Fasilitator :
Disusun oleh :
2018
0
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmat serta hidayah-Nya terutama hikmat, kesempatan dan kesehatan
bagi kami sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ”KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH”.
Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah sebagai salah satu
metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan Adi
Husada Surabaya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas diantaranya :
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran khususnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................2
Bab 1 Ringkasan
1.1 Pengertian............................................................................................3
1.2 Etiologi................................................................................................3
1.3 Tanda dan Gejala.................................................................................6
1.4 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................6
1.5 Pathway ...............................................................................................8
1.6 Penatalaksanaan...................................................................................9
1.7 Komplikasi.........................................................................................11
1.8 JNC 8 Langkah Panduan Hipertensi..................................................12
2.1 Pengkajian.........................................................................................15
2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................16
2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................17
3.1 Pengkajian.........................................................................................30
3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................35
3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................37
3.4 Implementasi.....................................................................................41
3.5 Evaluasi.............................................................................................47
Bab 4 Penutup
4.1 Kesimpulan.......................................................................................48
4.2 Kritik dan Saran................................................................................48
Daftar Pustaka ........................................................................................49
2
BAB 1
RINGKASAN MATERI
1.1 PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Penyakit hipertensi merupakan
gejala peningkatan tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ lain,
seperti stroke atau penyakit jantung koroner. (Ardiansyah, 2012)
1.2 ETIOLOGI
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hiperetnsi esensial atau hipertensi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial di antaranya.
a) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko leih tinggi untuk terkena hipertensi daripada mereka
yang tidak ada riwayat genetik.
b) Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c) Diet
3
Konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit
hipertensi.
d) Berat badan
Obesitas (25% lebih berat di atas berat badan ideal) juga sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup
Merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan)
4
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hiperetnsi sekunder. Adrenal-mediate
hypertension di sebabkan kelibahan primer aldosteron,
kortisol, dan katekolamin. Pada aldosteron primer, kelebihan
aldosteron menyebakan hipertensi dan hipokalemia.
e) Stress
Yang cendereung menyebakan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu.jika stress telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali norma.
f) Kehamilan
g) Luka bakar
h) Peningkatan volume intravaskular
i) Merokok
Nikotin dalam merokok dapat merangsang pelepasan
katekolamin. Peningkatan katekolamin ini mengakibatkan
iritabilitas miokardial, peningktan denyut jantung, serta
menyebabkan vasokontriksi yang kemudian meningkatkan
tekanan darah.
(Ardiansyah, 2012)
3. Klasifikasi hipertensi
Sangat penting untuk mengambil TD dengan benar untuk pembacaan
yang akurat. Pembacaan tekanan darah normal adalah tekanan sistolik
dibawah 120 mmHg dan tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg
dengan pasien dalam posisi duduk dan lengan didukung tingkat jantung
(lihat Bab 21). Penangguhan prehy adalah TD sistolik 120-139 mm Hg
atau TD diastolik 80 sampai 89 mm Hg. Hipertensi juga dikenal sebagai
tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi di mana sedikitnya dua atau
lebih tanggal yang berbeda berada di atas tingkat kedaruratan hipertensi
yang lebih tinggi. Untuk informasi lebih lanjut tentang hipertensi.
