru
oBerdasarkan asal infeksi
oBerdasarkan mikroorganisme penyebab
oBerdasarkan karakteristik penyakit pneumonia
oBerdasarkan lama penyakit
Etiologi

oUsia
oStatus imunologis
oStatus lingkungan
oKondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara)
oStatus imunisasi
oFaktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi)
Patogenesis
Efek Preeklampsia pada Sistem Organ
Efek Preeklampsia pada Sistem Organ

01 Kardiovaskular 02 SSP
Selama fase klinis preekla Manifestasi sistem saraf
mpsia, ada penurunan ya yaitu sakit kepala, pengli
ng nyata pada curah jantu hatan kabur, dan hyperre
ng dan peningkatan resist flexia
ensi perifer (Bosio et al. 1 .
999)
03 Hematologi
Sekitar 20-50% wanita dengan preeklampsia akan mengalami trombosito
penia
Sindrom HELLP terjadi pada 10% wanita dengan preeklampsia dan ditan
dai oleh Hemolisis, Peningkatan enzim hati dan Trombosit Rendah

04 HEPAR 05 GINJAL
Alanine aminotransferase dan proteinuria
aspartate aminotransferase
meningkat.

Hiperbilirubinemia
Manajemen Perawatan
Terapi Antihipertensi

Pada aterm, dengan kemungkinan akan dilahirkan, pengobat


an hipertensi (kecuali yang berat) dapat ditunda, dan TD dap
at dievaluasi kembali pascapersalinan.

Jika preterm, dan manajemen ekspectatif dilakukan, pengoba


tan hipertensi berat dimulai.
Obat-obatan yang dapat digunakan dengan aman yai
tu, labetalol, nifedipine dan hidralazin.

•Hidralazine : bolus intermiten 5 mg IV atau IM. Infus


Maintenance 0,5-10,0 mg.

• Labetalol :10 -20 mg IV, kemudian 20 -80 mg tiap 20


menit, dosis infus maintenance 1 -2 mg / menit.

•Nifedipine : 10 -30 mg PO, ulangi dalam 45 menit


jika diperlukan.

•Diazoxide 30 - 50 mg IV setiap 5 hingga 15 menit.


Profilaksis Kejang
Magnesium sulfat dengan dosis awal 4-
6 g diikuti dengan infus kontinu 1-2 g / ja
m direkomendasikan sebagai profilaksis
untuk eklampsia.
Transfusi Platelet

Penurunan jumlah trombosit yang signifikan dapat dikaitkan d


engan perdarahan abnormal. Disarankan bahwa jumlah tromb
osit tidak boleh turun di bawah 50 × 103 pada wanita hamil ya
ng mengalami perdarahan akut.

Plasmapheresis menjadi pengobatan risiko rendah selama


kehamilan dan bisa menjadi pilihan pengobatan yang menja
njikan untuk preeklampsia refrakter.
Anestesia
Insert the title of your subtitle Here
Anestesi Neroaksial
Anestesi Umum
Anestesi untuk Persalinan
Pada preeklampsia, anestesi epidural pada persalinan dapat mengurangi
kadar katekolamin yang bersirkulasi dan meningkatkan perfusi plasental.
Hidrasi 0,5-1 l kristaloid diperlukan untuk memulai anestesi. EKG ibu,
tekanan darah, dan detak jantung janin harus dipantau secara kontinu.
Pemberian oksigen dengan masker atau nasal kanul akan bermanfaat.

Diantara anestesi lokal, bupivacaine konsentrasi rendah 0,125% dengan


2 μg/ml fentanyl sebagai bolus awal memberikan analgesia yang baik
dengan blok motorik minimal. Semakin kecil blok motorik, semakin besar
manfaatnya sehubungan dengan rotasi kepala janin.
Perawatan Kritis
Insert the title of your subtitle Here
Edema Paru Akut

Edema paru mengacu pada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang
interstitial dan alveolar paru. Edema paru terjadi 30% dari kasus dengan pre
eklampsia pada periode antenatal.

Suplementasi oksigen baik melalui perangkat ventilasi non-invasif atau


intubasi tergantung pada tingkat keparahan gangguan pernapasan.
Morfin sulfat harus diberikan secara intravena dengan dosis 2 - 5 mg untuk
mengurangi stimuli vasokonstriktor adrenergik ke arteriol paru dan vena.
Furosemide diberikan secara intravena untuk meningkatkan diuresis.
Oliguria dan Gagal Ginjal Akut

Perubahan patologis prerenal dan intrarenal (nekrosis tubular akut) tercatat


sebanyak 83-90% dari semua kasus gagal ginjal akut pada preeklampsia.
Kerusakan ginjal akibat perubahan patologis ini terlihat paling banyak pada
preeklampsia dan biasanya sembuh sepenuhnya setelah persalinan.

