Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan

(Keperawatan Medikal Bedah I )


KONSEP DASAR HIPERTENSI
DOSEN PENGAMPUH
Ns.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Rahyati K Luwiti (841419049)
Fitrianingsi Porodjia (841419072)
Risna fuzi astuti suo (841419054)
Almalia N ahmad (841419059)
Ayudia veronika tahaku (841419067)
Zulqamaria agustina A lamusu (841419076)
Tanisya anggun forasta lewo (841419058)
Zalza adistiyani putri hilala (841419062)
Sitti nurhasanah djailani (841419081)
Moh. Fadliyanto mobi (841419110)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
BAB 1

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Pengertian Hipertensi dapat didefnisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten


dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. pada
popilasi manula, hhipertensi sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastoik 90
mmHg (Abdul masjid,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,2018 213).

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh darah ke dinding pembuluh
darah.tekanannya tergantung pada pekerjaaannya yang di lakukan oleh jantung dan daya
tahan pembuluh darah.Hipertensi dan penyakit jantung adalah masalah kesehatan global
.organisasi kesehatan (WHO) menunjukan bahawa industri mkananan olahan telah
mempengaruhi jumlah garam dalam makanan di seluruh dunia dan ini berperan dalam
hipertensi di indonesia.hipertensi masih merupakan tantangan besar . (Abdul
masjid,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,2018 : 205).

B. Etiologi
1) Hipertensi esensial (primer) Sembilan puluh persen penderita hipertensi
mengalami hipertensi esensial (primer).penyebabnya secara pasti belum
diketahui.beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi ensensial,yaitu
faktor genetik,stres dan psikologis,faktor lingkungan , dan diet (peningkatan
penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium )
2) Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan deangan
pengunaaan obat-obatan . penyebab hipertensi sekunder diantaranya adalah berupa
kelainan ginjal:obesitas,retensi insulin,hipertiroidisme,dan pemakaian obat-
obatan,seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid. (Abdul
masjid,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,2018 :124 )
C. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki
tanda atau gejala,bahkan jika pada pemeriksaan tekanan darah mencapai tingkata
yang sangat tinggi.beberapa orang dengan tekanan darah tinggi mungkin
mengalami sakit kepala , sesak napas atau mimisan, namun tanda dan gejala ini
2
tidak spesifik dan biasanya tidak terjadi sampai tekanan darah tinggi telah
mencapai stadium yang parah atau mengancam jiwa. (sugeng
jitowiyono,ners,M.sc.,2018: 209 )
D. Patofisiologi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah kronis yang dalam jangka
panjang menyebabkan kerusakan organ dan mengakibatkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas. Tekanan Darah adalah produk curah jantung dan retensi
vaskular sistemik. Dengan demikian, pasien dengan hipertensi arteri mungkin
mengalami peningkatan curah jantung, peningkatan resistensi vaskular sistemik,
atau keduanya. Pada kelompok usia yang lebih muda , curah jantung sering
meningkat,sementara pada pasien yang lebih tua hipertensi meningkatkan
resistensi vaskular sistemik dan peningkatan kekauan pembuluh darah . Tekanan
vaskular dapat meningkat karena stimulasi a-adrenoseptor meningkat atau
pelepasan peptida yang meningkat seperti angiotensin atau endothelins. Jalur
terakhir adalah peningkatan kalsium sitosolik pada otot polos vaskular yang
menyebabkan vasokonstriksi. Beberapa faktor pertumbuhan , termasuk angiotensin
dan endothelins, menyebabkan peningkatan massa ototpolos vaskular yang disebut
remodeling vaskular. baik peningkatan resistensi vaskular sistemik maupun
peningkatan kekakuan vaskular meningkatkan beban yang dikenakan pada
ventrikel kiri. Hal ini menginduksi hipertrofi ventrikel kiri dan disfungsi ventrikel
kiri. Di masa muda, tekanan nadi yang dihasilkan oleh ventrikel kiri relatif rendah
dan gelombang yang dipantulkan oleh pembuluh darah perifer terjadi terutama
setelah akhir sistol, sehingga meningkatkan tekanan pada bagian awal diastol dan
memperbaiki perfusi koroner.seirng terjadinya 8 penuaan,pengerasan arteri aorta
meningkatkan tekanan nadi. Gelombang yang dipantulkan bergerak dari awal
diastol sampai sistol akhir . Hal ini menyebabkan peningkatan afterload Ventrikel
kiri dan berkontribusi terhadap hipertrofi ventrikel kiri.
Sistem saraf otonom memegang peranan penting dalam mengendalikan
tekanan darah. Pada sistem hipertensi, ditemukan peningkatan pelepasan dan
sensitivitas perifer yang meningkat terhadap norepinephrine. Selain itu, ada
peningkatan responsif terhadap rangsangan stres. Fitur lain dari hipertensi arterial
adalah pengaturan ulang baroreflexes dan penurunan sensitivitas baroreceptor .
sistem renin angiotensin paling sedikit terlibat dalam beberapa bentuk hipertensi

3
( misalnya hipertensi renovaskular) dan ditekan dengan adanya
hiperaldosteronisme primer . pasien lanjut usia atau kulit hitam cenderung
memiliki hipertensi renin rendah. Yang lain memilki hipertensi renin tinggi dan ini
lebih mungkin untuk mengembangkan infark miokard dan komplikasi
kardiovaskular lainnya. (sugeng jitowiyono,ners,M.sc.,2018: 207)
E. Klasifikasi

a. klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi


Klasifikasi derajat hipertensi
berdasarkanJNC-8
Tabel 2.1

klasifikasi hipertensi

Deraja Tekanan sistolik Tekanan diastolik


t (mmHg) (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Pre-hipertensi 120-139 Atau 80 - 89
Hipertensi derajat I 140-159 Atau 90 - 99

Hipertensi derajat II ≥ 160 Atau ≥ 100


Sumber : Abdul majid,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,2018 :124

4
b. Klasifikasi menurut European Societyof Hipertension (ESH)
dan European Society of Cardiology (ESC)

Tabel 2.2

Klasifikasi hipertensi

Kategori Tekanan Tekanan diastolik


sistolik
(mmHg)
Optimal < 120 Dan < 80
Normal 120-129 Dan / 80-84
atau
Normal tinggi 130-139 Dan / 85-89
atau
Hipertensi derajat 140-159 Dan / 90-99
I atau
Hipertensi derajat 160-179 Dan / 100-109
II atau
Hipertensi derajat ≥180 Dan / ≥110
III atau
Hipertensi sistolik ≥140 Dan < 90
terisolasi
Sumber : Abdul masjid,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,2018 :125

F. Prognosis

Prognosis Tanpa pengobatan, hipertensi akan berakibat lanjut seusia dengan organ
yang diserangnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis hipertensi adalah etiologi
hipertensi dan komplikasi.hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap dini memiliki
prognosis yang lebih baik.begitu pula dengan komplikasi, hipertensi dengan sedikit
komplikasi juga akan menghasilkan prognosis yang lebih baik. (sugeng
jitowiyono,Ners,M.Sc.,2018:210)

G. Pemeriksaan penunjang

5
Pengukuran tekanan darah ,biasanya dilakukan dengan peletakkan manset tangan tiup
dilengan dan tekanan darah ditentukan menggunakan alat ukur tekanan pembacaan tekanan
darah,dinilai dalam mmHg memilik dua angka. nomor pertama (atau atas), mengukur
tekanan diarteri saat jantung berdetak (tekanan sitolik). yang kedua (atau lebih rendah)
mengukur ukuran tekanan diarteri antara ketukan (tekanan distolik) pengukuran tekanan
darah dibagi menjadi empat kategori :

