Anda di halaman 1dari 24

BELL’S PALSY

Yayu Latifah (J130205135)


What is Bell’s Palsy?

Bell’s Palsy adalah paralisis wajah akut


akibat inflamasi dari nervus fasialis (Saputra,
2009). Gangguan ini merupakan paralisis
fasialis lower motor neuron (LMN) unilateral
idiopatik (Ginsberg, 2008). Bell’s
Palsy biasanya terjadi secara mendadak.
Penderita setelah bangun pagi mendapati
salah satu sisi wajahnya asimetris. Gejala
awal yang ringan seperti kesemutan di
sekitar bibir atau mata kering biasanya cepat
menjadi berat dalam waktu 48 jam atau
kurang (Dewanto, dkk, 2009).
EPIDEMIOLOGI

63%
Data Global menunjukan Insidensi
Bell’s Palsy sebesar 15 – 30 kasus
per 100.000 populasi. Penyakit ini 16-60 Tahun
merupakan penyebab parasilis
wajah unilateral tertinggi di dunia, Kondisinya lebih umum di antara
63% menyerang sisi Kanan. orang-orang berusia 16 hingga 60
tahun. Bell’s palsy diberi nama
sesuai dengan ahli anatomi
Skotlandia, Charles Bell, yang
merupakan orang pertama yang
menggambarkan kondisi tersebut.
Your Picture Here
Saraf intermedius juga
Nervus membawa serabut- serabut
aferen untuk pengecapan pada
Facialis
Saraf fasialis merupakan
dua pertiga depan lidah dan
saraf campuran yang terdiri
dari 2 akar saraf, yaitu akar aferen somatik dari kanalis
motorik (lebih besar dan
lebih medial) dan intermedius auditori eksterna dan pinna
(lebih kecil dan lebih lateral)
Akar motorik berasal dari
nukleus fasialis dan
Setelah keluar dari foramen
berfungsi membawa serabut- stilomastoid, di kelenjar parotid, saraf
serabut motorik ke otot- fasialis kemudian bercabang dan
otot ekspresi wajah. Saraf
intermedius yang berasal
mempersarafi otot- otot ekspresi wajah,
dari nukleus salivatorius diantaranya m. orbicularis oculi,
anterior, membawa serabut- orbicularis oris, m. buccinator dan m.
serabut parasimpatis ke
kelenjar lakrimal,
Platysma
submandibular, dan sublingual
Teori Ischemia Vaskuler

01 Teori ini menjelaskan bahwa telah terjadi gangguan


sirkulasi darah ke saraf fasialis. Kondisi Lingkungan

ETIOLOGI
dingin, sering terkena angin malam, terpapar kipas
angin dan AC, diperkirakan membuat pembuluh darah
ke saraf fasialis tersebut menyempit atau vasospasme.

Teori Infeksi Virus

02
Beberapa ahli menyatakan penyebab Bell’s
palsy berupa virus herpes yang membuat saraf menjadi
bengkak akibat infeksi (Wikipedia, 2012). Virus / bakteri
yang telah dikaitkan dengan pengembangan Bell’s
palsy termasuk: Herpes Simplex, HIV, Sarkoidosis,
Herpes Zoster, Epsteinn-Barr.

Teori Herediter

03 Teori ini menjelaskan bahwa Bell’s palsy bisa


disebabkan karena keturunan, dimana kelainannya
berupa kanalis fasialis yang sempit dan system
enzim.
Pada pasien Bell’s palsy, tanda dan gejala klinisnya yang
Tanda dan
timbul pada sisi wajah ipsilateral seperti kelemahan otot
wajah, kerutan dahi mengilang ipsilateral, tampak seperti
Gejala
orang letih, tidak mampu atau sulit mengedipkan mata,
hidung terasa kaku, sulit bicara, sulit makan dan minum,
sensitif terhadap suara (hiperakusis, salivasi yang
berlebihan atau berkurang, pembengkakan wajah,
berkurang atau hilanganya rasa kecap, nyeri didalam atau
disekitar telinga, dan air liur sering keluar. Adapun gejala
pada mata ipsilateral yaitu: sulit atau tidak mampu
menutup mata ipsilateral, air mata berkurang, alis mata
jatuh, kelopak mata bawah jatuh, sensitif terhadap cahaya
(Dewanto, dkk, 2009).
Identitas Pasien
Nama Usia
Tn. N 17 Tahun 3 Bulan

Jenis Kelamin Pekerjaan


Laki-Laki Pelajar

No. RM Diagnosis Medis


770575 Bell’s Palsy
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang ke Klinik Saroja pada Senin, 8 Februari 2021
dengan keluhan wajah perok ke kiri sejak 2 hari yang lalu. 01
Kemudian pada Kamis, 11 Februari 2021 dirujuk ke RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.

Riwayat Penyakit Dahulu

02 Pasien belum pernah mengalami keluhan


serupa ataupun keluhan lain.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit keluarga pasien menderita
diabetes militus, sehingga pasien juga mempunyai 01
kemungkinan besar menderita DM diwaktu yang
akan datang karena faktor genetik.
PEMERIK
Inspeksi Palpasi Perkusi
SAAN Statis : Wajah
Lowtonus pada Tidak
Asimetris, Mulut
otot-otot wajah Dilakukan
mencong
sisi dextra
kesebelah kiri

Dinamis : Pasien
Ketegangan
tidak mampu
otot m.
mengangkat alis,
Stilomastoideus
sulit tersenyum,
dextra
mengerutkan
dahi, menutup
mata, serta
mencucu
Gerakan
Aktif Pasif Isometrik
Dasar Otot-otot pada
Otot-otot pada Otot-otot
wajah sisi dextra
wajah bisa pada wajah
sulit untuk
digerakkan sisi dextra
digerakkan
secara pasif sulit untuk
secara aktif
digerakkan
jika diberi
tahanan
Kognitif, Intra Personal, dan Inter Personal

Kognitif
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik

Intra Personal
Keluarga pasien mendukung kesembuhan
pasien

Inter Personal
Pasien memiliki semangat yang tinggi
untuk sembuh
Kemampuan Fungsional

Kemampuan fungsional pasien diukur


menggunakan skala Ugofish, dengan hasil,
sebagai berikut
Gerakan
: Score
Saat Diam 30% x 20 = 6
Mengerutkan dahi 30% x 10 = 3

Menutup mata 30% x 30 = 9


Tersenyum 30% x 30 = 9
Bersiul 30% x 10 = 3
TOTAL 30
(CUKUP)
PEMERIKSAAN KHUSUS

NYERI Pasien tidak


mengeluhkan nyeri

Sensoris pasien baik dengan tes


SENSIBILITAS
tajam tumpul serta tes kasar
halus.
LGS Tidak Dilakukan

ANTROPOMETRI
Tidak Dilakukan

REFLEKS PATOLOGIS Tidak Dilakukan


PEMERIKSAAN KHUSUS

Tes khusus sesuai kelainan/penyakit/


Tidak Dilakukan
gangguan

MMT

Otot Dextra Sinistra


m. Frontalis 1 5
m.Corrugator Supercili 1 5

m. Orbicularis Oculi 1 5
m. Nasalis 1 5
m. Zygomaticum 1 5
m. Orbicularis Oris 1 5
m. Bucinator 5 5
m. Procerus 1 5
m. Mentalis 1 5
m. Levator Labii 1 5
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
Impairment

• Lowtonus pada otot-otot wajah pasien


• Wajah asimetris, cenderung perok ke arah
sinistra
• Kelemahan pada otot-otot wajah dextra
Functional Limitation • Ketegangan pada m.
• Pasien tidak mampu menutup mata kanan rapat Sternocleidomastoideus dextra
• Pasien tidak mampu tersenyum lebar
• Pasien tidak mampu mengerutkan dahi
• Pasien tidak mampu mengangkat alis kanan
• Pasien kesulitan melakukan gerakan mencucu Disability
Pasien merasa terganggu saat bersosialisasi dengan
orang lain
Rencana Program Fisioterapi
JANGKA PANJANG JANGKA PENDEK

1 Meningkatkan tonus otot-otot wajah


Meningkatkan kekuatan otot-otot
wajah

Meneruskan program jangka 1


pendek

2 Mengurangi ketegangan m.
Stilomastoideus dextra

Meningkatkan aktifitas fisik dan 2


kemampuan fungsional wajah

Mengatasi asymetris pada wajah


3 pasien
INTERVENSI FISIOTERAPI
Massage
Infra Red (IR) Tujuan : Stimulasi dan Rileksasi
Tujuan : Memperbaiki vaskularisasi otot

Electrical Stimulation (Arus


Faradic) EDUKASI
Tujuan : Re-education Nervus Facialis
(N7), Meningkatkan Kekuatan Otot

Mirror Exercise
Tujuan : Meningkatkan Kekuatan
Otot. Meningkatkan Aktivitas
Fungsional Wajah
MMT
T1 T2 T3 T4
EVALUASI
Otot Dex Sin Dex Sin Dex Sin Dex Sin

m. Frontalis 1 5 1 5 3 5 5 5
m.Corrugator
1 5 1 5 3 5 5 5
Supercili
m.Orbicularis
1 5 1 5 3 5 3 5
Oculi
m. Nasalis 1 5 1 5 3 5 5 5
m. Zygomaticum
1 5 1 5 3 5 5 5

m. Orbicularis
1 5 1 5 1 5 3 5
Oris
m. Bucinator 5 5 5 5 5 5 5 5
m. Procerus 1 5 1 5 3 5 5 5
m. Mentalis 1 5 1 5 3 5 3 5
m. Levator Labii 1 5 1 5 3 5 3 5
Evaluasi Tonus Otot
EVALUASI
T1 : Lowtonus pada otot-otot wajah
T2 : Lowtonus pada otot-otot wajah
T3 : Ada peningkatan tonus otot-otot wajah
T4 : Tonus Otot-otot wajah pasien normal.
 
 
 
Evaluasi ketegangan pada m. Stilomastoideus Dextra

T1 : m. Sternocleidomastoideus dextra saat di palpasi terasa tegang


T2 : m. Sternocleidomastoideus dextra saat di palpasi terasa tegang
T3 : Ada penurunan ketegangan pada m. Sternocleidomastoideus
dextra
T4 : Tidak ada ketegangan pada m. Sternocleidomastoideus dextra
Aktivitas fungsional menggunakan Indeks ugofish
EVALUASI
Score
Gerakan
T1 T2 T3 T4

Saat Diam 30% x 20 = 6 30% x 20 = 6 70% x 20 = 14 100% x 20 = 20

Mengerutkan 30% x 10 = 3 30% x 10 = 3 70% x 10 = 7 100% x 10 = 10


dahi

Menutup mata 30% x 30 = 9 30% x 30 = 9 70% x 30 = 21 70% x 30 = 21

Tersenyum 30% x 30 = 9 30% x 30 = 9 70% x 30 = 21 100% x 30 = 30

Bersiul 30% x 10 = 3 30% x 10 = 3 30% x 10 = 3 70% x 10 = 7

TOTAL 30 30 66 88
(CUKUP) (CUKUP) (CUKUP) (PROGNOSIS
BAIK)
Hasil Akhir Pasien atas nama Tn. N 17 tahun dengan diagnose
fisioterapi adanya kelemahan pada otot-otot wajah,

Terapi penurunan tonus otot wajah, ketegangan pada m


Stilomastoideus dextra, penurunan kemampuan
fungsional wajah. Telah dilakukan terapi sebanyak 4 kali
pertemuan dan mendapatkan hasil akhir berupa :

• Nilai kekuatan otot meningkat


• Adanya peningkatan tonus otot
• Adanya penurunan ketegangan m stilomastoideus
dextra
• Adanya peningkatan kemampuan fungsional wajah
pasien
Udara Dingin

Vasokontriksi Pembuluh
Darah

Ischemia Vaskuler

Menekan n.facialis

Bell’s Palsy Dextra

Wajah Perok ke Kiri Penurunan Kekuatan Otot Penurunan Tonus Otot

Penurunan ADL Wajah

Thighness pada m. Meningkatkan Kekuatan Meningkatkan Tonus


Stylomatoideus Dextra Otot Otot

ES (Arus Faradic)

Meningkatkan Fisiologis
Otot
Re-education N.Facialis

Massage, IR
Peningkatan ADL
Wajah
Peningkatan
Vaskularisasi
THANK YOU

Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai