“HIPERTENSI”
DISUSUN OLEH:
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur yang sangat dalam kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami kesempatan, limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beiring salam selalu kita hadiahkan buat junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW, yang telah memperkenalkan kita kepada dunia yang
terang-benderang dengan cahaya ilmu pengetahuan yang berguna.
Makalah yang telah kami selesaikan ini berisi tentang “Epidemiologi
Klinik Penyakit Hipertensi”. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami sebagai tim penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun pembahasan di dalam makalah
ini.
Terimakasih kami tuturkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Epidemiologi Klinik yang telah memberikan motivasi dan membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Saran dan kritikan sangat perlu bagi kami
untuk menyempurnakan dan memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kepatuhan minum obat adalah faktor terbesar yang mempengaruhi
kontrol tekanan darah. Diperkirakan ratarata rentang kepatuhan minum obat
antihipertensi yaitu 50-70% (WHO,2003). Setiap tahunnya, ketidakpatuhan
mengakibatkan sekitar 125.000 kematian dari penyakit kardiovaskular (Office of
US Inpector General,2009). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007, sebesar 37,1% dari 76,1% angka kejadian hipertensi di Indonesia
disebabkan karena ketidakpatuhan meminum obat. Akibatnya, tingkat
keberhasilan dalam menurunkan jumlah penderita hiperteni sangatlah rendah.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai
tinjauan umum hipertensi, skreening hipertensi, uji diagnostik, riwayat alamiah,
prognosis, efektifitas pengobatan dan pencegahan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja tinjauan umum hipertensi.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana skreening hipertensi.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana uji diagnostik hipertensi.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana riwayat alamiah penyakit hipertensi.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana prognosis hipertensi.
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana efektifitas pengobatan hipertensi.
1.3.7 Untuk mengetahui bagaiman pencegahan.hipertensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk menentukan hipertensi atau tidak. Terdapat klasifikasi hipertensi pada hasil
pengukuran tersebut. Adapun klasifikasi hipertensi menurut JNC VII 2003 adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII 2003
Sistolik
Klasifikasi Diastolik (mmHg)
(mmHg)
Normal < 120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi Tingkat I 140-159 90-99
Hipertensi Tingkat II >160 >100
Sumber : JNC VII 2003 (Garnadi, 2012)
b. Hipertensi Sekunder
4
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu misalnya pil KB.
5
(meningkat/turun), riwayat penggunaan obat diuretik, adanya edema,
glikosuria.
e. Berhubungan dengan respon saraf
Gejala hipertensi berhubungan dengan respons saraf, berupa keluhan pusing,
berdenyut-denyut, sakit kepala terjadi saat bangun dan menghilang secara
spontan setelah beberapa jam, gangguan penglihatan, misalnya penglihatan
kabur, perubahan keterjagaan, gangguan orientasi, pola isi bicara berubah,
proses pikir terganggu, penurunan kekuatan genggaman tangan, sering batuk,
gangguan koordinasi/cara berjalan, perubahan penurunan postural (Sutanto,
2010).
6
Sekitar 70-80% orang dengan hipertensi-hipertensi primer ternyata
memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka risiko terjadinya hipertensi primer
2 kali lipat dibanding dengan orang lain yang tidak mempunyai riwayat
hipertensi pada orang tuanya. Faktor genetik yang diduga menyebabkan
penurunan risiko terjadinya hipertensi terkait pada kromosom 12p dengan
fenotip postur tubuh pendek disertai brachydactyly dan efek
neurovaskuler.
b. Faktor risiko yang dapat dikontrol:
1. Obesitas
Faktor risiko penyebab hipertensi yang diketahui dengan baik adalah
obesitas. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan
akumulasi lemak berlebih di jaringan adiposa. Kondisi obesitas
berhubungan dengan peningkatan volume intravaskuler dan curah jantung.
Daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi
dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi
dengan berat badan normal.
