1.Penggunaan obat dikatakan rasional bila; (1) pasien menerima obat yang sesuai
dengan kebutuhannya, (2) penggunaan obat dengan periode waktu yang adekuat, dan (3)
harga obat yang diberikan terjangkau (WHO, 1985). Penggunaan obat yang rasional
adalah penggunaan obat yang sesuai dengan kebutuhan klinis pasien dalam jumlah dan
untuk masa yang memadai, dan dengan biaya yang terendah (WHO, 2002).Menurut
Modul obat rasional yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan (2011) kriteria
penggunaan obat yang rasional antara lain: (1) tepat diagnosis (2) tepat indikasi
penyakit, (3) tepat memilih obat, (4) tepat dosis, (5) tepat penilaian kondisi pasien, (6)
waspada terhadap efek samping, (7) efektif, aman, mutu terjamin, harga terjangkau,
tersedia setiap saat, (8) tepat tindak lanjut, (9) tepat dispensing (penyerahan obat)
(KEMENKES, 2011).
2.
PENGERTIAN RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
Untuk menjamin tersedianya obat agar tidak tergantung kepada musim maka
tumbuhan obat diawetkan dengan pengeringan. Contoh tumbuhan yang
dikeringkan pada saat ituadalah getah Papaver somniferum (opium mentah) yang
sering dikaitkan dengan obat penyebab ketergantungan dan ketagihan. Dengan
mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai senyawa yaitu morfin,
kodein, narkotin (noskapin), papaverin dll. yang ternyata memiliki efek yang
berbeda satu sama lain walaupun dari sumber yang sama Dosis tumbuhan kering
dalam pengobatan ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal
tumbuhan, waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan. Maka untuk
menghindari variasi dosis, F.W.Sertuerner (1783- 1841) pada th 1804
mempelopori isolasi zat aktif dan memurnikannya dan secara terpisah dilakukan
sintesis secara kimia. Sejak itu berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis
penyakit.
LANJUTAN…
Akan tetapi, tidak semua obat “memulai” sejarahnya sebagai obat anti penyakit.
Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun sepertistrychnine & kurare
yang digunakan sebagai racun-panah oleh penduduk pedalaman Afrika. Contoh
yang paling up to date adalahnitrogen-mustard(awalnya digunakan sebagai gas
beracun saat perang dunia pertama) sebagai obat kanker. Jenis obat nabati ini
biasanya digunakan dengan jalan direbus. Efek yang dihasilkan pun berbeda-
beda, tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Nah, kondisi seperti
inilah yang melatarbelakangi para ahli kimia untuk mengisolasi zat-zat aktif yang
terdapat dalam tumbuhan berkhasiat obat. Sudah banyak zat-zat kimia yang
berhasil diisolasi, seperti efedrin (dari tanaman Ma Huang – Ephedra vulgaris),
digoksin (digitalis lanata), genistein(dari kacang kedelai) dan lainnya.
LANJUTAN…
Baru sekitar pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintetis mulai
“menampakkan diri”.Aspirin salah satu indikator kemajuan obat kimia sintetis
saat itu. Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan dan penggunaan
kemoterapeutika sulfanilamid yang disusulpenisilin pada tahun 1940. Seperti
diketahui bersama, secara tradisional, sebenarnya luka bernanah dapat
disembuhkan dengan menutupinya dengan kapangkapang dari jenis tertentu,
tetapi baru sekitar tahun 1928 khasiat ini baru diselidiki secara ilmiah oleh Dr.
Alexander Fleming. Dari hasil penelitian Dr. Alexander Fleming,
ditemukanlahpenisilin. Sejak saat itu, beribu-ribu zat sintetis diketemukan
(diperkirakan sekitar 500 zat per tahun -nya). Hal ini membuat perkembangan di
bidang Farmakoterapi meningkat pesat.
LANJUTAN…
Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber
yaitu dari tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah jantung), jaringan hewan
(heparin untuk mencegah pembekuan darah), kultur mikroba (penisilin G sebagai
antibiotik pertama), urin manusia (choriogonadotropin) dan dengan teknik
bioteknologi dihasilkan human insulin untuk menangani penyakit diabetes. Dengan
mempelajari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka pencarian zat baru lebih
terarah dan memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal dan farmakologi molekular.
Setelah diperoleh bahan calon obat, maka selanjutnya calon obat tersebut akan melalui
serangkaian uji yang memakan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit
sebelum diresmikan sebagai obat oleh Badan pemberi izin. Biaya yang diperlukan dari
mulai isolasi atau sintesis senyawa kimia sampai diperoleh obat baru lebih kurang US$
500 juta per obat. Uji yang harus ditempuh oleh calon obat adalah uji praklinik dan uji
klinik.
SEJARAH PENGGUNAAN OBAT GENERIK