OLEH:
ARDIANSYAH, S.Kep
NPM : 21149011501
Dosen Pemimbing :
Ns. Amalia, S.Kep., M.Kes., M.kep
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan yang
berjudul laporan pendahuluan Waham ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada stase jiwa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengkajian yang bisa dilakukan pada lansia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Amalia, S.Kep., M.Kes., M.kep
pada stase jiwa yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan stase atau bidang yang sedang kami
jalani ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu saya berharap kritik dan saran yang membangun saya demi
kesempurnaan laporan ini.
Ardiansyah, S.Kep
ii
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar isi.........................................................................................................iii
I. Masalah Keperawatan........................................................................... 1
Daftar Pustaka................................................................................................iv
iii
4
I. Masalah Keperawatan
a. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya klien.
Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham
atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan
semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya
(Keliat, 2009).
b. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaanya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham
3) Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4) Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel
di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
c. Faktor Presipitasi
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau di asingkan dari kelompok.
1
2
2) Faktor biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya di duga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien menggembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
d. Tanda dan gejala
e. Macam-macam Waham
a. Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-
ulang tapi tidak sesuai dengan kenyataan
Contoh :
“kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari”, atau klien mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang
dapat mengendalikan mahluknya.
b. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus
atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-
ulang tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3
Contoh :
“saya ini pejabat di departemen kesehatan loh...”
“Saya punya tambang emas !.”
c. Waham curiga
Keykiana bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Contoh :
“saya tahu semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami saya.”
d. Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit diucapkan berulang-ulang teapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh :
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan sel kanker pada
tubuhnya.
e. Waham nihilistik
Keyakina seseorang bahwa diri bahwa sudah meningal dunia, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh
“ ini kan alam kubur y, semua yang ada disini adalah roh-roh”.
f. Status Mental
g. Sensori Kognisi
akurat. Pengendalian implus pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat
adanya rencana untuk bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan kepada
orang lain.
Gangguan proses pikir: waham biasanya diawali dengan adanya riwayat
penyakit berupa kerusakan pada bagian korteks dan limbik otak. Bisa
dikarenakan oleh karena jatuh atau didapatk ketika lahir. Hal ini mendukung
terjadinya perubahan emosional seseorang yang tidak stabil.
h. Rentang Respon
Perubahan isi
pikir: waham
1.
Resiko tinggi mencederai diri, DS:
orang lain dan lingkungan
Klien memberi kata-kata
ancaman, mengatakan benci dan
kesal pada seseorang, klien suka
membentak dan menyerang
orang yang mengusiknya jika
sedang kesal, atau marah,
melukai / merusak barang-
barang dan tidak mampu
mengendalikan diri
DO:
Mata merah, wajah agak merah,
nada suara tinggi dank eras,
bicara menguasai, ekspresi
marah, pandangan tajam,
merusak dan melempar barang-
barang.
2. Kerusakan komunikasi : verbal
DS:
Klien mengungkapkan sesuatu
yang tidak realistik
DO:
Flight of ideas, kehilangan
asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata
kurang
3. Perubahan isi pikir : waham
DS:
6
DO:
Klien tampak tidak mempunyai
orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang
panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan/
realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.
DO:
Klien terlihat lebih suka sendiri,
bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin
mencedaerai diri/ ingin
mengakhiri hidup
7
1. Resiko mencederai TUM: 1. Klien mampu 1. Bina hubungan. saling percaya: 1. Membina hubungan yang baik
diri/orang Klien tidak terjadi mengontrol perilaku
kerusakan komunikasi salam terapeutik, perkenalkan sebagai langkah awal yang
lain/lingkungan b/d sehari-hari terkait
waham... verbal waham dan diri, jelaskan tujuan interaksi, harus dimiliki. Untuk
kekambuhannya
TUK: ciptakan lingkungan yang tenang, ndapatkan kepercayaan klien
1. Klien dapat 2. Klien dapat
memanfaatkan obat buat kontrak yang jelas topik, terhadap perawat sebagai
membina hubungan
saling percaya secara teratur dan waktu, tempat). modal utama dalam melakukan
dengan perawat sesuai program,
alasan, frekuensi, dan tindakan keperawatan
2. Klien dapat
mengidentifikasi efek obat 2. Jangan membantah dan 2. Hal ini untuk mencegah
kemampuan yang 3. Klien dspat berperan
aktif merawat klien di mendukung waham klien: keparahan waham dengan
dimiliki
3. Klien dapat RS, persiapan pulang katakan perawat menerima tetap menjaga komunikasi
mengidentifikasikan dan di rumah
4. Klien dapat keyakinan klien "saya menerima yang baik
kebutuhan yang
tidak terpenuhi memanfaatkan keyakinan anda" disertai ekspresi
4. Klien dapat sumber-sumber
komunitas/masyarakat menerima, katakan perawat tidak
berhubungan dengan
realitas mendukung disertai ekspresi ragu
5. Klien dapat
dan empati, tidak membicarakan
menggunakan obat
dengan benar isi waham klien.
6. Klien dapat
3. Observasi apakah wahamnya 3. Untuk mencegah terjadinya
dukungan dari
keluarga mengganggu aktivitas harian dan
8
iv