Anda di halaman 1dari 1

Seiring berlakunya pasar bebas atau globalisasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), arus barang termasuk

produk pertanian seperti bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah
Indonesia. Hal itu bisa menjadi ancaman bagi petani lokal dan berpotensi menimbulkan ketergantungan
terhadap produk asing. Dalam menghadapai potensi ancaman tersebut perlu upaya yang nyata dalam
meningkatkan jumlah produksi sehingga tercapai kecukupan pangan nasional dan meningkatkan kualitas
sehingga produk pertanian memiliki daya saing kompetitif.

Masuknya produk pertanian dari berbagai negara ke Indonesia disebabkan oleh keunggulan produk
pertanian luar tersebut yang belum dimiliki Indonesia. Jika produk pertanian yang dihasilkan oleh
produsen dalam negeri tidak mempunyai keunggulan spesifik, maka akan kalah bersaing jika
berhadapan dengan produk pertanian dari berbagai negara.

Dalam hal ini bukan hanya dunia internasional yang perlu menjadi sasaran produk lokal pertanian
melainkan masyarakat Indonesia sendiri perlu menyadari dan percaya bahwa hasil produk pertanian
Indonesia itu berkualitas baik. Karena pada kenyataannya masih banyak masyarakat terutama kelas
menengah atas yang lebih memilih produk pertanian impor daripada produk lokal meskipun harga
produk impor lebih mahal. Tujuan mereka memilih produk impor disamping membandingkan kualitas
juga karena sebuah gengsi. Realita seperti itu menunjukkan bahwa masih banyak pula masyarakat
sendiri yang menganggap produk pertanian luar lebih baik dari produk petani lokal.

Oleh karena itu untuk mengoptimalkan pasar dalam negeri dan memperkuat daya saing produk
pertanian Indonesia perlu jaminan terhadap produk tersebut bahwa produk petani lokal memiliki
kualitas yang tidak kalah baik dengan produk luar. Hal ini dapat dilakukan oleh tenaga jaminan mutu
pangan Indonesia untuk mengelola dan mengawasi pengelolaan produk pertanian dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai