Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIK FISIOTERAPI

Fracture Schapoid

Pengertian Frakture adalah terputusnya kontinuitas tulang baik karena trauma,


tekanan, maupun kelaian patologis. Fraktur atau patah tulang
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang
dikenai stres yang lebih besar dari yang diabsorpsinya.

Tujuan Sebagai Pedoman Praktik Klinik Fisioterapi Untuk Penanganan


Fracture Schapoid
Isi
1. Masalah a. Pengertian
kesehatan: Fracture Schapoid adalah patah tulang yang terjadi pada tulang
a. Pengertian, Scaphoid. Dimana scaphoid merupakan salah satu dari 8 tulang
b. Prevalensi karpal pergelangan tangan.
dan Scaphoid berartikulasi dengan radius distal, trapesium dan
Insidensi, capitatum.
c. Etiologi,
d. Faktor b. Prevalensi dan Insidensi
resiko, Insiden tahunnan fraktur Skapoid adalah 8 kejadian dari 100.000
e. Patofisiologi wanita dan 38 kejadian dari 100.000 pria, dengan 69% terjadi
karena jatuh dengan posisi tangan terulur. Fraktur scapoid
adalah fraktur tulang karpal yang paling sering terjadi, sekitar
60-70 % dibandingkan tulang karpal lainnya. Fraktur skafoid
didominasi oleh orng dewasa muda rata-rata usia 29 tahun.
Fraktur scapoid memiliki insiden nonunion 8-10%, sering
malunion dan gejala sisa akhirnya berupa ketidakstabilan karpal
dan atritis pasca trauma.

c. Etiologi
Penyebab terjadinya Fraktur Skapoid adalah trauma. Mekanisme
trauma yang khas adalah jatuh pada tangan yang terulur dengan
pergelangan tangan dalam deviasi radial yang menyebabkan
benturan pada telapak tangan. Mekanisme trauma ini juga
membahayakan ligamentum skafoid-lunatum (SL). Mekanisme
yang dijelaskan di atas menyebabkan tulang skafoid berdampak
pada cekungan radius distal, menyebabkan fraktur kemungkinan
besar terjadi di tengah skafoid. Ada kemungkinan peningkatan
fraktur bagian proksimal ketika jatuh dengan posisi wrist
abduksi.

d. Patofisiologi
Ketika patah tulang skafoid terjadi, anatominya menjelaskan
mengapa proses penyembuhannya terjadi sangat lama atau
bahka unionion. Dua pertiga permukaannya ditutupi oleh tulang
rawan yang tidak memiliki perlekatan ligamen atau pembuluh
darah. Kemudian, sirkulasi tulang ini sangat spesifik. Obletz dan
Halbstein menemukan bahwa di 67% tulang skafoid tidak
terdapat pembuluh darah dan suplai nutrisi . Pada 13% tulang

1
skafoid, pembuluh darah hanya terletak di sepertiga bagian
distal tulang, sedangkan pada 20% kasus sebagian besar
pembuluh darah terletak di bagian tengah.

e. Clinical presentation
Scaphoid Fracture memiliki gejala berupa:
• Nyeri dalam pada bagian distal radial
• Nyeri semakin parah ketika mencengkram
• Terjadi pembengkakan
• Memar lokal
• Nyeri palpasi sisi radial pergelangan tangan
• Rentang gerakan ibu jari yang terbatas

2. Pemeriksaan a. History Taking:


Fisioterapi: 1) Berapa Usia Anda Sekarang ?
a. History 2) Kronologi awal kejadian jatuh ?
taking 3) Kapan hal itu terjadi?
b. Pemeriksaan 4) Apa yang dilakukan pertama kali, langsung dibawa ke
c. menetapkan dokter atau dibiarkan?
red flag dan b. Pemeriksaan :
yellow flag 1) Assesment umum : cantumkan jam, tanggal, bulan, dan
tahun.
2) Identitas pasien.
3) Riwayat penyakit
4) Riwayat pribadi
5) Pemeriksaan fisik
6) Vital signs ; meliputi denyut nadi, suhu, frekuensi napas,
tekanan darah, kesadaran, berat badan, tinggi badan
7) Inspeksi : analisa daerah mana saja yang terdampak,
bengkak, kemerahan atau memar
8) Palpasi : ada/tidaknya nyeri tekan didaerah nyeri, palpasi
pada daerah snuff box, spasme otot, bengkak.
9) Antropometri : mengukur lingkar anggota gerak yang
terkena
10) Pemeriksaan lingkup gerak sendi

c. Gerakan/kegiatan yang memperingan nyeri


Posisi Wrist dan Carpal netral.

d. Gerakan/kegiatan yang memperburuk nyeri


Gerakan mencengkram dan menggerakkan ibu jari.

3. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi seperti Computed Tomography Scan (CT-


Penunjang Scan) atau lebih spesifik bisa dilakukan Bone scintigraphy

4. ICF 1. Impairment
 Nyeri dalam pada bagian distal radial
 Nyeri semakin parah ketika mencengkram
 Terjadi pembengkakan

2
 Memar lokal
 Nyeri palpasi sisi radial pergelangan tangan
 Rentang gerakan ibu jari yang terbatas

2. Activity Limitation
Gangguan ROM Wrist seperti gerakan mencengkram,
Pronasi, Supinasi, dan abduksi serta gerakan yang
melibatkan jari jempol.

3. Participation Restriction
Bekerja dan berolahraga.

4. Personal Faktor
Usia, Berat Badan, jenis kelamin

5. Eksternal Faktor
Pekerjaan (Kesibukan aktifitas harian).

6. Diagnosa  Nyeri dalam pada bagian distal radial


 Nyeri semakin parah ketika mencengkram
 Terjadi pembengkakan
 Memar lokal
 Nyeri palpasi sisi radial pergelangan tangan
 Rentang gerakan ibu jari yang terbatas

7. Rencana Untuk Fracture Non-displaced sembuh dengan baik jika


Fisioterapi dilakukan imobilisasi ketat menggunakan gips.
Waktu penyatuan berbeda tergantung lokasi fraktur :
• Sepertiga distal sembuh dlm 6-8 minggu
• Sepertiga tengah sembuh dlm 8-12 minggu
• Proksimal sembuh dlm 8-10 minggu

Saat garis patahan lebih condong kearah proksimal, lebih banyak


risiko terjadinya perpindahan (Displaced) dan nonunion. Oleh
karena itu, akan lebih tepat untuk ditangani oleh ortopedi untuk
dilakukan bedah pemasangan sekrup.

Setelah periode imbobilisasi pasca operasi atau konservatif


setelah gips dilepas maka pergelangan tangan dan tangan akan
kaku serta mengalami penurunan kekuatan otot.

Tujuan fisioterapi yaitu :


1. Mengembalikan AROM
2. Mengurangi pembengkakan
3. Meningkatkan cengkraman dan kekuatan pergelangan
tangan
4. Mengembalikan aktivitas fungsional
5. Latihan isometrik selama masa konservatif

3
8. Intervensi • Latihan ROM
Fisioterapi Pada tahap awal setelah imobilisasi dilakukan dengan aktif
exercise, fokus pada tangan, dan ibu jari, serta siku dan bahu
juga perlu di pertimbangkan
• Mobilisasi sendi radio-carpal, sendi radio-ulnaris dan sendi
karpal
• Stretching untuk meningkatkan ROM wrist
• Latihan Penguatan, dilakukan setelah ROM penuh atau pulih
kembali.
• Restorasi fungsional dengan rehabilitasi
Disesuaikan dengan profesi atau aktivitas keseharian pasien.

9. Evaluasi  Pemeriksaan nyeri, dengan menggunakan skala nyeri seprti


VAS
 Pemeriksaan ROM dengan menggunakan Goniometer
 Pemeriksaan antropometri

10. Edukasi Edukasi :


Kesehatan Pasien diharapkan dapat bersabar selama masa perawatan
Fisioterapi konservatif menggunakan gips untuk hasil yang maksimal.

11. Kepustakaan Andjelkovi S, Edo D, Lesi A, Tuli C, Milutinovi S, Palibrk T,


Zagorac S, Bumbaširevi M. Fractures of the scaphoid, diagnosis and
managementa review. School of medicine, University of Belgrade
Serbia, Belgrade. 2017 (Vol. LX). Pages 100-102.

Nakamura Ryogo, Imaeda T, Horii Omiko, Takayuki Miura,


and Norikazu Hayakawa. Analysis of scaphoid fracture
displacement by three-dimensional computed tomography. The
Journal Of Hand Surgery. 2016. Pages 485-492.

Belsky M, Leibman M, David E. Ruchelsman, Scaphoid


Fracture in the Elite Athlete. Department of Orthopaedic Surgery,
Newton-Wellesley Hospital, Tufts University School of Medicine,
USA. (2012) 269–278.

Steven J Rhemrev, Daan Ootes, Frank JP Beeres, Sven AG


Meylaerts, Inger B Schipper. Current methods of diagnosis and
treatment of scaphoid fractures. Rhemrev et al. International Journal
of Emergency Medicine. 2011 (Vol 4). Pages 2-8.

Anda mungkin juga menyukai