Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat
tersebut itulah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hipertensi “ tepat
pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami
mempresentasikannya. Khususnya kepada dosen Patologi Anatomi Respirasi dan
Kardiovaskular, Ibu dr. Edwina Monayo, M. Biomed yang telah memberikan berbagai
arahan dan pelajaran dalam arti penting mengaktualisasikan diri yang merupakan cikal
bakal terbentuknya makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengjharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen,
rekan mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Gorontalo, 09 Februari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………….……... i

Daftar isi………………………………………………..……………….... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...

A.Latar Belakang………………………………………………………....
B.Rumusan Masalah……………………………………………………...
C.Tujuan ………………………………………………………………....

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..

A. Pengertian Hipertensi……..…………………………………………..

B. Gejala Hipertensi………………………………..…………………….

C. Penyebab Hipertensi…………………………………………………..

D. Pengobatan Hipertensi..………………………………………………

E. Pencegahan Hipertensi……..…………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………..

A.Kesimpulan………………………………………………………......

B.Saran …………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………..…....iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah
stu jenis penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta
orang. Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara.
Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di
seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang
pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta
orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat
38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang
tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan
tidak terdeteksi.(wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-
darah.html)  Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang
tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka  cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan
oleh WHO sejak 2005.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi ?
2.  Apa saja gejala hipertensi ?
3.  Apa penyebab hipertensi ?
4.  Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5.  Bagaimana pencegahan hipertensi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam
arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan
ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti
emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah
untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena
hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu
yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut
WHO                                                                                        
Klasifikasi Sistolik Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan

sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on


Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997
klafisikasi hipertensi yaitu
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi
medis

                Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan
jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
                Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan
tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang
secara perlahan/bahkan menurun drastis.

B. GEJALA HIPERTENSI
    Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun
demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud
adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan
penanganan segera.

C. PENYEBAB HIPERTENSI
              Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetik,lingkungan,hiperativitis susunan simpatis,system renin-
angiotensis,defek dalam ekskresi Na,peningkatan Na dan Ca intraselular,dan factor-
faktor yang meningkatkan risiko,seperti obesitas, alcohol,merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular
renal,hiperaldosteronisme primer,dan sindrom cushing,feokromositomo,koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain.

D. PENGOBATAN HIPERTENSI
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke
dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda.
Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan
yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
6. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
7. Perbanyak makanan yg mengandung serat
8. Menjaga berat badan
9.   Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat
ini.
Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

- Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa
jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
- Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
- Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.
Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang
bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme
(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
- Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.
- Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin
timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

- Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi
jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem
dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit
kepala dan muntah.
- Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin
timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol
yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka
kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
 Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan
tekanan darah seperti:
1. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan tekanan
darahnya dengan cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan
membuat jantung lebih banyak menggunakan oksigen dengan lebih efisien, sehingga
tidak berupaya keras memompa darah. 
Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam seminggu. Cobalah
tingkatkan kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.
2. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan tai chi
akan menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat renin, enzim dari ginjal
yang meningkatkan tekanan darah. 
Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik napas
dalam-dalam dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua ketegangan.
3. Pilih produk kaya kalium 
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran merupakan
bagian penting dalam program penurunan tekanan darah. Usahakan untuk mendapatkan
asupan kalium dari 2.000 sampai 4.000 mg per hari," kata Linda Van Horn, PhD, RD,
profesor kedokteran preventif di Northwestern University Feinberg School of Medical.
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang,
pisang, kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering seperti
kismis.
4. Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi lebih besar
kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi, terutama yang sensitif terhadap garam
atau sodium. Tapi karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang sensitif
terhadap sodium, maka setiap orang harus mengurangi asupan sodiumnya," kata Eva
Obarzanek, PhD, ahli gizi penelitian di National Heart, Lung, dan Darah Institute.
Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hari. Sedangkan setengah sendok
teh garam mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga kadar garam atau
sodium dalam makanan olahan, sebab di situlah sebagian besar asal muasal sodium
dalam makanan. Bumbui makanan dengan rempah-rempah, jamu, lemon, dan jangan
ditambahi garam.
5. Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah menjadi
lebih elastis. Dalam sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat hitam setiap hari
mengalami penurunan tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam
setiap hari-hari. Pastikan coklat hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70%
kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10
mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan diperlukan
untuk memproduksi energi dan melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan
dokter tentang pemakaian suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.
7. Minum sedikit saja alkohol
Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol, semakin
sedikit tekanan darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di rumah sakit Boston's
Brigham and Women menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf ringan, yaitu
seperempat sampai setengah minuman per hari untuk wanita, dapat mengurangi tekanan
darah lebih banyak daripada yang tidak minum setiap hari.
Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5 ons
alkohol. Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita
dan dua gelas sehari untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
"Dalam jumlah tinggi, alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam
taraf sedang adalah pelindung jantung, jika diminum dalam porsi yang cukup," kata
Obarzanek.
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan darah.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi tekanan
darah, tapi suatu penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa
konsumsi kafein 500 mg atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan
tekanan darah sebesar 4 mmHg. Efeknya berlangsung hingga menjelang tidur.
"Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan pembuluh
darah dan mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung memompa darah lebih
banyak dan meningkatkan tekanan darah. Dan kafein akan memperkuat efek itu," kata
sang peneliti Jim Lane, PhD, profesor riset di Duke University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan kopi
tanpa kafein untuk melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons kopi biasa
mengandung 100 sampai 125 mg. Dalam jumlah yang sama, teh mengandung 50 mg
kafein dan cola sekitar 40 mg kafein.
9. Minum teh herbal
Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3
cangkir teh hibiscus setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7 poin
dalam rata-rata 6 minggu. Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang meminum
minuman plasebo hanya mengalami penurunan tekanan darah sebesar satu poin.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat banyak
mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung kembang
sepatu. Lihatlah campuran bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan pilihlah
produk yang banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap porsinya.
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan risiko
hipertensi sebesar 15%, demikian menurut penelitian oleh University of California,
Irvine terhadap 24.205 orang warga California. 
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan sehat.
Usahakan menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi
pusat kebugaran atau lebih sering memasak makanan sehat.
11. Bersantai dengan musik
Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa
dibantu dengan merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University of Florence di
Italia, lagu-lagu yang tepat dapat membantu menurunkan tekanan darah. 
Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi
mendengarkan musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari sambil
bernapas perlahan-lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata mengalami penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya turun sebanyak
4,4 poin.
12. Mengatasi ngorok saat tidur
Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea
obstruktif (OSA). Peneliti dari Universitas Alabama menemukan bahwa penderita apnea
tidur banyak memiliki kadar aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Bahkan, diperkirakan bahwa separuh dari semua orang yang mengalami
sleep apnea memiliki tekanan darah tinggi.
Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang
berpotensi mengganggu pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain
mendengkur dengan keras, kelelahan yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala
pada pagi hari juga adalah pertanda apnea tidur. 
Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea
tidurnya dapat disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar aldosteron
dan memperbaiki tekanan darah tinggi.
12. Banyak makan kedelai
penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan
untuk pertama kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya
protein kedelai atau susu, seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah
sistolik penderita hipertensi atau prehipertensi

E. CARA MENCEGAH HIPERTENSI


                Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita
mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1.Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut
lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jantung
terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita
2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat
menyebabkan
lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah
dan menjadikannya tebal dan kaku
4.Pertahankan berat badan ideal
5.Olahraga secara teratur
6.Hindari konsumsi alkohol
7.Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
        Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang
berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan
hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal,
penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.

B. SARAN
                Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
- Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
- Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
- Rajin berolahraga
Lanjutan

DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/02/12/080305/1840292/766/cara-cara-alami-untuk-
turunkan-tekanan-darah
http://wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html
http://cai-sl.blogspot.com/2012/06/latar-belakang-hipertensi-penyakit.html
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/makalah-hipertensi.html
http://nuurasiyah.blogspot.com/
Mansjoer Arif,Triyanti Kuspuji,Savitri Rakmi,Wardani Wahyu
Ika,Setiowulan,Editor,Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edissi III,Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2001
Hipertensi dan Faktor Resiko dalam Kajian Epidemiologi. Makassar :FKM
Unhas.Bustan, M.N. 2007.
Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta : Rineka CiptaDedy. 2010.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Sidenreng.comSitorus, Sampe. 2009.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Wordpress.comSurya, Andari. Tanpa tahun.
Makalah Hipertensi www.scribd.comTohaga, Edwin. Tanpa tahun.Hipertensi, Gejala
dan Komplikasi. Wordpress.comhttp://id.wikipedia.org
                                                                                                        

Anda mungkin juga menyukai