a. Tekanan darah normal .tekanan darah normal jika berada dibawah 120/80 mmHg.
b. Pre-hipertensi .pre-hipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisaraan antara 120
sampai 139 mmHg atau tekanan distolik berkisar antara 80 sampai89 mmHg .pre-
hipertensi cenderung memburuk seiring berjaannya waktu.
c. c. Hipertensi tahap satu .hipertensi tahap satu adalah tekanan sistoik yang berkisar
antara 140 sampai 159mmHg atau tekanan distoik berkisar antara 90 sampai 99
mmHg.
d. d. Hipertensi tahap dua . hipertensi yang lebih parah, hipertensi tahap dua adalah
tekanan sistolik 160mmHg atau lebih tinggi tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih
tinggi.kedua angka dalam pembacaan tekanan darah sangat penting namun, bagi
klien pada usia 60 tahun keatas ,pembacaan sistoik lebih signifikan ,hipertensi
sistolik terisolasi adalah suatu kondisi dimana tekanan diastolik normal (kurang dari
90mmHg) namun tekanan sistolik tinggi (lebih besar dari 140mmHg).ini adalah
jenis tekanan darah tinggi yang umum diantara orang-orang yang berusia lebih dari
60 tahun. Pembacaan tekanan darah tinggi bisa dilakukan dua sampai tiga kali
sebelum tekanan darah tinggi benar-benar terdiagnosis.
Hal ini karena tekanan darah biasanya bervariasi sepanjang hari dan
tekanan ada suatu kondisi yang disebut white coat hypertension .tekanan darah
umumnya harus diukur dikedualengan untuk mnentukanapakah ada perbedaan .
Pemantauan tekanan darah 24 jam yang disebut pemantauan tekanan darah
ambulatori juga dapat dilakukan. Alat yang digunakan untuk tes ini digunakan
untuk mengukur tekanan darah secara berkala selama 24 jamdan memberikan
gambaran yang lebih akurat mengenai tekanan darah yang berubah pada siang dan
malam hari. Namun perangkat ini tidak tersedia di semua pusat kesehatan dan
jarang di ganti. Jika klien memiliki tekanan darah tinggi, riwayat kesehatan dan 10
pemeriksaan juga harus dilakukan tes rutin , seperti tes urien [urinalisis], tes darah,
teskolestrol dan elekterokolekterogram bisa di kontruksikan untuk klien. Selain itu,
6
tes tambahan, seperti EKG, untuk memeriksa lebih bantak tanda penyakit jantung
juga bisa direkomendasikan. (sugeng jitowiyono,ners,M.sc.,2018: 211)

H. Penatalaksanaan

Kategori obat yang diresepkan tergantung pada pengukuran tekanan darah dan masalah
medislainnya.

1) Diuretik thiazide, diuretik adalah obat yang berkerja pada ginjal untuk membantu
tubuh menghilangkan sodium dana air, sehingga bisa mengurangi volume
darah.diuretik thiazide sering kalai merupakan pilihan obat tekanan darah tinggi
yang pertama namun bukan satu-satunya. Diuretik thiazide meliputi
hyrochlorothiazide (microzide), chlorthalidone dan lain- lain.diuretik atau
penghambat saluran kalsium dapat bekerja lebih baik untuk prang kulit hitam dan
lebih tua dari pada penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) saja.efek
samping yang umum dari diuretik adalah peningkatan buang airkecil.
2) Penghambat beta (bete blocker). obat ini mengurangi beban kerja jantung dan
membuka pembuluh darah,menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan dengan
kekuatan lebih rendah. beta blocker meliputi acebutolol(sectral), atenolol(tenormin)
dan lain- lain.bila diresepkan sendiri , beta blocker tidak bekerja dengan
baik,terutama padaorang kulit hitam dan lanjut usia,namun mungkin efektif bila
dikombinasikan dengan obat ekanan darah lainnya.
3) Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).obat-obatan ini membantu
merelaksasi pembuluh darah dengan menghalangi pembentukan zat kimia alami
yang mempersempit pembuluh darah . orang dengan penyakit ginjal kronis
mungkinmendapat

7
manfaat dari memilikiinhibitor ACE sebagai salah satu obat mereka.yang
termasuk dalam ACE antara lain lisinopril
(Zestril),benazepri(lotensin),kaptopril dan lainnya.

4) Penghambat reseptor angiotensin II ARBs.obat-obat ini membantu


mengendurkan pembuluh darah dengan menghalangi zat kimia alami yang
mempersempit pembuluh darah. yang termasuk golongan ARBs
antara lain candesartan (Atacand),losartan(Cozaar) dan lain-lain.orang
dengan penyakit ginjal kronis mungkin mendapat manfaat dari memiliki ARB
sebagai salah satuobatnya.
5) Penghambat saluran kalsium. obat-obatan membantu mengendurkan otot-
otot pembuluh darah dan beberapa ada yang bisa memperlambat detak jantung
.penghambat saluran kalsium dapat bekerja lebih baik untuk orang kulit hitam
dan lebih tua dari pada penghambat ACE saja. Yang termasuk jenisobat ini
antara lain amlodipin (Norvasc),diltiazem (Cardizem,tiazac,lainnya) dan
lainnya.
6) Penghambat renin.Aliskiren (Tekturna) memperlambat produksi enin,enzim
yang diproduksi oleh ginjal,yang memulai serangkaian langkah kimia
meningkatkan tekanan darah.tekturna bekerja dengan cara mengurangi
kemampuan renin untuk memulai proses ini .karena risisko komplikasi
serius,termasuk stroke,klien sebaiknya tidak menggunakan aliskiren dengan
ACE inhibitor atauARB (sugeng jitowiyono,Ners,M.Sc,2018:212)
I. Komplikasi

Hipertensi jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi melalui


aterosklerosis ,di mana pembentukan plak menyebabkan penyempitan
pembuluh darah. Hal ini membuat hipertensi memburuk,karena jantung harus
memompa lebih keras untuk mengantarkan darah ke tubuh.tes tekanan darah
secara teratur dapat membantu orang menghindari komplikasi yang lebih
parah.Aterosklerosis terkait hipertensi dapat menyebabkan:

8
1) Gagal jantung dan seranganjantung
2) Aneurisma atau tonjolan abnormal didinding arteri yang bisa
meledak,menyebabkan perdarahan hebat dan dalam beberapa
kasus,kematian.
3) Gagalginjal
4) Amputasi retinopati hipertensi dimata , yang bisa menyebabakan
kebutaan . (sugengjitowiyono,Ners,M.Sc.,2018:209)
J. Pencegahan
Memperhatikan pendidikan kesehatan untuk mencegah tumbuhnya
penyakit hipertensi. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan
tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu chek-up
kesehatan atau saat periksa kedokteran. Penyakit hipertensi dapat dicegah
dengan menjaga pola makan, yang salah satunya dengan melakukan diet
rendah garam meningkatkan kesadaran pada penyakit hipertensi yang dengan
mengubah kebiasaan dan gaya hidup sehat, misalnya menghindari minuman
alkohol, merokok, olahraga atau beraktivitas, mengurangi minuman yang
berkafein dan sebisa mungkin untuk membatasi makanan berkolesterol
tinggi. ( Intan Indah Permatasari,2019)

9
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
di lakukan secara akurat dan sistematis untuk menentukan status kesehatan,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat di peroleh
melalui anamneses, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
1) Anamnesa
a) Identitas penderita
1) Identitas klien
Meliputi : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan,
tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan
doagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta
status hubungan dengan pasien.
b) Keluhan utama
Keluhan yang paling sering menjadi alasan pasien untuk meminta
pertolongan pada tenaga kesehatan seperti, dispnea, kelemahan
fisik, dan edema sistemik.
c) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang

10
didapat dengan gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni
munculnya dispnea, ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut.
Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d) Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada
pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark
miokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipidemia. Tanyakan juga
obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu,
yang mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki
pasien (Wijaya & Putri, 2013).
e) Riwayat keluarga
Tanyakan pasien penyakit yang pernah dialami oleh kelurga. Bila
ada keluarga yang meninggal tanyakan penyebab meninggalnya.
Penyakit jantung pada orang tuanya juga menjadi faktor utama
untuk penyakit jantung iskemik pada keturunannya. (Ardiansyah,
2012).
2) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :
Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :
a. Frekuensi jantung meningkat
b. Perubahan irama jantung
c. Takipnea
2. Sirkulasi
Gejala :
a. Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung coroner/katup dan
penyakit serebrovaskular,
b. Episode palpitasi, perspirasi.

11
Tanda :
a. Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan
untuk menegakkan diagnosis).
b. Hipotensi pustural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).
c. Frekuensi/irama : takikardia, berbagai distrimia.
d. Kulit-pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia), kemerahan
(feokromositoma).
3. Integritas ego
Gejala :
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau marah kronik
(dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
b. Faktor-faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan
pekerjaan).
Tanda :
a. Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan yang
meledak.
b. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), gerakan
fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala :
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
Gejala :
a. Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolestrol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur), gula-gula
yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Riwayat pengunaan diuretik.

12
Tanda :
a. Berat badan normal atau obesitas.
b. Adanya edema (mungkin umum atau tertentu), kongesti vena, DVJ, glikosuria
(hampir 10% pasien hipertensi adalah diaetik).
6. Neurosensori
Gejala :
a. Keluhan pening/pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
c. Episode kebas dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
d. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).
e. Episode epistaksis.
Tanda :
a. Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
pikir, atau memori (ingatan).
b. Respon motorik : penurunana kekuatan genggaman tangan dan/atau reflek
tendon dalam.
c. Perubahan-perubahan retinal optik: dari sklerosis/penyempitan arteri ringan
sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papilledema,
eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya hipertensi.
7. Nyeri/ketidaknyaman
a. Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung).
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikisa (indukasi arteriosklerosis pada
arteri ekstremitas bawah).
c. Sakit kepala okspital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
8. Pernapasan
Gejala :
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja.

13
b. Takipnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok.
Tanda :
a. Distress respirasi/pengunaan otot aksesori pernapasan.
b. Bunyi napas tambahan (krakles/mengi).
c. Sianosis.
9. Keamanan
Keluhan/gejala :
a. Gangguan koordinasi/cara berjalan.
b. Episode parestesia unilateral transien.
c. Hipotensi postural.
10. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala :
a. Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
diabetes mellitus, penyakit sebrevaskular/ginjal.
b. Faktor-faktor resiko etnik, seperti orang Afrika-Amerika, Asia Tenggara.
c. Pengunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan obat/alkohol.

3) Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

14
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal da
nada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat mrnunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : Mengidenfikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal
5. Photo dada : Menunjukkan destruksi klasifiksi pada area katup,
pembesaran jantung.
(Nanda, 2015
b. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data
subjektif dan data objektif.

B. Pathway

15
Genetic jenis kelamin gaya hidup stress

jantung Hipertensi Perubahan status


kesehatan

Kerusakan vaskuler
Beban kerja jantung pembulu darah Ansietas
meningkat
otak

Perubahan struktur
Resiko penurunan perfusi
Resistensi
jaringan jantung
pembulu darah
Penyumbatan
pembuluh darah
Intoleransi aktivitas Peningkatan
Tekanan Darah
vasokonstriksi

Nyeri kepala
Gangguan sirkulasi

Nyeri akut

C. Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

16
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menyamaratakan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
D. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Intervesi Implementasi Evaluasi

1. Nyeri akut (D.0077) Manajemen nyeri 1. mengidentif


Definisi: (I. 08238) ikasi, lokasi,
Pengalaman sensorik Observasi karakteristik
atau emosional yang 1. identifikasi, , durasi
berkaitan dengan lokasi, frekuensi,
kerusakan jaringan karakteristik, kualitas,
actual atau fungsional, durasi intensitas
dengan omset mendadak frekuensi, nyeri
atau lambat dan kualitas, auskultasi
berintensitas ringan intensitas nadi apical,
hingga berat yang nyeri dan
berlangsung kurang dari 2. identifikasi mengkaji
3 bulan. skala nyeri frekwensi
Penyebab: irama
Terapeutik
1. Agen pencedera jantung
1. berikan teknik
fisiologis pasien.
non
(misalnya 2. mengidentif
farmakologi
inflamasi, ikasi skala
untuk
iskemia, nyeri
mengurangi
neoplasma) 3. memberikan
rasa nyeri
2. Agen pencedera teknik non
(mis. Teans,
kimiawi farmakologi
hipnosis,akup

17
(misalnya resur, terapi untuk
terbakar, bahan musik, mengurangi
kimia iritan) biofeedback, rasa nyeri
3. Agen pencedera terapi pijat, (mis. Teans,
fisk(misalnya, aromaterapi,te hipnosis,aku
abses, amputasi, knik imajinasi presur,
terbakar, terbimbing, terapi
terpotong, kompres musik,
mengangkat hangat/dingin, biofeedback
berat, prosedur terapi , terapi pijat,
operasi, trauma, bermain) aromaterapi,
latihan fisik 2. pertimbangka teknik
berlebihan) n jenis dan imajinasi
sumber nyeri terbimbing,
dalam kompres
Gejala dan tanda
pemilihan hangat/dingi
mayor
strategi n, terapi
subjektif:
meredakan bermain)
1. Mengeluh nyeri
nyeri 4. mempertim
Objektif: bangkan
Edukasi
1. Tampak jenis dan
1. jelaskan
meringis sumber
penyebab,
2. Bersikap nyeri dalam
periode, dan
protektif pemilihan
pemicu nyeri
(misalnya strategi
2. jelaskan
waspada, posisi meredakan
strategi
menghindari nyeri
meredakan
nyeri) 5. menjelaskan
nyeri

18
3. Gelisah Kolaborasi penyebab,
4. Frekuensi nadi 1. kolaborasi periode, dan
meningkat pemberian pemicu
5. Sulit tidur analgetik, jika nyeri
perlu 6. menjelaskan
Gejala dan tanda
strategi
minor
meredakan
subjektif:
nyeri
(tidak tersedia)
7. melakukan
Objektif:
kolaborasi
1. Tekanan darah
pemberian
meningkat
analgetik,
2. Pola nafas
jika perlu
berubah
3. Nafsu makan
berubah
4. Proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada
diri sendiri
7. Diaphoresis

Kondisi klinis terkait


1. Kondisi
pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner

19
akut
5. Glaucoma
2. Intoleransi aktivitas Manajemen energi 1. memonitor
(D.0056) (I.05178) kelelahan
Observasi: fisik dan
Definisi: ketidak 1. monitor emosional
cukupan untuk kelelahan 2. memonitor
melakukan aktifitas fisik dan pola dan
sehari-hari. emosional jam tidur
Penyebab: 2. monitor pola 3. menyediaka
1. ketidakseimbang dan jam tidur n
an antara suplai Terapeutik: lingkungan
dan kebutuhan 1. sediakan nyaman dan
oksigen lingkungan rendah
2. tirah baring nyaman dan stimulus
3. imobilitas rendah (mis.
4. Gaya hidup stimulus (mis. Cahaya,
monoton Cahaya, suara,
Gejala Tanda Mayor: suara, kunjungan)
Subjektif: kunjungan) 4. memberikan
Mengeluh lelah 2. Berikan aktivitas
Objektif: aktivitas distraksi
Frekuensi jantung distraksi yang yang
meningkat > 20 % dari menenangkan menenangka
kondisi istrahat Edukasi: n
Gejala Tanda Minor 1. Anjurkan 5. menganjurk
Subjektif : melakukan an
1. dispnea saat / aktivitas melakukan

20
setelah aktifitas secara aktivitas
2. merasa tidak bertahap secara
nyaman setelah 2. Ajarkan bertahap
beraktifitas strategi 6. mengajarka
3. merasa lemah koping untuk n strategi
Objektif mengurangi koping
1. Tekanan darah kelelahan untuk
berubah >20% mengurangi
dari kondisi Kolaborasi : kelelahan
istrahat 1. kolaborasi 7. melakukan
2. Gambaran EKG dengan ahli kolaborasi
menunjukan gizi tentang dengan ahli
aritmia saat/ cara gizi tentang
setelah aktifitas meningkatkan cara
3. Gambaran EKG asupan meningkatk
menunjukan makanan. an asupan
iskemia makanan.
4. Sianosis

Kondisi Klinis terkait:


1. anemia
2. gagal jantung
kongestif
3. penyakit jantung
koroner
4. penyakit katup
jantung
5. aritmia

