Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

Fasilitator :

Rina Budi Kristiani, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :

1. ILHAM PANDU KUMARA (1711029)

2. RIZKA NUR INDAH RISTYAWATI (1711044)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN ADI HUSADA SURABAYA

2018

0
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmat serta hidayah-Nya terutama hikmat, kesempatan dan kesehatan
bagi kami sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ”KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH”.

Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan Adi
Husada Surabaya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas diantaranya :

1. Ibu Rina Budi Kristiani, S.Kep., M.Kep


2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan agar selanjutnya makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran khususnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.

1
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................1

Daftar Isi....................................................................................................2

Bab 1 Ringkasan

1.1 Pengertian............................................................................................3
1.2 Etiologi................................................................................................3
1.3 Tanda dan Gejala.................................................................................6
1.4 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................6
1.5 Pathway ...............................................................................................8
1.6 Penatalaksanaan...................................................................................9
1.7 Komplikasi.........................................................................................11
1.8 JNC 8 Langkah Panduan Hipertensi..................................................12

Bab 2 Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian.........................................................................................15
2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................16
2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................17

Bab 3 Studi Kasus

3.1 Pengkajian.........................................................................................30
3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................35
3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................37
3.4 Implementasi.....................................................................................41
3.5 Evaluasi.............................................................................................47
Bab 4 Penutup
4.1 Kesimpulan.......................................................................................48
4.2 Kritik dan Saran................................................................................48
Daftar Pustaka ........................................................................................49

2
BAB 1
RINGKASAN MATERI

1.1 PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Penyakit hipertensi merupakan
gejala peningkatan tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ lain,
seperti stroke atau penyakit jantung koroner. (Ardiansyah, 2012)

Seseorang dikatakan hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi jika


pemeriksaan tekanan darah menunjukkan hasil diatas 140/90 mmHg atau lebih
dalam keadaan istirahat, dengan dua kali pemeriksaan, dan selang waktu lima
menit. Dalam hal ini, 140 atau nilai atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan
90 atau nilai bawah menunjukkan tekanan diastolik. Jika pemeriksaan tekanan
darah menunjukkan hasil diatas 120/80 mmHg dalam keadaan istirahat. Hasil
tersebut sudah termasuk dalam keadaan prehipertensi. (Hariyanto & Sulistyowati,
2015)

1.2 ETIOLOGI

1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hiperetnsi esensial atau hipertensi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial di antaranya.
a) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko leih tinggi untuk terkena hipertensi daripada mereka
yang tidak ada riwayat genetik.
b) Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c) Diet

3
Konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit
hipertensi.
d) Berat badan
Obesitas (25% lebih berat di atas berat badan ideal) juga sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup
Merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan)

2. Hipertensi Sekunder (5-10%)


Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
diketahui. Beberapa gejala atau penyakit lain yang menyebabkan
hipertensi jenis ini antara lain:
a) Coarctationaorta
Penyempitan aortacongenital yang mungkin terjadi pada
beberapa tingkat aorta torasik atau aorta abdominal.
Penyempitan ini menghambat aliran darah melalui lengkung
aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas
area konstriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi,
serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
c) Penggunaan kontrasepsi hormonal
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan
hipertensi melalui mekanisme renin- aldosteron-mediate
volume expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi,
tekanan darah kembali normal setelah beberapa bulan.
d) Gangguan endokrin

4
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hiperetnsi sekunder. Adrenal-mediate
hypertension di sebabkan kelibahan primer aldosteron,
kortisol, dan katekolamin. Pada aldosteron primer, kelebihan
aldosteron menyebakan hipertensi dan hipokalemia.
e) Stress
Yang cendereung menyebakan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu.jika stress telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali norma.
f) Kehamilan
g) Luka bakar
h) Peningkatan volume intravaskular
i) Merokok
Nikotin dalam merokok dapat merangsang pelepasan
katekolamin. Peningkatan katekolamin ini mengakibatkan
iritabilitas miokardial, peningktan denyut jantung, serta
menyebabkan vasokontriksi yang kemudian meningkatkan
tekanan darah.
(Ardiansyah, 2012)

3. Klasifikasi hipertensi
Sangat penting untuk mengambil TD dengan benar untuk pembacaan
yang akurat. Pembacaan tekanan darah normal adalah tekanan sistolik
dibawah 120 mmHg dan tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg
dengan pasien dalam posisi duduk dan lengan didukung tingkat jantung
(lihat Bab 21). Penangguhan prehy adalah TD sistolik 120-139 mm Hg
atau TD diastolik 80 sampai 89 mm Hg. Hipertensi juga dikenal sebagai
tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi di mana sedikitnya dua atau
lebih tanggal yang berbeda berada di atas tingkat kedaruratan hipertensi
yang lebih tinggi. Untuk informasi lebih lanjut tentang hipertensi.
Kategori dan Ukuran Tekanan Darah

5
Kategori TD Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik (mmHg) Rekomendasi Chek Up
(mmHg)

Normal <120 <80 2 tahun

Resiko hipertensi 120-139 80-89 1 tahun

Tahap 1 Hipertensi 140-159 90-99 2 bulan

Tahap 2 Hipertensi >160 >100 1 bulan

Untuk TD lebih dari


180/110 mmHg diharap
untuk melakukan perawatan
lebih lanjut

(Williams & Hopper)

1.3 TANDA DAN GEJALA


Hipertensi sering tidak menyebabkan adanya tanda-tanda atau gejala
kebanyakan diketahui setelah ada pembacaan TD tinggi. Akibatnya, hipertensi
disebut sebagai "silent killer". Biasanya tidak mungkin bagi pasien untuk sadar
akan gejala TD. Dalam sejumlah kecil kasus, pasien dengan hipertensi dapat
melaporkan :
1. sakit kepala,
2. hidung berbintik-bintik,
3. kecemasan yang parah,
4. sesak napas,
(Williams & Hopper)

1.4 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume


cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

6
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi
1.5 PATHWAY DAN PATOFISIOLOGI

7
Faktor presdisposisi:
usia, gender, merokok,
stress, kurang olahraga,
genetik, alkohol, konsentrasi
garam, obesitas

HIPERTENSI
MK :
Tekanan sistemik perubahan ansietas
Kerusakan vaskuler situasi
darah ↑
pembuluh darah
Beban kerja krisis informasi
jantung↑ perubahan situasional yang minim
struktur
aliran darah makin
penyumbatan metode koping MK : defisiensi
cepat keseluruhan
pembuluh darah tidak efektif pengetahuan
tubuh sedangkan nutrisi
dalam sel sudah
mencukupi kebutuhan vasokonstriksi MK : Koping
gangguan tidak efektif
sirkulas

ginjal otak pembuluh darah

vasokntriksi resistensi suplai otak O2 ke


otak ↓ sistemik koroner
pembuluh darah pembuluh
ginjal darah otak ↑
vasokonstriksi iskemia
MK : Risiko miokard
blood flow darah MK : Perfusi perfusi serebral
turun perifer tidak tidak efektif after load ↓
efektif MK : Nyeri
respon RAA akut
fatigue
merangsang MK :
aldosteron penurunan
curah jantung MK :
retensi intloleransi
natrium aktivitas
edema

MK :
Hipervolemia

8
1.6 PENATALAKSANAAN

JCN 8 merekomendasikan terapi untuk pasien dengan tekanan darah


kurang dari 150/90 mm/Hg. Bagi mereka yang berusia 60 tahun ke atas; untuk
mereka yang berusia 30 hingga 59, tujuannya adalah tekanan darah diastolik
kurang dari 90 mm Hg; dan tujuan TD kurang dari 140/90 mm Hg untuk orang
dewasa lainnya. Perawatan dapat dimulai dengan modifikasi gaya hidup dan
kemudian pertimbangan terapi obat. Untuk terapi obat awal, diuretik tiazid,
penghambat angiotensin-converting enzyme (A CE), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), atau calcium channel blocker (CCB) direkomendasikan.
Orang Afrika Amerika harus menerima CCB atau diuretik thiazide (jika
penyakit ginjal kronis dengan proteinuria ACE inhibitor atau ARB), dan siapa
pun dengan penyakit ginjal kronis, ACE inhibitor atau ARB. Bagi mereka
dengan penyakit ginjal kronis atau diabetes, tujuan TD kurang dari 140/90. Jika
respon tidak mencapai tujuan TD, dosis dapat ditingkatkan atau obat kedua dari
kelas yang berbeda dapat ditambahkan. Pemberian obat yang aman adalah
penting, terutama untuk pasien yang lebih tua (Masalah Gerontological ").

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGOBATI


HIPERTENSI

Obat Kelas/Aksi Contoh Observasi

Alfa Blockers Prazosin (Minipress) Periksa denyut jantung dan TD


terazosin (Hytrin) sebelum administrasi; menyebabkan
Blok efek sistem saraf simpatis hipotensi dan takikardia. Mengajar:
pada otot polos pembuluh darah, Bangkit perlahan-lahan
menghasilkan vasodilasi dan
penurunan tekanan darah

Combine Alpha dan Beta Caus-carvedilol (Coreg) Setiap hari 1 & O und weight Periksa
labetalel (Normodyne) denyut jantung dan tekanan darah
Blocker sebelum terapi sebagai penyebab
bradikardia dan hipotensi. suara paru-
Memblokir reseptor alfa- paru. obat secara tiba-tiba untuk
adrenergik, penyebab-carvedilol menghindari rebound. Monitor
ing vasodilatasi dan mengurangi edema, pembesaran vena leher,
tekanan otak menurun respon saraf Pengajaran Naik perlahan. Jangan
simpatik, mengakibatkan hentikan pertension, angina, atau
penurunan denyut jantung dan disritmia
kontraktilitas

9
Central-Acting Alpha2Agonist Clonidine (Catapres) Periksa penurunan TD dan edema.
guanfacine HCI (Tenex) Sarankan permen karet atau permen
Blok efek sistem saraf simpatik keras untuk mulut kering
terpusat.

Angiotensin-Converting Enzyme Benazepril HCI (Lotensin) Pasien monitur untuk edema dengan
(ACE) Inhibitor Menghalangi captopril (Capoten) HF menurunkan tekanan darah
produksi angiotensin II, paent enalapril (Vasotec) dengan hipertensi dan batuk onset
VISOconstrictor. Mengurangi fosinopril (Monopril) baru Pengajaran Naik perlahan
resistensi arteri perifer dan TD lisinopril (Prinivil, Zestril) Katakan untuk melaporkan batuk
moexipril (Univasc) onset baru. Gunakan tabir surya untuk
perindopril (Aceon) mencegah fotosensitifitas Jangan
quinspril (Accupril) berhenti tiba-tiba untuk avaid
ramipril (Altace rebound hipertensi, angina atau
trandolapril (Mavik) dysrhythmias

Antagonis Reseptor Angiotensin Candesartan (Atecand) Pantau pasien untuk edema dengan
II eprosartan (Teveten) HF dan penurunan tekanan darah
irbesartan (Avapro) dengan hipertensi. batuk.
Memblok reseptor angiotensin II, losartan (Cozaar) fotosensitifitas. Mengajar: Katakan
menyebabkan asodilasi dan reduksi olmesartan (Benicar) untuk melaporkan onset baru
pada TD telmisartan (Micardis) Gunakan tabir surya untuk mencegah
valsartan (Diovan)

Aldosterone Receptor Antagonist Eplerenone (Inspra) Monitor potasium untuk hiperkalemia


sebelum dan selama terapi
Menghalangi aldosterone di situs
reseptor untuk mengurangi ion
sodium reabsorpsi dan kemudian
TD

Calcium Channel Blockers Amlodipine (Norvasc) Periksa TD untuk hipotensi, denyut


Mencegah pergerakan kalsium diltiazem (Cardizem) jantung, disritmia, angina. Dapat
ekstraseluler ke dalam sel yang felodipine (Plendil) meningkatkan kadar digoxin dalam
vasodilatasi isradipine (dynacirc) darah.
nicardipine HCI (Cardene,
Cardene SR) nifedipine
(Procardia) nisoldipine
(Sular) verapamil (Calan
SR. Isoptin SR)

Vasodilator Langsung Hydralazine (Apresoline) Monitor TD untuk hipotensi /


minoxidil (Loniten) hipertensi dan meningkatkan denyut
Bersantai lancar otot-otot jantung. Mengobati sakit kepala
pembuluh darah, menyebabkan dengan acetaminophen. Sering
vasodilatasi dan menurunkan diberikan dengan diuretik untuk
tekanan darah mengurangi edema akibat retensi air
dan natrium

10
Combination Agents Hyzaar cozaar + hctz
micardis hct micardis +
Lihat individu agen untuk beraksi. hctz

(Williams & Hopper)

1.7 KOMPLIKASI

Komplikasi umum hipertensi termasuk penyakit :

a) Arteri koroner,
b) Aterosklerosis,
c) Infark miokard,
d) Gagal jantung,
e) Stroke, dan
f) Kerusakan ginjal atau mata.

Tingkat keparahan dan durasi peningkatan tekanan darah menentukan


tingkat perubahan vaskular yang menyebabkan kerusakan organ. Tingkat TD
tinggi juga dapat meningkatkan ukuran ventrikel kiri, disebut sebagai
hipertrofi. Seiring waktu TD meningkat kerusakan pembuluh kecil jantung,
otak, kidnys, dan retina. Hasilnya adalah gangguan fungsional organ-organ ini
secara progresif, yang dikenal sebagai penyakit target-organ.

(Williams & Hopper)

11
1.8 JNC 8 Langkah Panduan Hipertensi

Dewasa berusia >18 Thn dengan Hipertensi Menerapkan


modifikasi gaya hidup, menetapkan target TD, mumicu
menurunkan TD sesuai dengan langkah tertentu

Populasi umum
tanpa diabetes / CKD Diabetes/CKD

Usia >60 thn Usia <60 thn Semua usia dengan Semua usia dengan CKD
diabetes tanpa CKD dengan/tanpa diabetes

Target TD <150/90 Target TD <140/90 Target TD <140/90 Target TD <140/90

Memicu ACEI / ARB,


sendiri/gabungan
Hitam dengan kelas lain
Tidak hitam

Memicu thiazide, Memicu thiazide


ACEI, ARB, CCB, /CCB, sendiri atau
sendiri/gabungan gabungan

Target tekanan darah?

Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan Obat titrasi hingga dosis maksimum Ya
atau pertimbangkan untuk menambah obat lain (ACEI, ARB, CCB, Thiazide)

Ya
Target tekanan darah?
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan Tambahkan kelas obat yang belum
dipilih (beta blocker, aldosteron antagonist, lainnya) dan titrasi pada obat-
obatan agar maksimal

Ya Lanjutkan penerimaan dan


Target tekanan darah? pantau
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan oTambahkan kelas obat yang belum
dipilih (beta blocker, aldosteron antagonist, lainnya) dan titrasi pada obat-
obatan agar maksimal

12
Strategi Deskripsi
Pilihan obat awal untuk hipertensi A Mulailah dari 1 obat, titrasi dengan dosis maks, dan
kemudian tambahkan obat ke 2
 ACE inhibitor (ACEI)
 Angiotensin Receptor Blocker B Mulailah dari 1 obat, lalu tambahkan obat ke 2
(ARB) sebelum mencapai dosis maks obat ke 1
 Tiazide diuretic
 Calcium Channel Blocker C Mulai dengan 2 obat di waktu yang sama, sebagai pil
(CCB) terpisah/kombinasi.terapi kombinasi awal dianjurkan
jika tTD >20/10 mmHg diatas target

Perubahan Gaya Hidup:

 Penghentan merokok
 Kontrol glukosa darah dan lemak
 Diet
 Makan sehat (Diet DASH)
 Mengurangi konsumsi alkohol
 Membatasi asupan natrium tidak lebih
dari 2,400 mg/hari
 Aktivitas fisisk
 Aktivitas sedang hingga berat 3-4 hari/
minggu, rata-rata 40 menit per sesi

Indikasi Wajib

Indikasi Pilihan Perwatan Perawatan Hipertensi


Gagal antung ACEI/ARB + BB + diuretik +
spironolactone
Pot-MI/ CAD ACEI/ARB + BB

CAD ACEI, BB, diuretik, CCb


Beta 1 Selective Beta-blocker –
Diabetes ACEI/ARB, CCB, diuretik mungkin lebih aman pada pasien
CKD ACEI/ARB dengan COPD, asma, diabetes, dan
penyakit vaskular perifer:
Pencegahan ACEI, diuretik  Ebisoprolol
stroke kambuh  Metoprolar
 Betaxolol
Kehamilan Labetolol (awalan), nifedipine,  Acebutolol
methyldopa

13
Obat Kelas Agen Pilihan Komentar

Diuretik HCTZ 12.5-50mg, chlorthalidone 12.5- Monitor untuk hipokalemia


25mg, indapamide 1.25-2.5mg
triamterene 100mg Kebanyakan SE adalah metabolik di alam

K + sparing-spironolactone 25-50mg, Paling efektif bila dikombinasikan dengan


amiloride 5-10mg, triamterene 100mg ACEI

furosemide 20-80mg dua kali sehari, Bukti klinis yang lebih kuat dengan
torsemide 10-40mg chlorthalidone

Spironolactone ginekomastia dan


hiperkalemia

Diuretik loop mungkin diperlukan ketika GFR


<40mL / min

ACEI / ARB ACEI: lisinopril, benazapril, fosinopril SE: Batuk (hanya ACEI), angioedema (lebih
dan quinapril 10-40mg, ramipril 5- banyak dengan ACEI), hyperkalemia
10mg, trandolapril 2-8mg
Losartan menurunkan kadar asam urat;
ARB: candesartan 8-32mg, valsartan candesartan dapat mencegah sakit kepala
80-320mg, losartan 50-100mg, migrain.
olmesartan 20-40mg, telmisartan 20-
80mg

Beta-Blocker metoprolol suksinat 50-100mg dan Bukan lini pertama agen-cadangan untuk
tartrat 50-100mg dua kali sehari, pasca-MI / CHF.
nebivolol 5-10mg, propranolol 40-
120mg dua kali sehari, carvedilol 6,25- Penyebab kelelahan dan penurunan denyut
25mg dua kali sehari, bisoprolol 5- jantung,
10mg, labetalol 100-300mg dua kali
sehari, mempengaruhi glukosa; kesadaran
hipoglikemik

Calcium Dihydropyridines: amlodipine 5-10ng, Penyebab edema; dihydropyridines mungkin


Channel nifedipine ER 30-90mg , aman dikombinasikan dengan B-blocker
Blocker
Non-dihydropyridines: diltiazem ER Non-dihydropyridines mengurangi denyut
180-360 mg, verapamil 80-120mg 3 kali jantung dan proteinuria
sehari atau ER 240-480mg

Vasodilator hydralazine 25-100mg dua kali sehari, Hydralazine dan minoxidil dapat
minoxidil 5-10mg menyebabkan refleks takikardia dan retensi
cairan-biasanya memerlukan diuretik + B-
terazosin 1-5mg, doxazosin 1-4mg blocker
diberikan pada waktu tidur
Alpha-blocker dapat menyebabkan hipotensi
ortostatik

Centrally- clonidine 0,1- 0,2mg dua kali sehari, Clonidine tersedia dalam formulasi patch
acting methyldopa 250-500mg dua kali sehari mingguan untuk hipertensi resisten
Agents
guanfacine 1-3mg

14
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
A. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
B. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
C. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).
F. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun)
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
G. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).

15
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses
pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
H. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
I. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

2.2 Diagnosa Keperawatan


. Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi)
. Hipervolemia b.d kelebihan volume cairan
. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

2.3 Intervesi Keperawatan


Diagnosa keperawatan : Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload
Tindakan/intervensi Rasional

Mandiri

Pantau TD ukur pada kedua tangan/paha Perbandingan dari tekanan memberikan


untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran gambaran yang lebih lengkap tentang
manset yang tepat dan teknik yang akurat keterlibatan/bidang masalah vaskular.
Hipertensi berat dikalsifikasikan pada
orang dewasa sebagai peningkatan tekanan
diastolik diatas 130, hasil pengukuran
diastolik diatas 130 dipertimbangkan
sebagai peningkatan pertama, kemudian
maligna. Hipertensi sistolik juga
merupakan faktor risiko yang ditentukan
untuk penyakit serebrovaskular dan

16
penyakit iskemi antung bila tekanan
diastolik 90-115.

Catat keberadaan, kualitas denyutan Denyutan karotis, jugularis, radialis dan


sentral dan perifer femoralis mungkin teramati / terpalpasi.
Denyut pada tungkai mungkin menurun,
efek dari vasokonuriksi (Peningkatan
SVR) dan kongesti vena

Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. S4 umum terdengar pada pasien hipertensi
berat karena adanya hipertrofi atrium
(peningkatan volume / atrium atrium).
Perkembangan S3 menunjukkan hipertroli
ventrikel dan kerusakan fungsi. Adanya
krakles., Mengi dapat membayangkan
kongesti paru-paru sekunder terhadap
pekerjaan atau gagal jantung kronik

Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan Adanya pucat, dingin. kulit lembab dan
masa beban kapiler masa pemakaian kapiler lambat mungkin
dengan vasokonstriksi atau
mencerminkan dekompensasi / penurunan
curah jantung

Catat edema umum / tertentu Dapat mengidentifikasi gagal jantung,


kerusakan ginjal atau vascular

Berikan lingkungan tenang, nyaman, dan Membantu untuk menurunkan rangsang


akivitas / keributan lingkungan. Batasi simpatis. meningkatkan relaksasi.
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal

Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti Menurunkan stres dan mengatasi tekanan


Istirahat di tempat tidur / kursi; jadwal darah dan mengurangi tekanan darah dan
perioce istirahat tanpa gangguan; perjalanan penyakit hipertensi
Membantu pasien melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai kebutuhan

Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat


seperti pijatan punggung dan leher, menurunkan rangsang simpatis.
meninggikan kepala tempat tidur

Anjurkan teknik relaksasi, panduan Dapat menurunkan rangsangan yang


imajinasi, aktivitas pengalihan menimbulkan stres, membuat efek tenang,
sehingga akan menurunkan TD

Pantau respons terhadap obat untuk Respon terhadap terapi obat melangkah
mengontrol tekanan darah (yang terdiri atas diuretik, penghambat
simpatis dan vasodilator) tergantung pada
individu dan efek sinergis obat, Karena
efek sampıng tersebut. Maka sangat
penting untuk menggunakan obat-obatan
yang paling mudah dan rendah.

17
Kolaborasi

Berikan obat-obat sesuai indikasi, contoh:

Diuretik tiazid. mis klorotiazid Tiazid mungkin digunakan oleh pasien


(Diuril): hidroklorctiazid (Esidrix / untuk menurunkan TD pada pasien
HidroDIURIL); bendroflumentiazid dengan fungsi ginjal yarg relatif normal.
Naturetin Obat ini membuat agen-agen
antihipertensif lain dengan membatasi
retensi cairan.
Diuretik Loop, mis, furosemid Obat ini menghasilkan diuresis kuat
(Lasix); asam ctakrinic (Edecrin); dengan menghambat reabsorbsi natrium
bumetanid (Burmex) dan klorida dan merupakan antihipertensif
efektif khususaya pada pas yang resisten
terhadap tiazid atau kerusakan ginjal.
Diuretik hemat kalium, mis, Dapat diberiken dalam kombinasi dengan
spironolakton (Aldactone) diureik tiazid untuk membersihkan
triamterene (Dyrcnium); amilioride kehilangan kalium.
(Midamor)
Kerja khusus obat ini bervariasi. Namun,
Inhibitor simpatis, mis. propanolol penggunaan umum TD melalui etek
(Inderal); metoprolol Lopressor) kombinasi penurunan total perifer,
atenolol (Tenounin): nadolol menurunkan curah jantung pria- ghambat
(Corgard); metildopa (Aldomet); akt.vias simpats, dan korban pel ganti
reserpin (Serpasil); klonidin renin
(Catapres)
Mungkin diperlukan untuk mengobati
Vasodilator, mis, minoksidil hiperiensi berat bila kombinasi dan
(Loniten); hidralazin (Apresoline); simpati tidak berhasil mengontrol TD.
bloker saluran kalsium, mis., Vasodilatasi vaskuler jantung sehat dan
nifedipin (Procardia), verapamil meningkatkan aliran darah karoner
(Calan); keuntungan vasodilator

Agen-Agen antiadrenergik: oa-l Bekerja pada pembuluh darah untuk


bloker prazosin (Mini-pres); mempertahankan agar tidak konstriksi
tetazosin( Hytrin)

Menurunkan aktivitas konstriksi arteri


Bloker nuron acrenergik: guanadre! dan vena pada ujung saraf simpatis
(Hyloree): quanetidin (Ismclin),
reserpin (Serpasil)

Inhibitor adrenergik yang ketja Obat ini meningkatkan rangsangan


secara sentral: klonidin: Catapres; simpatis pusat vasomotor untuk
guanabenz (Wytension); metildopa meningkatkan tekanan perifer
(Aldomet);

18
Vasodilator kerja-langsung: Merilekskan otot-otot polos vaskuler
hidralazin (Apresoline); minoksidil:
(Loriten)

Vasodilator oral yang bekerja Obat-obatan ini dibcrikan sccara


langsung: diacoksid (Hyperstat) intravena untuk menangani kedaruratan
nitroprusid; (Nipride. Nitropess) hiperensi

Bloker ganglion, mis, Guanctidin Penggunaan inhibitor simpatis mungkin


(Ismelin); trimetapan Arfonad). ACE dibutuhkan untuk efek kumulatifnya) bila
inhibitor, mis., Kaptopril (Capoten). digunakan untuk mengontrol TD dan kerja
sama pasien dengan regimen terapeutik
telah ditetapkan.

Berikan pembatasan cairan dan diit Pembatasan ini dapat menangani retensi
natrium sesuai indikasi cairan dengan respons hipertensif, dengan
deaikian menurunkan beban kerja jartung

Siapakan untuk pembedahan bila ada Bila hipertensi berhubungan dengan


indikasi adanya leokromositama. Maka
pengangkatan tumor akan memperbaki
kondisi

DIAGNOSA KEPERAWATAN: INTOLERAN AKTIVITAS berhubungan


dengan Kelemahan umum; Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen Ditandai dengan : Laporan verbal tentang keletihan atau kelemahan;
Frekuensi jantung atau rsspons TD torhadap aktivitas abnormal; Rasa tidak
nyaman saat bergerak atau dyspnea; Parubahan-Perubahan EKG mencerminkan
iskemia, disritmia . inkan / minta

Tujuan / Kriteria Hasil :


1. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diinginkan
2. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
3. Menurjukkan penurunan dalam tanda-landa intoleransi fisiologi
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji, tanggung jawab untuk pasien, Menyebutkan parameter membanta dalam


frekuensi yang lebih dari 20 kali per menit mergkaj istirahat; respons fisiologi
di atas frekuensi istirahat, respons TD terhadap stres aktivitas dan, jika ada
yang nyata selama / sesudah aktivitas merupakan indikator dari kelcbihan kerja
(peningkatan sistolik meningkat 40 mnHg yang berhubungan dengan tingkat
atau tekanan yang dias- tolik meningkat aktivitas.
20 mmHg): dispnea atau keletinan dan

19
kelemahan yang berlebihan, diaforesis
pusing atau pingsan

Instruksikan pasien tentang teknik Teknik energi energi menggunakan


pengliematan energi. mis, menggunakan energi, juga membantu keseimbangan
kursi mandi, duduk saat menyisir rambut antara kebutuhan dan kebutuhan energi.
atau menyikat gigi, melakukan kegiatan
dengan perlahan.

Menyembuhkan diri untuk melakukan Bantuan hanya sebatas kebutuhan akan


aktivitas / perawatan diri ketika dapat mendorong kemandirian dalam
ditoleransi. Butuh bantuan melakukan aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN: NYERI, [AKUT], SAKIT KEPALA

berhubungan dengan: Peningkatan tekanan vascular serebral

Ditandai dengan: Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada wilayah
suboksipital, terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah beberapa
waktu berdiri;Segan untuk menggerakkan kepala menggaruk kepala, menghindari
sinar terang dan keributan, mengerutkan kening, menggenggam
tangan;Melaporkan kekakuan leher, pusing, penglihatan kabur, mual dan muntah.

KRITERIA HASIL:

1. Melaporkan nyeri / ketidaknyamanan hilang / terkontrol


2. Mengungkapkan metode yang diberikan untuk pengurangan
3. Menurut regimen farmakologl yang diresepkan

INTERVENSI/KOLABORASI RASIONAL

Observasi

Identifikasi tanda dan gejala penurunan


curah jantung (meliputi
dispnea,kelelahan,edema,peningkatan
CVP)

Monitor tanda-tanda vital

Monitor keluhan nyeri dada (mis,


intensitas, lokasi, radiasi, durasi, previtasi
yang mengurangi nyeri)

Terapeutik

20
Posisikan pasien semifowler atau fowler
dengan kaki kebawah atau posisi nyaman

Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi


stres. Jika perlu

Berikan Oksigen untuk mempertahankan


saturasi oksigen >94%

Edukasi

Ajarkan pasien dan keluarga untuk


mengukur intake dan output cairan harian

Anjurkan pasien beraktifitas fisik sesuai


toleransi

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika


perlu

Mandiri

Mempertahankan tirah baring selama fase Meminimalkan stimulasi / meningkatkan


akut reluksasi

Berikan tindakan nonfarmakolegi untuk Tindakan Yang Menurunkan iekanan


menghi argkan sakit kepala, mis. kompres vaskular serebral Dan Yang
dingin pada dahi. pijat kembali leher memperlambat / memblok respon
tenang, redupkan lampu kamar, tcknik simpatis efektif dalam menghilangkan
relaksasi (pan- duan wallpaper, distraksi) sakit kepala dan komplikasinya
dan aktivitas waktu senggang.

Hilangkan / minimalkan aktivitas Akivitas Yang meningkatkan


vasokonstriksi yang dapat: meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan sakt kepala
sakit kepala, mis .. mengejan saal BAB, pada adanya peningkatan Tekanan
batuk panjang, membungkuk. vaskular serebral.

Bantu pasien dalam ambulasi sesuai Pusing dan pengvisian seringnya


kebutuhan berhubungan dengan sakil kepala. Pasien
juga dapat mengakses episode hipotensi
postural

Berikan cairan, makanan lunak, perawatan Meningkatkan kenyamanan mulut,


mulut yang disesuaikan jika terjači telah merimbulkan stagnasi sekresi oral dan
dilakukan untuk menghentikan perdarahar mengering-umum. Kompres hidung dapst
saya perdarahan atau kompresosis mengganggu menelan atau membutuhkan
napas dengan kan mernbran mukosa

Kolaborasi

21
Berikan sesuai indikasi: Menurunkan / mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang sistem saraf
simpatis

Antiansietas. mis., lorazepam (Ativan), Dapat mergurangi tegangan dan


diazepam (Valium) ketidaknyamanan yang diperberat oleh
stress

DIAGNOSA KEPERAWATAN: NUTRISI, PERUBAHAN, LEBIH DARI


KEBUTUHAN TUBUH

Berhubungan dengan: Masukan kebutuhan dan kebutuhan metabolism;Pola hidup


menotor;Keyakinan Budaya

Dibuktikan oleh : Berat tadan 10% -20% lebih dari ideal untuk tinggi dan
bentuk tubuh;Lipatan kulilt trisep lebih besar dari 15 mm pada pria dan 25 mm
pada wanita (maksimum untuk dan jenis kelamin);Dilaporkan atau terobservasi
disfungsi pola makan

KRITERIA HASIL:

1. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.


2. Pola-pola lain (mis., Pilihan makanan, kuantitas, dan sebagainya),
mempertanankan badan yang dinginkan dengan optimalisasi optimalisasi.
3. Lakukan / imempertahankan program olah raga yang tepat secara
individual

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji pasien tentang bagaimana hubungan Kegemukan merupakan informasi yang


langsung antara hipertensi dan kegemukan lebih baik dibandingkan dengan
peningkatan massa tubuh.

Bicarakan pentingnya menurunkan Kesalahan kebiasaan makan menunjang


masukan kalori dan batasi masukan lemak, proses atero sklerosis dan kegemukan,
garam, dan gula sesuai dengan indikasi. yang merupakan predisposisi untuk
hipertensi dan komplikasinya, mis.,
Stroke, penyakit ginjal. gagal jantung.
Kelebihan tinta garam memperparah
volume cairan intravaskular dan dapat

22
merusak ginjal, yang lebih memperburuk
hipertensi.

Tetapkan keinginan pasien meurunkan Motivasi untuk penurunan berat badan


berat badan. adalah internal. Individu harus menjalani
tugasnya, jika tidak maka program sama
sekali tidak berhasil.

Kaji ulang input kalori harian dan pilihan Mengidentifikasi kekuatan / kelemahan
diet. dalam program diit terakhir. Membantu
dalam menentukan kebutuhan individu
untuk penyesuaian / penyuluhan.

Tetapkan rencana penurunan berat berat Penurunan jumlah kalori seseorang


realistik dengan pasien, mis .. pencatatan sebanyak 500 kalori per hari dapat
berat badan 0,5 kg per minggu. diakses berat badan 0,5 kg / minggu.
Menurunkan berat badan yang renggang
dikategorikan kehilangan lemak melalui
kerja dan umum dengan cara mengubah
kebiasaan makan.

Dorong pasien untuk mempertahankan Memberi data dasar tentang keadekuatan


masukan makanan yang ternasuk kapan nutrisi yang dimakan, dan kondisi saat
dan dimana makan dilakukan dan makan. Membantu untuk memfokuskan
lingkungan sekitar saat makanan dimakan. perhatian pada faktor mana pasien telah /
berhasil mengontrol perubahan.

Instruksikan dan bantu memilih makanan Menghindari makanan yang tinggi lemak
yang tepat. Hindari makanan dengan jenuh dn kolesterol penting untuk
kejenuhan lemak tinggi (mentega. keju. mencegah perkembangan aterogenesis.
telur, es krim, daging) dan kolesterol
(daging domba lemak, telur kuning,
produk kalengan, jeroan)

Kolaborasi

Rujuk Ke ahli gizi sesuai indikasi Memberikan konseling dan bantuan


dengan memenuh kebutuhan diet individu.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: KOPING, INDIVIDU, INEFEKTIF

Berhubungan dengan: Krisis situasional/maturasional;Perubahan hidup


beragam;Relaksasi tidak adekuat;Sistem pendukung tidak adekuat;Sedikit atau
tidak pernah olah raga;Nutrisi buruk;Harapan yang tak terpenuhi;Pekerjaan
berlebihan;Persepsi tidak realistic;Metode koping tidak efektif

Dibuktikan oleh: Menyatakan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta


bantuan;Ketidakmampuan untuk memenuhi tantangan atau kebutuhan pemecahan

23
masalah;Perilaku merusak diri sendiri, makan berlebihan, hilang nafsu makan,
merokok/minum berlebihan, cenderung melakukan penyalahgunaan
alcohol;Kelemahan/insomnia kronik, ketegangan otot, sering sakit kepala/leher,
gelisah/cemas emosi kronik, depresi

KRITERIA HASIL:

1. Mengidentifikasi peniaku koping efek: jika dan konsokuensinya


2. Menyatakan kemampuan sadar kopingikekuatan pribadi
3. Mengidentlfkas potonsial stres dan mengambi langkah untuk memilih
hindari / mergubahnya
4. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan / metode koping efektif

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji keefektifan strategi koping dengan mekanisme adaptif perlu untuk mengubah
mengobscrvasi perilaku, mis., pola hidup hipertensi kronik, dan
Kemampuan menyatakan perasaan dan mengintegrasikan terapi yang dihesti
per hatian, keinginan dalan rencana dalam kehidupan sehari-hari
pengobatan

Catat laporan gangguan tidur, peningkatan Manifestasi perilaku koping maladaptif


keletihan, konsentrasi kerskan, peka mungkin merupakan indikator yang
rangsang, penurunan tolerans: sakit membebani dan memperbaikinya menjadi
kepala, keticakmampuan untuk penentu utama TD diastolik
mengatasimenyelesaikan masalah

Bantu pasien untuk mengidentifikasi stres Pengenalan terhadap stresor adalah


dan kebutuhan khusus untuk langkah pertama dalam respons
mengatasinya responsing seseorang terhadap stresor

Libatkan dalam perawatan perawatan dan Keterlibatan memberikan pasien perasaan


memberikan manfaat maksimal dalam kontrol diri yang berkelanjutan,
rencara pengobatan. memperbaiki keterampilan koping, dan
dapat meningkatkan kerja sama dalam
regimen terapeutik

Dorong pasien untuk mengevaliasi Fokus perhatian pasien pada realitas


prioritas / tujuan hidup. Anda bertanya situasi yang ada secara relatif terhadap
seperti "Apakah yang Anda lakukan pandangan tentang apa yang diinginkan.
menjadi apa yang Anda lakukan?" Etika kerja keras, kebutuhan untuk
"kontrol," dan fokus keluar dapat
mengarah pada kurang perhatian pada

24
kurang perhatian kebutuhan-kebutuhan
personal

Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan Perubahan yang perlu diprioritaskan


mulai merencanakan yang perlu. Bantu secara realistik untuk tidak ada rasa takut
untuk menye suaikan, ketuimbang dan tidak berdaya.
membatalkan tujuan diri / keluarga.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: KURANG PENGETAHUAN


(KEBUTUHAN BELAJAR), MENGENAI 2 KONDISI, RENCANA
PENGOBATAN

Berhubungan dengan: Kurang pengetahuan / daya ingat;Misinterpretasi


informasi;Keterbatasan kognitif;Menyangkal diagnosa.

Dibuktikan oleh:Menyatakan masalah;Meminta informasi;Menyatakan


miskonsepsi;Mengikuti instruksi tidak akurat , inadekuat kinerja
prosedur;Perilaku tidak tepat atau eksagregasi, mis. bermusuhan, agitasi, apatis

KRITERIA HASIL:

1. Menyatakan pemahaman tentang proses dan regimen pengobat


2. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang
perlu diperhatikan
3. Mempertahankan TD parameter nomal.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kajı kesiapan dan hambatan dalam Kesalahan konsep dan menyangkal


belajar. Temasuk orang terdekat diagnosa karena perasaan sejahtera yang
sudah lama dimiliki mempeng aruhi
minat pasien / orang terdekat untuk
mempelajari penyakit, kemajuan, dan
prognosis. Bila pasien tidak menerima
kenyataan bahwa membutuhkan
pengobatan, maka perubahan perilaku
tidak akan dipertahankan

25
Tetapkan dan nyatakan batas td normal. Memberikan Pemahaman bahwa TD
Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah
pada jantung, pembuluh darah, gin jal dan untuk pasien yang melanjutkan obat
otak meskipun ketika merasa sehat

Hindari mengatakan td yang normal dan karena perawatan untuk hipertensi adalah
gunakan istilabkarena terkontrol dengan seluruh kchicupan, maka dengan
baik saat menggambarkan td pasien dalam penyampaian ide "terkontol” akan
batas yang diinginkan membantu pasien untuk memahami
kebutuhan untuk melanjukan pengobalan
/ medikasi

Bantu pasien mengidentifikasi faktor- faktor-faktor risiko ini telah menunjukkan


faktor risiko kardiovaskular yang dapat hubungan dalam menunang hipertensi dan
diubah, mis., obesitas, diet tinggi lemak penyakit kardiovaskular ginjal.
jenuh, dan kolesterol, lifestyle monoton,
merokok, dan air minum alkohol (lebih
dari 60 belut hari dengan teratur), lifestyle
penuh stress.

Atasi masalah dengan pasien untuk faktor-faktor risiko yang dapat


mengidentifikasi cara di mana perubahan meningkatkan proses atau memperburuk
gaya hidup yang tepat dapat dibuat untuk gejala. Dengan perubahan pola perilaku
mengurangi faktor-faktor di atas yang "biasa / memungkinkan rasa aman
dapat sangat memotivasi. Dukungan,
petunjuk dan empati dapat meningkatkan
tugas-tugas pasien dalam proses ini.

Bahas pentingnya menghentikan merokok Nikorin meningkatkan pelepasan


dan bantu pasien untuk membuat rencana Katekolamin. mengakibatkan peningkatan
untuk berhenti merokok frekuensi jantung, TD, dan vasokontriksi,
mengurangi oksigenasi jaringan, dan
meningkatkan beban kerja miokardium.

Beri penguatan pentingnya kerja sama Kurangnya kerja sama adalah alasan
dalam regimen pengobatan dan umum sekali terspr antihipertensif. Oleh
mempertahankan perjanjian tindak lanjut. karena, sangat diperlukan untuk
keberhasilan perawatan. Terapi yang
efektil menurunkan insiden stroke gagal
jantung. gangguan ginjal dan
kemungkinan MI.

Instruksikan dan peragakan teknik Dengan mengajarkan pasien atau orang


menyiapkan TD man- diri. Evaluasi terdekat untuk memantau TD adalah
untuk meyakinkan pasien, karena

26
pendengaran, ketajaman penglihatan dan hasilnya akan memberikan penguatan
keterampilan manual dan pasien. visual/positif akan upaya pasien

Bantu pasien untuk mengembangkan Dengan mengnidividualsisasikan jadual


jadwal yang seder- hana, yang pengobatan pajak sesuai dengan
memungkinkan untuk minum obat. kebiasaan / kebutuhan pribumi pasien
dapar memungkinkan kerja sama dengan
rejimen jangka panjang

Jelaskan tentang obat yang diresepepit Informasi yang inadekuat dan


dengan rasional, dosis. efek samping yang pemahaman bahwa efek samping mis,;
tertuang dan efck yang merugikan, dan (Suasana hati hati .eksi bera badan awal,
idiosinkrasi. mis., mulut kering) adalah umum dan sering
meng hilang dengan berjalannya waktu
dengan kata meningkatkan kerja sama
Diuretik: Minum dosis harian (atau rencana pengobatan.
dosis lebih besar) pada pagi hari; Penjadwalan yang mengeluarkan
Ukur dan catatberat badan sendiri berkerumun pada siang hari
pada jadwal teratur Indikator utama keefektifan terapi
diuretik
Hindari atau batasi masukan alkohol
Kombinasi efek vasodilatasi alkohol dan
efek penipisan volume dari diuretik
Beritahu dokter bila tidak dapat sangat meningkatkan risiko hipertatik.
mentoleransi
makanan/minuman/cairan Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat bila
biaya kurang dan pasien terus minum
diurctik

Penghentian obat mendadak


menyebabkan rebound hiperensitas yang
dapat mengarah ke komplikasi berat

Ukur keparahan penurunan hipotensi


ortostatik yang berhubungan dengan
penggunaan vasodilator dan diuretik

Sarankan untuk sering mengubah posisi, Menurunkan bendungan vena perifer


olah raga kaki saat berbaring yang dapat ditim- bulkan dari vasodilator
dan duduk atau terlalu lama.

Rekomendasikan untuk menghindari Mencegah vasodilatasi yang tidak perlu


mandi air panas, ruang penguapan dan dengan bahaya efek samping yaitu
penggunaan alkohol yang berlebihan pingsan dan hipotensi.

27
Anjurkan pasien untuk menggunakan Tindak kewaspadaan penting dalam
perawatan sebelum menggunakan obat- pencegahan interaksi obat yang
obatan yang diresepkan atau tidak memungkinkan berbahaya. Setiap obat
diresepkan. yang mengandung stimulan saraf simpatis
dapat meningkatkan TD atau dapat
melawan efek antihipertensif

Instruksikan pasien tentang penyuluhan Diuretik dapat menghapus kadar kalium.


makanan / cairan tinggi kalium, mis., Diet yang baik untuk semua orang.
jeruk, pisang, tomat, kontang, aprikot, Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
kurma, buah ara, kismis, Gatorade, sari konsumsi kalsium 400-2000 mg per hari
buah jeruk. dan minuman yang dapat menurunkan TD sistolik dan
mengandung tinggi kal- sium, mis .. susu diastolik. Memperbaiki kekurangan
rendah lemak. yogurt atau suplemen mineral dapat juga mempengaruhi TD
kalsium sesuai indikasi.

Riviu tanda-tanda/gejala-gejala yang Deteksi dini terjadinya komplikasi,


memerlukan pelaporan pada pemberi penurunan efektivitas atau reaksi yang
asuhan kesehatan, mis., sakit kepala yang merugikan dari regimen obat
terjadi saat bangun. peningkatan TD tiba- memungkinkan untuk intervensi.
tiba dan terus menerus, nyeri dada/sesak
napas. frekuensi nadi meningkattakteratur,
peningkatan berat badan yang sig nifikan
(1 kg/hari atau 2.5 kgminggu) atau
pembengkakan perifer/abdomen.
gangguan penglihatan, sering perdarahan
hidung tak terkontrol, depresilemosi labil,
pusing yang hebat atau episode pingsan,
kelemahan/kram oto, mual/muntah, haus
berlebihan, penurunan libido/impoten.

Jelaskan rasional regimen dit yang Kelebihan lemak jenuh, kolesterol,


diharuskan (biasanya dint rendah natrium, natrium, alkohol, dan kalori telah
lemak jenuh, dan kolesteral) didefinisikan sebagai risiko nutrisi dalam
hiper tensi Diet rendah lemak dan tinggi
lemak poli-takjenuh me- nurunkan TD,
kemungkinan melalui keseimbangan pros
taglandin, pada orang-orang normotensif
dan hipertensi

Bantu pasien untuk mengidentifikasi Diet rendah garam selama dua tahun
sumber masukan natrium. (mis. garam mungkin sudah men cukupi untuk
meja, makanan bergaram, daging dan keju menngontrol hipertensi sedang atau men
olahan, saus. sup kaleng. dan sayuran, gurangi jumlah obat yang dibutuhkan
soda kue, baking powder. MSG).
Tekankan pentingnya membaca label

28
kandungan makanan dan obat yang dijual
bebas

Dorong pasien untuk menurunkan atau Kafein adalah stimulan jantung dan dapat
menghilangkan kafein, mis., kopi, teh, memberikan efek merugikan pada fungsi
cola. coklat. jantung

Tekankan pentingnya Dengan menyelingi istirahat dan aktivitas


perencanaan/penyelesaian periode is- akan meningkat- kan toleransi terhadap
tirahat harian. kemajuan aktivitas.

Anjurkan pasien untuk memantau respons Keterlibatan pasien dalam memantau


fisiologi sendiri terhadap aktivitas (mis.. toleransi aktivitasnya sendiri penting
frekuensi nadi, sesak napas) laporkan untuk keamanan dan/atau memodifikasi
penurunan toleransi terhadap aktivitas; aktivitas kehidupan sehari-hari
dan hen- tikan aktivitas yang
menyebabkan nyeri dada, sesak napas
pusing, keletihan berat, atau kelemahan

Dorong pasien untuk membuat program Selain membantu menurunkan TD.


olahraga sendiri seperti olahraga aerobik aktivitas aerobik merupakan alat
(berjalan, berenang) yang pasien mampu menguatkan sistem kardiovaskular.
lakukan. Tekankan pentingnya Latihan isometrik dapat meningkatkan
menghindari ak tivitas isometrik kadar katekolamin scrum akan lebih
meningkatkan TD

Peragakan penerapan kompres es pada Kapiler nasal dapat ruptur sebagai akibat
punggung leher dan tekanan pada dari tekanan vas- kuler berlebihan. Dingin
sepertiga ujung hidung, dan anjurkan dan tekanan mengkonstriksikan kapiler,
pasien menundukan kepala ke depan bila yang melambatkan perdarahan.
terjadi perdarahan hidung. Menundukan kedepan menurunkan
jumlah darah yang tertelan.

Berikan informasi tentang sumber-sumber Sumber-Sumber di masyarakat seperti


di masyarakat dan dukungan pasien dalam Yayasan Jantung In- donesia, "coronary
membuat perubahan pola hidup. Lakukan club," klinik berhenti merokok rehabilitasi
untuk rujukan bila ada indikasi. alkohol, program penurunan berat badan.
kelas penanganan stres, dan pelayanan
konseling dapat mem- bantu pasien dalam
upaya mengawali dan mempertahankan
perubahan pola hidup

(doenges, Moorhouse, & Geissler, 2012)

29
BAB 3
Studi Kasus

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny.L
Umur : 61thn
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MKS : 5-5-2014 Jam: 18.00
No register diagnosa medis : Hipertensi

30
Tanggal pengkajian : 7-5-2014 Jam: 07.30

3.1.2 Keluhen Utama :

Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, badan terasa lemas dan kaki
sebelah kanan terasa sakit bila diangkat

1. Riwayat kesehatan sekarang tanggal 4-5-2014 pasien mengatakan nafas


sesak pada jam 23.00 oleh keluarga dibawa ke rumah sakit soewandi di beri
oksigen dan obat lupa namanya dianjurkan pulang Tanggal 5-5-2014 jam
15.00 pasien masih sesak, batuk keluar dahak dan pusing oleh keluarga
dibawa ke UGD RSAH Uncaan dianjurkan rawat inap.

2. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan makanan.mempunyai riwayat


hipertensi sejak 3 tahun biasa minum obat beta one 5mg 1xs tab, tidak rutin
kontrol tidak ada alergi obat dan klien diet. Pasien juga mempunyai riwayat
jantung scjak 3 tahun biasa minum obat asetan 1x1 tab,tidak rutin
kontrol,obat di dapat darı rumah.
3. Riwayat keluarga: Pasien mergatakan tidak ada yang mempunyai riwayat
hipertensi DM,dan penyakit jantung

Genogram
Gambar Genogram
= pasien
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal Laki-laki

4 Kebutuhan dasar
a. Aktivitas/istirahat:
DS: Pasien mengatakan badannya lemas, semalam bisa tidur posisi kepala
lebih tinggi, masih sesak saat posisi duduk

31
Do: Pasien hanya beraktivitas di tempat tidur semi fowler, tampak lemas,
posisi tidur semifowle, tampak menggunakan alat bantu nafas 02 nasal 3
liter, pada saat aktivitas duduk pernafasaan 22x/mnt,tidak ada pergerakan
cuping hidung
b. Sirkulasi
DS: Pasien mengatakan mempuryai riwayat hipertersi dan jantung selama
3 tahun
DO: klien tidak pucat, korjungtiva tak anemis, perfusi hangat
TD: 140/80 mmhg, S : 36°C, N:64 xmnt, RR : 20 x/mnt, GCS
E4V5M6 ,EKG:irama sinus 85 x/mnt , Pupil isokor 3/3 reaksi+/+ CRT: 2
detik
c. Intergritas ego:
DS: Pasien mengatakan bosen dan jenuh di rawat rs, px bergantung pada
keluaga/ perawat saat melakırkan aktifitas seperti BAK, dan seka
DO: Pasien kooperatif setiap tindakan yang dilakukan perawat dan tidak
mudah tersinggung
d. Eliminasi:
DS: Pasien mengatakan bisa BAK spontan dan belum BAB selama 3
hari,selama dirumah BAB tian bari
DO: Urin= 300cc warna kuning, bau amoniak, tidak ada nyeri tekan pada
supra pubis, Teraba massa pada ahdomen kiri bawah, BU agak menurun
tidak ada nyeri tekan
e. Makan / cairan
DS: Pasien mengatakan makan dan minum
DO: Tugor kulit elastis, makan klien 1/3 porsi buhur dan mie soa, tidak
mual tidak muntah, minum air putih 1 gelas air putih, memakai infus 500
Rl / 24 jam- 8 tts / mnt
f. Neurosensorik
DS: Pasien tidak pusing, kaki kanan terasa sakit saat di gerakkan tidak ada
rasa sakit dan bengkak.

32
DO: pefusi hangat, GCS E4 V5 M6
Kaki sebelah kanan dan kiri odema
untuk bergerak lebih banyak klien dapat bekerja pada ekstremitas kaki
kanan. Tonus otot normal.
g. Hygiene
DS Pasien mengatakan tidak bisa merawat tubuh sendiri
DO: Pasien tampak bergantung pada perawat / keluarga untuk memenuhi
ADLnya, penapilan tampak bersih
h. Pernapasan:
DS: Pasien mergtakan sesak napas, batuk keluar dahak
DO: Posisi tidur semi fowler, Pasien pakai oksigen nasal 3 liter ada suara
ronchi kanan kanan (+) kiri (+) Whezing kanan (+) kiri (+), RR 20x / mnt
saat tidur, RR. 22x/mnt saat aktifitas duduk, sputum warna hijau kental,
bau anyir.
i. Keamanan
DS: Pasien mengatakan tidak pernah jatuh, dapat mika-miki secana
perlahanm
DO: Dampingan tempat tidur selalu tertutup, kulit tidak tampak
kemerahan
j. Pembelajaran / penyuluhan
DS: Pasien mengatakan tidak tau pengertian, penyebab, dan pengobatan
hipertensi
DO: Pasien tidak bisa menyebutkan, batas normal, penyebab, pengobatan,
dan telihat bingung

5. Pemeriksaan laboratorium

Tabel 3.1 Hasil Labotarium

Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

29-4-2014 Hemoglobin 13,9 g/Dl 12-16

Leukosit 12,66 103/uL 4,8-10,8

33
LED jam I 60 Mm/jam <20

Kalium 3,41 mMol/L 3,5-5,5

6-5-2014 Uric Acid 7,38 Mg/dl 2,6-6

Glukosa 2 jam PP 94 Mg/dl <140

Cholesterol 145 Mg/dl <200

Trigliserida 105 Mg/dl <150

Tanggal 5-5-2014

Pemeriksaan Thorax AP

Cor: kesan thorax membesar, Pulmo: tidak tampak kelainan, Sinus phrenicocostalis kanan
berselubung, suspect minimal Pleura kanan, kiri tertutup jantung, tulang-tulang dinding
thorax tidak tampak kelainan

Tanggal 5-5-2014

Hasil ECG Normal EKG Irama Sinus/85x/mnt

6. Terapi obat

Tabel 3.2 Obat Oral

Nam Obat Frekuensi Golongan Indikasi

Blopress 9 mg/ 1-0-0 Diuretik Hipertensi (menstabilkan tekanan


tablet darah tinggi) dan gagal jantung

Spirola 25 mg / 1-0-0 Vasodilator Perifer Hipertensi primer, edema seperti


tablet dan aktivator gagal jantung, asitas, hipokalemia
selebralasitas

34
Lasix 20 mg / amp 3x1 Diuretik Terapi tabahan pada edema akut
dan hipertensi

Pulmicort 0.25 mg 3x1 Ketokanazol dan Asma bronkial


/ Respules itrakanazol

Ventolin 2,5 ml/ 3x1 Salbutamol Meredakan bronkospasme berat


amp yang berhubungan dengan
asma/bronkitis

Bisolvon 50 ml 3x2 Antibiotik Bisolvon bekerja sebagai


mukolitik untuk meredakan batuk
berdahak

Soperam 1 gr/ vial 2x1 Sefalosporin Infeksi saluran nafas atas dan
bawah, isk, infeksi intra
abdominal

3.2 Diagnosa keperawatan


A. Analisis Data

Tabel 3.4 Analisa Data

Data Problem Etiologi

Subyektif: Risti penurunan curah Risiko tinggi terhadap


jantung peningkatan afterload
Pasien mengatakan kaki
sebelah kanan terasa sakit
dan bengkak

35
Obyektif:

Pasien hanya beraktivitas di


tempat tidur, kaki sebelah
kanan dan kiri odeme

Obs TTV :

TD: 140/80 mmhg,


S : 36°C, N:64
x/mnt, RR : 20
x/mnt,EKG:irama
sinus 85 x/mnt,
CRT: 2 detik

Subyektif: Besihan jalan nafas tidak Penumpukan sekret


efektif
Pasien mengeluh sesak nafas,
batuk keluar dahak

Obyektif:

Posisi semifowler, adamya


suara nafas tambahan ronchi
kanan kanan (+) kiri (+)
Whezing kanan (+) kiri (+),
terpasang oksigen nasal 3
lpm, batuk dan mengeluarkan
sputum warna hijau kental
bau anyir, saturasi O2 98%

Subyektif: Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan


kebutuhan suplai oksigen
Pasien mengatakan badannya
lemas, sesak saat beraktifitas
duduk

Obyektif:

Pasien tampak lelah hanya


beraktivitas di tempat tidur,
pernafasan 20x/menit, pada
saat aktivitas duduk
pernafasan 22x/menit, pasien
memakai oksigen nassal
3lpm, saturasi 98%.

36
Subyektif: Kurang Kurang pengetahuan/daya
pengetahuan(kebutuhan ingat
Pasien mengatakan belajar) mengenai kondisi
rencana pengobatan
Tidak tahu pengertian,
penyebab, dan pengobatan
dari hipertensi.

Obyektif:

Pasien tidak bisa


menyebutkan pengertian,
batas normal, TD, penyebab,
pengobatan hipertensi, dan
pasien terlihat bingung.

2.2.2 Diagnosa keperwatan


1. Risiko tinggi penurunan curah jantung b/d risiko tinggi terhadap
peningkatan afterload
No. dx : D.0008
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara kebutuhan supplay
oksigen.
No. dx : D.0056
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan secret.
No. dx : D.0001
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana
pengobatan b/d kurang pengetahuan atau daya ingat.
No. dx : D.0111

3.3 Intervensi Keperawatan

3.3.1 Prioritas Diagnosa

Rencana keperawatan dibuat 3 berdasarkan prioritas

1. Risti penurunan Curah jantung b/d resiko tinggi terhadap peningkatan


Afterload vasokontriksi

37
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
02

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret

1. Risti penurunan Curah jantung bid resiko tinggi terhadap peningkatan Afterload
vasokontriksi

Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3 x 24 jam

Kriteria hasil:

a. Klien dapat beristirahat dengan tenang

b. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

c. Mempertahankan TD dalam batas normal

d. Irama dan frekuensi jantung stabil dalam batas normal (80-100 x / menit dan
reguler)

Intervensi

a) Observasi tanda-tanda vital tiap hari terutama tekanan darah


R: Perbandingan dari tekanan yang meningkat adalah gambaran dari
keterlibatan vaskuler
b) Observasi warna kulit, kelembapan dan suhu
R: hal-hal tersebut meagidentifikasikan adanya dekompensasi penurunan
curah jantung
c) Catat adanya edema amum/ tertentu
R: dapat mengidentifikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal dan vaskuler
d) Beri posisi yang nyaman meninggikan kepala tenpat tidur
R: penurunan resiko peningkatan intrakranial
e) Anjurkan teknik relaksasi tarık napas dalam,paduan imajinasi, aktivitas
pengalihan
R: memberikan kenyamanan dan memaksimalkan ekspansi paru

38
f) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi Diuretik(Lasix
20mg) iv (Blupres 9ng) oal oral, vasodilator perifer (spirola 25mg)obat
oral
R: mengurangi beban jantung

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai 02

Tujuan: Intoleransi aktivitas dapat teratası setelah dilakukan asuhan keperawatan


selama 3x24 jam

Kriteria hasil:

a. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yarg dapat diukur

b. Dapat bernafas dengan efektif tidak menggunakan alat bantu nafas

c. Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/diperlukan.

d Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur

e. Mempertahankan TD dalam batas normal

Intervensi:

a) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap


R: Masalah intoleransi aktivitas klien dapat teratasi
b) jelaskan dan latih klien untuk teknik relaksasi dengan iuspirasi abdomen
secara dalam dan ekspirasi secara perlahan-lahan.
R: Inspirasi dan ekspirasi secara dalam dapat memhantn klien untuk
merelaksasi pernafasan
c) intruksikan teknik penghematan energi menggunakan kursi saat mandi,
duduk, lakukan aktifitas dengan perlahan
R: Dapat mengurangi penggunaan energi dan membantu keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2
d) Obs TTV nomal: T: 110 / 80-120 / 80 mmhg N: 60-100x / mnt
S: 36-37 °c RR: 16-20x / mnt
Klien tidak serasi, tidak ada suara tambahan

39
R: obs TTV berguna untuk mengetahui perkembangan dan nilai kondisi
umum
e) Kaloborasi dengan dokter oksigen hidung 3 liter
R: membantu meringankan pernafasan

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif dengan Penumpukan sekret

Tujuan: bersihan jalan nafas tidak efektif setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 3x24 jam.
Hasil pemeriksaan:
a. Menunjukkan jalan nafas paten (bersih)
b. Suara nafas normal, dengan tidak adanya suara mengi
c. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas misalnya batuk efektif
d. Tidak ada penggunaan obat bantu pernafasan

Intervensi:

a) Berikan posisi semi fowler

R: membantu memaksimalkan ekspansi paru

b) ajarkan untuk nafas dalamı dan batuk efektif

R: Latihan nafas dalam bentuk efektif dilakukan agar mudah mengeluerkaı sekret

c) Beri oksigen sesuai indikasi

R: Membantu pemenuhan oksigen.

c) Mengobservaasi tanda tanda vital

R: Observasi tanda-anda vital berguna untuk mengetahui perkembangan dan


menilai keadaan umum

e) Memberikan minuman hangat seperti susu, air putih

R: Membantu mengencerkan dahak.

f) Kolaborasi pemberian nebilizer dengan ventolin, bisolvon, dan pulmicort

40
R: Membantu meredakan batuk terdahak dan mengecerkan dahak

2.3 Implementasi
Tabel Implementasi

Tgl/Jam No. Tindakan Respon Nama


Diagnosa perawat

7-5-2014

41
08.35 D.0008 Mengobservasi keluhan Pasien mengatakan sesak Lely ana
pasien nafas, batuk mengeluarkan
D.0056 dahak, badan lemas, kaki
sebelah kanan terasa sakit
D.0001
saat diangkat

08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/80 mmHg S = Lely ana


36,2oC N = 78x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001

08.45 D.0008 Memberikan injeksi Pasien kooperatif, obat Lely ana


Lsix 20mg (IV) masuk tidak ada reaksi alergi

08.48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien dapat Lely ana
dengan fentolin 2,5 ml, batuk efektif dan
bisolvon 50 ml dan mengeluarkan dahak
pulmicart 1 gr

09.05 D.0001 Memberikan obat oral, Obat sudah diminum, tak Lely ana
Biopres 8 mg, spirola 25 muntah tidak ada reaksi
mg alergi

10.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 136/76 mmHg S = Lely ana


36,7oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

12.30 Menanyakan makan dan Makan bubur dan mie soa 1/3 Lely ana
minum porsi minum 250 cc,
makanan dan minuman
masuk tak mual tak muntah

13.00 D.0056 Membantu memandikan Kulit bersih tidak ada lesi Lely ana
pasien

15.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 135/85 mmHg S = Zr ririn


36,4oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001

16.00 D.0001 Memberikan Nebulizer Obat masuk, pasien dapat Zr ririn


dengan ventolin 2,5 ml, batuk efektif
Pulmicort 1 gr, bisolvon
50ml

17.35 D.0008 Memberikan injeksi Obat tidak masuk tidak ada Zr ririn
lasix 20mg (IV) alergi

42
20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif, tidur Zr ririn
untuk istirahat tidur dengan posisi semifowler

22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 155/80 mmHg S = Zr ririn


36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

24.00 D.0008 Memberikan injeksi Pasien kooperatif, obat Zr Novita


lasik 20 mg(IV) masuk tidak ada reaksi alergi

D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien batuk


dengan ventolin 1,5 ml, efektf dan mengeluarkan
Pulmicort 1 gr, bisolvon dahak
50 ml

05.00 D.0056 Memandikan pasien KuLit bersih tidak ada lecet Zr Novita

06.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 147/80 mmHg S = Zr Novita


36,6oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 99%

D.0001

Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Respon Nama


perawat

8-5-2014

08.30 D.0008 Mengobservasi pasien Pasien mengatakan masih Lely ana


sesak nafas, kaki kanan
D.0056 masih terasa sakit, memakai
O2 3Lpm, masih batuk
D.0001
keluar dahak

43
08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 141/63 mmHg S = Lely ana
36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

08.45 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada alergi Lely ana
lasix 20mg (IV)

08.48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien dapat Lely ana
Ventolin 2,5 ml, batuk efektif dan
bisolvon50 ml, mengeluarkan dahak
Pulmicort 1 gr

09.05 D.0008 Memberikan obat oral, Obat sudah diminum, tak Lely ana
Biopres 8mg, Spirola muntah tidak ada reaksi
25mg alergi

10.00 Melepas dan memasang IV cath terpasang dan cairan Lely ana
IV Cath di metacarpal infus lancer
dexstra, infus 500 Rl/24
jam-8 tetes/menit

12.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 147/82 mmHg S = Lely ana


36,3oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 99%

D.0001

13.00 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tak ada lecet Lely ana

15.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 158/80 mmHg S = Zr


36,6oC N = 78x/mnt Rr Sulastri
D.0056 20x/mnt SaO2 = 99%

D.0001

16.00 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien dapat Zr


dengan ventolin 2,5ml, batuk efektif mengeluarkan Sulastri
pulmicor , bisolvon 50 dahak
ml

17.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 149/82 mmHg S = Zr


37,2oC N = 92x/mnt Rr Sulastri
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

18.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr


lasix 20mg (IV) alergi Sulastri

20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif Zr


istirahat tidur Sulastri

44
22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/79 mmHg S = Zr Novita
36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

24.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Novita
lasix 20mg (IV) alergi

24.05 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk tidak ada reaksi Zr Novita
dengan ventolin 2,5ml, alergi
pulmicor, bisolvon 50
ml

05.00 Memandikan pasien Kulit bersih tak ada lecet Zr Novita

06.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 130/80 mmHg S = Zr Novita


36,2oC N = 92x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Respon Nama


perawat

9-5-2014

08.30 D.0008 Mengobservasi pasien Obat masuk pasien dapat Lely ana
batuk efektif mengeluarkan
D.0056 dahak

D.0001

08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 157/75 mmHg S = Lely ana


36,7oC N = 94x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

45
08.45 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tak ada alergi Lely ana
lasik 20 mg

08. 48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Lely ana
dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

09.05 D.0001 Melakukan Clapping Untuk pengenceran sputum Lely ana

09.08 D.0008 Memberikan obat oral, Obat diminum tak muntah Lely ana
Biopres 8mg, Spirola tak alergi
25mg

12.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 138/84 mmHg S = Lely ana


36,3oC N = 86x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

12.30 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tidak lecet Lely ana

15.00 D.0008 Mengobservasi TTv TD = 136/75 mmHg S = Zr Endah


36,9oC N = 82x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

16.00 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Zr Endah


dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

17.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 150/78 mmHg S = Zr Endah


36,9oC N = 92x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

18.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Endah
lasix 20mg (IV) alergi

46
20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif, tidur Zr Endah
istirahat tidur dengan posisi semifowler

22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 133/80 mmHg S = Zr Grace


37oC N = 100x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Respon Nama


perawat

24.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Grace
lasix 20mg (IV) alergi

24.05 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Zr Grace


dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml

05.00 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tidak lecet Zr Grace

06.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/88 mmHg S = Zr Grace


36,8oC N = 92x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%

D.0001

3.5 Evaluasi

Tgl 9 mei 2014 jam: 13.00

1. Risti penurunan curah jantung b/d resiko tinggi terhadap peningkatan


Afterload
S = Pasien mengatakan kaki sebelah kanan masih sakit,sudah tidak sesak
O = TD 138/84 mmHg,N 86x/menit,S 36,3oC, Rr-20x/menit Pasien masih
menggunakan oksigen nasal 3 liter, ekstremitas bagian bawah kaki kanan
dan kiri masih odeme
A = Tujuan tercapai sebagian

47
P = tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan kebutuhan suplai 02
S = Pasien mengatakan hanya bisa melakukan aktifitas di tempat tidur dan
sudah tidak sesak
O = TD 138/84 mmHg,N 86x/menit,S=36,3 °C, Rr 20x/menit Pasien
melakukan aktivitas hanya di tempat tidur dibantu oleh perawat, Pasien
masih menggunakan O2 nasal 3 liter
A = Tujuan tercapai sebagian.
3. Bersihan jalar nafas tıdak efektif b'd penumpukan sekret
S = Pasien mengatakan masih batuk dan mengeluarkan dahak
O = TD 138/84 mmHg, N 86x / menit, S 36,3 ° C , Rr 20x / menit Pasien
sudah bisa batuk efektif dan mengeluarkan dahak warna sputum hijau
kental bau anyir
A = Tujuan tercapai sebagian
P = tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan

48
BAB 4
Penutup
4.1 Kesimpulan

Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik


≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Penyakit ini adalah penyakit
berbahaya karena merupakan salah satu faktor risiko berbgai macam penyakit.
Hipertensi dibagi menadi 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer yang
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti; sedangkan
hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit spesifik
tertentu, misalnya penyakit ginjal, gangguan endokrin, coarctationaorta dan
sebagainya.

4.2 Kritik dan Saran

Setelah membaca makalh ini penulis berpesan kepada para pembaca:

 Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugerah yang tak


ternilai harganya. Karena didalah tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat
 Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua
kebutuhan tubuh kita
 Rajin berolahraga

49
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah . Yogyakarta: DIVA Press.

Doenges, m. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2012). RENCANA


ASUHAN KEPERAWATAN. Jakarta: EGC.

Hariyanto, A., & Sulistyowati, R. (2015). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1.


Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Williams, L. S., & Hopper, P. D. (t.thn.). understanding Medical Surgical Nursing


fidth edition.

James PA, Ortiz E, et al. (2014) evidence based guideline for the management ot high
blood pressure in adults(INCR) IAMA.

50

Anda mungkin juga menyukai