Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

PADA “NY. E” USIA 40 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK


DEPO MEDROKSIPROGESTERON ASETAT (DMPA) CYCLOFEM
DI PRAKTIK MADNIRI BIDAN

Dosen Pembimbing PKK


Kartika Sari, S. SiT., M. Keb

Disusun oleh :
Miftakhul Jannah Nur Zakiah
NIM 152201223
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN TRANSFER
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Kebidanan keluarga berencana tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun untuk menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan


yang telah dilakukan selama hampir 2 minggu. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Kartika Sari, S.Si.T., M. Keb
yang tidak lepas dari bimbingan dan dalam memberikan materi perkuliahan beserta.
Semoga laporan ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu bagi pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
Dosen Pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.

Balikpapan, 27 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................2

B. Tujuan Penulisan ....................................................................................2

C. Manfaat Penulisan...................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................5

A. Pengertian Kontrasepsi..............................................................................5

B. Kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat.................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................12

BAB IV PENUTUP.............................................................................................21

A. Kesimpulan ...................................................................................................21

B. Saran.......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

ii
iii
BAB I
LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN
Masalah Menurut WHO (World Health Organisation), Keluarga Berencana
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mendapatkan kelahiran yang
memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga (Hartanto H, 2004).
Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini
merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara yang
berkembang seperti indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit
bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup
warga negaranya.
Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan
penduduk yang relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu Program
Keluarga Berencana (KB) Nasional.
Keluarga Berencana (KB) adalah suatu tindakan untuk menghindari atau
menjarangkan kelahiran, mengatur interval kehamilan dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah
mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari
kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka
kesakitan (Hartanto, 2004).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan
wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data Akseptor Suntikan Depo
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)

1
a. Dapat melakukan pengkajian untuk menegakkan diagnosa dan masalah
aktual pada kasus Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA)
b. Dapat melakukan pengkajian untuk menegakan diagnosa dan masalah
potensial pada kasus Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron
Asetat (DMPA)
c. Dapat melakukan pengkajian untuk melaksanakan tindakan segera pada
kasus Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
d. Dapat melakukuan pengkajian untuk merencanakan tindakan dalam
asuhan kebidanan Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA)
e. Dapat melakukan pengkajian untuk melakasanakan tindakan asuhan
kebidanan Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA)
f. Dapat melakukan pengkajian untuk mengevaluasi hasil tindakan asuhan
kebidanan Akseptor Suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA)
g. Dapat melakukan pengkajian untuk mendokumentasikan semua temuan
dan tindakan yang telah dilaksanakan Akseptor Suntikan Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA)
C. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Praktis Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu
kebijakan dan pelaksanan program, baik di pihak Puskesmas maupun di
praktik bidan mandiri dalam menyusun perencananan pelaksanaan dan
evaluasi program keluarga berencana.
2. Manfaat Ilmiah Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasana ilmu
pengetahuan dan bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
3. Manfaat Institusi Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-
rekan mahasiswi kebidanan Universitas Ngudi Waluyo dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan.
4. Manfaat Bagi Penulis Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga yang
dapat meningkatkan dan menambah wawasan tentang keluarga berencana.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
akibat dari pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma dengan tehnik
memakai alat-alat obat, cara perhitungan/pengamatan, cara operasi untuk
menjarangkan (Spacing) atau untuk pembatasan (Limitation) kehamilan
(Proverawati, 2010).
Menurut Wiknjosastro, 2005. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat
permanen atau menetap yang dapat dilakukan secara mekanis menggunakan
alat, tanpa menggunakan alat atau dengan operasi.
1. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Kondom Kondom adalah selubung /sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagi bahan seperti latex (karet), plastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewani dipasang pada penis pada saat hubungan
sexual).Cara kerjanya: menghalangi terjadinya pertemuaan sperma
dan sel telur, mencegah penularan mikroorganisme (Saifuddin, 2006).
2) Diafragma Diafragma adalah Kap berbentuk bulat cembung, terbuat
dari lateks (karet) yang diinersikan kedalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya
menghalangi sel mani masuk kedalam kanalis servikalis. Diafragma
dipasang sebelum koitus dan dikeluarkan 6-8 jam setelah koitus
selesai (Pita Wulansari, 2006).
3) Spermisida Spermisida adalah sat kimia yang dapat melumpuhkan
sampai mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan
seks. Cara kerjanya melumpuhkan dan mematikan sperma atau sel
mani, menutup mulut serviks (cervical prop) (Manuaba, 1BG, 2003).
4) Coitus terputus (senggama terputus) adalah suatu metode kontrasepsi
dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra vaginal.
Cara kerjanya penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi,
dengan demikian air mani sengaja ditumpahkan diluar untuk
mencegah sel mani masuk arena fertilisasi (Anna Glasier, 2005).