Kategori dan Ukuran Tekanan Darah
5
Kategori TD Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik (mmHg) Rekomendasi Chek Up
(mmHg)
6
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi
1.5 PATHWAY DAN PATOFISIOLOGI
7
Faktor presdisposisi:
usia, gender, merokok,
stress, kurang olahraga,
genetik, alkohol, konsentrasi
garam, obesitas
HIPERTENSI
MK :
Tekanan sistemik perubahan ansietas
Kerusakan vaskuler situasi
darah ↑
pembuluh darah
Beban kerja krisis informasi
jantung↑ perubahan situasional yang minim
struktur
aliran darah makin
penyumbatan metode koping MK : defisiensi
cepat keseluruhan
pembuluh darah tidak efektif pengetahuan
tubuh sedangkan nutrisi
dalam sel sudah
mencukupi kebutuhan vasokonstriksi MK : Koping
gangguan tidak efektif
sirkulas
MK :
Hipervolemia
8
1.6 PENATALAKSANAAN
Combine Alpha dan Beta Caus-carvedilol (Coreg) Setiap hari 1 & O und weight Periksa
labetalel (Normodyne) denyut jantung dan tekanan darah
Blocker sebelum terapi sebagai penyebab
bradikardia dan hipotensi. suara paru-
Memblokir reseptor alfa- paru. obat secara tiba-tiba untuk
adrenergik, penyebab-carvedilol menghindari rebound. Monitor
ing vasodilatasi dan mengurangi edema, pembesaran vena leher,
tekanan otak menurun respon saraf Pengajaran Naik perlahan. Jangan
simpatik, mengakibatkan hentikan pertension, angina, atau
penurunan denyut jantung dan disritmia
kontraktilitas
9
Central-Acting Alpha2Agonist Clonidine (Catapres) Periksa penurunan TD dan edema.
guanfacine HCI (Tenex) Sarankan permen karet atau permen
Blok efek sistem saraf simpatik keras untuk mulut kering
terpusat.
Angiotensin-Converting Enzyme Benazepril HCI (Lotensin) Pasien monitur untuk edema dengan
(ACE) Inhibitor Menghalangi captopril (Capoten) HF menurunkan tekanan darah
produksi angiotensin II, paent enalapril (Vasotec) dengan hipertensi dan batuk onset
VISOconstrictor. Mengurangi fosinopril (Monopril) baru Pengajaran Naik perlahan
resistensi arteri perifer dan TD lisinopril (Prinivil, Zestril) Katakan untuk melaporkan batuk
moexipril (Univasc) onset baru. Gunakan tabir surya untuk
perindopril (Aceon) mencegah fotosensitifitas Jangan
quinspril (Accupril) berhenti tiba-tiba untuk avaid
ramipril (Altace rebound hipertensi, angina atau
trandolapril (Mavik) dysrhythmias
Antagonis Reseptor Angiotensin Candesartan (Atecand) Pantau pasien untuk edema dengan
II eprosartan (Teveten) HF dan penurunan tekanan darah
irbesartan (Avapro) dengan hipertensi. batuk.
Memblok reseptor angiotensin II, losartan (Cozaar) fotosensitifitas. Mengajar: Katakan
menyebabkan asodilasi dan reduksi olmesartan (Benicar) untuk melaporkan onset baru
pada TD telmisartan (Micardis) Gunakan tabir surya untuk mencegah
valsartan (Diovan)
10
Combination Agents Hyzaar cozaar + hctz
micardis hct micardis +
Lihat individu agen untuk beraksi. hctz
1.7 KOMPLIKASI
a) Arteri koroner,
b) Aterosklerosis,
c) Infark miokard,
d) Gagal jantung,
e) Stroke, dan
f) Kerusakan ginjal atau mata.
11
1.8 JNC 8 Langkah Panduan Hipertensi
Populasi umum
tanpa diabetes / CKD Diabetes/CKD
Usia >60 thn Usia <60 thn Semua usia dengan Semua usia dengan CKD
diabetes tanpa CKD dengan/tanpa diabetes
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan Obat titrasi hingga dosis maksimum Ya
atau pertimbangkan untuk menambah obat lain (ACEI, ARB, CCB, Thiazide)
Ya
Target tekanan darah?
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan Tambahkan kelas obat yang belum
dipilih (beta blocker, aldosteron antagonist, lainnya) dan titrasi pada obat-
obatan agar maksimal
12
Strategi Deskripsi
Pilihan obat awal untuk hipertensi A Mulailah dari 1 obat, titrasi dengan dosis maks, dan
kemudian tambahkan obat ke 2
ACE inhibitor (ACEI)
Angiotensin Receptor Blocker B Mulailah dari 1 obat, lalu tambahkan obat ke 2
(ARB) sebelum mencapai dosis maks obat ke 1
Tiazide diuretic
Calcium Channel Blocker C Mulai dengan 2 obat di waktu yang sama, sebagai pil
(CCB) terpisah/kombinasi.terapi kombinasi awal dianjurkan
jika tTD >20/10 mmHg diatas target
Penghentan merokok
Kontrol glukosa darah dan lemak
Diet
Makan sehat (Diet DASH)
Mengurangi konsumsi alkohol
Membatasi asupan natrium tidak lebih
dari 2,400 mg/hari
Aktivitas fisisk
Aktivitas sedang hingga berat 3-4 hari/
minggu, rata-rata 40 menit per sesi
Indikasi Wajib
13
Obat Kelas Agen Pilihan Komentar
furosemide 20-80mg dua kali sehari, Bukti klinis yang lebih kuat dengan
torsemide 10-40mg chlorthalidone
ACEI / ARB ACEI: lisinopril, benazapril, fosinopril SE: Batuk (hanya ACEI), angioedema (lebih
dan quinapril 10-40mg, ramipril 5- banyak dengan ACEI), hyperkalemia
10mg, trandolapril 2-8mg
Losartan menurunkan kadar asam urat;
ARB: candesartan 8-32mg, valsartan candesartan dapat mencegah sakit kepala
80-320mg, losartan 50-100mg, migrain.
olmesartan 20-40mg, telmisartan 20-
80mg
Beta-Blocker metoprolol suksinat 50-100mg dan Bukan lini pertama agen-cadangan untuk
tartrat 50-100mg dua kali sehari, pasca-MI / CHF.
nebivolol 5-10mg, propranolol 40-
120mg dua kali sehari, carvedilol 6,25- Penyebab kelelahan dan penurunan denyut
25mg dua kali sehari, bisoprolol 5- jantung,
10mg, labetalol 100-300mg dua kali
sehari, mempengaruhi glukosa; kesadaran
hipoglikemik
Vasodilator hydralazine 25-100mg dua kali sehari, Hydralazine dan minoxidil dapat
minoxidil 5-10mg menyebabkan refleks takikardia dan retensi
cairan-biasanya memerlukan diuretik + B-
terazosin 1-5mg, doxazosin 1-4mg blocker
diberikan pada waktu tidur
Alpha-blocker dapat menyebabkan hipotensi
ortostatik
Centrally- clonidine 0,1- 0,2mg dua kali sehari, Clonidine tersedia dalam formulasi patch
acting methyldopa 250-500mg dua kali sehari mingguan untuk hipertensi resisten
Agents
guanfacine 1-3mg
14
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
A. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
B. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi,perspirasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
C. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
D. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).
F. Makanan/cairan
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun)
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
G. Neurosensori
Genjala: Keluhan pening /pusing,sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan
menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
15
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses
pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
H. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
I. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari aktivitas /kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan buny inafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
J. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
Mandiri
16
penyakit iskemi antung bila tekanan
diastolik 90-115.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. S4 umum terdengar pada pasien hipertensi
berat karena adanya hipertrofi atrium
(peningkatan volume / atrium atrium).
Perkembangan S3 menunjukkan hipertroli
ventrikel dan kerusakan fungsi. Adanya
krakles., Mengi dapat membayangkan
kongesti paru-paru sekunder terhadap
pekerjaan atau gagal jantung kronik
Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan Adanya pucat, dingin. kulit lembab dan
masa beban kapiler masa pemakaian kapiler lambat mungkin
dengan vasokonstriksi atau
mencerminkan dekompensasi / penurunan
curah jantung
Pantau respons terhadap obat untuk Respon terhadap terapi obat melangkah
mengontrol tekanan darah (yang terdiri atas diuretik, penghambat
simpatis dan vasodilator) tergantung pada
individu dan efek sinergis obat, Karena
efek sampıng tersebut. Maka sangat
penting untuk menggunakan obat-obatan
yang paling mudah dan rendah.
17
Kolaborasi
18
Vasodilator kerja-langsung: Merilekskan otot-otot polos vaskuler
hidralazin (Apresoline); minoksidil:
(Loriten)
Berikan pembatasan cairan dan diit Pembatasan ini dapat menangani retensi
natrium sesuai indikasi cairan dengan respons hipertensif, dengan
deaikian menurunkan beban kerja jartung
Mandiri
19
kelemahan yang berlebihan, diaforesis
pusing atau pingsan
Ditandai dengan: Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada wilayah
suboksipital, terjadi pada saat bangun, dan hilang secara spontan setelah beberapa
waktu berdiri;Segan untuk menggerakkan kepala menggaruk kepala, menghindari
sinar terang dan keributan, mengerutkan kening, menggenggam
tangan;Melaporkan kekakuan leher, pusing, penglihatan kabur, mual dan muntah.
KRITERIA HASIL:
INTERVENSI/KOLABORASI RASIONAL
Observasi
Terapeutik
20
Posisikan pasien semifowler atau fowler
dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Edukasi
Kolaborasi
Mandiri
Kolaborasi
21
Berikan sesuai indikasi: Menurunkan / mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang sistem saraf
simpatis
Dibuktikan oleh : Berat tadan 10% -20% lebih dari ideal untuk tinggi dan
bentuk tubuh;Lipatan kulilt trisep lebih besar dari 15 mm pada pria dan 25 mm
pada wanita (maksimum untuk dan jenis kelamin);Dilaporkan atau terobservasi
disfungsi pola makan
KRITERIA HASIL:
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
22
merusak ginjal, yang lebih memperburuk
hipertensi.
Kaji ulang input kalori harian dan pilihan Mengidentifikasi kekuatan / kelemahan
diet. dalam program diit terakhir. Membantu
dalam menentukan kebutuhan individu
untuk penyesuaian / penyuluhan.
Instruksikan dan bantu memilih makanan Menghindari makanan yang tinggi lemak
yang tepat. Hindari makanan dengan jenuh dn kolesterol penting untuk
kejenuhan lemak tinggi (mentega. keju. mencegah perkembangan aterogenesis.
telur, es krim, daging) dan kolesterol
(daging domba lemak, telur kuning,
produk kalengan, jeroan)
Kolaborasi
23
masalah;Perilaku merusak diri sendiri, makan berlebihan, hilang nafsu makan,
merokok/minum berlebihan, cenderung melakukan penyalahgunaan
alcohol;Kelemahan/insomnia kronik, ketegangan otot, sering sakit kepala/leher,
gelisah/cemas emosi kronik, depresi
KRITERIA HASIL:
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji keefektifan strategi koping dengan mekanisme adaptif perlu untuk mengubah
mengobscrvasi perilaku, mis., pola hidup hipertensi kronik, dan
Kemampuan menyatakan perasaan dan mengintegrasikan terapi yang dihesti
per hatian, keinginan dalan rencana dalam kehidupan sehari-hari
pengobatan
24
kurang perhatian kebutuhan-kebutuhan
personal
KRITERIA HASIL:
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
25
Tetapkan dan nyatakan batas td normal. Memberikan Pemahaman bahwa TD
Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah
pada jantung, pembuluh darah, gin jal dan untuk pasien yang melanjutkan obat
otak meskipun ketika merasa sehat
Hindari mengatakan td yang normal dan karena perawatan untuk hipertensi adalah
gunakan istilabkarena terkontrol dengan seluruh kchicupan, maka dengan
baik saat menggambarkan td pasien dalam penyampaian ide "terkontol” akan
batas yang diinginkan membantu pasien untuk memahami
kebutuhan untuk melanjukan pengobalan
/ medikasi
Beri penguatan pentingnya kerja sama Kurangnya kerja sama adalah alasan
dalam regimen pengobatan dan umum sekali terspr antihipertensif. Oleh
mempertahankan perjanjian tindak lanjut. karena, sangat diperlukan untuk
keberhasilan perawatan. Terapi yang
efektil menurunkan insiden stroke gagal
jantung. gangguan ginjal dan
kemungkinan MI.
26
pendengaran, ketajaman penglihatan dan hasilnya akan memberikan penguatan
keterampilan manual dan pasien. visual/positif akan upaya pasien
27
Anjurkan pasien untuk menggunakan Tindak kewaspadaan penting dalam
perawatan sebelum menggunakan obat- pencegahan interaksi obat yang
obatan yang diresepkan atau tidak memungkinkan berbahaya. Setiap obat
diresepkan. yang mengandung stimulan saraf simpatis
dapat meningkatkan TD atau dapat
melawan efek antihipertensif
Bantu pasien untuk mengidentifikasi Diet rendah garam selama dua tahun
sumber masukan natrium. (mis. garam mungkin sudah men cukupi untuk
meja, makanan bergaram, daging dan keju menngontrol hipertensi sedang atau men
olahan, saus. sup kaleng. dan sayuran, gurangi jumlah obat yang dibutuhkan
soda kue, baking powder. MSG).
Tekankan pentingnya membaca label
28
kandungan makanan dan obat yang dijual
bebas
Dorong pasien untuk menurunkan atau Kafein adalah stimulan jantung dan dapat
menghilangkan kafein, mis., kopi, teh, memberikan efek merugikan pada fungsi
cola. coklat. jantung
Peragakan penerapan kompres es pada Kapiler nasal dapat ruptur sebagai akibat
punggung leher dan tekanan pada dari tekanan vas- kuler berlebihan. Dingin
sepertiga ujung hidung, dan anjurkan dan tekanan mengkonstriksikan kapiler,
pasien menundukan kepala ke depan bila yang melambatkan perdarahan.
terjadi perdarahan hidung. Menundukan kedepan menurunkan
jumlah darah yang tertelan.
29
BAB 3
Studi Kasus
3.1 Pengkajian
Nama : Ny.L
Umur : 61thn
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MKS : 5-5-2014 Jam: 18.00
No register diagnosa medis : Hipertensi
30
Tanggal pengkajian : 7-5-2014 Jam: 07.30
Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, badan terasa lemas dan kaki
sebelah kanan terasa sakit bila diangkat
Genogram
Gambar Genogram
= pasien
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal Laki-laki
4 Kebutuhan dasar
a. Aktivitas/istirahat:
DS: Pasien mengatakan badannya lemas, semalam bisa tidur posisi kepala
lebih tinggi, masih sesak saat posisi duduk
31
Do: Pasien hanya beraktivitas di tempat tidur semi fowler, tampak lemas,
posisi tidur semifowle, tampak menggunakan alat bantu nafas 02 nasal 3
liter, pada saat aktivitas duduk pernafasaan 22x/mnt,tidak ada pergerakan
cuping hidung
b. Sirkulasi
DS: Pasien mengatakan mempuryai riwayat hipertersi dan jantung selama
3 tahun
DO: klien tidak pucat, korjungtiva tak anemis, perfusi hangat
TD: 140/80 mmhg, S : 36°C, N:64 xmnt, RR : 20 x/mnt, GCS
E4V5M6 ,EKG:irama sinus 85 x/mnt , Pupil isokor 3/3 reaksi+/+ CRT: 2
detik
c. Intergritas ego:
DS: Pasien mengatakan bosen dan jenuh di rawat rs, px bergantung pada
keluaga/ perawat saat melakırkan aktifitas seperti BAK, dan seka
DO: Pasien kooperatif setiap tindakan yang dilakukan perawat dan tidak
mudah tersinggung
d. Eliminasi:
DS: Pasien mengatakan bisa BAK spontan dan belum BAB selama 3
hari,selama dirumah BAB tian bari
DO: Urin= 300cc warna kuning, bau amoniak, tidak ada nyeri tekan pada
supra pubis, Teraba massa pada ahdomen kiri bawah, BU agak menurun
tidak ada nyeri tekan
e. Makan / cairan
DS: Pasien mengatakan makan dan minum
DO: Tugor kulit elastis, makan klien 1/3 porsi buhur dan mie soa, tidak
mual tidak muntah, minum air putih 1 gelas air putih, memakai infus 500
Rl / 24 jam- 8 tts / mnt
f. Neurosensorik
DS: Pasien tidak pusing, kaki kanan terasa sakit saat di gerakkan tidak ada
rasa sakit dan bengkak.
32
DO: pefusi hangat, GCS E4 V5 M6
Kaki sebelah kanan dan kiri odema
untuk bergerak lebih banyak klien dapat bekerja pada ekstremitas kaki
kanan. Tonus otot normal.
g. Hygiene
DS Pasien mengatakan tidak bisa merawat tubuh sendiri
DO: Pasien tampak bergantung pada perawat / keluarga untuk memenuhi
ADLnya, penapilan tampak bersih
h. Pernapasan:
DS: Pasien mergtakan sesak napas, batuk keluar dahak
DO: Posisi tidur semi fowler, Pasien pakai oksigen nasal 3 liter ada suara
ronchi kanan kanan (+) kiri (+) Whezing kanan (+) kiri (+), RR 20x / mnt
saat tidur, RR. 22x/mnt saat aktifitas duduk, sputum warna hijau kental,
bau anyir.
i. Keamanan
DS: Pasien mengatakan tidak pernah jatuh, dapat mika-miki secana
perlahanm
DO: Dampingan tempat tidur selalu tertutup, kulit tidak tampak
kemerahan
j. Pembelajaran / penyuluhan
DS: Pasien mengatakan tidak tau pengertian, penyebab, dan pengobatan
hipertensi
DO: Pasien tidak bisa menyebutkan, batas normal, penyebab, pengobatan,
dan telihat bingung
5. Pemeriksaan laboratorium
33
LED jam I 60 Mm/jam <20
Tanggal 5-5-2014
Pemeriksaan Thorax AP
Cor: kesan thorax membesar, Pulmo: tidak tampak kelainan, Sinus phrenicocostalis kanan
berselubung, suspect minimal Pleura kanan, kiri tertutup jantung, tulang-tulang dinding
thorax tidak tampak kelainan
Tanggal 5-5-2014
6. Terapi obat
34
Lasix 20 mg / amp 3x1 Diuretik Terapi tabahan pada edema akut
dan hipertensi
Soperam 1 gr/ vial 2x1 Sefalosporin Infeksi saluran nafas atas dan
bawah, isk, infeksi intra
abdominal
35
Obyektif:
Obs TTV :
Obyektif:
Obyektif:
36
Subyektif: Kurang Kurang pengetahuan/daya
pengetahuan(kebutuhan ingat
Pasien mengatakan belajar) mengenai kondisi
rencana pengobatan
Tidak tahu pengertian,
penyebab, dan pengobatan
dari hipertensi.
Obyektif:
37
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
02
1. Risti penurunan Curah jantung bid resiko tinggi terhadap peningkatan Afterload
vasokontriksi
Kriteria hasil:
d. Irama dan frekuensi jantung stabil dalam batas normal (80-100 x / menit dan
reguler)
Intervensi
38
f) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi Diuretik(Lasix
20mg) iv (Blupres 9ng) oal oral, vasodilator perifer (spirola 25mg)obat
oral
R: mengurangi beban jantung
Kriteria hasil:
Intervensi:
39
R: obs TTV berguna untuk mengetahui perkembangan dan nilai kondisi
umum
e) Kaloborasi dengan dokter oksigen hidung 3 liter
R: membantu meringankan pernafasan
Intervensi:
R: Latihan nafas dalam bentuk efektif dilakukan agar mudah mengeluerkaı sekret
40
R: Membantu meredakan batuk terdahak dan mengecerkan dahak
2.3 Implementasi
Tabel Implementasi
7-5-2014
41
08.35 D.0008 Mengobservasi keluhan Pasien mengatakan sesak Lely ana
pasien nafas, batuk mengeluarkan
D.0056 dahak, badan lemas, kaki
sebelah kanan terasa sakit
D.0001
saat diangkat
08.48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien dapat Lely ana
dengan fentolin 2,5 ml, batuk efektif dan
bisolvon 50 ml dan mengeluarkan dahak
pulmicart 1 gr
09.05 D.0001 Memberikan obat oral, Obat sudah diminum, tak Lely ana
Biopres 8 mg, spirola 25 muntah tidak ada reaksi
mg alergi
D.0001
12.30 Menanyakan makan dan Makan bubur dan mie soa 1/3 Lely ana
minum porsi minum 250 cc,
makanan dan minuman
masuk tak mual tak muntah
13.00 D.0056 Membantu memandikan Kulit bersih tidak ada lesi Lely ana
pasien
17.35 D.0008 Memberikan injeksi Obat tidak masuk tidak ada Zr ririn
lasix 20mg (IV) alergi
42
20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif, tidur Zr ririn
untuk istirahat tidur dengan posisi semifowler
D.0001
05.00 D.0056 Memandikan pasien KuLit bersih tidak ada lecet Zr Novita
D.0001
8-5-2014
43
08.35 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 141/63 mmHg S = Lely ana
36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001
08.45 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada alergi Lely ana
lasix 20mg (IV)
08.48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk, pasien dapat Lely ana
Ventolin 2,5 ml, batuk efektif dan
bisolvon50 ml, mengeluarkan dahak
Pulmicort 1 gr
09.05 D.0008 Memberikan obat oral, Obat sudah diminum, tak Lely ana
Biopres 8mg, Spirola muntah tidak ada reaksi
25mg alergi
10.00 Melepas dan memasang IV cath terpasang dan cairan Lely ana
IV Cath di metacarpal infus lancer
dexstra, infus 500 Rl/24
jam-8 tetes/menit
D.0001
13.00 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tak ada lecet Lely ana
D.0001
D.0001
44
22.00 D.0008 Mengobservasi TTV TD = 140/79 mmHg S = Zr Novita
36,2oC N = 84x/mnt Rr
D.0056 20x/mnt SaO2 = 98%
D.0001
24.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Novita
lasix 20mg (IV) alergi
24.05 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk tidak ada reaksi Zr Novita
dengan ventolin 2,5ml, alergi
pulmicor, bisolvon 50
ml
D.0001
9-5-2014
08.30 D.0008 Mengobservasi pasien Obat masuk pasien dapat Lely ana
batuk efektif mengeluarkan
D.0056 dahak
D.0001
D.0001
45
08.45 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tak ada alergi Lely ana
lasik 20 mg
08. 48 D.0001 Memberikan nebulizer Obat masuk pasien batuk Lely ana
dengan ventolin 2,5ml, efektif dan mengeluarkan
pulmicor, bisolvon 50 dahak
ml
09.08 D.0008 Memberikan obat oral, Obat diminum tak muntah Lely ana
Biopres 8mg, Spirola tak alergi
25mg
D.0001
12.30 D.0056 Memandikan pasien Kulit bersih tidak lecet Lely ana
D.0001
D.0001
18.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Endah
lasix 20mg (IV) alergi
46
20.30 D.0056 Memotivasi pasien Pasien kooperatif, tidur Zr Endah
istirahat tidur dengan posisi semifowler
D.0001
24.00 D.0008 Memberikan injeksi Obat masuk tidak ada reaksi Zr Grace
lasix 20mg (IV) alergi
D.0001
3.5 Evaluasi
47
P = tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan kebutuhan suplai 02
S = Pasien mengatakan hanya bisa melakukan aktifitas di tempat tidur dan
sudah tidak sesak
O = TD 138/84 mmHg,N 86x/menit,S=36,3 °C, Rr 20x/menit Pasien
melakukan aktivitas hanya di tempat tidur dibantu oleh perawat, Pasien
masih menggunakan O2 nasal 3 liter
A = Tujuan tercapai sebagian.
3. Bersihan jalar nafas tıdak efektif b'd penumpukan sekret
S = Pasien mengatakan masih batuk dan mengeluarkan dahak
O = TD 138/84 mmHg, N 86x / menit, S 36,3 ° C , Rr 20x / menit Pasien
sudah bisa batuk efektif dan mengeluarkan dahak warna sputum hijau
kental bau anyir
A = Tujuan tercapai sebagian
P = tindakan keperawatan dilanjutkan oleh perawat ruangan
48
BAB 4
Penutup
4.1 Kesimpulan
49
DAFTAR PUSTAKA
James PA, Ortiz E, et al. (2014) evidence based guideline for the management ot high
blood pressure in adults(INCR) IAMA.
50