21
6. penyakit paru
kronis (PPOK)
7. gangguan
metabolic
8. gangguan
muskoloskeletal

3. Ansietas (D.0080) Terapi relaksasi 1. mengidentif


Definisi : (I.09326) ikasi
Kondisi emosi dan Observasi : penurunan
pengalaman subyektif 1. Identifikasi tingkat
individu terhadap objek penurunan energy,
yang tidak jelas dan tingkat ketidakmam
spesifik akibat antisipasi energy, puan
bahaya yang ketidakmamp berkonsentr
memungkinkan individu uan asi, atau
melakukan tindakan berkonsentrasi gejala lain
untuk menghadapi , atau gejala yang
ancaman lain yang menganggu
Penyebab : menganggu kemampuan
1. Krisis situasional kemampuan kognitif
2. Kebutuhan tidak kognitif 2. memeriksa
terpenuhi 2. Periksa ketegangan
3. Krisis ketegangan otot,
maturasional otot, frekuensi frekuensi
4. Ancaman nadi, tekanan nadi,
terhadap konsep darah,dan tekanan
diri suhu sebelum darah,dan
5. Ancaman dan sesudah suhu

22
terhadap latihan sebelum dan
kematian Terapeutik : sesudah
6. Kekhawatiran 1. Ciptakan latihan
mengalami lingkungan 3. menciptaka
kegagalan tenang dan n
7. Disfungsi system tanpa lingkungan
keluarga gangguan tenang dan
8. Hubungan dengan tanpa
orangtua-anak pencahayaan gangguan
tidak dan suhu dengan
memuaskan ruang pencahayaa
9. Faktor nyaman,jika n dan suhu
keturunan(tempe memungkinka ruang
ramen mudah n nyaman,jika
teragitasi sejak 2. Gunakan memungkin
lahir) relaksasi kan
10. Penyalahgunaan sebagai 4. menggunak
zat strategi an relaksasi
11. Terpapar bahaya penunjang sebagai
lingkungan(mis. dengan strategi
Toksin,polutan,d analgetik atau penunjang
an lain-lain) tindakan dengan
12. Kurang terpapar medis lain, analgetik
informasi jika perlu atau
Edukasi : tindakan
Gejala & Tanda 1. Jelaskan medis lain,
Mayor tujuan, jika perlu
Subjektif manfaat, 5. menjelaskan

23
1. Merasa bingung batasan dan tujuan,
2. Merasa khawatir jenis relaksasi manfaat,
dengan akibat yang tersedia batasan dan
dari kondisi yang (mis. jenis
dihadapi Music,medita relaksasi
3. Sulit si, nafas yang
berkonsentrasi dalam, tersedia
Objektif relaksasi otot (mis.
1. gelisah progresif) Music,medit
2. Tampak tegang 2. Demonstrasik asi, nafas
3. Sulit tidur an dan latih dalam,
teknik relaksasi
Gejala & Tanda Minor relaksasi (mis. otot
Subjektif Napas dalam, progresif)
1. Mengeluh pusing peegangan, 6. mendemons
2. Anoreksia atau imajinasi trasikan dan
3. Palpitasi terbimbing) latih teknik
4. Merasa tidak relaksasi
berdaya (mis. Napas
Objektif dalam,
1. Frekuensi napas peegangan,
meningkat atau
2. Frekuensi nadi imajinasi
meningkat terbimbing)
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor

24
6. Muka tampak
pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi
pada masa lalu
Kondisi klinis terkait :
1. Penyakit kronis
progresif
(mis.Kanker,pen
yakit autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi
diagnosis
penyakit belum
jelas
6. Penyakit
neurologis
7. Tahap tumbuh
kembang

DAFTAR PUSTAKA

25
Masjid ,Abdul. 2018. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
Kardiovaskular. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru

Jitowiyono, Sugeng. 2018. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan gangguan


sistem Hematologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru

Permatasari, I. I., Wijayanti , P. D., Putra, R. D., (2019). asuhan keperawatan dengan
diagnosa medis hipertensi ruang melati rsud bangil pasuruan..journal of Kertas
Cendekia Nursing Academy

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika.

26

Anda mungkin juga menyukai