Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH OBAT HIPERTENSI

Disusun Oleh :

ADINDA SEPTIA WULANDARI


ALISYA EKA RIYANTI
BUNGA MELINDA
THABITA PYNASTY S.

SMKS KESEHATAN BHAKTI INDONESIA MEDIKA KEDIRI


Jl. Ahmad Yani No.12, Banjaran, Kec. Kota, Kota Kediri, Jawa Timur 64124
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Hipertensi” ini

tepat waktu. Penulisan Laporan ini, merupakan salah satu syarat dalam mengikuti

Praktek Kerja Lapangan atau PRAKERIN di RSU LIRBOYO bagian instalasi

farmasi.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan, saran serta


masuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dan

memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, penulis menerima kritik dan

saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini.

Kepada semua pihak, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bisa dijadikan referensi untuk pengembangan selanjutnya yang lebih
baik lagi.
Akhir kata, Tim Penulis Laporan mengucapkan terima Kasih.

13 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................................i

Kata Pengantar...................................................................................................................................ii

Daftar isi...............................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan............................................................................................................................1

Latar Belakang......................................................................................................................................1

Rumusan Masalah................................................................................................................................1

Tujuan......................................................................................................................................................2

Bab II Tinjauan Pustaka.................................................................................................................3

Definisi Hipertensi...............................................................................................................................3

Gejala Hipertensi..................................................................................................................................5

Penyebab Hipertensi............................................................................................................................2

Akibat Komplikasi Hipertensi........................................................................................................12

Pencegahan...........................................................................................................................................12

Bab III...................................................................................................................................................19

Tugas yang diisi resep dan deskripsi............................................................................................19

Resep Pertama.....................................................................................................................................19

Resep Kedua........................................................................................................................................21

Resep Ketiga........................................................................................................................................23

Bab IV...................................................................................................................................................25

Penutup dan Kesimpulan.................................................................................................................25

Daftar Pustaka..................................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak dijumpai dalam praktek klinik
sehari-hari. Menurut JNC VII, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg. 2 Prevalensi dunia memperkitakan terdapat 1 milyar individu yang
mengalami hipertensi. WHO juga mencatat terdapat kecenderungan hipertensi
merukapakan penyebab utama terjadinya 62 persen pada kasus cerebrovascular
disease dan 49 persen penyebab terjadinya Penyakit jantung iskemik. Selain itu,
hipertensi juga salah satu penyebab terjadinya penyakit seperti stroke dan gagal ginjal
bila tidak ditangani secara baik.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan berbagai organ baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum
ditemui pada pasien hipertensi adalah hipertropi ventrikel kiri, angina atau infark
miokard, gagal jantung, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer dan
retinopati. Untuk itulah pentingnya diagnosis dini serta penatalaksanaan yang tepat
untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang akan terjadi atau mencegah
kerusakan lebih lanjut yang sedang terjadi.
Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi seperti
modifikasi gaya hidup dan diet dan terapi farmakologi untuk mencapai target terapi
hipertensi. Dalam penanganannya, diperlukan kerjasama antara tim medis, pasien,
serta keluarga dan lingkungan. Edukasi terhadap pasien dan keluarga tentang penyakit
dan komplikasi akan membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta diharapkan
dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi?
2. Apa saja gejala hipertensi?
3. Apa penyebab hipertensi?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi?
5. Bagaimana pencengahan hipertensi?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke
seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti
emosi yan berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah
untuk sementara waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak
hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2kali atau lebih pada waktu yang berbeda.
Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO

Sistolik Diastolik
Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
Normotensi <140 <90

Hipertensi Ringan 140-180 90-105

Hipertensi Perbatasan 140-160 90-95

Hipertensi Sedang Dan Berat >180 >105

Hipertensi Sistolik Terisolasi >140 <90

Hipertensi Sistolik Perbatasan 140-160 <90

Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on


Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997
klafisikasi hipertensi yaitu

3
Sistolik Diastolik
Kategori Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun

Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun

Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.


Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1


minggu berdasarkan kondisi medis

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke,serangan


jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung
kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan
tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang
secara perlahan/bahkan menurun drastis.

Terdapat jenis-jenis hipertensi, antara lain yaitu :


1. Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan pingsan
pada saat melakukan aktivitas.
Berdasar penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung
kanan.
Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan,
lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian
pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival / sampai
timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.

4
Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Institute of
Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau
“mean”tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau lebih 30
mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri,
penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.
2. Hipertensi Pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat
kehamilan, yaitu:
1. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang diakibatkan
kehamilan/keracunan kehamilan ( selain tekanan darah yang meninggi, juga
didapatkan kelainan pada air kencingnya ). Preeklamsi adalah penyakit yang
timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan.
2. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung
janin.
3. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan preeklampsia
dengan hipertensi kronik.
4. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab hipertensi dalam
kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut
diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor
diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan lain
sebagainya.

B. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala.Meskipun
demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak).Gejala yang di maksud
adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut:

5
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan
penanganan segera.

C. PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus, banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperativitis susunan simpatis, system renin
angiotensis, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan factor-
faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder.Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperal dosteronisme
primer, dan sindrom cushing, feokromositomo, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubung dengan kehamilan, dan lain-lain.

D. PENGOBATAN HIPERTENSI
Jenis Jenis Golongan Obat Hipertensi :
1. Diuretik
a. Diuretik Loop
Diuretik loop bekerja dengan cara menghambat penyerapan garam natrium, klorida
dan kalium melalui penghambatan pada enzim Na-K-2Cl transporter di ginjal yang
mengakibatkan zat-zat tersebut dan air akan dibuang melalui urine.
Obat ini biasanya menjadi pilihan pada kondisi kelebihan cairan di dalam tubuh
seperti pada penderita gagal jantung maupun gagal ginjal

6
Terdapat beberapa jenis obat golongan diuretik loop, seperti furosemide, torsemide,
dan bumetanide.

b. Diuretik Hemat Kalium


Jenis diuretik yang satu ini mempunyai efek yang paling lemah di antara yang lain.
Oleh sebab itu direkomendasikan untuk mengkonsumsi obat jenis ini dengan jenis
diuretik loop dan tiazid.
Diuretik hemat kalium bekerja dengan cara menghambat kanal natrium / kalium di
ginjal sehingga mencegah penyerapan natrium dan meningkatkan penyerapan
kalium dan menyebabkan natrium akan dibuang melalui urine.
Adapun contoh jenis obatnya adalah amiloride, triamterene, eplerenone, dan
spironolactone.

2. Tiazid
Tiazid merupakan obat yang paling sering digunakan pada penderita hipertensi.
Cara kerja obat ini yaitu meningkatkan pembuangan natrium, klorida dan air
melalui penghambatan pada kanal natrium klorida di ginjal. Selain itu, diuretik
tiazid juga menghambat vasokontriksi (penyempitan) pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menjadi kendur, dan dapat menurunkan tekanan darah.
Jenis golongan obat yang satu ini adalah thiazid, indapamide, dan
hydrochlorothiazide

3. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor)


Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah obat yang
membantu mengendurkan pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah.
Obat ini bekerja dengan menghambat ACE yang berperan dalam produksi
angiotensin II, zat yang menyempitkan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi dan
memaksa jantung bekerja lebih keras. Angiotensin II juga melepaskan hormon yang
meningkatkan tekanan darah.
Oleh karena itu, angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor)
diperlukan untuk menghambat terbentuknya Angiotensin II.

7
Jenis obat antihipertensi ini diantaranya yaitu Benazepril, Captopril, Enalapril,
Fosinopril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril, Trandolapril, Quinapril, Dan
Moexipril.

Efek samping obat ini diantaranya :


 Batuk Kering,  Pusing Atau Sakit Kepala, Dan
 Kelemahan,  Peningkatan Kadar Kalium Darah.

Obat ini juga tidak dapat diberikan pada ibu hamil.

4. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)


Obat antihipertensi ini bekerja dengan cara menghambat angiotensin II
berikatan dengan reseptornya, sehingga Angiotensin II tidak dapat bekerja. Dengan
konsumsi obat tersebut, pembuluh darah akan melebar dan jantung lebih mudah
dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan turun.
Jenis obat hipertensi ini ada Candesartan, Eprosartan, Irbesartan, Losartan,
Olmesartan, Telmisartan, Valsartan, Dan Azilsartan Medoxomil.
Efek samping obat ini diantaranya :
 Peningkatan Kadar Kalium Darah,
 Pusing, dan
 Pembengkakan Pada Kulit Atau Selaput Lendir.
Oleh karena sama-sama bekerja pada sistem renin-angiotensin-aldosteron, ARB
tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor
dan Direct-Renin Inhibitor begitupula sebaliknya.

5. Calcium Channel Blocker (CCB)


Jenis obat antihipertensi ini bekerja dengan menghambat aktivitas kalsium
ataupun menghambat aliran kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh
darah arteri.
Tingginya aktivitas kalsium dapat merangsang jantung berkontraksi lebih
kuat dan menyempitkan pembuluh darah arteri (vasokonstriksi). Kedua hal ini akan
menyebabkan tidak terkendalinya pembuluh darah. Dengan menghambat kalsium,
obat ini memungkinkan denyut jantung menjadi turun, dan pembuluh darah menjadi

8
kendur dan terbuka, sehingga tekanan darah dapat turun dan stabil. Selain
menurunkan tekanan darah, beberapa obat golongan ini dapat digunakan untuk
mengontrol denyut jantung yang tidak teratur dan meredakan nyeri dada.
Jenis obat antihipertensi ini yaitu Amlodipine, Diltiazem, Felodipine, Isradipine,
Nicardipine, Nimodipine, Nisoldipine, Dan Verapamil.
Beberapa efek samping yang dapat muncul diantaranya :
 Konstipasi (Sulit Buang Air Besar),  Mual, dan
 Pusing,  Bengkak pada kedua tungkai.
 Kelemahan,

6. Penyekat Beta
Penyekat beta atau penyekat beta-adrenergik adalah obat antihipertensi yang
bekerja dengan menghalangi efek hormon adrenalin. Hormon ini berperan dalam
meningkatkan tekanan darah melalui penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi)
dan peningkatan denyut jantung .
Dengan menghambat efek adrenalin, jantung akan berdenyut lebih lambat atau kerja
jantung akan menurun dan pembuluh darah menjadi kendur, sehingga tekanan darah
dapat turun.
Beberapa penyekat beta bekerja terutama di jantung, sementara yang lain di jantung
dan pembuluh darah. Obat ini bukanlah obat pilihan pertama untuk semua penderita
hipertensi. Dokter akan memilih obat mana yang terbaik untuk Sobat Pintar
berdasarkan kondisi kesehatan Anda.
Terdapat 3 golongan penyekat beta, yang mana masing-masing golongan
mempunyai jenis obat yang berbeda-beda, yaitu:
a) Penghambat Beta Selektif : Atenolol, Acebutolol, Betaxolol, Bisoprolol,
Metoprolol
b) Penghambat Beta Nonselektif : Nadolol, Propranolol, Sotalol, Timolol
c) Penghambat Beta Generasi Ketiga : Carvedilol, Labetalol, Nebivolol
Efek samping yang dapat ditemui adalah :
 Telapak Tangan dan Kaki Terasa Dingin,
 Kelemahan, dan
 Peningkatan Berat Badan.

9
7. Penyekat Alfa
Obat antihipertensi ini bekerja dengan cara menghambat kerja hormon
norepinefrin yang berperan dalam mengencangkan otot-otot di dinding arteri dan
vena.
Hal tersebut mengakibatkan pembuluh darah akan menjadi rileks dan terbuka,
sehingga meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Penyekat alfa
juga memiliki efek mengendurkan otot lain selain otot pembuluh darah.
Oleh karena itu, obat ini juga dapat membantu meningkatkan aliran urine pada pria
usia lanjut dengan masalah prostat.
Jenis obat hipertensi ini terdiri dari Alfuzosin, Doxazosin, Indoramin, Prazosin,
dan Tamsulosin.
Efek samping yang dapat terjadi adalah :
 Pusing,
 Sakit Kepala,
 Berdebar-Debar, dan Kelemahan.
Seperti halnya penyekat beta, obat golongan ini bukanlah obat pilihan pertama untuk
semua penderita hipertensi.

8. Direct Renin Inhibitor (DRI)


Direct Renin Inhibitor (DRI) bekerja dengan cara menghambat produksi
enzim renin. Perlu kamu ketahui, renin d diproduksi oleh ginjal, beperan dalam
meningkatkan tekanan darah dengan menahan air dan natrium dalam tubuh.
Obat ini bekerja dengan mengikat dan menghambat renin secara langsung, sehingga
mencegah perubahan hormon yang bertanggung jawab untuk meningkatkan tekanan
darah.
Sebagai akibatnya, pembuluh darah menjadi kendur, volume darah menurun, dan
aktivitas simpatik juga menurun, sehingga menurunkan tekanan darah.
Obat antihipertensi ini ialah Aliskiren (Tekturna).
Efek samping yang dapat terjadi adalah :
 Mual,  Diare,
 Muntah,  Pusing,

10
 Peningkatan Kadar Kalium dan Asam Urat
Darah.

11
9. Nitrat
Nitrat akan diubah menjadi oksida nitrat yang dapat menyebabkan
relaksasi otot polos termasuk otot dinding pembuluh darah, sehingga terjadi
pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi). Akibatnya beban kerja jantung
akan berkurang dan tekanan darah pun akan menurun.
Golongan obat hipertensi ini memiliki beberapa jenis yaitu nitrogliserin,
isosorbide mononitrate, minoxidil, dan fenoldopam.
Nitrat bukanlah obat pilihan pertama untuk semua penderita hipertensi.
Efek samping yang dapat timbul saat mengonsumsi obat ini adalah pusing
dan hipotensi

10. Agonis Reseptor Alpha-2


Agonis alfa-2 atau agonis adrenoseptor alfa-2 adalah salah satu jenis
obat antihipertensi yang bekerja dengan merangsang reseptor adrenoseptor
alfa-2 di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
Reseptor alfa-2 ditemukan pada sel-sel dalam sistem saraf simpatik. Sistem
saraf simpatik adalah bagian dari sistem saraf yang berperan dalam
meningkatkan tekanan darah.
Ketika reseptor alfa-2 distimulasi, terjadi hambatan pada pelepasan nor-
epinefrin yang merupakan senyawa yang berperan dalam aktivitas sistem
saraf simpatis, sehingga terjadi penurunan aktivitas simpatik.
Penurunan aktivitas simpatis ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah
sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Contoh obat yang satu ini adalah Metildopa, dan Clonidine.

11. Central-Acting Agents


Obat anti hipertensi ini bekerja dengan cara mencegah otak
mengirim sinyal ke sistem saraf untuk mempercepat denyut jantung dan
menyempitkan pembuluh darah.
Akibatnya, pembuluh darah akan melebar dan jantung tidak harus bekerja
keras memompa darah, sehingga tekanan darah dapat turun.
Contoh jenis obat antihipertensi golongan ini adalah Clonidine,
Guanabenz, Guanfacine, Dan Methyldopa.

12
Contoh Obat Hipertensi :
1. Furosemide

Furosemide merupakan obat untuk hipertensi yang termasuk


dalam golongan obat diuretik. Obat jenis ini bekerja dengan
cara membuang kelebihan air dan kadar natrium dalam
tubuh, sehingga jumlah cairan dan garam yang mengalir
dalam pembuluh darah dapat menurun.
Penggunaan obat furosemide dengan dosis 40 mg umumnya
digunakan untuk mengobati pasien hipertensi dengan
komplikasi jantung.

Namun, obat ini pada beberapa kondisi dapat menimbulkan efek samping seperti
pusing, dehidrasi, hingga sering buang air kecil.

2. Captopril (dosis 12,5mg 25mg dan 50mg)


Obat yang termasuk golongan obat Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
ini umumnya digunakan pada kasus hipertensi dengan komplikasi diabetes melitus.
Cara kerja obat ini yaitu dengan
menghambat produksi hormon angiotensin
atau hormon yang dapat menyempitkan
pembuluh darah. Dengan mengonsumsi obat
ini, otot dinding pembuluh darah akan
menjadi lebih rileks dan sedikit melebar
sehingga tekanan dapat berkurang.
Captopril merupakan jenis obat hipertensi yang aman dan banyak digunakan pada
kasus komplikasi hipertensi.
Perlu diketahui, obat tekanan darah tinggi yang satu ini juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya kelainan pada janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

13
3. Valsartan (dosis 80mg dan 160mg)
Jika dua obat sebelumnya masuk dalam golongan diuretik dan ACEI, Valsartan
adalah obat hipertensi dengan golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB).
Meski begitu, valsartan memiliki
fungsi yang sama dengan captopril
yaitu banyak digunakan pada
pengobatan pasien darah tinggi
dengan komplikasi diabetes.
ARB bekerja dengan menghalangi
hormon angiotensin yang turut andil menyempitkan pembuluh darah, sehingga
sirkulasi darah berjalan lancar dan tekanan darah menurun.
Tergolong obat keras, obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

4. Spironolactone ( dosis 25mg 100mg)


Spironolactone biasa digunakan untuk mengobati pasien hipertensi dengan
diagnosa penyakit jantung.
Obat tekanan darah tinggi yang satu ini
banyak diresepkan pada terapi diuretik.
Selain itu, obat ini umumnya di
kombinasikan dengan obat lain seperti
obat anti diabetes.
SPIRONOLACTONE merupakan steroid
dengan struktur yg mirip Aldosterone, bekerja pada bagian distal dari tubulus
ginjal dimana akan terjadi peningkatan ekskresi natrium dan air serta
pengurangan ekskresi Kalium sehingga berefek sebagai diuretik dan
antihipertensi. Obat ini digunakan untuk hipertensi esensial, edema akibat
payah jantung kongestif, edema akibat sirosis hati dengan atau tanpa asites,
edema akibat sindroma nefrotik, nosa dan pengobatan hiperaldosteronisme
primer, pencegahan hipokalemia pada penderita yg mendapat digitalis apabila
tindakan lain tidak berhasil. Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI
DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Efek Samping
 Pusing,

14
 Mual,
 Muntah-Muntah,
 Diare, dan Sakit Kepala

15
5. Amlodipine (dosis 5mg dan 10mg)
Rekomendasi selanjutnya untuk obat hipertensi yakni Amlodipine. Obat CCB
(Calcium Channel Blocker) ini terbukti dapat membantu menurunkan penyakit
kardiovaskular yang mana berisiko
menyebabkan gagal jantung.
Kalsium dapat membuat jantung dan
pembuluh darah berkontraksi lebih kuat.
Oleh sebab itu, obat yang termasuk ke
dalam golongan CCB bekerja dengan cara
mencegah kalsium untuk masuk kedalam
sel-sel jantung dan pembuluh darah.
Sama seperti jenis obat tekanan darah tinggi lainnya, CCB juga dapat menimbulkan
efek samping pada kondisi tertentu, seperti :
 Kaki Bengkak,  Sembelit, dan
 Sakit Kepala,  Jantung Berdebar
.
6. Propanolol
Obat hipertensi ini termasuk ke dalam golongan
beta-blockers yang dapat menangani tekanan
darah tinggi, detak jantung tidak teratur,
gemetar, serta dapat mencegah stroke dan
serangan jantung.
Sama seperti golongan beta-blockers lainnya,
obat ini bekerja dengan menghambat hormon
epinefrin atau adrenalin sehingga jantung dapat bekerja lebih lambat.

7. Bisoprolol
Bisoprolol bekerja dengan menghambat kerja sistem saraf simpatis pada jantung
dengan menghambat reseptor beta adrenergik
jantung. Obat ini, umumnya digunakan
untuk menurunkan kekuatan kontraksi dari
jantung dan menurunkan tekanan darah.

16
Sebelum Anda melakukan tindakan medis atau operasi gigi, sebaiknya beri tahu
dokter jika sedang mengonsumsi obat ini.
8. Ramipril
Obat ini dapat menghambat perubahan angiostin I menjadi angiostin II yang
berperan dalam menyempitkan pembuluh darah.
Cara kerja ini membuat pembuluh darah
melebar, aliran darah lebih lancar dan tekanan
darah pun dapat menurun.
Selain digunakan sebagai obat hipertensi,
ramipril juga digunakan dalam pengobatan gagal
jantung atau setelah mengalami serangan
jantung.

9. Methyldopa
Methyldopa adalah obat anti hipertensi berjenis alpha-2 receptor agonist. Obat ini
berfungsi mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Methyldopa dapat
dikonsumsi orang dewasa maupun anak-anak.
Ibu hamil yang akan mengonsumsi
methyldopa wajib berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu. Meski begitu, obat
ini masuk dalam kategori B. Artinya,
studi pada hewan tidak memperlihatkan
adanya risiko pada janin. Namun, butuh
penelitian lebih lanjut efeknya pada
manusia.
Obat ini juga bisa terserap ke dalam ASI. Itu sebabnya, ibu menyusui juga perlu
berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Methyldopa sendiri tersedia
dalam bentuk tablet salut selaput.
Obat ini bekerja dengan mengendalikan impuls di sepanjang jalur saraf tertentu.
Alhasil, pembuluh darah menjadi rileks sehingga alirannya lebih lancar.

Manfaat Methyldopa :

17
Manfaat utama methyldopa adalah mengobati hipertensi. Penurunan tekanan darah
tinggi dapat mencegah stroke, serangan jantung, dan masalah ginjal. Jika tidak
segera diobati, kondisi tersebut bisa fatal.
Efek Samping Methyldopa :
Mayoritas orang yang mengonsumsi ini jarang merasakan efek samping. Namun,
efek ringan yang mungkin terjadi, yaitu:
 Pusing.  Sakit kepala.
 Mengantuk.  Hidung tersumbat.

Kelemahan :
Efek samping di atas seiring memudar saat tubuh telah menyesuaikan diri dengan
pengobatan. Namun, temui dokter apabila salah satu efek di atas bertahan atau
semakin memburuk. Kamu juga perlu waspada terhadap efek samping yang lebih
serius, seperti:
a) Pingsan.
b) Kejang otot atau gerakan otot yang tidak terkendali.
c) Menstruasi yang tidak teratur.
d) Penurunan hasrat seksual.
e) Menurunnya hasrat seksual.
f) Peningkatan ukuran payudara pada pria.
g) Perubahan mental atau suasana hati.
h) Gagal jantung, seperti sesak napas, pembengkakan pergelangan kaki,
kelelahan dan kenaikan berat badan mendadak.
i) Mual dan muntah yang tidak kunjung berhenti.
j) Detak jantung tidak teratur.
k) Demam.
l) Urine berwarna gelap.
m) Sakit perut parah.
n) Mata dan kulit menguning.
Meski lebih jarang terjadi, kamu juga perlu waspada terhadap reaksi alergi
obat. Tanda-tandanya, yaitu:
a) Muncul ruam.
b) Gatal-gatal.
c) Bengkak pada wajah, lidah dan tenggorokan.

18
d) Pusing parah.
e) Kesulitan bernapas.

D. AKIBAT KOMPLIKASI HIPERTENSI


Komplikasi/bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit adalah :
1. Pada mata: penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol dapat
mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur;
2. Pada jantung: jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak;
3. Pada ginjal: suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi penumpukan
produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal;
4. Pada otak: jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).

E. PENCEGAHAN
Harus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita hipertensi secara
adekuat, harga obat-obatan hipertensi tidaklah murah, obat-obat baru amat mahal dan
mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah pengobatan hipertensi sangat penting,
tapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko.
Pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan hipertensi, karena mampu
memutus mata rantai hipertensi dan komplikasinya.
Pencegahan hipertensi dilakukan melalui pendekatan :
1. Pemberian edukasi tentang hipertensi.
Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi tidak hanya disebabkan oleh kelalaian
individu, namun dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat
dari kurangnya informasi tentang suatu penyakit. Rendahnya pengetahuan tenaga
kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi merupakan penyebab utama tidak
terkontrolnya tekanan darah, terutama pada pasien hipertensi di Asia. Dari penelitian
yang dilakukan ( Armilawaty,2009) 50% dari penderita Hipertensi dewasa tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi
berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko. Masih kurangnya

19
informasi tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga membuat
pengetahuan masyarakat tentang perbaiakan pola makan masih rendah. Pemberian
informasi kesehatan diharapkan mampu mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu
penyakit dan sebagai sarana promosi kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi
terbukti efektif dalam pencegahan hipertensi.
2. Modifikasi Gaya Hidup.
Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Gaya
hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi misalnya aktivitas
fisik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat
dikurangi dengan cara memeriksa tekanan darah secara teratur; menjaga berat badan
ideal; mengurangi konsumsi garam; jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup
secara teratur; mengurangi stress; jangan terburu-buru; dan menghindari makanan
berlemak. Menjalankan pola hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat
menurunkan tekanan darah dan secara umum dapat menurunkan risiko permasalahan
kardiovaskular.
3. Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari; kurangi makanan
berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan; kurangi
konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan
sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
4. Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam dan natrium
di diet anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
5. Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan teratur dan
di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

20
BAB III
RESEP DAN ANALISIS RESEP

RESEP PERTAMA

21
Kelengkapan Resep
No Rawat : 2023/08/01/000001
NO R.M : 036733
Nama pasien : WULAN EKA PRATIWI, NY
Alamat : DSN.BETIK JL.BUNGA NO 135 22/04
Telepon : 085735632339
Jenis pasien : BPJS KESEHATAN
Pemberi Resep : dr. Anggraini, Sp.PD
No Resep : 202308010501
Diagnosis pasien : Hipertensi

Indikasi obat di resep :


A. Amlodipin : digunakan untuk pengobatan Hipertensi, angina kronik, angina vasospastik
(nyeri dada yang biasa terjadi saat istirahat, seringkali di pagi hari atau
malam hari, dan terasa seperti dada diremas atau dikencangkan), ( angina
prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi
tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina
lain.
Efek samping : Edema Sakit Kepala.

B. Bisoprolol : pengobatan gagal jantung kronis yang stabil derajat sedang sampai berat
dengan penurunan fungsi ventrikel sistolik , dengan penambahan ACE
Inhibitor dan dieretik serta glikosida jantung . Pengobatan hipertensi atau
pengobatan penyakit jantung koroner (angina pectoris) .
Efek samping : a) Gangguan metabolisme dan nutrisi,
b) Gangguan kejiwaan,
c) Gangguan system syaraf,
d) Gangguan mata,
e) Gangguan telinga dan labirin,
f) Gangguan jantung,
g) Gangguan pembuluh darah,
h) Gangguan pencernaan, dll.

C. Spironolactone : Hipertensi essensial , edema akibat payah jantung kongestif , edema akibat
sirosis hati dengan atau tanpa asites, edema akibat sindroma nefrotik,
diagnose dan pegobatan hiperaldosteronisme primer, pencegahan
hypokalemia pada penderita yang mendapat digitalis apabila tindakan lain
tidak berhasil.
22
Efek samping :
 Pencernaan : a) Pendarahan lambung,
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Jika sesorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan
dara sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan
darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara
perlahan/bahkan menurun drastis. Gejala yang ditimbulkan oleh hipertensi adalah sakit
kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan, sesak nafas, gelisah dan kelelahan.
Penyebab dari hipertensi ada 2 yaitu Hipertensi primer/esensial (belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik) dan hipertensi sekunder (Penyebab
spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
dan lain-lain).
Untuk pengobatannya menggunakan golongan obat seperti diuretik, Tiazid
(merupakan obat yang paling sering digunakan pada penderita hipertensi), Angiotensin-
converting enzyme (ACE) (obat yang membantu mengendurkan pembuluh darah untuk
menurunkan tekanan darah), Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) (obat ini bertujuan
untuk menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya, sehingga Angiotensin II
tidak dapat bekerja. Dengan konsumsi obat tersebut, pembuluh darah akan melebar dan
jantung lebih mudah dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan turun), Calcium
Channel Blocker (CCB) (menghambat aktivitas kalsium ataupun menghambat aliran kalsium
ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah arteri), Penyekat beta atau penyekat beta-
adrenergik (obat antihipertensi yang bekerja dengan menghalangi efek hormon adrenalin),
Penyekat Alfa (menghambat kerja hormon norepinefrin yang berperan dalam
mengencangkan otot-otot di dinding arteri dan vena), Direct Renin Inhibitor (DRI)
(menghambat produksi enzim renin).
Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien hipertensi yaitu pada mata penyempitan pembuluh
darah dimata sehingga pasien yang terkena hipertensi akan mengalami kurangnya
penglihatan, Pada jantung: jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat

23
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan
kematian yang mendadak, Pada ginjal: suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan
terjadi penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal,
Pada otak: jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa menyebabkan
pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah pada otak (stroke
Untuk pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan hipertensi, karena
mampu memutus mata rantai hipertensi. Pencegahan dapat dilakukan melalui pendekatan
dengan cara health education atau memberikan edukasi tentang gaya hidup mencegah
terjadinya hipertensi

24
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/39124571/_MAKALAH_HIPERTENSI

https://www.scribd.com/oauth/authorize?
state=d0cc12dac4ec051d549ae05c7a8c44&scope=read&redirect_uri=https%3A%2F
%2Fwww.slideshare.net%2Fscribd%2Fcallback%3Fdownload%3Dtrue%26from_source
%3Dhttps%253A%252F%252Fwww.slideshare.net%252Fdedentea1%252Fobat-
antihipertensi%253Ffrom_action
%253Dsave&language=en&initial_view=join&slide=QjA0QTRYazB6RkNWU1MwS1hNV
zUwRUgreGxGc0lBNnFPSkttSzhUeWZDK0NSY0hkUitTQWpJSlIwT1F6YXJCckJieXdDa
XhoQXZ1MGFDUmpmZXFuYWhvQkR3ZHI4S1VUeDJWcSsxazdLUkVXUjNpSHpIQnU
wUktvMk9YdTRRTmRHT3JaRTZsWThLazV0UlZNeTc2aFFoclVsaXhzVFFvTkpMakNYa
U5FQnkrUm5ON3hKa09TU0hKWWxtRHliNlZZeHVXTXF6Z0RzVDAzQVh0K1lDUVdj
TUplaUVTdDk5MmZ1S3gwZlhCV2lGY01KeHBIODN0czVqVVQwMS9zc3JlSi0tNnRzY0
g0dHZkRUltOHNkYTdWejlFZz09--
3032d6ac484a38cf7220c21505f1406e81aa3beb&return_to=https%3A%2F
%2Fwww.slideshare.net%2Fscribd%2Fsubscription_callback%3Ffrom_source%3Dhttps
%253A%252F%252Fwww.slideshare.net%252Fdedentea1%252Fobat-antihipertensi
%253Ffrom_action%253Dsave&incentivized_upload_return_to=https%3A%2F
%2Fwww.slideshare.net%2Fupload%3Fdownload_id
%3D36674911&browser_id=e366423e-b785-4c5a-9405-
1ffec3fe8bf2&subscription_required=true&utm_medium=cpc&utm_source=slideshare&utm
_campaign=oauth&utm_term=e366423e-b785-4c5a-9405-
1ffec3fe8bf2&response_type=code&client_id=jlXnJCBZlKrJ-
DTlpY9N3BsaOUrA3xfaJpWC2pekxas

25

Anda mungkin juga menyukai