Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH FARMAKOGNOSI

DAN
SIMPLISIA
DOSEN PENGAMPU : APT. ARIED ERIADI, M.FARM
OLEH :
TRI ZAENA NATA SARI 22011251
ZAKIA OKTAROJIAH 22011195
NENTA FAUZANA 22011204
PUTRI MARIANI 22011200
FARMAKOGNOSI
◦ Menurut Sastroamidjojo (2004), farmakognosi adalah ilmu
yang mempelajari obat-obatan dari bahan-bahan alamiah yang
berasal dari tanaman, hewan, dan mineral.

◦ Sedangkan menurut Bruneton (1999), farmakognosi merupakan


ilmu yang mempelajari bahan alamiah yang dapat digunakan
sebagai bahan obat dan melibatkan identifikasi, karakterisasi, dan
uji aktivitas senyawa-senyawa aktif dalam bahan tersebut.
Tokoh – Tokoh Penting Dalam Sejarah
Farmakognosi

Pedanius Dioscorides (40-90 M)


Pedanius Dioscorides merupakan seorang dokter
Yunani yang terkenal dalam bidang farmakognosi. Ia
menulis sebuah buku yang berjudul "De Materia
Medica" yang berisi informasi tentang lebih dari 500
jenis tumbuhan obat dan bahan lainnya yang
digunakan dalam pengobatan pada saat itu.
Theophrastus (372-287 SM)
Theophrastus adalah seorang filsuf dan naturalis
Yunani yang juga dikenal sebagai Bapak Botani. Ia
menulis sebuah buku yang berjudul "Historia
Plantarum" yang berisi informasi tentang lebih dari
500 jenis tanaman dan bahan alam lainnya yang
memiliki khasiat medis dan kosmetik.
Ibnu Sina (980-1037 M)
Ibnu Sina atau yang juga dikenal sebagai
Avicenna adalah seorang dokter dan filsuf asal
Persia. Ia menulis sebuah ensiklopedia medis
yang sangat terkenal yang disebut "The Canon
of Medicine".
Perkembangan Farmakognosi di Indonesia

◦Farmakognosi di Indonesia telah berkembang


sejak masa penjajahan Belanda. Belanda
membutuhkan tanaman obat-obatan dari
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan obat-
obatan di negara mereka. Hal ini mendorong
terbentuknya laboratorium farmakognosi pertama
di Indonesia pada tahun 1912 di Kebun Raya
Bogor.
◦Pada masa penjajahan Jepang, penelitian
farmakognosi di Indonesia sempat
stagnan. Namun, setelah kemerdekaan
Indonesia, bidang farmakognosi mulai
berkembang lagi. Pada tahun 1952,
didirikanlah Fakultas Farmasi di
Universitas Indonesia yang membuka
jurusan farmakognosi
Simplisia

◦Menurut buku "Farmakognosi: Pengetahuan


Bahan Alam untuk Ilmu Kedokteran dan
Farmasi" oleh Dr. Tjokorda Gde Tirta Nindhia,
simplisia merupakan bagian-bagian tanaman
yang telah diolah secara mekanis atau
dibersihkan dari kotoran dan bahan lainnya,
kemudian dikeringkan atau diawetkan
Perkembangan Penggunaan Simplisia dalam
Farmakologi Modern

◦ Simplisia atau bahan obat alamiah telah digunakan dalam


pengobatan sejak zaman dahulu. Namun, dengan berkembangnya
teknologi dan ilmu pengetahuan, farmakologi modern mulai beralih
ke obat-obatan sintetis.
◦ Namun, belakangan ini, minat terhadap penggunaan simplisia
sebagai bahan obat semakin meningkat kembali. Hal ini terkait
dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan
penggunaan bahan alamiah yang lebih aman dan berpotensi
menimbulkan efek samping yang lebih rendah dibandingkan
dengan obat sintetis.
Bahan Obat

◦Sumber bahan obat dapat dikenali dan


diperoleh melalui pengetahuan farmakognosi
melalui beberapa metode, seperti pengamatan
organoleptik, mikroskopis, kimia, dan biologi.
◦Pengamatan organoleptik melibatkan
pengamatan karakteristik fisik dan
organoleptik dari bahan alamiah, seperti
warna, rasa, aroma, dan tekstur, yang dapat
membantu dalam mengidentifikasi sumber
bahan obat yang potensial
◦Metode mikroskopis melibatkan
pengamatan struktur sel dan jaringan
dari bahan alamiah, seperti daun atau
akar tanaman, yang dapat membantu
dalam mengidentifikasi spesies atau
varietas tanaman yang tepat.
◦Metode kimia melibatkan analisis
senyawa kimia dari bahan alamiah,
seperti alkaloid atau flavonoid, yang
dapat membantu dalam mengidentifikasi
sifat-sifat farmakologis dan aktivitas
biologis dari bahan tersebut
◦Metode biologi melibatkan pengujian
aktivitas biologis dari bahan alamiah,
seperti kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker atau bakteri,
yang dapat membantu dalam
mengidentifikasi bahan obat yang
potensial.
◦Pemilihan bahan obat yang tepat sangat
penting dalam produksi obat-obatan
karena dapat mempengaruhi kualitas,
keamanan, dan efektivitas obat. Berikut
adalah beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan bahan
obat yang tepat:
Asal Dan Kualitas Bahan Obat, Bahan
obat harus dipilih dari sumber yang
terpercaya dan memiliki kualitas yang baik
untuk memastikan keaslian dan keamanan
bahan tersebut. Pemilihan bahan obat yang
berkualitas rendah dapat menyebabkan
kerugian ekonomi dan juga dapat
membahayakan kesehatan pasien.
Kandungan Zat Aktif, Kandungan zat
aktif dalam bahan obat harus dipastikan
cukup dan konsisten untuk memastikan
efektivitas dan dosis obat yang tepat.
Metode Ekstraksi Dan Pengolahan,
Metode ekstraksi dan pengolahan bahan
obat harus memenuhi standar kualitas
dan efisiensi tertentu untuk memastikan
keberhasilan dan keamanan proses
produksi obat.
Penyimpanan Dan Pengiriman, Bahan
obat harus disimpan dan dikirim dengan
benar untuk memastikan keberlanjutan
kualitas dan keamanan bahan tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan yang telah disajikan, dapat
disimpulkan bahwa farmakognosi adalah ilmu yang
mempelajari tentang sumber daya hayati yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat-obatan, baik dari segi sejarah,
karakteristik, maupun pengembangannya dalam bidang
farmakologi modern
Selain itu, pengembangan penggunaan simplisia juga
menjadi fokus penelitian dalam bidang farmakognosi dan
farmakologi modern dengan melakukan identifikasi
kandungan aktif dalam simplisia dan pengembangan metode
ekstraksi yang lebih efektif dan efisien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai