OLEH :
ARDIANSYAH, S.Kep
NPM : 21149011501
Dosen Pembimbing :
Ns. Yunita Liana., S.Kep., M.Kes., M.Kep.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan kasus yang
berjudul asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan kardiovaskuler :
Hipertensi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada stase komunitas keluarga. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang antenatal pada anemia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Ns. Yunita Liana., S.Kep.,
M.Kes., M.Kep. pada stase kounitas keluarga yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan stase atau
bidang yang sedang kami jalani ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saya berharap kritik dan saran yang membangun saya demi
kesempurnaan laporan ini.
Ardiansyah, S.Kep
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah
Gangguan Kardiovaskular : Hipertensi.......................................................5
B. Konsep Hipertensi.......................................................................................23
C. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................46
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
KONSEP DASAR MASALAH KESEHATAN
1. PENGERTIAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 40mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung. Tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (sylvia .price,2015)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi ketika pembuluh
darah terus-menerus mengalami peningkatan tekanan (WHO,2015)
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140mmHg dan
tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 90mmHg atau mengkonsumsi obat
anti hipertensi (Guyton, 2007) Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada
tekanan sistolik 140mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 120mmHg. Hipertensi
sebagai suatu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg. Hipertensi sebagai suatu keadaan saat
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140mmHg atau lebih, dan tekanan
darah diastolik 90mmHg atau lebih. (setiati siti, 2015)
2. ETIOLOGI
a. Hipertensi Esensial (primer)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan. Disebut
juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-
faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan
polistemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan esstrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing
dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc, 2015)
3. KLASIFIKASI
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120 - 129 80 – 84
High Normal 130 -139 85 – 89
Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 -159 90 -99
Grade 2 (sedang) 160 - 179 100 -109
Grade 3 (berat) 180 - 209 100 -109
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
a. Seorang pria yang berusia < 45 tahun dapat dikatakan menderita hipertensi
apabila tekanan darahnya pada waktu istirahat > 130/90 mmHg
b. Seorang pria yang berusia > 45 tahun juga dapat dikatakan hipertensi
apabila tekanan darahnya > 145/95 mmHg
c. Bagi seorang wanita yang tekanan darahnya > 160/95 mmHg maka
dinyatakan hipertensi.(Santoso, 2010)
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik sama atau lebih besarr dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Menurut Susanto (2010) klasifikasi tekanan darah manusia:
Kategori Tekana Diastolik Tekanan
mmHg Sistolik
mmHg
Kategori TD (mmHg)
Hipertensi ≥ 140/90
Stadium 3 ≥ 180/110
4. PATOFISIOLOGI
5. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur
1) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
6. KOMPLIKASI
Menurut (Ardiansyah,2012) tekanan darah yang terus-menerus tinggi
dan tidak terkontrol dapat mennimbulkankomplikasi padda organ-
organ tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi diotak
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang, arteri-arteri otak yang mengalami arteroskleorosis dapat
melemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma.
b. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk trombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena
terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia
jantung yag menyebabkan infark
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomelurus. Dengan rusaknya
glomelurus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membrane glomelurus protein akan
keluar melalui urine sehngga tekanan osmotic keloid plasma
berkurang, hal ini menyebabkan edema yang sering dijumpai pada
hipertensi kronik
d. Ensafalopati (kerusakan otak)
Ensafalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi
akibat kelainan ini menyebabkan penekanan pada kapiler dan
mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan
saraf akibat neuron-neuron dosekitarnya menjadi kolaps dan terjadi
koma serta kematian.
7. PENATALAKSANAAN
Menurut Wahdah, 2011 penatalaksanaan dalam hipertensi dibagi
dalam 2 golongan
a. Pengobatan non farmakologis
1) Penurunan berat badan
2) Olahraga
3) Mengurangi asupan garam
4) Tidak merokok
5) Hindari stress
6) Pemberian terapi relaksasi benson (yanti,2012)
b. Pengobatan farmakologis
Ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya
menurunkan tekanan darah dengan cara mempengaruhi jantung
atau pembuluh darah atau keduanya. Pengobatan hipertensi
biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat
1) Diuretic tablet hydrochlorothiazide (HTC), lasix (Furosemide).
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses
pengeluaran cairan tubuh via urin. Tetapi karena potasium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urin, maka pengontrol
konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta – blockers atenolol (tenorim). Capoten (captopril)
merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung ddan
memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers norvasc (amlopidine)
4) Angiotensinconverting enzyme (ACE) merupakan salah satu
obat yang bisa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
melebar pembuluh darah
2. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengaruhi kemampuan seseorang.
a. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasann
yang tidaj berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida
b. Kelembaban
Kelembaban akan mempengruhi kesehatan dan keamanan klien,
jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan
terevaporasi dengan lambat
c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yang dapat menyebabkan kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
d. Cara meningkatkan keamanan
1) Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
2) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3) Mengunci roda kereta dorong ssaat berhenti
4) Penghalang sisi temmpat tidur
5) Bel yang mudah dijangkau
6) Meja yang mudah dijangkau
7) Kereta dorong ada penghalangnya
8) Kebersihan lantai
Perempuan :
Meninggal dunia :
Tinggal serumah :
Kawin :
Cerai :
Anak abdosi :
Anak kembar :
e. Tipe keluarga
f. Suku bangsa
1) asal suku bangsa keluarga
2) bahasa yang dipakai keluarga
3) kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang
dapat mempengaruhi kesehata
g. Agama
1) Agama yang dianut keluarga
2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
h. Status sosial ekonomi keluarga
1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
3) Tabungan khusus kesehatan
4) Barang (harta benda yang
dimiliki
keluarga(prabotan,transpotasi)
5) Aktifitas rekreasi keluarga
i. Riwayat dan tahap perkembangan
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukkan dengan
anak tertua)
a) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
(1) Riwayat keluarga inti
(2) Riwayat terbentuknya keluarga inti
(3) Penyakit yang diderita keluarga orang tua
(4) Riwayat keluarga sebelumnya
(5) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di
keluarga
(6) Riwayat kebebasan/ gaya hidup yang mempengaruhi
di keluarga
j. Lingkungan
1) Ukuran rumah
2) Kondisi dalam dan luar rumah
3) Kebersihan rumah
4) Ventilasi rumah
5) Saluran pembuangan air limbah
6) Air bersih
7) Penggolaan sampah
8) Kepemilikan rumah
9) Kamar mandi/wc
k. Denah rumah
l. Struktur keluarga
1) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim : memberikan
pesan, memberikan umpan balik dan valid.
2) Struktur peran
Merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai denan
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal.
3) Struktur kekuatan
Merupakan kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
4) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma
adalah perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
m. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung.
2) Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi soaial dan belajar
berperan dilingkungan sosial.
3) Fungs reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan
5) Fungsi perwatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
n. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi fungsional : adakah cara kkeluarga mengatasi
masalah secara maladatif
o. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap tugas kesehatan yang ada
3) Data tambahan
p. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, mata, mulut,
tht, leher, thorax, abdomen, ekstermitas atas bawah, sistem
genetalia
4) Kesimpullan dari hasil pemeriksaan fisik
Penjajakan II
Adapun ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diantaranya :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat annggota keluarga
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
2. Analisa data
Analisa data merupakan kegiatan pemiihan data dalam rangka proses
klarifikasi dan validasi informasi mendukung penegakan diagnosa
keperawatan yang akurat.
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan umpulan pernyataan uraian dari
hasil wawancara, pengmatan langsung dan pengukuran dengan
menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,
sampai masalah aktual .Diagnosa keperawatan keluarga yang
dikembangkan adalah diagnosis tunnggal yang hampir serupa dengan
diagnosis keperawatan dirumah sakit. Diagnosis keperawatan rga
terdiri dari tiga kompnen, yaitu masalah, etiologi, serta tanda dan
gejala. Etiologi untuk diagnosis keperawatan keluarga adalah salah
satu lima tugas keluarga yang paling dominan menyebakan masalah
keperawatan tersebut. Sebagai contoh, risiko gangguan tumbuh
kembang pada balita x berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang dalam merawat anggota
keluarga.
Tipe diagosa keperawatan keluarga
a. Aktual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang
jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi.
Contoh :
1) tidak efektifnya bersihan jalan nafas
2) Gangguan pola nafas
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
5) Perubahan pola istirahat tidur
6) Kurang pengetahuan
7) cemas
b. Resiko tinggi
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditanggani.
Contoh :
1) Risko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuuhan tubuh
2) Resiko tinggi injuri
3) Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
c. Potensial
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin menngkat
lebih optimal
Contoh :
1) Potensial peningkatan proses keluarga
2) Potensial kehamilan dengan status kesehatan normal
3) Sindrom
4) Kemungkinan
d. Priorita masalah
1) Kriteria
2) Bobot
3) Pembenaran
No Kriteria masalah Nilai Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala:
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2
masalah untuk
diubah
skala :
mudah 2
sebagian 1
tidak dapat 0
3. Potensial masalah 1
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1
masalah
Skala :
Segera diatasi 2
Tidak segera 1
diatasi 0
Tidak dirasakan
Skoring :
1. Skor/angka tertinggi dikalikan dengan bobot
2. Jumlahkan skor
3. Skor tertinggi menjadi prioritas masalah
TINJAUAN
KASUS
Pada bab ini penulis menguraikan satu keluarga dengan masalah dengan
masalah hipertensi pada keluarga Tn. A khususnya Ny.R yang bertempat
tinggal di wilayah RT 007 RW 002 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat, Dalam proses pengumpulan data penulis
menggunakan teknik wawancara, observasi dalam pemeriksaan fisik pada
seluruh anggota keluarga
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keluarga dilakukan mulai tanggal 17 april 2017 bertempat
dirumah Ny. T yang hanya dihadiri oleh Ny. T dan anaknya Tn. I, sementara
Tn. A tidak bisa hadir dikarenakan bekerja dan untuk mengumpulkan data
keluarga yang lain penulis melakukan kontrak waktu untuk melakukan
pengkajian di lain hari.
Langkah awal pengkajian dan pengumpulan data penulis dengan teknik
wawancara observasi dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga
dalam melakukan asuhan keperawatan dari hasil pengumpulan data pada
keluarga diperoleh data sebagai berikut.
1. Data dasar keluarga :
Nama Kepala Keluarga : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Buruh
Alamat : H. Jiung dalam RT OO7 RW 002
Keluraha utan panjang kecamatan kemayoran
Komposisi anggota keluarga:
No Nama Jenis Hub umur Pendidika Pekerjaa Status
(inisia kelam Kk n n imuni
l) in sasi
2. Genogram
Ny.w Tn.B
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah nucleur family yaitu yang terdiri dari dua orang
tua (ibu dan ayah) yaitu Tn. A dan Ny. T dengan satu anak kandung yaitu
Tn. I.
4. Suku
Tn. A berasal dari kuningan dan Ny. T berasal dari kuningan keluarga
menggunakan bahasa sehari-hari adalah bahasa indonesia. Tn. A lebih
dominan menggunakan suku jawa karena tata krama suku jawa lebih
bagus.pola makan yang berhubungan dengan suku bangsa antara lain
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T suka mengkonsumsi makanan yang
mengandung asin-asin.
5. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. A adalah agama islam. Anggota
keluarga tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu.
DENAH RUMAH
RUANG 1 RUANG 2
VENTILASI
Pintu
DAP
U
KET :
R1 : Tempat tidur dan ruang menonton tv
R2 : Ruang makan
C. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Ny. T adalah terbuka
dengan melakukan berkumpul bersama untuk menyelesaikannya masalah,
anggota keluarga yang dominan berbicara adalah Tn. A dengan
menggunakan bahasa indoonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan anggota keluarga Tn. A terlihat harmonis, saling terbuka baik
satu sma lain dan menghargai satu sama lain mendukung dan membantu
dalam keadaan dan kegiatan apapun.
3. Struktur peran
Ny. T berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya, Tn. A berperan sebagai
kepala keluarga dan mencari nafkah dan memenuhi ekonomi keluarga, Ny.
T sehari-hari mengurus pekerjaan rumah tangga, serta memenuhi
kebutuhan sehari-hari suami dan anak satu-satunya Tn. I seperti memasak,
mencuci, menyetrika baju dll.
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T berasal dari kuningan selalu senang
masak masakan sunda yang asin.
D. Fungsi
keluarga
1. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Ny. S saling menyayangi seperti memberikan
perhatian dan saling mendukung satu sama lain dan bila ada anggota
keluarga yang yang berhasil anggota keluarga yang lain merasa senang dan
bahagia. Apabila ada anggota keluarga menderita penyakit, semua anggota
keluargaa saling membantu untuk merawat.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. A khususnya Ny. T sering kali berinteraksi dengan warga
disekitar rumah. Ny. T sering kali mengikuti kegiatan poswindu.
3. Fungsi reproduksi
Ny. T sejak masih usia produktif tidak pernah memakai alat kontrasepsi.
4. Fungsi ekonomi
Tn. A memberikan kebutuhan anggota keluarga dengan memberikan
finansial untuk keperluan keluarga sebesar Rp1.000.000 untuk kebutuhan
sehari-hari.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit terkadang keluarga membawa
kepuskesmas untuk memeriksa kesehatannya. Jika sakitnya tidak terlalu
parah keluarga Ny. T hanya istirahat dan tidur
a. Kebutuhan nutrisi
Dalam pemenuhan nutrisi keluarga Tn. A penyajian Ny. T mempunyai
kebiasaan dalam mengelolah makanan yaitu dengan cara mencuci
dahulu lalu dimasak dan disajikan dimeja dengan tertutup
b. Kebutuhan eliminasi
Pola BAB saat dikaji tidaak ada masalah, rata-rata pola BAB pada
keluarga dalam satu hari yaitu satu kali dan itu terkadang tidak
menentu, sedangkan pola BAK pada keluarga Ny. T dalam satu hari
bisa 3-4 kali dan tidak ada keluhan pada saat BAK
c. Kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan dari keluarga Tn. A yaitu mandi 2x sehari. Pada saat pagi
dan sore dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi 2x sehari pada
saat pagi dan malam sedangkan keramas 2x sehari menggunakan
shampo
d. Kebutuhan istirahat tidur
Pola tidur keluarga Tn. A yaitu rata-rata/8 jam perhari dan tidak ada
masalah pada pola tidur dan keluarga Tn. A tidak mempunyai kamar
masing-masing karena Tn. I tidur bersama orang tuanya.
e. Aktifitas dan olahraga
Aktifitas setiap hari Tn. A adalah bekerja dan aktifitas Ny. T adalah
menyiapkan keperluan sehari-hari suami dan anaknya
f. Kebutuhan rekreasi
Keluarga Tn. A biasanya melakukan rekreasi hanya dirumah dengan
nnonton tv dan kumpul bersama dan berbincang-bincang karena
menurut Ny. T rekreasi diluar hanya buang-buang uang dan lebih baik
uangnya untuk makan sehari-hari.
Penjajakan II
Data obyektif :
1. TD : 140/90 MmHg
2. N : 80x/mnt
3. Skala nyeri : 4
4. Karakteristik nyeri :
seperti tertimpa
beban
5. Durasi : 10 menit
6. Keadaan umum baik
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil aanalisa diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada
kasus adalah sebagai berikut
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
Dari kedua diagnosa yang ada penulis menggunakan teknik scoring
pada tabel dibawah ini
2. Keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mengatasi
komplikasi dari
hipertensi
a. menjelaskan Respon 1. menyebutkan komplikasi 1. jelaskan kepada
verbal
akibat yang atau akibat jika penyakit keluarga akibat
terjadi bila hipertensi tidak segera lanjut hipertensi
penyakit diatasi : tidak diobati dengan
hipertensi tidak a. kerusakan pembuluh menggunakan
segera ditangani darah lembar baik
b. perdarahan otak 2. motivasi keluarga
c. kelumpuhan untuk menyebutkan
d. serangan jantung kembali akibat
e. kerusakan ginjal lanjut dari
hipertensi yang
tidak diobati
3. berikan pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga
Setelah dilakukan
1x30 menit
kunjungan rumah,
diharapkan
keluarga mampu:
3. Keluarga mampu
merawat anggota
yang sakit hipertensi
a. menyebutkan cara
perawatn pada klien Respon 1. menyebutkan cara 1. diskusikan keluarga
verbal
dengan hipertensi perawatan klien cara perawatan
dengan hipertensi : hipertensi dengan
a. olahraga teratur menggunakan
b. kurangi berat badan lembar balik
c. kontrol dan minum 2. motivasi keluarga
obat secara teratur untuk menyebutkan
d. kurangi kembali perawatan
mengkonsumsi hipertensi
makanan yang asin 3. beri pujian atas
usaha yang
dilakukan keluarga
b. mendemonstrasikan
Respon
teknik relaksasi 1. melakukan teknik 1. mengajarkan
psikomot
or relaksasi kepada keluarga
a. genggam tangan tentang cara
sambil buat teknik relaksasi
kepalan selama 10 2. berikan
detik kesempatan
b. tarik kedua telapak kepada keluarga
tangan pada untuk
pergelanggan melakukan
tangan ke belakang teknik relaksasi
c. genggam tangan 3. berikan
buat kepalan lalu reinforcement
angkat sampai positif atas
pundak usaha keluarga
d. angkat bahu 4. pastikan
setinggi-tingginya keluarga akn
e. kerutkan alis dan melakukan
dahi sampai tindakan yang
mengeriput diajarkan
f. tutup mata sekeras- diperlukan
kerasnya
g. kecangkan rahang
sekencang-
kencangnya
h. monyongkan mulut
i. letakkan tangan
dileher dibelakang
kepala lalu dorong
j. turunkan kepala
sampai dada agar
dapat merasakan
keregangan leher
k. letakkan tangan
kebelakan badan
lalu dorong
kedepan
l. atur posisi nyaman
lalu tarik napas
dalam selama 10
detik lalu
hembuskan
m. tarik perut kedalam
sampai peut
kencang selama 10
ddetik lalu
hembuskan
n. angkat kaki untuk
melatih
pereganggan otot –
otot besi
5. kemampuan keluarga
dalam menggunakan
atau memanfaatkan
fasilitas kesehatan
a. memanfaatkan Respon 1. memanfaatkan kunjungaan 1. informasi mengenai
verbal
pelayanan ke fasilitas kesehatan : pengobatan dan
kesehatan dalam a. mendapatkan pendidikan yang
mengatasi masalah pelayanan kesehatan didapatkan keluarga
hipertensi untuk mengatasi dipuskesmas
hipertensi 2. memotofasi
b. mendapatkan keluarga
pendidikan kesehatan memanfaatkan
tentang hipertensi pelayanan kesehatan
c. menunjukkan kartu dalam mengatasi
berobat adanya terapi masalah hipertensi
pengobatan 3. beri reinforcement
positif atas perilaku
keluarga yang baik
D. IMPLEMENTASI
Setelah dilakukan perencanaan keperawatan, langkah berikutnya adalah
melaksanakan rencana tindakan bersama keluarga Tn. A khususnya Ny. T
Adapun tindakan yang dilakukan dalam bentuk tabel antara lain :
Tabel 3:3 implementasi
Tang Diagnosa Tindakan keperawatan Paraf
gal/ keperawatan
hari/j
am
Rabu Diagnosa 1. Mengkaji ulang pengetahuan keluarga Mariyatul
,19- keperawatan tentang hipertensi
APRI Tuk1 Ds : Ny. T mengatakan bahwa
L (mengenal hipertensi adalah darah tinggi,
2017 masalah penyebabnya adalah makan asin dan
Jam hipertensi stres, tandanya pusing, nyeri dibagian
09.00 pada keluarga tengkuk leher
Tn. A Do : keluarga tampak kooperatif
khususnya dalam menjawab pertanyaan-
Ny. T) pertanyaan perawat
Obyektif
- Ny. T mampu menyebutkan
pengertian hipertensi dengan
benar
- Ny. T dapat menyebutkan
penyebab hipertensi
- Ny. T mampu menyebutkan tanda
dan gejala hipertensi
- Ny. T tampak kooperatif dalam
menyebutkan 3 dari 5 dampak
lanjut dari hipertensi
- Ny. T mendemonstrasikan
gerakan teknik relaksasi
a. genggam tangan sambil
membuat kepalan dan
lepaskan di barengi dengan
tarik napas
b. tarik pergelangan tangan ke
belakang secara kuat di
barengi dengan tarik nafas
c. buat kepalan tangan lalu tarik
ke atas pundak dibarengi
dengan tarik napas
d. naikkan pundak ke atas
sampai menepel ke telingga di
barengi dengan tarik napas
e. kerutkan dahi dan alis sampai
mengkriput dibarengi dengan
tarik napas
f. menutup mata sekencang-
kencangnya dibarengi dengan
tarik napas
g. mengatupkan rahang dan
diikuti dengan menggigit gigi
di barengi dengan tarik napas
h. memonyongkan bibir se kuat-
kuatnya di barengi dengan
tarik napas
i. taruh tangan di leher lalu tarik
kepala kebelakang sekuat-
kuatnya di barengi dengan
tarik napas\
j. benamkan dagu pada dada di
baengi dengan tarik napas
k. tarik punggung belakang ke
depan di barengi dengan tarik
napas
l. tegakkan badan dan taarik
napas
m. tahan perut sekuat-kuatnya di
barengi dengan tarik napas
n. luruskan ke dua kaki di
barengi dengan tarik napas
PEMBAHASA
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis
dengan laporan kasus penilitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T dengan hipertensi di RT
007 RW 002 wilayah kelurahan utan panjang kecamatan kemayoran jakarta
pusat. Dalam pembahasan ini penulis menyajikan berdasarkan proses keprawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis
pada tanggal 17-18 April 2017 dalam pengkajian penulis melakukan
pengumpulan data. Data diperoleh dengan menggunakan format
pengkajian dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan
klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis
melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan saling percaya keluarga
Ny. T dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak
ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga Ny. T yang kooperatif keluarga
Ny. T menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis sehingga
mempermudah mendapatkan informasi tetapi dalam pemeriksaan fisik
terdapat kesulitan dalam mengumpulkan data karena Tn. A sibuk bekerja,
walaupun demikian data pemeriksaan fisik lengkap dengan kontrak waktu
yang sudah disepakati dengan yang bersangkutan agar dapat bertemu.
Selain itu penulis terbantu dengan adannya format pengkajian. Untuk tipe
keluarga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan tipe
keluarga pada keluarga Ny. T adalah keluarga inti. Dimana didalam teori
Menurut Murwani (2008) dijelaskan bahwa Keluarga inti yaitu suatu
rumah tangga yang terdiri dari suami,istri dan anak (kandung atau angkat)
Keluarga Tn. A sangat senang diberikan pendidikan kesehatan
dikarenakan petugas puskesmas tidak pernah melakukan kunjungan rutin
ke keluarga.
Peran keluarga Tn. A berperan sebagai kepala rumah tangga yang
mencari nafkah Ny. T sebagai ibu rumah tangga yaitu mempersiapkan
keperluan suami dan anaknya sehari-hari. Tidak memiliki kesenjangan
antara teori dan kasus
Fungsi pemeliharan kesehatan dalam keluarga Ny.T tidak memiliki
kesenjangan antara teori dan kasus dimana teori menurut friedman
keluarga dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan serta
perawatan kesehatan keluarga Tn. A langsung membawa Ny. T pergi
berobat kerumah sakit atau puskesmas terdekat.
Pada keluarga Tn. A Tugas perkembangan keluarga saat ini
berada pada tahap keluarga dengan tahapan anak usia dewasa awal,
dimana keluarga Tn. A mempunyai anak pertama yang berumur 23 tahun.
Pada teori tugas perkembangan dewasa awal salah satunya memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar tetapi anaknya Ny. T belum mau
menikah.
Fungsi keluarga Ny. T terutama fungsi pemeliharan kesehatan pada
pemenuhan kebutuhan makanan terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena Ny. T tidak mampu merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan. Keluarga Tn. A khususnya Ny. T tidak
menyediakan diit khusus yang ada dikeluarga Ny. T
Dari tanda dan gejala yang dikeluhkan Ny. T ditemukan
kesenjangan antara teori dan pembahasan seperti pusing, nyeri dibagian
tengkuk belakang leher, sedangkan dalam teori tanda dan gejala dari
hipertensi adalah kelelahan, mual dan muntah, mudah tersinggung dan
sukar tidur, pusing dan nyeri tengkuk dibelakang leher
Status lingkungan mulai dari karakteristik rumah , rumah yang
ditempati keluarga Ny. T adalah ngontrak, jenis bangunan permanen, luas
banguan kurang lebih 30M2 , atap rumahnya terbuat dari seng atau asbes,
ventilasinya sangat minim yang luasnya <10% luas lantai, penerangan
rumah menggunakan listrik,lantai rumah terbuat dari ubin, kondisi
kebersihan dari rumah Ny. T secara keseluruhan perabiotan rumah tertata
rapih. Terdapat wc dibawah digunakan bersama-sama.
Dalam penyajian terhadap makanan dalam keluarga Tn. A
khususnya Ny. T biasanya dengan cara masak sendiri tetapi makanan
dipisahkan antara salah satu anggota keluarga yang terkena masalah dan
tidak Dalam mengelola makananya juga dipotong dulu baru di cuci
padahal menurut teori mengelola makanan yang baik yaitu di cuci terlebih
dahulu baru di potong.
Keluarga Ny. T dalam fungsi sosialisasi Ny. T mengikuti kegiatan
poswindu dan Ny. T sering berinteraksi dengan warga sekitar tempat
tinggal Ny. T
menurut Abraham Maslow terdapat kebutuhan dasar manusia
yaitu, fisiologis (oksigen, cairan (minum), nutrisi (makan), keseimbangan
suhu tubuh, eliminasi, istirahat tidur, serta kebutuhan seksual), rasa aman
nyaman, kebutuhan rasa dicintai, harga diri, kebutuhan aktualisasi diri,
sedangkan pasa kasus Ny. T dari kebutuhan fisiologisnya tidak ditemukan
gangguan pada Ny. T . kebutuhan dasar yang terganggu menurut teori
maslow yang ada pada kasus Ny. T adalah kebutuhan rasa aman nyaman
dan keselamatan, hal ini terjadi klien sering merasakan sakit kepala dan
nyeri di bagian tengkuk belakang leher.
B. Diagnosa keperawatan
Dalam membuat diagnosa penulis sudah mengacu sesuai teori yaitu actual,
resiko, dan potensial. Dala membuat diagnosa, ada sedikit kesenjangan
teori dan kasus yaitu jika didalam teori sasarannya individu dan keluarga,
sedangkan dalam kasus penulis sasarannya lebih sering pada individu.
Didalam keluarga Ny. T terdapat masalah yaitu hipertensi. Dalam pada
kasus penulis hanya membahas mengenai gangguan system kardiovaskuler
: hipertensidan hanya mendapat diagnosa resiko. Untuk membuat scoring
penulis mengalami kesulitan, karena keluarga tidak mengerti scoring. Tapi
pada kasus penulis mendapatkan 2 masalah keperawatan keluarga yang
kemudian dilakukan scoring untuk menentukkan prioritas masalah yaitu :
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi penulis mengangkat
diagnosa ini dengan dasar adanya data yang didapatkan yaitu dari
subyektif keluarga Tn. A khususnya NY. T hanya sebagian
mengetahui pengertian, penyebab dari hipertensi. Waktu darah tinggi
Ny. T naik Ny. T hanya merasakan pusing dan nyeri dibagian belakang
tengkuk leher. Jika pusing dan nyeri tidak kunjung hilang Tn. A
membawa Ny. T kepuskesmas. Dan menurut data objektif TD : 140/90
mmhg, N : 95x/mnt, RR : 12x/mnt, sh : 360c
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A khususnya Ny. T
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi
Diagnosa ini dimunculkan karena keluarga Tn. A khususnya Ny. T
mengatakan tidak mengerti cara akibat lanjut dari nyeri yang tidak
diatasi dan cara memodifikasi lingkungan, Ny. T mengalami sakit
kepala dan nyeri dibagian tengkuk belakang leher hanya beristirahat
lebih banyak. Dan menurut data objektif yaitu TD : 140/90mmhg, N :
95x/mnt RR : 12x/mnt sh : 36oC
Diagnosa yang terdapat pada tinjauan teoritis, tetapi tidak muncul pasa
kasus adalah :
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
afterload vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ventricular.
Diagnosa ini tidak muncul karena tidak adda timbul tanda-tanda yang
menunjukan resiko penurunan curah jantung seperti perrubahan
frekuensi/irama jantung, perubahan kontraktilitis, odema
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan masukan
berlebih sehubungan dengan kebutuhan tubuh berhunbungan dengan
masukan berlebih seehubungan dengan kebutuhan fisik, pola hidup
monoton, keyakinan, budaya.
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas,
menentukan tujuan, urutan prioritas, menentukan tujuan, kriteria hasil
serta membuat rencana tindakan yang dilakukan pada semua diagnosa
yang muncul. Pada perencanaan untuk diagnosa prioritas masalah pada
tinjauan teoritis, yaitu resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada
keluarga Tn.A khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan mengeluh
Perawat merencanakan untuk mengadakan penyuluhan tentang masalah
penyakit hipertensi untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat keluarga yang dalam
sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas kesehatan. Faktor
pendukung untuk melakukan penyuluhan yaitu keingintahuan keluarga
untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang penyakit hipertensi dan ingin
segera mengatasinya. Tidak ada faktor penghambat karena keluarga sangat
kooperaatif
D. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan. Pelaksanaan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh penulis menggunakan
alat yang mendukung dalam melakanakan tindakan keperawatan
disediakan oleh penulis untuk memberikan asuhan keperawatan untuk
pelaksanaan teknik relaksasi otot progresif, dan penkes juga dilakukan
oleh penulis sebagai mahasiswa perawat menggunakan lembar balik dan
leaflet Kendala yang dihadapi pada saat tindakan yaitu ketidak hadiran
keluarga karena hanya ada Ny. T dan anaknya Tn. I. Hal ini disebabkan
karena Tn. A bekerja. dan penulis meninggalkan leaflet dengan harapan
keluarga bisa membacanya kembali.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang telah membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Untuk
mengukur keberhasilan rencana tindakan, dan evaluasi didasarkan pada
keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil yang
disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam mengevaluasi
hasil tindakan yang telah dilakukan penulis dengan cara observasi secara
langsung pada tanggal 19 april – 21 april 2017. Penulis menggunakan
SOAP (subjektif, objektif, analisa, planning). Evaluasi yang penulis lakuan
selama 3 hari berturut-turut. Adapun hasil dari ebvaluasi tersebut adalah
dua diagnosa yang teratasi. Masalah yang teratasi adalah :
1. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
Masalah ini dapat teratasi, perawat menganjurkan kepada keluarga
untuk mempertahankan tindakan keperawatan yang diajarkan oleh
perawat kepada keluarga
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pada saat pengkajian tidak semua keluarga kumpul sehingga
tidak didapatkan data seluruh keluarga dengan lengkap karena
Tn. A bekerja, harus dengan kontrak waktu pada setiap anggota
keluarga agar dapat bertemu. Tugas perkembangan pada
keluarga Tn. A dan Ny. E yang belum terpenuhi adalah belum
menikahkan anaknya yang dewasa karena anaknya sibuk
bekerja dan kuliah.
2. Diagnosa yang muncul dalam perumusan diagnosa
keperawatan penulis mengacu pada dari hasil pengkajian yang
menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan analisa data dengan menunjukkan status kesehatan dari
mulai aktual, potensial, resiko/resiko tinggi. Dari hasil
pengkajian dan analisa data maka penulis merumuskan
diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Resiko injury (pecahnya pembuluh darah) pada keluarga
Tn. A khususnya Ny. T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit hipertensi
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada keluarga Tn. A
khususnya Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
Diagnosa yang ada dalam teori adalah :
a. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
afterload vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi
ventricular. Diagnosa ini tidak muncuul karena tidak ada
timbul tanda-tanda yang menunjukkan resiko penuruunan
curah jantung seperti perubahan frekuensi/irama jantung,
perubahan kontraktilitas odema
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan berlebihan sehubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan fisik, pola hidup
monoton, keyakinan budaya
3. Perencanaan keperawatan : perencanaan tindakan keperawatan
tidak bersama keluarga, perencanaan menggunakan skorig dan
sesuai dengan teori
4. Pelaksanaan keperawatan : pada tahap ini penulis melakukan
pelaksanaan pada diagnosa yang muncul, tetapi penulis
mendapatkan hambatan karena ketidakhadiran Tn. A saat
melakukan intervensi
5. Evaluasi keperawatan : pada tahap evaluasi harus sesuai
dengan tujuan jangka yaitu : diagnosa, evaluasi yang diperoleh
masalah yang sudah teratasi, sebagian belum teratasi adapun
hambatan yang dialami oleh penulis adalah pada saat
melakukan evaluasi tidak dihadiri oleh Tn. A dikarenakan
bekerja
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan
keluarga yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan
saran-saran untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan hipertensi :
1. Bagi penulis : mampu mengaplikasikan asuhan keperawatana
keluarga secara teori maupun mandiri dari penulis mampu
menyusun strategi agar data tentang dapat terkumpul seuai
dengan teori serta mampu menningkatkan derajat kesehatan
terhadap keluarga binaan karena pada bab sebelumnya masih
terdapat masalah yang belum teratasi
2. Kepada petugas puskesmas diharapkan mampu melakukan
kunjungan rutin secara terjadwal untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga di wilayah kelurahan utan panjang
kecamatan kemayoran khusus di Rw 02 terutama penyakit
hipertensi karenna data dan hasil kajian yang dilakukan oleh
mahasiswa yang praktek diwilayah utan panjang khususnya di
RW 07 menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi dari
penykit-penyakit lain yang ada di RW 07
DAFTAR PUSTAKA
Nurafif Amin Huda dan Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC.NOC.Jakarta : Medication
Potter, dan perry. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga Jilid Tujuh.
Jakarta:ECG
Setiati Siti. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam JILID II.
Jakarta : Interna Publising
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluuarga pasien
mampu mengenal penyakit hipertensi dengan tepat
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan penyebab dari hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Menjelasakan pencegahan hipertensi
B. Materi
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab dari hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Cara penanganan hipertensi
C. Media
1. Alat
2. Lembar balik
3. Leaflet
D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing lapangan/puskesmas : pak maryoso
Pembiimbing pendidika : Ns. Nurhayati, Sp.Kep/Kom
2. Moderator : Mariyatul
Qibtiyah Peran moderator
a. Menutup dan memulai acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
3. Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens
4. Observer : Mariyatul
Qibtiyah Peran observer\
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan
5. Fasilitator : Mariyatul
Qibtiyah Peran Fasilitator\
a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
b. Bekerjasama dengan penyaji dalam menampilkan bahan penyuluhan
c. Membagikan leaflet
F. Setting tempat
Keterangan:
: Penyaji
: Peserta
A. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit a. Mengucapkan a. Menjawab salam
salam b. Memperhatikan dan
b. Memperkenalkan mendengarkan
nama pada audiens c. Memperhatikan dan
c. Kontrak waktu mendengarkan
d. Mennjelaskan d. Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
2. 15 a. Menjelaskan a. Memeperhatikan dan
menit pengertian mendengarkan
hipertensi b. Memeperhatikan dan
b. Menjelaskan mendengarkan
penyebab c. Memeperhatikan dan
hipertensi mendengarkan
c. Menjelaskann d. Memeperhatikan dan
tanda dan gejala mendengarkan
hipertensi e. Memeperhatikan dan
d. Menjelaskan mendengarkan
komplikasi
hipertensi
e. Menjelaskan cara
perawatan
hipertensi
3. 10 a. Mengaukan a. Bertanya
menit pertanyaan tentang b. Memperhatikan dan
penyuluah mendengarkan
b. Memberi
kesimpulan tentang c. Menjawab salam
penyuluhan
c. Salam penutup
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama proses dan akhir kegiatan penyuluhan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut ;
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan komplikasi hipertensi
5. Menjelaskan cara perawatan hipertensi
a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Kontrak waktu dan saran
4) Menyiapkan tempat
5) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
5) Tanya jawab berjalan dengan baik
c. Evaluasi hasil
1) Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80% lebih dengan benar
2) Penyuluhan dikatakan cukup berhaasil/ cukup baik apabila sasaran
mampu menjawab pertanyaan antara 50-80% dengan benar
3) Penyuluhan dikatakan kurang berhasil/tidak baik apabila sasaran
hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan benar
C. Penjelasan maetri
1. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
MmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 MmHg
2. Penyebab hipertensi
a. Faktor keturunan
b. Usia
c. Garam dan kolestrol yang berlebihan
d. Stress
e. Rokok,kafein,dan alkohol
f. Kurang olahraga
4. Kompllikasi hipertensi
a. Kerusakan pembuluh darah
b. Perdarahan otak
c. Kelumpuhan
d. Serangan jantung
e. Kerusakan ginjal
PROGRESIF
A. Rencana Pelaksanaan
Pokok pembahasan : teknik relaksasi otot progresi
Sub pokok pembahasan : mendemonstrasikan teknik relaksasi otot
progresif
Sasaran : Keluarga Tn. A
Hari/tanggal : Rabu, 19 april 2017
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Dirumah Ny. T
peserta : Pasien dan keluarga Ny. T
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit kesehatan Tn. A
khususnya Ny. T dapat berlatih secara aktif sedangkan keluarganya dapat
memberikan dan membimbing secara pasif.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit Ny Sa dan keluarga
diharapkan dapat menjelaskan tentang :
a. Pengertian latihan teknik relaksasi otot progresif
b. Tujuan latihan teknik relaksasi otot progresif
c. Jenis latihan teknik relaksasi otot progresif
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Peragaan dan Praktek
D. Media
Lembar balik dan lefleat
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing lapangan/puskesmas : pak maryoso
F. Pembiimbing pendidika : Ns. Nurhayati, Sp.Kep/Kom
G. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Penyaji
: Peserta
H. Pengalokasian Waktu
I. Evaluasi
1. Jelaskan tujuan teknik relaksasi otot progresif
pasien mengerti tujuan teknik relaksasi otot progresif
2. Jelaskan jenis teknik relaksasi otot progresif
pasien sudah mengerti dan dapat menjelaskan teknik relaksasi otot
progresif
3. Waktu dan frekuensi teknik relaksasi otot
progresif sudah kontrak dan pasien sudah
menyetujuinya
J. TinjauanTeori
A. Definisi
Teknik relaksasi adalah teknik untuk meregangkan otot-otot yang kaku
B. Tujuan
Untuk merileksasikan otot-otot yang kaku
C. Gerakan teknik relaksasi otot progresif
1. genggam tangan sambil buat kepalan selama 10 detik
2. tarik kedua telapak tangan pada pergelanggan tangan ke belakang
3. genggam tangan buat kepalan lalu angkat sampai pundak
4. angkat bahu setinggi-tingginya
5. kerutkan alis dan dahi sampai mengeriput
6. tutup mata sekeras-kerasnya
7. kecangkan rahang sekencang-kencangnya
8. monyongkan mulut
9. letakkan tangan dileher dibelakang kepala lalu dorong
10. turunkan kepala sampai dada agar dapat merasakan keregangan leher
11. letakkan tangan kebelakan badan lalu dorong kedepan
12. atur posisi nyaman lalu tarik napas dalam selama 10 detik lalu
hembuskan
13. tarik perut kedalam sampai peut kencang selama 10 ddetik lalu
hembuskan
14. angkat kaki untuk melatih pereganggan otot –otot besi