3
5) Pantang berkala Pantang berkala adalah tidak melakukan
persetubuhan pada masa subur istri yaitu sekitar terjadinya ovulusi.
Metode pantang berkala dikenal dua sistem yaitu : a) Pantang berkala
dengan sistem kelender adalah cara Keluarga Berencana Alamiah
(KBA) dimana hari subur ditaksir berdasarkan kumpulan catatan
siklus haid dari 6-12 bulan terahkir. Untuk menetukan masa subur
istri dipatokan sebagai berikut: (1) Ovulasi terjadi 12-16 hari sebelum
haid yang akan datang. (2) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam
48 jam setelah ejakulasi. (3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
(Wiknjosastro, 2005). b) Sistem mengukur suhu badan basal adalah
cara Keluarga Berencana Alamiah (KBA) dimana masa tidak subur
diperkirakan/ditetapkan berdasarkan adanya perubahan suhu 14 basal
badan sesaat setelah ovulasi. Cara kerjanya menjelang ovulasi yaitu
suhu badan turun (pada hari ke-12 dan 13 siklus haid), pada hari ke
14 terjadi ovulasi, suhu akan naik sampai lebih tinggi dari suhu
sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16 siklus haid. Dengan cara ini
masa berpantang akan lebih pendek namun lebih meninggikan
efektifitas metode pantang berkala (Mochtar, 1998).
b. Metode Modern
1) Hormonal
a) Pil KB
(1) Progesteron only pil adalah pil yang hanya mengandung
progesteron.
(2) Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi progesteron
dan estrogen.
(3) Pil sequensial adalah pil yang mengandung komponen yang
disesuaikan dengan system hormonal tubuh yang mengandung
estrogen dan progesteron.
(4) Pil KB exluton adalah pil yang mengandung progesteron dan
disiapkan untuk ibu yang memberikan ASI (Mochtar, 1998).

b) Suntikan KB
(1) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesetron asetat 50 mg
dan komponen estrogen.

4
(2) Norigest 200 mgr yang merupakan derivat tetesteron (Manuaba,
2010).
c) Susuk KB.
(1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
(2) Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg keto-
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
(3) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonor-gestrel dengan lama kerjanya 3 tahun.
2) Mekanis
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim untuk
menghambat masuknya spermatozoa. Cara kerjanya, menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi (Saifuddin, 2006)
Metode Mantap
a. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Dengan
mengoklusi tuba fallopi, mengikat dan memotong atau memasang
cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
(Saifuddin, 2006).
b. Vasektomi
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi (Suzanne E, 2007)

B. Kontrasepsi Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)

Kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu kontrasepsi suntik bulanan merupakan


metode suntikan yang pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan
secara muscular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon
progesteron dan estrogen pada wanita usia subur (Handayani, 2017).
Kontrasepsi suntik 1 bulan merupakan jenis kontrasespsi hormonal,
kombinasi 2 jenis hormone yang terdiri dari 25 mg depo medroksiprogesteron
5
asetat dan 5 mg estradiol sionat & 50 mg enantat dan 5 mg estradiol valerat
injeksi secara IM sebulan sekali (Prawirohardjo,2016).

Menurut (Handayani, 2017) Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis


kontrasepsi hormonal yang terdiri dari :
1) kombinasi 2 jenis hormon yang terdiri dari 25 mg depo
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol valerat injeksi secara IM
sebulan sekali (cyclofem).
2) 50 mg noretidron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan
secara parental (injeksi) IM sebulan sekali.
Menurut Handayani (2017), Efek samping dan penanggulangan
pemakaian kontrasepsi KB Suntik 1 bulan yaitu gangguan haid salah satunya
amenore yaitu tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB
selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
Peran bidan dalam hal ini yaitu memberikan informasi yang tepat,
lengkap serta obyektif mengenai berbagai metode kontrasepsi sehingga klien
mengetahui manfaat penggunaan kontrasepsi bagi dirinya sendiri maupun
keluarganya dan membantu klien agar dapat menggunakan kontrasepsi yang
mereka pilih secara aman dan efektif (Sulistyawati, 2014).
a. Cara Kerja

KB suntik 1 bulan atau KB kombinasi bekerja dengan cara menekan


ovulasi membuat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga menganggu
pergerakan sperma, mengganggu proses penempelan hasil konsepsi akibat
atrofi endometrium dan menghambat transformasi gamet oleh tuba
(Handayani, 2017).
b. Keuntungan Dan Kerugian Kontrasepsi 1 Bulan

Keuntungan dan kerugian KB Suntik 1 Bulan yaitu :

a. Keuntungan
Keuntungan KB suntik 1 bulan yang cukup banyak, yaitu risiko terhadap
kesehatan kecil, tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak perlu
periksa dalam, Merupakan jenis kontrasepsi jangka panjang, efek
samping kecil, klien tidak perlu menyimpan obat dan alat sendiri
(Purwoastuti & Walyani, 2015).
b. Kerugian
6
Disamping keuntungan yang ada juga kekurangan penggunaan KB
suntik 1 bulan, yaitu: efek samping awal penggunaan seperti gangguan
pola haid (tidak teratur, perdarahan bercak, atau perdarahan sela hingga
10 hari) dan rasa mual, sakit kepala dan nyeri payudara ringan, klien
sangat bergantung kepada pelayanan kesehatan, efektifitas akan
berkurang saat dibarengi dengan penggunaan obat epilepsi atau obat tbc,
tidak mencegah ims (Infeksi Menular Seksual), butuh waktu lama untuk
mengembalikan kesuburan, penambahan berat badan, mengganggu
produksi ASI (Purwoastuti & Walyani, 2015).

7
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA


AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
LANGKAH I
Pengkajian
A. Identitas
Nama klien : Ny. E Nama suami : Tn. J
Umur : 40 tahun Umur : 40 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Inpres III RT.14 Balikpapan

B. Anamnese
Tanggal : 25 Juni 2021 Jam : 19.00 WITA
Oleh : Miftakhul Jannah Nur Zakiah
1. Alasan kunjungan : Ny. E ingin Suntik KB satu bulan
2. Keluhan : tidak ada

3. Riwayat Obstetri dan Gynekologi


a) Riwayat menstruasi
- HPHT : 10 Juni 2021
- Lamanya : 5 hari
- Siklus : 28 hari
- Banyaknya : 2x ganti pembalut
- Warna : Normal
- Konsistensi : Normal
- Dysmenorhoe : Tidak Ada
- Menarche : 15 tahun
- Teratur / tidak : Teratur

8
- Keluhan lain : Tidak Ada
b) Keputihan
- Banyaknya : Normal
- Warna : Bening
- Bau / Gatal : Tidak Ada
c) Perdarahan jalan lahir
- Pernah / tidak pernah : Tidak Pernah
- Kapan : Tidak Pernah
- Lamanya : Tidak Pernah
- Warnanya : Tidak Pernah
- Disertai rasa nyeri : Tidak Pernah
d) Riwayat Ginekologi
Mioma Uteri : Tidak ada
- Kista : Tidak ada
- Mola Hidatidosa : Tidak ada
- PMS / HIV / AIDS : Tidak ada
- PID : Tidak ada
- Endometriosis : Tidak ada
- KET : Tidak ada
- Operasi : Tidak ada

4. Kehamilan yang lalu


- Umur kehamilan : 40 minggu
- Jumlah kehamilan : 3 (tiga)
- Abortus : Tidak Ada
- Partus : 3 (tiga)
- Lahir hidup : 3 (tiga)

5. Riwayat menyusui
- Anak I : ya Lamanya : 1,5 tahun Alasan : ……………
- Anak II : ya Lamanya : 2 tahun Alasan : ……………
- Anak III : ya Lamanya : 2 tahun Alasan : ……………

6. Riwayat Kesehatan

9
- Penyakit jantung : Tidak Ada
- Hypertensi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- DM : Tidak Ada
- Anemia : Tidak Ada
- PMS/HIV/AIDS : Tidak Ada
- Campak : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada.
- Tubercolosis : Tidak Ada
- Gangguan Mental : Tidak Ada
- Operasi : Tidak Ada
- Haemorroid : Tidak Ada
- Alergi :
● Makanan : Tidak Ada
● Obat – obatan : Tidak Ada

7. Riwayat KB
- Pernah mengikuti KB : Pernah
- Jenis kontrasepsi : Suntik 1 Bulan
- Lama pemakaian : 5 tahun
- Ikut KB atas kemauan : Sendiri
- Tempat Pelayanan : Praktik Mandiri Bidan
- Keluhan selama memakai : Tidak ada keluhan
- Pengetahuan Ibu tentang KB : Baik
- Kontrasepsi yang digunakan sekarang : Suntik 1 bulan

8.Kebiasaan sehari – hari


- Obat – obatan / Jamu : Tidak Ada
- Pola nutrisi
● Sebelum menggunakan KB : 3x sehari dengan nasi, sayur dan
lauk
● Selama menggunakan KB : sama seperti sebelumnya
- Merokok : Tidak
- Aktivitas sehari – hari

10
● Di rumah : kegiatan rumah tangga
● Di luar rumah : mengantar anak sekolah dan
kegiatan lainnya
- Pola istirahat / tidur
● Siang : kadang 1 jam dan kadang tidak tidur
● Malam : biasanya 5 jam
- Pola seksual
● Frekuensi : 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali
● Keluhan : Tidak Ada

C. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB / TB : 62/ 155
- Keadaan emosional: Stabil
- Tanda – tanda vital
● Tekanan darah: 127/80
● Suhu tubuh : 36○C
● Nadi : 81x/mnt
● Pernapasan : 22x/mnt

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedema dan tidak nampak pucat.
- Mata : Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva tidak

anemis dan sclera tidak ikterik.

- Leher : Tidak nampak adanya pembengkakan kelenjar tiroid,


kelenjar limfe, tidak nampak adanya pembesaran.
- Ketiak : Tidak nampak adanya pembesaran pada kelenjar.
- Abdomen : Tidak nampak adanya bekas operasi, terdapat stretch
mark.
- Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

11
- Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada oedema pada kedua kaki
Turgor dalam keadaan baik.

b. Palpasi
- Leher : Tidak dilakukan
- Axilla : Tidak dilakukan
- Payudara : Tidak dilakukan
- Abdomen : Tidak dilakukan
- Tungkai : Tidak dilakukan

c. Auskultasi
- Paru – paru
Wheezing : Tidak dilakukan
Ronchi : Tidak dilakukan
- Jantung
Irama : Tidak dilakukan
Frekuensi : Tidak dilakukan
d. Perkusi
- Dada : Tidak dilakukan
- Perut : Tidak dilakukan
- Ekstremitas : Tidak dilakukan
- Refleks patella
● Kanan / Kiri : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan khusus
a. Pemeriksaan inspecullo : Tidak dilakukan
b. Pemeriksaan dalam : Tidak dilaukan
c. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan

12
LANGKAH II
INTERPRETASI DATA DASAR
DIAGNOSA DASAR
Akseptor KB Suntik 1 bulan S : Ibu ingin suntik KB, tidak ada
keluhan selama ini
Ibu mengatakan telah menggunakan
KB suntuik 1 bulan selama 5
tahun
HPHT ibu 10 Juni 2021

O : Ku : Baik Kes: Composmentis,


BB : 62kg, TB : 155, TD : 127/80,
N/R : 81x/22x/mnt
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedema,
tidak nampak pucat.
- Mata : Tidak oedema pada
kelopak mata, konjungtiva tidak
anemis dan sclera tidak ikterik.
- Leher : Tidak nampak
adanya pembengkakan kelenjar
tiroid,
kelenjar limfe, tidak nampak adanya
pembesaran.
- Ketiak : Tidak nampak
adanya pembesaran pada kelenjar.
- Abdomen : Tidak nampak
adanya bekas operasi, terdapat
stretch
mark.
- Genetalia : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- Anus : Tidak dilakukan

13
pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak ada varises,
tidak ada oedema pada kedua kaki
Turgor dalam keadaan baik.

MASALAH DASAR
Tidak Ada Tidak Ada

LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN
MENGANTISIPASI PENANGANAN
Akseptor KB Suntik 1 bulan
Data dasar didapat dari data subjektif yaitu ibu ingin suntik KB 1 bulan

LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

LANGKAH V
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1. Sambut ibu dengan senyum,sapa, dan salam (3S)
Rasional : Dengan senyum, dan salam, pada ibu, dapat menjalin hubungan
baik antara petugas dengan ibu.
2. Memberi konseling pada ibu tentang cara kerja dan timbulnya efek samping
kontrasepsi suntikan.
Rasional : ibu dapat mengetahui cara kerja dan efek samping yang di
timbulkan oleh alat kontrasepsi suntikan KB depo medroksi progesteron
asetat (DMPA). Suntikan diberikan secara intramuscular.

14
3. Beritahu ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan diberikan
kepadanya
Rasional : Agar klien dapat kooperatif dalam setiap pelaksanaan tindakan.
4. Anjurkan ibu untuk datang kapan saja jika ada masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsinya.
Rasional : Agar klien mendapatkan pertolongan secara dini dan tepat.
5. Lakukan informed consent sebelum menyuntik.
Rasional : Agar ibu setuju untuk disuntik.
6. Berikan suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat 50 mg secara IM.
Rasional : Kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan
keluarga berencana.
7. Anjurkan ibu datang ulang pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal 23
Juli 2021
Rasional : normalnya, tanggal suntik kembali pada suntikan DMPA adalah
28 hari sesuai dengan masa menstruasi

LANGKAH VI
PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa (3S)
2. Konseling kepada ibu telah diberikan mengenai cara kerja dan timbulnya
efek samping
3. Memberitahu ibu setiap akan dilakukan tindakan
4. Anjuran untuk ibu kembali apabila ada masalah atau gangguan kesehatan
sehubungan dengan alat kontrasepsi
5. Informed conset telah dilakukan
6. Memberikan suntikan DMPA kepada ibu secara IM di bagian 1/3 SIAS
7. Menganjurkan kepada ibu untuk kembali sesuai dengan jadwa yang telah
ditentukan

LANGKAH VII
EVALUASI
Tanggal : 25 Juni 2021 Pukul : 19.40 WITA

15
1. Ibu telah memahami apa yang disampaikan
2. Ibu telah diberikan Suntikan KB 1 bulan
3. Ibu telah mengetahui jadwal kembali suntik dan akan kembali tepat waktu

16
PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN
S:
- Ibu ingin suntik KB, tidak ada keluhan selama ini
- Ibu mengatakan telah menggunakan KB suntik 1 bulan selama 5 tahun
- Ibu mengatakan HPHT ibu 10 Juni 2021

O : Ku : Baik Kes: Composmentis, BB : 62kg, TB : 155, TD : 127/80, N/R :


81x/22x/mnt
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedema, tidak nampak pucat.
- Mata : Tidak oedema pada kelopak mata, konjungtiva tidak
anemis dan sclera tidak ikterik.
- Leher : Tidak nampak adanya pembengkakan kelenjar tiroid,
kelenjar limfe, tidak nampak adanya pembesaran.
- Ketiak : Tidak nampak adanya pembesaran pada kelenjar.
- Abdomen : Tidak nampak adanya bekas operasi, terdapat stretch mark.
- Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak ada varises, tidak ada oedema pada kedua kaki
Turgor dalam keadaan baik.

A: Ny. E usia 40 tahun Akseptor KB Suntik 1 bulan

P:
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa (3S)
2. Memberi konseling pada ibu tentang cara kerja dan timbulnya efek samping
kontrasepsi dan ibu telah memahami konseling tersebut
3. Memberitahu ibu setiap akan dilakukan tindakan dan ibu telah bersedia untuk
dilakukan tindakan
4. Anjuran untuk ibu kembali apabila ada masalah atau gangguan kesehatan
sehubungan dengan alat kontrasepsi dan ibu telah mengerti

17
5. Lakukan informed consent sebelum menyuntik dan informed conset telah
dilakukan
6. Memberikan suntikan DMPA kepada ibu secara IM di bagian 1/3 SIAS dan
ibu telah disuntik
7. Menganjurkan kepada ibu untuk kembali sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan dan ibu telah mengetahui jadwalnya dan akan kembali tepat
waktu

18
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan pada akseptor
suntikan dan pengalaman langsung di lahan praktek studi kasus Ny.”E”
akseptor suntikan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) maka dapat
ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Diagnosa pada Ny”E” ditegakkan berdasarkan adanya keluhan atau
tidaknya
2. Pada Ny”E” tidak ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah
potensial.
3. Pada Ny”E” tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan
segera atau kolaborasi.
4. Tindakan yang dilakukan pada Ny”E” bertujuan untuk tetap
mempertahankan menjadi akseptor suntikan 1 bulan dan ingin melakukan
suntikan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang dilakukan tercapai
dengan adanya kerja sama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.
6. Evaluasi yang dilakukan bertujuan agar klien mengerti semua penjelasan
yang diberikan dan tetap menjadi akseptor dan bersedia datang pada
waktu yang telah ditentukan untuk mendaptkan suntikan ulang.
B. SARAN
1. Untuk Klien
a. Mengingatkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus kembali
untuk mendapatkan suntikan ulang.
b. Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas efek samping dari
alat kontrasepsi yang digunakan.
c. Ibu harus memahami bahwa bila ada keluhan langsung mendatangi
fasilitas kesehatan terdekat
2. Untuk Bidan
a. Bidan dalam memberikan konseling kepada akseptor lebih diarahkan
kepada mekanisme kerja dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat
kontrasepsi.

19
b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam penerapan kasus
keluarga berencana pada umumnya dan metode kontrasepsi suntikan
pada khususnya.
c. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kontrasepsi dan penanggulangan efek samping secara dini
yang dialami oleh akseptor.
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya manajemen
kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan
mengingat proses tersebut sangat penerapan bermanfaat dalam membina
tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan
profesional.

20
DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Cet I.


Jakarta: EGC.
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar
Harapan.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
IBI. 2005. Standar Profesi Kebidanan. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G. 2003. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginekologi.
Ed.2. Jakarta: EGC.
Manuaba, C. 2010. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan, dan KB, Ed 2.
Jakarta:EGC.
Simatupang E.J. 2006. Manajemen pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Uliyah, Mar’atul. 2010. Panduan Aman dan Sehat Memilih alat KB.
Yogyakarta: pustaka Insane Madani
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Cet I. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa, Dkk. 2005. Ilmu Kebidanan, Cet IX. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wulansari P, dkk. 2006. Ragam Metode Kontrsepsi. Jakarta: EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai