Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
tepat waktu. Penulisan Laporan ini, merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
farmasi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dan
memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, penulis menerima kritik dan
Kepada semua pihak, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bisa dijadikan referensi untuk pengembangan selanjutnya yang lebih
baik lagi.
Akhir kata, Tim Penulis Laporan mengucapkan terima Kasih.
13 September 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................................................2
Definisi Hipertensi...............................................................................................................................3
Gejala Hipertensi..................................................................................................................................5
Penyebab Hipertensi............................................................................................................................2
Pencegahan...........................................................................................................................................12
Bab III...................................................................................................................................................19
Resep Pertama.....................................................................................................................................19
Resep Kedua........................................................................................................................................21
Resep Ketiga........................................................................................................................................23
Bab IV...................................................................................................................................................25
Daftar Pustaka..................................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak dijumpai dalam praktek klinik
sehari-hari. Menurut JNC VII, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg. 2 Prevalensi dunia memperkitakan terdapat 1 milyar individu yang
mengalami hipertensi. WHO juga mencatat terdapat kecenderungan hipertensi
merukapakan penyebab utama terjadinya 62 persen pada kasus cerebrovascular
disease dan 49 persen penyebab terjadinya Penyakit jantung iskemik. Selain itu,
hipertensi juga salah satu penyebab terjadinya penyakit seperti stroke dan gagal ginjal
bila tidak ditangani secara baik.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan berbagai organ baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum
ditemui pada pasien hipertensi adalah hipertropi ventrikel kiri, angina atau infark
miokard, gagal jantung, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer dan
retinopati. Untuk itulah pentingnya diagnosis dini serta penatalaksanaan yang tepat
untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang akan terjadi atau mencegah
kerusakan lebih lanjut yang sedang terjadi.
Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi seperti
modifikasi gaya hidup dan diet dan terapi farmakologi untuk mencapai target terapi
hipertensi. Dalam penanganannya, diperlukan kerjasama antara tim medis, pasien,
serta keluarga dan lingkungan. Edukasi terhadap pasien dan keluarga tentang penyakit
dan komplikasi akan membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta diharapkan
dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa saja gejala hipertensi?
3. Apa penyebab hipertensi?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi?
5. Bagaimana pencengahan hipertensi?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke
seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti
emosi yan berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah
untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak
hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2kali atau lebih pada waktu yang berbeda.
Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO
Sistolik Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normotensi <140 <90
3
Sistolik Diastolik
Kategori Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
4
Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Institute of
Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau
“mean”tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30
mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri,
penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
2. Hipertensi Pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat
kehamilan, yaitu:
1. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang diakibatkan
kehamilan/keracunan kehamilan ( selain tekanan darah yang meninggi, juga
didapatkan kelainan pada air kencingnya ). Preeklamsi adalah penyakit yang
timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan.
2. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung
janin.
3. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan preeklampsia
dengan hipertensi kronik.
4. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab hipertensi dalam
kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut
diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor
diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan lain
sebagainya.
B. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.Meskipun
demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak).Gejala yang di maksud
adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut:
5
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan
penanganan segera.
C. PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus, banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperativitis susunan simpatis, system renin
angiotensis, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan factor-
faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder.Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperal dosteronisme
primer, dan sindrom cushing, feokromositomo, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain.
D. PENGOBATAN HIPERTENSI
Jenis Jenis Golongan Obat Hipertensi :
1. Diuretik
a. Diuretik Loop
Diuretik loop bekerja dengan cara menghambat penyerapan garam natrium, klorida
dan kalium melalui penghambatan pada enzim Na-K-2Cl transporter di ginjal yang
mengakibatkan zat-zat tersebut dan air akan dibuang melalui urine.
Obat ini biasanya menjadi pilihan pada kondisi kelebihan cairan di dalam tubuh
seperti pada penderita gagal jantung maupun gagal ginjal
6
Terdapat beberapa jenis obat golongan diuretik loop, seperti furosemide, torsemide,
dan bumetanide.
2. Tiazid
Tiazid merupakan obat yang paling sering digunakan pada penderita hipertensi.
Cara kerja obat ini yaitu meningkatkan pembuangan natrium, klorida dan air
melalui penghambatan pada kanal natrium klorida di ginjal. Selain itu, diuretik
tiazid juga menghambat vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menjadi kendur, dan dapat menurunkan tekanan darah.
Jenis golongan obat yang satu ini adalah thiazid, indapamide, dan
hydrochlorothiazide
7
Jenis obat antihipertensi ini diantaranya yaitu Benazepril, Captopril, Enalapril,
Fosinopril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril, Trandolapril, Quinapril, Dan
Moexipril.
8
kendur dan terbuka, sehingga tekanan darah dapat turun dan stabil. Selain
menurunkan tekanan darah, beberapa obat golongan ini dapat digunakan untuk
mengontrol denyut jantung yang tidak teratur dan meredakan nyeri dada.
Jenis obat antihipertensi ini yaitu Amlodipine, Diltiazem, Felodipine, Isradipine,
Nicardipine, Nimodipine, Nisoldipine, Dan Verapamil.
Beberapa efek samping yang dapat muncul diantaranya :
Konstipasi (Sulit Buang Air Besar), Mual, dan
Pusing, Bengkak pada kedua tungkai.
Kelemahan,
6. Penyekat Beta
Penyekat beta atau penyekat beta-adrenergik adalah obat antihipertensi yang
bekerja dengan menghalangi efek hormon adrenalin. Hormon ini berperan dalam
meningkatkan tekanan darah melalui penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi)
dan peningkatan denyut jantung .
Dengan menghambat efek adrenalin, jantung akan berdenyut lebih lambat atau kerja
jantung akan menurun dan pembuluh darah menjadi kendur, sehingga tekanan darah
dapat turun.
Beberapa penyekat beta bekerja terutama di jantung, sementara yang lain di jantung
dan pembuluh darah. Obat ini bukanlah obat pilihan pertama untuk semua penderita
hipertensi. Dokter akan memilih obat mana yang terbaik untuk Sobat Pintar
berdasarkan kondisi kesehatan Anda.
Terdapat 3 golongan penyekat beta, yang mana masing-masing golongan
mempunyai jenis obat yang berbeda-beda, yaitu:
a) Penghambat Beta Selektif : Atenolol, Acebutolol, Betaxolol, Bisoprolol,
Metoprolol
b) Penghambat Beta Nonselektif : Nadolol, Propranolol, Sotalol, Timolol
c) Penghambat Beta Generasi Ketiga : Carvedilol, Labetalol, Nebivolol
Efek samping yang dapat ditemui adalah :
Telapak Tangan dan Kaki Terasa Dingin,
Kelemahan, dan
Peningkatan Berat Badan.
9
7. Penyekat Alfa
Obat antihipertensi ini bekerja dengan cara menghambat kerja hormon
norepinefrin yang berperan dalam mengencangkan otot-otot di dinding arteri dan
vena.
Hal tersebut mengakibatkan pembuluh darah akan menjadi rileks dan terbuka,
sehingga meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Penyekat alfa
juga memiliki efek mengendurkan otot lain selain otot pembuluh darah.
Oleh karena itu, obat ini juga dapat membantu meningkatkan aliran urine pada pria
usia lanjut dengan masalah prostat.
Jenis obat hipertensi ini terdiri dari Alfuzosin, Doxazosin, Indoramin, Prazosin,
dan Tamsulosin.
Efek samping yang dapat terjadi adalah :
Pusing,
Sakit Kepala,
Berdebar-Debar, dan Kelemahan.
Seperti halnya penyekat beta, obat golongan ini bukanlah obat pilihan pertama untuk
semua penderita hipertensi.
10
Peningkatan Kadar Kalium dan Asam Urat
Darah.
11
9. Nitrat
Nitrat akan diubah menjadi oksida nitrat yang dapat menyebabkan
relaksasi otot polos termasuk otot dinding pembuluh darah, sehingga terjadi
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Akibatnya beban kerja jantung
akan berkurang dan tekanan darah pun akan menurun.
Golongan obat hipertensi ini memiliki beberapa jenis yaitu nitrogliserin,
isosorbide mononitrate, minoxidil, dan fenoldopam.
Nitrat bukanlah obat pilihan pertama untuk semua penderita hipertensi.
Efek samping yang dapat timbul saat mengonsumsi obat ini adalah pusing
dan hipotensi
12
Contoh Obat Hipertensi :
1. Furosemide
Namun, obat ini pada beberapa kondisi dapat menimbulkan efek samping seperti
pusing, dehidrasi, hingga sering buang air kecil.
13
3. Valsartan (dosis 80mg dan 160mg)
Jika dua obat sebelumnya masuk dalam golongan diuretik dan ACEI, Valsartan
adalah obat hipertensi dengan golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB).
Meski begitu, valsartan memiliki
fungsi yang sama dengan captopril
yaitu banyak digunakan pada
pengobatan pasien darah tinggi
dengan komplikasi diabetes.
ARB bekerja dengan menghalangi
hormon angiotensin yang turut andil menyempitkan pembuluh darah, sehingga
sirkulasi darah berjalan lancar dan tekanan darah menurun.
Tergolong obat keras, obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
14
Mual,
Muntah-Muntah,
Diare, dan Sakit Kepala
15
5. Amlodipine (dosis 5mg dan 10mg)
Rekomendasi selanjutnya untuk obat hipertensi yakni Amlodipine. Obat CCB
(Calcium Channel Blocker) ini terbukti dapat membantu menurunkan penyakit
kardiovaskular yang mana berisiko
menyebabkan gagal jantung.
Kalsium dapat membuat jantung dan
pembuluh darah berkontraksi lebih kuat.
Oleh sebab itu, obat yang termasuk ke
dalam golongan CCB bekerja dengan cara
mencegah kalsium untuk masuk kedalam
sel-sel jantung dan pembuluh darah.
Sama seperti jenis obat tekanan darah tinggi lainnya, CCB juga dapat menimbulkan
efek samping pada kondisi tertentu, seperti :
Kaki Bengkak, Sembelit, dan
Sakit Kepala, Jantung Berdebar
.
6. Propanolol
Obat hipertensi ini termasuk ke dalam golongan
beta-blockers yang dapat menangani tekanan
darah tinggi, detak jantung tidak teratur,
gemetar, serta dapat mencegah stroke dan
serangan jantung.
Sama seperti golongan beta-blockers lainnya,
obat ini bekerja dengan menghambat hormon
epinefrin atau adrenalin sehingga jantung dapat bekerja lebih lambat.
7. Bisoprolol
Bisoprolol bekerja dengan menghambat kerja sistem saraf simpatis pada jantung
dengan menghambat reseptor beta adrenergik
jantung. Obat ini, umumnya digunakan
untuk menurunkan kekuatan kontraksi dari
jantung dan menurunkan tekanan darah.
16
Sebelum Anda melakukan tindakan medis atau operasi gigi, sebaiknya beri tahu
dokter jika sedang mengonsumsi obat ini.
8. Ramipril
Obat ini dapat menghambat perubahan angiostin I menjadi angiostin II yang
berperan dalam menyempitkan pembuluh darah.
Cara kerja ini membuat pembuluh darah
melebar, aliran darah lebih lancar dan tekanan
darah pun dapat menurun.
Selain digunakan sebagai obat hipertensi,
ramipril juga digunakan dalam pengobatan gagal
jantung atau setelah mengalami serangan
jantung.
9. Methyldopa
Methyldopa adalah obat anti hipertensi berjenis alpha-2 receptor agonist. Obat ini
berfungsi mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Methyldopa dapat
dikonsumsi orang dewasa maupun anak-anak.
Ibu hamil yang akan mengonsumsi
methyldopa wajib berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu. Meski begitu, obat
ini masuk dalam kategori B. Artinya,
studi pada hewan tidak memperlihatkan
adanya risiko pada janin. Namun, butuh
penelitian lebih lanjut efeknya pada
manusia.
Obat ini juga bisa terserap ke dalam ASI. Itu sebabnya, ibu menyusui juga perlu
berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Methyldopa sendiri tersedia
dalam bentuk tablet salut selaput.
Obat ini bekerja dengan mengendalikan impuls di sepanjang jalur saraf tertentu.
Alhasil, pembuluh darah menjadi rileks sehingga alirannya lebih lancar.
Manfaat Methyldopa :
17
Manfaat utama methyldopa adalah mengobati hipertensi. Penurunan tekanan darah
tinggi dapat mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal. Jika tidak
segera diobati, kondisi tersebut bisa fatal.
Efek Samping Methyldopa :
Mayoritas orang yang mengonsumsi ini jarang merasakan efek samping. Namun,
efek ringan yang mungkin terjadi, yaitu:
Pusing. Sakit kepala.
Mengantuk. Hidung tersumbat.
Kelemahan :
Efek samping di atas seiring memudar saat tubuh telah menyesuaikan diri dengan
pengobatan. Namun, temui dokter apabila salah satu efek di atas bertahan atau
semakin memburuk. Kamu juga perlu waspada terhadap efek samping yang lebih
serius, seperti:
a) Pingsan.
b) Kejang otot atau gerakan otot yang tidak terkendali.
c) Menstruasi yang tidak teratur.
d) Penurunan hasrat seksual.
e) Menurunnya hasrat seksual.
f) Peningkatan ukuran payudara pada pria.
g) Perubahan mental atau suasana hati.
h) Gagal jantung, seperti sesak napas, pembengkakan pergelangan kaki,
kelelahan dan kenaikan berat badan mendadak.
i) Mual dan muntah yang tidak kunjung berhenti.
j) Detak jantung tidak teratur.
k) Demam.
l) Urine berwarna gelap.
m) Sakit perut parah.
n) Mata dan kulit menguning.
Meski lebih jarang terjadi, kamu juga perlu waspada terhadap reaksi alergi
obat. Tanda-tandanya, yaitu:
a) Muncul ruam.
b) Gatal-gatal.
c) Bengkak pada wajah, lidah dan tenggorokan.
18
d) Pusing parah.
e) Kesulitan bernapas.
E. PENCEGAHAN
Harus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita hipertensi secara
adekuat, harga obat-obatan hipertensi tidaklah murah, obat-obat baru amat mahal dan
mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah pengobatan hipertensi sangat penting,
tapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko.
Pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan hipertensi, karena mampu
memutus mata rantai hipertensi dan komplikasinya.
Pencegahan hipertensi dilakukan melalui pendekatan :
1. Pemberian edukasi tentang hipertensi.
Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi tidak hanya disebabkan oleh kelalaian
individu, namun dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat
dari kurangnya informasi tentang suatu penyakit. Rendahnya pengetahuan tenaga
kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi merupakan penyebab utama tidak
terkontrolnya tekanan darah, terutama pada pasien hipertensi di Asia. Dari penelitian
yang dilakukan ( Armilawaty,2009) 50% dari penderita Hipertensi dewasa tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi
berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko. Masih kurangnya
19
informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga membuat
pengetahuan masyarakat tentang perbaiakan pola makan masih rendah. Pemberian
informasi kesehatan diharapkan mampu mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu
penyakit dan sebagai sarana promosi kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi
terbukti efektif dalam pencegahan hipertensi.
2. Modifikasi Gaya Hidup.
Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya
hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas
fisik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat
dikurangi dengan cara memeriksa tekanan darah secara teratur; menjaga berat badan
ideal; mengurangi konsumsi garam; jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup
secara teratur; mengurangi stress; jangan terburu-buru; dan menghindari makanan
berlemak. Menjalankan pola hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat
menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular.
3. Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari; kurangi makanan
berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan; kurangi
konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan
sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
4. Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam dan natrium
di diet anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
5. Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan teratur dan
di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
20
BAB III
RESEP DAN ANALISIS RESEP
RESEP PERTAMA
21
Kelengkapan Resep
No Rawat : 2023/08/01/000001
NO R.M : 036733
Nama pasien : WULAN EKA PRATIWI, NY
Alamat : DSN.BETIK JL.BUNGA NO 135 22/04
Telepon : 085735632339
Jenis pasien : BPJS KESEHATAN
Pemberi Resep : dr. Anggraini, Sp.PD
No Resep : 202308010501
Diagnosis pasien : Hipertensi
B. Bisoprolol : pengobatan gagal jantung kronis yang stabil derajat sedang sampai berat
dengan penurunan fungsi ventrikel sistolik , dengan penambahan ACE
Inhibitor dan dieretik serta glikosida jantung . Pengobatan hipertensi atau
pengobatan penyakit jantung koroner (angina pectoris) .
Efek samping : a) Gangguan metabolisme dan nutrisi,
b) Gangguan kejiwaan,
c) Gangguan system syaraf,
d) Gangguan mata,
e) Gangguan telinga dan labirin,
f) Gangguan jantung,
g) Gangguan pembuluh darah,
h) Gangguan pencernaan, dll.
C. Spironolactone : Hipertensi essensial , edema akibat payah jantung kongestif , edema akibat
sirosis hati dengan atau tanpa asites, edema akibat sindroma nefrotik,
diagnose dan pegobatan hiperaldosteronisme primer, pencegahan
hypokalemia pada penderita yang mendapat digitalis apabila tindakan lain
tidak berhasil.
22
Efek samping :
Pencernaan : a) Pendarahan lambung,
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Jika sesorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan
dara sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan
darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara
perlahan/bahkan menurun drastis. Gejala yang ditimbulkan oleh hipertensi adalah sakit
kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan, sesak nafas, gelisah dan kelelahan.
Penyebab dari hipertensi ada 2 yaitu Hipertensi primer/esensial (belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik) dan hipertensi sekunder (Penyebab
spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
dan lain-lain).
Untuk pengobatannya menggunakan golongan obat seperti diuretik, Tiazid
(merupakan obat yang paling sering digunakan pada penderita hipertensi), Angiotensin-
converting enzyme (ACE) (obat yang membantu mengendurkan pembuluh darah untuk
menurunkan tekanan darah), Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) (obat ini bertujuan
untuk menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya, sehingga Angiotensin II
tidak dapat bekerja. Dengan konsumsi obat tersebut, pembuluh darah akan melebar dan
jantung lebih mudah dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan turun), Calcium
Channel Blocker (CCB) (menghambat aktivitas kalsium ataupun menghambat aliran kalsium
ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah arteri), Penyekat beta atau penyekat beta-
adrenergik (obat antihipertensi yang bekerja dengan menghalangi efek hormon adrenalin),
Penyekat Alfa (menghambat kerja hormon norepinefrin yang berperan dalam
mengencangkan otot-otot di dinding arteri dan vena), Direct Renin Inhibitor (DRI)
(menghambat produksi enzim renin).
Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien hipertensi yaitu pada mata penyempitan pembuluh
darah dimata sehingga pasien yang terkena hipertensi akan mengalami kurangnya
penglihatan, Pada jantung: jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
23
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan
kematian yang mendadak, Pada ginjal: suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan
terjadi penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal,
Pada otak: jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa menyebabkan
pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah pada otak (stroke
Untuk pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan hipertensi, karena
mampu memutus mata rantai hipertensi. Pencegahan dapat dilakukan melalui pendekatan
dengan cara health education atau memberikan edukasi tentang gaya hidup mencegah
terjadinya hipertensi
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/39124571/_MAKALAH_HIPERTENSI
https://www.scribd.com/oauth/authorize?
state=d0cc12dac4ec051d549ae05c7a8c44&scope=read&redirect_uri=https%3A%2F
%2Fwww.slideshare.net%2Fscribd%2Fcallback%3Fdownload%3Dtrue%26from_source
%3Dhttps%253A%252F%252Fwww.slideshare.net%252Fdedentea1%252Fobat-
antihipertensi%253Ffrom_action
%253Dsave&language=en&initial_view=join&slide=QjA0QTRYazB6RkNWU1MwS1hNV
zUwRUgreGxGc0lBNnFPSkttSzhUeWZDK0NSY0hkUitTQWpJSlIwT1F6YXJCckJieXdDa
XhoQXZ1MGFDUmpmZXFuYWhvQkR3ZHI4S1VUeDJWcSsxazdLUkVXUjNpSHpIQnU
wUktvMk9YdTRRTmRHT3JaRTZsWThLazV0UlZNeTc2aFFoclVsaXhzVFFvTkpMakNYa
U5FQnkrUm5ON3hKa09TU0hKWWxtRHliNlZZeHVXTXF6Z0RzVDAzQVh0K1lDUVdj
TUplaUVTdDk5MmZ1S3gwZlhCV2lGY01KeHBIODN0czVqVVQwMS9zc3JlSi0tNnRzY0
g0dHZkRUltOHNkYTdWejlFZz09--
3032d6ac484a38cf7220c21505f1406e81aa3beb&return_to=https%3A%2F
%2Fwww.slideshare.net%2Fscribd%2Fsubscription_callback%3Ffrom_source%3Dhttps
%253A%252F%252Fwww.slideshare.net%252Fdedentea1%252Fobat-antihipertensi
%253Ffrom_action%253Dsave&incentivized_upload_return_to=https%3A%2F
%2Fwww.slideshare.net%2Fupload%3Fdownload_id
%3D36674911&browser_id=e366423e-b785-4c5a-9405-
1ffec3fe8bf2&subscription_required=true&utm_medium=cpc&utm_source=slideshare&utm
_campaign=oauth&utm_term=e366423e-b785-4c5a-9405-
1ffec3fe8bf2&response_type=code&client_id=jlXnJCBZlKrJ-
DTlpY9N3BsaOUrA3xfaJpWC2pekxas
25