Manajemen gagal ginjal akut dalam pengaturan preeklampsia harus fokus


pada kondisi reversibel seperti dehidrasi. Terapi suportif dapat dilakukan
seperti pengontrolan tekanan darah, mengoreksi ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit, dan mempertahankan nutrisi yang adekuat.
Asidemia persisten, hiperkalemia, volume overload dan uraemia adalah
indikasi untuk terapi penggantian ginjal.
Perdarahan Otak dan Stroke
Perdarahan otak telah dilaporkan menjadi penyebab kematian paling umum
pada pasien dengan eklampsia.
Stroke diketahui sebagai penyebab paling umum kematian (45%) pada
wanita dengan sindrom HELLP yang menerima manajemen obstetri dan
medis nonsteroid tradisional.
Pasien-pasien ini layak mendapatkan perhatian langsung dan khusus di unit
perawatan intensif dan terapi antihipertensi untuk mengurangi risiko kejadian
neurologis.
Plasmapheresis Postpartum pada Preeklampsia Berat

Scwartz et al. melaporkan kasus preeklampsia berat di mana hemolisis dan


konsumsi trombosit yang cepat bertahan setelah melahirkan.
Pertukaran plasmapheresis dengan FFP dimulai pada hari ke-8 pasca
persalinan, tetapi hemolisis dan konsumsi trombosit yang cepat tidak
membaik hingga hari ke-12 pasca persalinan.

Sehingga diusulkan penggunaan plasmapheresis pada kasus preeklampsia


berat dengan hemolisis dan trombositopenia yang tidak sembuh setelah
melahirkan. Pada 1986, empat belas kasus plasmapheresis dengan FFP
untuk indikasi ibu dalam kasus-kasus preeklampsia dan eklampsia tertentu,
ditinjau dan ditegaskan adanya kemungkinan peran plasmapheresis dalam
menangani kasus-kasus tersebut.
Pengukuran Tekanan Darah
Intra-arteri memungkinkan pencatatan
tekanan darah secraa kontiniu,
memfasilitasi pengambilan sampel darah
berulang yg menunjukkan curah jantung.

Pilihan EKG Transthoracic


Kinerja jantung, fungsi diastolik, dan
Monitorisasi respons terhadap intervensi
Monitorisasi Invasif
Indikasi dari American College of Obstetricians and Gynaecologists (ACOG)

1) Pasien septik dengan hipotensi refraktori dan / atau oliguria


2) Edema paru yang tidak dapat dijelaskan atau refrakter atau persisten ol
iguria
3) Hipertensi gestasional dengan edema paru atau oliguria
4) Dekompensasi kardiovaskular intraoperatif
5) Darah masif atau banyak yang hilang atau diganti
6) ARDS
7) Shock dengan etiologi yang tidak diketahui
8) Penyakit jantung New York Heart Association Kelas III atau IV
9) Penyakit arteri koroner perioperatif atau peripartum.
Kesimpulan
Insert the title of your subtitle Here
Kesimpulan
Penilaian pra operasi pasien preeklampsia melibatkan keseimba
01 ngan cairan, situasi hemodinamik, profil koagulasi dan pemerik
saan airway secara hati-hati

Teknik anestesi neuraxial, jika memungkinkan, lebih dianjurkan


02 daripada anestesi umum untuk ibu hamil preeklampsia

Intubasi trakea mungkin sulit karena edema mukosa. Perangkat


03 manajemen jalan nafas harus disiapkan untuk intubasi. Sedasi
dan analgesia yang memadai diperlukan untuk mengontrol
respons stres terhadap intubasi

Kondisi darurat dari anestesi harus ditangani dengan hati-hati


04 untuk menghindari hipertensi, aspirasi dan edema paru akut.

Pemantauan invasif sangat mendukung untuk memandu keber-


05 hasilan manajemen cairan

Kegagalan organ multipel dapat dicegah dengan pemantauan


06 pasien preeklampsia berat dengan risiko tinggi dalam unit
perawatan intensif pada periode antenatal dan postnatal.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai