DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 (2.A2)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tugas kelompok Keperawatan
Maternitas tentang “Proses menstruasi dan kesuburan, fertilisasi dan perkembangan
fetus”
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menstruasi
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat
pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun
mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi
biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang
sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam
indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari
indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur
tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan),
lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan
melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau
mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari.
2.2 Proses Menstruasi
Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukkan
endometrium. Lamanya siklus haid yang normal atau dianggap siklus haid klasik
adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda
pada wanita yang sehat dan normal. Siklus haid mulai teratur jika wanita sudah berusia
25 tahun. Siklus ini dikendalikan oleh hormone-hormon reproduksi yang dihasilkan
oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.
b. Fase Estrus
Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang
terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam
menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing
Hormone) yang berperan dalam merangsang folikel de graaf yang telah masak untuk
melakukan ovulasi dari ovarium.
Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid. Biasanya pada setiap
ovulasi dihasilkan 1 oosit sekunder.
c. Fase Luteal
LH merangsang folikel yang telah kosong untuk membentuk korpus atau uteum
(badan kuning). Selanjutnya korpus ini menghasilkan progestron yang mengakibatkan
endometrium berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh darah. Selama 10
hari setelah ovulasi,progesterone berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan
hamil. Uterus pada tahap ini siap menerima dan member sel telur yang telah dibuahi
(zigot).
Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti
menghasilkan progesteron.
Secara umum, masa subur wanita adalah sekitar masa ovulasi (ketika ovarium
melepaskan sel telur). Kapan ovulasi terjadi? Ovulasi terjadi sekitar 12 sampai 14 hari
sebelum periode menstruasi dimulai. Rata-rata masa subur wanita mulai terjadi pada
hari ke 10 sampai ke 17 setelah hari pertama menstruasi, jika siklus menstruasi Anda
berlangsung selama 28 hari. Lima hari sebelum ovulasi dan satu hari di mana ovulasi
terjadi, merupakan masa paling subur wanita. Ingat, sperma hanya bisa bertahan hidup
selama 5 hari dan sel telur bisa bertahan hidup hanya satu hari. Kemungkinan Anda
untuk hamil meningkat tajam jika Anda berhubungan seksual 2 atau 3 hari sebelum sel
telur dilepaskan, dan kemudian 12 sampai 24 jam setelah itu. Berhubungan seksual
pada saat ini merupakan peluang besar bagi Anda untuk cepat hamil.
Satu hal yang Anda perlukan untuk menghitung masa subur wanita adalah kalender.
Anda perlu menandai setiap tanggal di mana Anda mengalami menstruasi untuk bisa
menghitung masa subur. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk menghitung masa subur :
Untuk menghitung masa subur, Anda harus menandai siklus menstruasi tiap
bulan dan menghitung berapa lama hal tersebut berlangsung. Panjang siklus
menstruasi dihitung dari hari 1, yaitu hari pertama Anda menstruasi, sampai hari
terakhir, yaitu hari sebelum periode menstruasi selanjutnya dimulai.
Karena panjang siklus Anda dapat sedikit berbeda dari bulan ke bulan,
sebaiknya Anda mencatatnya selama beberapa bulan untuk mengetahui rata-ratanya,
setidaknya 8 bulan jika mungkin.
Tahap selanjutnya dalam menghitung masa subur, yaitu cari siklus terpanjang
dan siklus terpendek dari siklus menstruasi Anda setiap bulannya. Setelah itu:
Kurangi 18 hari dari siklus terpendek Anda. Ini adalah hari pertama Anda memasuki
masa subur. Misal, siklus terpendek Anda adalah 25 hari, maka hari pertama masa
subur Anda adalah hari ke 7 setelah hari pertama menstruasi.
Kurangi 11 hari dari siklus terpanjang Anda. Ini adalah hari terakhir masa subur
Anda. Misal, siklus terpanjang Anda adalah 29 hari, maka hari terakhir masa subur
Anda adalah hari ke 18 setelah hari pertama menstruasi.
Berhubungan seks di antara waktu tersebut (antara hari ke 7-18 setelah menstruasi)
merupakan kesempatan terbaik Anda untuk cepat hamil.
1. Ovulasi
Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada
satu sel telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk
menjadi matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel
stimulating hormone).
Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang
dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi
sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya.
Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal
inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.
Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju
rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak
ada sperma yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.
3. Meningkatnya hormon
Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang
menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang
bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga
siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim
dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh
kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai
mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.
Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan
menerobos masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan
mengalami perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.
Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya
mengandung kromosom Y, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya
berkromosomkan X, maka yang lahir nanti adalah bayi perempuan.
Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan
cepat sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring
berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur
mulai berimplantasi atau menanamkan diri ke dinding rahim.
Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya.
Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada
saat ini, lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal.
Penutup ini akan tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti.
Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang
menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
Perkembangan janin sejak fertilisasi sampai aterm melalui beberapa tahap. Zigot >>
blastomer >> morula >> blastula >> grastula >> embrioblast >> fetus.
Setelah fertilisasi dan terbentuk zigot, zigot masih berada di dalam ampula karena ada
kontriksi antara ampula dan kanal oviduk sisanya. Hal tersebut terjadi dalam tiga
hingga emapt hari pertama. Selama berada dalam ampula, zigot terus melakukan
pembelahan sel secara mitosis mebnetuk morula. Sementara itu peningkatan
progesteron yang dihasilkan korpus luteum menstimulasi pelepasan glikogen dari
endometrium ke lumen saluran reproduksi sebagrai sumber energi awal embrio.
Nutrisi yang terkandung dalam sitoplasma ovum hanya cukupuntuk sehari.
Konsentrasi nutrisi yang disekresikan lebih banyak di ampula daripada di lumen
uterina.
Setelah empat hari kadar progesteron telah cukup untuk merelaksasikan oviduk
sehingga morula bisa menuju uteri melalui gerakan peristaltik dan aktivitas silia.
Keterlambatan zigot untuk sampai pada uteri ini sangat penting agar lumen uteri
sudah mengakumulasikan nutrisi yang cukup untuk mendukung implantasi embrio.
Jika tiba terlalu awal, morula bisa mati.
Implantasi baru terjadi pada hari ke tujuh. Sebelum itu, zigot masih bebas dalam
rongga uteri selama tiga hingga empat hari sambil melanjutkan pembelahan. Apabila
endometrium sudah cocok untuk implantasi, morula telah turun ke uterus dan terus
berproliferasi serta berdiferensiasi menjadi blastokis yang dapat berimplantasi.
Blastokis merupakan bola berongga berlapis tunggal yang dikelilingi oleh 50 sel. Di
dalamnya terdapat massa padat sel bersama dalam satu sisi. Massa padat tersebut
merupakan inner cell mass yang aan berkembang menjadi fetus. Bagian lain berperan
dalam menyokong kehidupan embrio yang sedang berkembang di dalam uterus.
Lapisan terluar blastokis, tropoblas melakukan implantasi yang mana nanti akan
berkembang menjadi plasenta bagian fetus. Setelah siap berimplantasi permukaan
blastokis menjadi lengket. Sementara endometrium telah siap dan menjadi lebih
adesif dengan peningkatan cell adhesion molecules (CAMs).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.honestdocs.id/proses-pembuahan-fertilisasi-manusia-tahap-demi-tahap
https://bungamasamba.blogspot.com/2011/04/makalah-siklus-menstruasi.html
https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/menghitung-masa-subur-wanita/