Anda di halaman 1dari 8

PEWARISAN SIFAT

Apa Itu Pewarisan Sifat?

Sifat yang tampak merupakan sifat fisik yang bisa diamati langsung, contohnya warna kulit, warna
mata, bentuk wajah, rambut, dan sebagainya. Sedangkan sifat yang tak tampak itu sifat yang tidak
bisa diamati langsung, contohnya golongan darah.

Proses penurunan atau pewarisan sifat dari induk ke keturunannya ini disebut
sebagai hereditas atau pewarisan sifat, ya. Nah, hereditas ini merupakan salah satu cakupan dari
bidang ilmu genetika.

Jadi, setiap makhluk hidup termasuk kamu, itu berasal dari zigot. Zigot ini terbentuk ketika ada
peleburan antara sel sperma dari ayah kamu, dan sel telur dari ibu kamu.

di dalam sel telur dan sel sperma tersebut, terdapat inti sel atau nukleus yang mengandung
kromosom, berupa struktur, seperti kumpulan benang-benang halus yang tersusun atas banyak
gen. Gen sendiri merupakan substansi kimia yang berperan sebagai faktor pembawa sifat. Karena
itu, gen dan kromosom itu berperan penting untuk mengendalikan pewarisan sifat.

Karena sel telur dan sel sperma masing-masing membawa gen atau kromosom sendiri-sendiri, maka
ketika sel telur dan sel sperma orang tua kamu melebur, zigot yang terbentuk akan mengandung
gabungan gen-gen dan kromosom dari ayah maupun ibu kamu. Inilah bagaimana sifat kedua orang
tua kamu bisa diwariskan ke kamu.
Peran Kromosom dalam Pewarisan Sifat
Seperti yang udah dijelaskan sebelumnya ya, kromosom itu merupakan struktur berbentuk seperti
kumpulan benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari induk
kepada keturunannya. Sel tubuh kita punya 23 pasang atau 46 buah kromosom.

Nah, dari 23 pasang atau 46 kromosom yang ada di sel tubuh kita itu, bisa dibedakan menjadi
kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).

46 kromosom

44 kromosom tubuh (autosom) dan XY(kelamin cowok)/XX (kelamin cewek) kromosom kelamin
(gonosom)

44 A + XX/XY

22 AA + XX/XY

Setiap sel di tubuh kita akan memiliki kromosom yang berpasangan, disebut sebagai
pasangan kromosom homolog, sehingga sel tubuh kita bersifat diploid (2n). Tapi, untuk sel kelamin
atau gamet, kromosomnya nggak berpasangan, sehingga bersifat haploid (n).

44 A + XY atau 22 A +XY
a. Kromosom Tubuh
Kromosom tubuh (autosom) itu berfungsi untuk mengontrol sifat-sifat tubuh suatu organisme,
tapi tidak ikut menentukan jenis kelamin. Kromosom tubuh dilambangkan dengan simbol A yang
berasal dari kata autosom. Jumlahnya ada 22 pasang atau 44 buah, sehingga sering dituliskan sebagai
22AA atau 44A.
b. Kromosom Kelamin
Kromosom kelamin (gonosom) berfungsi untuk menentukan jenis kelamin suatu organisme dan
beberapa sifat tertentu. Gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah. Kalau pada laki-laki,
gonosomnya terdiri dari kromosom X dan Y ya, sehingga sering dituliskan sebagai XY.

Sementara pada perempuan, gonosomnya terdiri dari sepasang kromosom X, sehingga ditulis sebagai
XX. Nah, gonosom ini juga ada di sel tubuh kita, bukan hanya di sel kelamin atau gamet saja.

Makanya secara lengkap rumus kromosom sel-sel tubuh kita itu pasti mengandung autosom dan
gonosom. Detailnya bisa dilihat di tabel berikut ini.
444

Peran Gen dalam Pewarisan Sifat


Gen merupakan substansi kimia yang mengontrol pewarisan sifat. Jumlah gen yang ada di tubuh
kita bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu, loh. Masing-masingnya akan mengkode sifat yang
berbeda dan juga memiliki rumah sendiri-sendiri di kromosom. Nah, rumah gen ini disebut sebagai lo
kus.

Setiap gen yang mengkode karakter tertentu sebenarnya masih punya beberapa variasi yang disebut
sebagai alel. Misalnya, gen pengkode warna bunga, akan memiliki dua macam alel atau dua macam
variasi, yaitu:

1. 1. Alel yang mengkode warna bunga merah, dan


2. 2. Alel yang mengkode warna bunga putih.
Nah, tiap pasangan alel ini akan terletak pada lokus pasangan kromosom homolog yang bersesuaian,
ya. Lalu, tiap pasagan alel ini juga akan membentuk kombinasi genetik atau genotipe. Bersama
dengan faktor lingkungan, genotipe kemudian akan memunculkan fenotipe atau sifat yang tampak.

Pada umumnya, suatu gen dapat disimbolkan dengan huruf. Tepatnya, huruf kapital digunakan untuk
menyimbolkan alel atau variasi gen yang bersifat dominan, misalnya M (merah), sedangkan huruf
kecil menyatakan alel resesif, misalnya m (putih).

Karena suatu individu itu memiliki sepasang alel, maka jika suatu gen punya dua macam alel, genotipe
yang bisa terbentuk jadi ada 3 macam, yaitu MM, Mm dan mm. Tepatnya begini:

1. 1. Jika alel M berpasangan alel M juga, maka akan membentuk genotipe MM atau
disebut homozigot dominan. Fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah warna merah,
karena alel yang dimiliki sama-sama dominan.
2. 2. Kemudian, jika alel M berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe Mm atau
heterozigot. Nah, fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah merah juga, karena alel M
bersifat dominan terhadap alel m.
3. 3. Terakhir, jika alel m berpasangan dengan alel m, akan membentuk genotipe mm atau
homozigot resesif. Nah, fenotipe yang muncul dari genotipe ini adalah warna putih karena
alel yang dimiliki sama-sama resesif.

Bapak Genetika Modern Gregor Johann Mendel. Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat dari ind
uk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu. Penemuan itulah yang sampai sekarang kita s
ebut dengan nama Hukum Mendel. Hukum Mendel ini dibagi menjadi dua nih, yang pertama adalah H
ukum I Mendel dan yang kedua adalah Hukum II Mendel.

Bunyi Hukum Mendel

Gimana sih bunyi Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel? Simak berikut ini yuk!

Hukum I Mendel: “Setiap alel dari gen yang sama akan berpisah atau bersegregasi secara bebas pada
saat pembentukan gamet.”

Hukum II Mendel: “Setiap alel dari gen yang berbeda akan bergabung atau berasortasi secara acak pa
da saat pembentukan gamet.”
Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi bebas. Kenapa? Karena pada hukum ini, al
el-alel di dalam gen yang sama mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas saat pembentukan ga
met. Alel itu sendiri adalah variasi atau bentuk alternatif dari suatu gen yang terletak di lokus yang sa
ma pada kromosom homolog.

Di sisi lain, Hukum II Mendel disebut juga dengan hukum asortasi bebas karena alel-alel dari gen
yang berbeda akan mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas saat pembentukan gamet. So, ja
ngan sampai tertukar ya. Nah, Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel ini diterapkan pada proses persi
langan yang akan kita bahas pada artikel kali ini.

Istilah-Istilah dalam Persilangan

Sebelum kita masuk ke inti dari pembahasan kita, ada istilah-istilah dalam persilangan yang perlu ka
mu ketahui dulu nih. Supaya kamu nggak bingung, ayo kita kenali istilah-istilah tersebut. Apa saja ya?
Ini dia!
Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persila
ngan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bent
uk buah (bulat, lonjong, dsb).

Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet , alel-
alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel gamet. Sec
ara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua alel tersebut tidak dipengaruhi atau mempenga
ruhi pasangan alel yang lainnya.

Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi
yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).

1. Kasus dominansi penuh

Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat alel yang satu dapat menutupi si
fat alel yang lainnya. Akibatnya, sifat alel yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat alel yang lemah. Da
lam hal ini, alel yang memiliki sifat yang menutupi disebut alel dominan dan alel yang memiliki sifa
t yang ditutupi disebut alel resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini, ya.

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan alel M bersifa
t dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

M m
M MM Mm
m Mm mm
Perbandingan
Genotif --> MM : Mm : Mm : mm
1:2:1
Fenotif : merah : merah : merah : putih
3:1

Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotipe dan genotipenya. Perlu
diingat kalau fenotipe adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau perban
dingan fenotipenya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan genotip
enya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.

2. Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)

Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari salah satu alel tidak dapat menutupi s
ifat alel lain secara penuh. Akibatnya, individu heterozigot memiliki fenotipe intermediet (di antara)
sifat kedua induknya.

Perhatikan contoh di bawah ini.

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M bersifat do
minansi tidak sempurna terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

Penyelesaian:

Anda mungkin juga menyukai