2. Merokok
Menurut Winnifor (1990), merokok dapat meningkatkan tekanan darah
dan denyut jantung melalui mekanisme sebagai berikut :
Merangsang saraf simpatis untuk melepaskan norepineprin melalui
saraf arenergi dan meningkatkan catecolamine yang dikeluarkan
melalui medulla adrenal.
Merangsang kemoreseptor di arteri karotis dan aorta bodies dalam
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Secara langsung melalui otot jantung yang mempunyai efek
inotropik (+) dan efek chonotropik.
3. Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan tekanan
darah. Mungkin dengan cara meningkatkan katekolamin plasma.
7
2.2 SKREENING HIPERTENSI
Screening adalah suatu upaya dalam penemuan penyakit secara aktif pada
individu-individu yang tanpa gejala dan nampak sehat dengan cara menguji,
memeriksa atau prosedur lain yang dapat dilakukan dengan cepat.
Screening bukan suatu penetapan diagnosis, subyek-subyek yang
ditemukan positif atau kemungkinan mengidap suatu penyakit tertentu perlu
dirujuk kembali untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Jenis – jenis Screening :
Mass Screening : Screening yang dilakukan pada seluruh anggota
populasi.
Selectif Screening : Screening yang dilakukan terhadap kelompok
penduduk tertentu.
Single Disease Screening : Screening yang ditujukan pada suatu jenis
penyakit.
Multiphase Screening : Screening untuk kemungkinan adanya beberapa
penyakit pada individu, misalnya penyaringan
kesehatan pada pegawai sebelum bekerja.
Tujuan screening adalah Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan
gejala tidak khasterhadap orangorang yang tampak sehat tetapi mungkin
menderita penyakit, yaitu orang mempunyai risiko tinggi untuk terkena penyakit
(population at risk).
8
Kriteria screening :
9
4. Balon dipompa sampai diatas tekanan sistolik, kemudian dibuka perlahan-
lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per denyut jantung. Tekanan sistolik
dicatat pada saat terdengar bunyi pertama (korotkoff I), sedangkan tekanan
diastolik dicatat apabila bunyi tidak terdengar lagi (korotkoff V).
Diduga Hipertensi
Berdasarkan Gejala Klinis JUMLAH
ADA TIDAK ADA
(a) (b)
Positif Positif palsu
Hipertensi a+b
sebenarnya (false positif)
(true positif)
HASIL UJI (d)
DIAGNOSTIK (c)
Negatif
10
a) True Positif (a) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang benar – benar
menderita penyakit dengan hasil test yang Positif.
b) True Negatif (d) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang tidak sakit
dengan hasi test yang Negatif.
𝑏
c) False Positif (𝑏+𝑑) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya
menderita penyakit.
𝑑
f) Spesifisitas (𝑏+𝑑) : Probabilitas hasil Uji Negatif pada Orang – orang yg
11
berbeda-beda, hipertensi baru tampak bila telah terjadi komplikasi pada
organ target/vital seperti ginjal, jantung, otak dan mata. Gejala seperti sakit
kepala, epiktaksis, pusing, marah, telinga berdenging, kaku kunduk, migren,
insomnia, mata berkunang-kunang, muka merah, kelelahan, dan gelisah
dapat ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi.
Fase Penyakit Lanjut
Gagal jantung, gangguan penglihatan, gangguan neurologi, dan dan
gangguan fungsi ginjal paling banyak ditemukan pada hipertensi berat.
Tahap Akhir Penyakit
Tahap akhir penyakit hipertensi komplikasi antara lain infarkmiokardium,
stroke, gagal ginjal, dan kematian.
2.5 PROGNOSIS
Prognosis merupakan prediksi tentang kelangsungan sebuah penyakit yang
mencerminkan sebagai probabilitas akan perkembangannya pada masa/tahap
selanjutnya. Komplikasi hipertensi dapat timbul pada berbagai organ target
meliputi jantung, otak, ginjal dan mata. Prognosis hipertensi tergantung pada
tercapai tidaknya target tekanan darah. Estimasi luaran jangka panjang dapat
diperhitungkan menggunakan berbagai skor prediktor.
12
Terdapat beberapa skor prediktor yang dapat digunakan untuk menilai
prognosis jangka panjang. Tekanan darah termasuk salah satu komponen penting
untuk penilaian risiko kejadian kardiovaskular. Skor WHO/ISH memprediksi
kejadian kardiovaskular (infark miokard atau stroke) dalam jangka waktu 10
tahun berdasarkan tekanan darah sistolik, kadar kolesterol total, diabetes, status
merokok, jenis kelamin, serta usia. Skor prediksi studi Framingham juga
memprediksi kejadian kardiovaskular 10 tahun dengan komponen penilaian
berupa TDS, usia, penggunaan obat anti hipertensi, diabetes, status merokok,
kadar total kolesterol dan HDL serum.
13
Kepatuhan minum obat adalah faktor terbesar yang mempengaruhi kontrol
tekanan darah. Diperkirakan ratarata rentang kepatuhan minum obat antihipertensi
yaitu 50-70% (WHO,2003). Setiap tahunnya, ketidakpatuhan mengakibatkan
sekitar 125.000 kematian dari penyakit kardiovaskular (Office of US Inpector
General,2009). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebesar
37,1% dari 76,1% angka kejadian hipertensi di Indonesia disebabkan karena
ketidakpatuhan meminum obat. Akibatnya, tingkat keberhasilan dalam
menurunkan jumlah penderita hiperteni sangatlah rendah.
Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi
yang sering diderita sebagian orang, ditandai dengan tekanan darah yang berada di
atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri (mmHg). Tekanan
darah yang melebihi batas normal dapat menekan dinding arteri. Jika dibiarkan,
kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke,
serangan jantung, gagal jantung, hingga penyakit ginjal.
2.7 PENCEGAHAN
a. Pencehahan Primer
14
1. Mengurangi atau menghindari setiap perilaku yang memperbesar faktor
resiko, yaitu:
d. Menghindari rokok.
2. Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status gizi, yaitu melakukan olah
raga secara teratur dan terkontrol seperti senam erobik, jalan kaki, berlari,
bersepeda dan lain-lain.
15
e. Individu dengan kelebihan berat badan sangat dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya dengan olahraga. Penurunan berat badan 4,5
kg dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
b. Pencehahan Sekunder
1. Pemerikasaan berkala
2. Pengobatan/perawatan
Penderita hipertensi yang tidak dirawat atau dapat membawa dampak parah
karenanya, pengobatan yang tepat waktu sangat penting dilakukan sehingga
penyakit hipertensi dapat segera dikendalikan.
c. Pencegahan Tertier
16
1. Menurunkan tekanan darah ketingakat yang wajar sehingga kualitas hidup
penderita dapat dipertahankan.
17
BAB III
PENUTUP
2.8 KESIMPULAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di arteri yang bersifat
sistemik alias berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu lama. Komplikasi
hipertensi dapat timbul pada berbagai organ target meliputi jantung, otak, ginjal
dan mata. Gejala-gejala yang dirasakan penderita hipertensi antara lain pusing,
mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (jarang dilaporkan), muka pucat,
suhu tubuh rendah. Kepatuhan minum obat adalah faktor terbesar yang
mempengaruhi kontrol tekanan darah.
2.9 SARAN
Untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Hipertensi,
penulis menyarankan agar dilakukannya pencegahan terhadap hipertensi.
Pencegahan tersebut meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tertier.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=2
ahUKEwidpJxwL7hAhUWeisKHRAwByIQFjAAegQIARAC&url=http%3
A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2
F65497%2FChapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D3%26isAllowed%3Dy&
usg=AOvVaw1mfDK0maWC5wUcUWRdioJM
https://www.scribd.com/document/338817664/Riwayat-Alamiah-Penyakit-
Hipertensi
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/prognosis
https://www.alodokter.com/obat-antihipertensi
Sudoyo, Aru, dkk (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-penemuan-dan-
tatalaksana-hipertensi1.pdf