Anda di halaman 1dari 61

Barbara Azalya Sarifudin, S.Farm.

,
M.Farm., Apt

Genetika:
Ilmu yang mempelajari mengenai penyebaran,
ekspresi dan evolusi gen, molekul yang
mengontrol fungsi, perkembangan dan rupa
individu Mendelism: the basic principles of
inheritance

1.

2.

3.

4.

Faktor keturunan (gen) berupa materi (unit) selalu


berpasangan pada individu diploid.
Pada gametogenesis kedua faktor (gen) akan berpisah atau
bersegregasi sehingga setiap gamet hanya memiliki salah
satu dari pasangan gen tsb. Hukum Mendel I atau Hukum
Segregasi
Faktor keturunan (gen), ada yang bersifat dominan dan
ada yang bersifat resesif.
Jika ada dua atau lebih faktor keturunan yang
diperiksa,
maka pada gametogenesis terjadi pilihan bebas atau
independent
assortment,
sehingga
berbagai
macam
kombinasi mungkin terjadi dalam jumlah yang sama.
Hukum Mendel II atau Hukum Independent Assortment.

Sel memiliki nukleus, pada inti sel terdapat jalinan seperti


benang halus yang disebut kromosom. Kromosom inilah
yang merupakan pembawa sifat keturunan.
Di sepanjang kromosom terdapat gen yang merupakan
penentu sifat keturunan suatu makhluk hidup. Jadi baik
kromosom maupun gen sama pentingnya dalam penurunan
sifat.

Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi


dua tipe, yaitu:
1.Kromosom Tubuh (Autosom) kromosom yang
menentukan ciri-ciri tubuh = kromosom non seks
2.Kromosom Kelamin (Gonosom) kromosom yang
menentukan jenis kelamin pada individu ( laki2 atau
perempuan , jantan atau betina).

Jumlah dan bentuk kromosom pada setiap sel tubuh


spesies makhluk hidup adalah tertentu.
Misalnya pada manusia pada setiap sel tubuhnya
terdapat 46 buah kromosom atau 23 pasang
kromosom.
46 kromosom tersebut berasal dari ayah 23 buah
dan berasal dari ibu 23 buah. Jadi walaupun seorang
anak mirip ayahnya tetap saja setengah dari jumlah
kromosom tubuhnya berasal dari ayah
dan
setengah dari ibu

Most human cells


contain 46
chromosomes ( 23
pairs)

2 sex chromosomes
(X,Y):
XY in males.
XX in females.
22 pairs of
chromosomes named
autosomes.

Genotipe susunan gen yang menentukan sifat dasar


suatu makhluk hidup dan bersifat tetap.
Dalam genetika ditulis dengan menggunakan simbol
huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh
individu.
Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh suatu individu
dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alel.
Sehingga dalam genetika simbol genotip ditulis dengan 2
huruf.
Jika sifat tersebut dominan menggunakan huruf
kapital dan jika sifatnya resesif huruf kecil.
Genotip yang memiliki pasangan alel sama, misalnya BB
atau bb, merupakan pasangan alel yang homozigot.
Individu dengan genotip BB disebut homozigot dominan,
sedangkan individu dengan genotip bb disebut homozigot
resesif .Untuk genotipe yang memiliki pasangan alel
berbeda misal Bb, merupakan pasangan alel yang
heterozigot.

Fenotip sifat yang tampak pada suatu


individu dan dapat diamati dengan panca
indra, misalnya warna bunga merah,
rambut keriting, tubuh besar, buah rasa
manis, dan sebagainya.

Fenotip merupakan perpaduan dari genotip


dan faktor lingkungan. Sehingga suatu
individu dengan fenotipe sama belum tentu
mempunyai genotip sama.

Dominan Gen dikatakan dominan apabila gen


tersebut
bersama
dengan
gen
lain
(gen
pasangannya), akan menutup peran/sifat gen
pasangannya tersebut. Dalam persilangan gen,
dominan ditulis dengan huruf besar.

Resesif Gen dikatakan resesif apabila


berpasangan dengan gen lain yang dominan ia akan
tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia
bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan
muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan
huruf kecil.

Intermediet Sifat suatu individu yang


merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal
ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang
muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga
warna merah disilangkan dengan bunga warna
putih, menghasilkan keturunan berwarna merah

Hibrid Hasil perkawinan antara dua


individu yang memiliki sifat beda. Bila individu
tersebut memiliki satu sifat beda disebut
monohibrid, dua sifat beda disebut dihibrid,
tiga sifat beda trihibrid, dan sebagainya.
Homozigot Pasangan gen yang sama.
Homozigot dibedakan menjadi dua, yaitu
homozigot dominan (Misal AA) dan homozigot
resesif (Misal aa).
Heterozigot Pasangan gen yang berlainan.
Contoh Aa dan Mm.
Alel Gen yang merupakan pasangan dari
bentuk alternatif terhadap sesamanya dan
terletak pada lokus yang bersesuaian pada
kromosom homolog. Contoh : Bb, B adalah alel
dari b, dan b adalah alel dari B.

Kromosom kelamin adalah X dan Y


Pada manusia 46, XX atau 46,XY
Jenis kelamin dipengaruhi oleh:

Lingkungan
Genetik

Perbandingan seks pada manusia


dipengaruhi:

Migrasi
Kecepatan sperma
Diameter sperma
Kelompok umur

Sistem A B O
Penemu Dr Karl Landsteiner pada tahun
1901
Penentuannya dengan reaksi antigenantibodi
Ada 2 jenis antigen yaitu Antigen A dan
antigen B
Antibodi ada 2 jenis yaitu anti-A & anti-B
Secara biokimia antigen tersusun dari
mukopolisakarida (protein sama dan gula
yang berbeda)

Golongan
darah
(fenotip)
A
B
AB
O

Antigen dalam
eritrosit

Antibodi dalam
serum

A
B
A dan B
-

Anti- B
Anti-A
Anti A dan Anti
B

Secara genetika golongan darah


diturunkan oleh alel ganda (alel = I)

Interaksi antara alel I A, I B, dan I


menyebabkan terjadinya 4 fenotif
golongan darah yaitu;
Gol darah

Antigen

Alel
kromosom

Genotip

IA

IA IA. IAi

IB

IBIB, IBi

AB

A dan B

IA dan IB

IAIB

ii

Terdapat 6 pola kelainan genetik


Autosomal recessive
Autosomal dominant
X-linked recessive
X-linked dominant

Codominant
Mitochondrial

Penyakit genetik yg
diwariskan ke anak mll
kromosom ke 2 ortu.
Pd individu yg menerima 2
copi gen autosom
Jk ke 2 ortu carrier 50
% anak mrk akan mjd
carrier, 25% akan mjd sakit
dan 25% tdk carrie dan
tidak sakit.
Jk salah 1 ortu carrier
50% anak mrk akan mjd
carrier dan 50% tidak
sakit.
Ex: cystic fibrosis, anemia
sel sabit, Fenilketonuiria,
dsb

Gen abN dari salah satu


ortu dpt sebabkan sakit.
Affected males and
females appear in each
generation of the
pedigree.
Affected mothers and
fathers transmit the
phenotype to both sons
and daughters.
Ex : Huntington disease,
neurofibromatosis, PCD.

Modus warisan dmn mutasi pada gen kromososm X menyebabkan fenotip


yg disalurkan kpd laki2 (punya 1 kr X) dan pd wanita yg homozygot utk
mutasi gen. Warisan X-linked berarti bahwa gen yg menyebabkan sifat
atau gangguan terletak pd kr X.
Many more males than females show the disorder. All the daughters of
an affected male are carriers. None of the sons of an affected male
show the disorder or are carriers. e.g., hemophilia

Modus warisan genetika dmn gen dominan dlkkn pd kromosom X.


Pewarisan dominan tjd ketika gen abnormal dari salah satu orang tua mampu
menyebabkan penyakit meskipun gen dari yg lain normal.
Gen abN mendominasi pasangan gen.
Affected males pass the disorder to all daughters but to none of their sons.
Affected heterozygous females married to unaffected males pass the condition
to half their sons and daughters, e.g. fragile X syndrome

dr. Amiroh Kurniati, MKes,


SpPK

Lingkungan mengandung
mikroba infeksius : virus, bakteri,
protozoa, dsb
penyakit
kematian
Individu normal
sistem
penolakan untuk melimitasi
kerusakan dan memusnahkan
mikroba :
- Exterior defences : kulit,
mukosa, cairan biologik
- Interior defences : respon imun

Fungsi:

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab


penyakit;
menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam
tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau
rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal
Sasaran utama: bakteri patogen & virus
Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel
plasma, makrofag, & sel mast)

Kulit & membran mukosa yang utuh


Kelenjar keringat, sebum, & airmata
mensekresi zat kimia & bersifat bakterisid
Mukus, silia, sel keratin & lysozim di lapisan epitel
Rambut pd lubang hidung
Flora normal

Pertahanan lapis
pertama:
Pertahanan fisik
(physical barrier)
Ada 2 sistem kekebalan
tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune
system)
2. Sistem kekebalan
spesifik
(dipelajari/adaptif)

25

Tahap:

Deteksi & mengenali benda asing

Komunikasi dg sel lain untuk berespons

Rekruitmen bantuan & koordinasi respons

Destruksi atau supresi penginvasi


antibodi & sitokin

26

1.

Respons imun alami nonspesifik


- ada sejak lahir
- tdk memiliki target ttt
- Pertahanan dasar yang akan menangkal
mikroba secara fagositosis dengan sistem
pengenalannya yang non spesifik
- Yang berperan sel-sel fagositik
- terjadi dlm bbrp menit jam
Reaksi inflamasi

2. Respons imun didapat spesifik


- spesifik untuk jenis ttt
- respons thd paparan I tjd dlm
bbrp hari, paparan berikutnya lebih
cepat
- Pertahanan yang sistem
pengenalan mikroba sangat
spesifik, baik terhadap mikroba yg
sudah didalam sel inang maupun
yg masih didalam cairan jaringan
atau darah
- Yang berperan limfosit

29

Dapat mendeteksi adanya benda asing &


melindungi tubuh dari kerusakan yang
diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali benda
asing yang masuk ke dalam tubuh.
Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen

Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan


Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg
sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas,
atau trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag

31

Sel yang terinfeksi virus akan


mengeluarkan interferon
Interferon mengganggu replikasi
virus (antivirus); interfere
Interferon juga memperlambat
pembelahan & pertumbuhan sel
tumor dgn meningkatkan potensi
sel NK & sel T sitotoksik
(antikanker)
Peran interferon yg lain:
meningkatkan aktivitas fagositosis
makrofag & merangsang produksi
antibodi

Merusak sel yg terinfeksi virus &


sel kanker dengan melisiskan
membran sel pd paparan I
Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp
lebih cepat, non-spesifik, &
bekerja sebelum sel T sitotoksik
mnjd lebih banyak & berfungsi

Sistem ini diaktifkan oleh:


(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd
permukaan mikroorganisme yg tdk ada pd sel
manusia
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik
untuk zat asing tertentu oleh sistem imun adaptif
Bekerja sbg komplemen dari kerja antibodi

Efek sistem komplemen :

1. Khemotaksis migrasi fagosit


2. Opsonisasi dari mikroba
fagositosis
3. Lisis bakteri gram negatif dan
virus yang mempunyai envelope
4. Meningkatkan permeabilitas
kapiler
5. Memicu mediator inflamasi dari
mast cell

Atau sistem kekebalan adaptif dapat


menghancurkan patogen yang lolos dari
sistem kekebalan non-spesifik.
Mencakup:
(1) kekebalan humoral produksi antibodi
oleh limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular produksi limfosit T
yg teraktivasi
Harus dapat membedakan sel asing yg
harus dirusak dari sel-diri antigen
(molekul besar, kompleks, & unik yg
memicu respons imun spesifik jika masuk
ke dalam tubuh)

Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi


sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab).
Ab disekresi ke darah atau limf lokasi sel
plasma yg teraktivasi; semua Ab akan mencapai
darah gamma globulin = imunoglobulin (Ig)

Ada 5 kelas:
1.
Ig M berperan sbg reseptor permukaan sel B
& disekresi pd tahap awal respons sel plasma
2.
Ig G Ig terbanyak di darah, diproduksi jika
tubuh berespons thd antigen yg sama
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri &
virus serta aktivasi komplemen
3.
Ig E melindungi tubuh dr infeksi parasit &
mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan
histamin dari basofil & sel mast
4.
Ig A ditemukan pd sekresi sistem
perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth:
pd airmata & ASI)
5.
Ig D terdapat pada banyak permukaan sel B;
mengenali antigen pd sel B

Limfosit T spesifik untuk kekebalan


terhadap infeksi virus & pengaturan pd
mekanisme kekebalan.
Sel-sel T harus kontak langsung dg
sasaran
Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik,
sel T penolong, & sel T penekan
Major histocompatibility complex
(MHC): kode human leucocyteassociated antigen (HLA) yg terikat pd
permukaan membran sel; khas pd
setiap individu
Surveilens imun: kerjasama sel T
sitotoksik, sel NK, makrofag, &
interferon

IMUNOPATOLOGI
= Gangguan pada Sistem Immun

Bila respon imun berjalan baik :


tidak bermasalah
Kegagalan/penyimpangan dari
respon imun :
1.
Reaksi yang tidak tepat
terhadap self antigen
autoimunitas
2.
Reaksi yang tidak efektif
imunodefisiensi
3.
Reaksi yang berlebihan
hipersensitivitas

Penyakit autoimun kerusakan jaringan


atau gangguan fungsi fisologik akibat
respons autoimun. Perbedaan ini menjadi
penting karena respons autoimun dapat
terjadi tanpa penyakit atau pada penyakit
yang disebabkan oleh mekanisme lain
(seperti infeksi).
Istilah penyakit autoimun yang berkonotasi
patologik ditujukan untuk keadaan yang
berhubungan erat dengan pembentukan
autoantibodi atau respons imun selular yang
terbentuk setelah timbulnya penyakit.

Tiga gen utama yang diduga dalam penyakit


autoimun :
1. Imunoglobulin
2. T-sel reseptor
3. Kompleks histokompatibilitas utama (MHC).

YY

Hipersensitivitas suatu reaksi


yang tidak diharapkan dari respon
imun tubuh.

Coombs dan Gell membagi menjadi


4 tipe (mekanisme dan waktu):

Rx.
Rx.
Rx.
Rx.

Hipersensitivitas
Hipersensitivitas
Hipersensitivitas
Hipersensitivitas

tipe
tipe
tipe
tipe

I
II
III
IV

Reaksi Hipersensitivitas tipe cepat atau anafilaktik


Diperantarai oleh IgE
Alergen produksi IgE berikatan spesifik dengan
reseptor di permukaan sel mast dan basofil
tersensitisasi
Kontak berikutnya sederetan reaksi biokimia
degranulasi dan pelepasan mediator2 (histamin, leukotrien
dan sitokin) reaksi alergi
15-30 menit setelah terpapar antigen, kadang terlambat
(10-12 jam)
Dapat melibatkan kulit (urtikaria dan eksema), mata
(konjungtivitis), nasofaring (rinitis), jaringan
bronkopulmoner (asma), dan GI tract (gastroenteritis)

Contoh: urtikaria akibat makanan, dermatitis atopik, rhinitis


alergika, konjungtivitis, asma, dll
Tes Diagnostik
Skin test (prick dan intradermal)
Kadar total IgE dan IgE spesifik terhadap alergen yang
dicurigai (ELISA) IgE tinggi pada kondisi atopik
Terapi:
Antihistamin, adrenalin, bronkodilator, kortikosteroid,
menghindari paparan alergen dan immunoterapi

CAUSES
Antigen
Ingestants
Food
Drugs
Pollens
Dusts
Molds
Injectants
Drugs
Stings
Vaccines
Serum

MECHANISM

Allergen
interacts
with
IgE on mast cell

PATHOPHYSIOLOGY

Release of
chemical
mediators :
Histamine
SRS-A
Kinins
Prostaglandins

Capillary dilation

Increased
Capillary
permebiality

Increased
Blood
Volume
Exudation of
Cell, fluid protein
Pressure of
exudate
Nerve
irritation

Constriction
of smooth
muscle

48

MANIFESTATIONS
Respiratory
tract
Respiratory
tract
1.1. Upper
headache
Uppersinus
sinus
headache
itching
itchingofofeyes
eyes
tearing,
tearing,sneezing,
sneezing,
watery nasal discharge,
watery nasal discharge,
itching of nose,
itching
of nose,
throat
irritation
throatwheezing,
irritation dyspnea,
2. Lungs
2. dry
Lungs
wheezing,
cough,
tightness dyspnea,
in chest

dry cough, tightness in chest

Gastrointestinal
Glossitis, cardiospasm
Nausea, vomitting
Irritable bowel
Diarrhea, pruritus ani
Skin
Urticaria, pruritus,
Angioedema, weeping erthematosus vesico-papular lessions

CLINICAL EXAMPLES

Allergic rhinitis

Conjunctivitis

Asthma

Food allergies

Atopic dermatitis
Urticaria

49

Reaksi hipersensitivitas sitotoksik


Waktu reaksi : menit - jam
Contoh: reaksi transfusi, drug-induced hemolytic
anemia, granulositopenia, dan trombositopenia
Diperantarai IgM atau IgG dan komplemen
Fagosit dan sel K punya peran
Interaksi antigen-antibodi pd permukaan sel, IgM atau
IgG dgn antigen yang juga merupakan bagian integral
membran sel atau telah terserap atau menyatu
menjadi membran.
Mengaktifkan sistem komplemen dan sel yang terlibat
dihancurkan.
Terapi: anti-inflamasi dan agen immunosupresif

CAUSES
Antigen
Transfusion
reaction
Erythroblastosis
fetalis
Drugs
Autoantibodies
Unknown

PATHOPHYSIOLOGY

MECHANISM

Antigen
interacts
with body
cell i.e :
Erythrocyte
Leucocyte
Platelet
Vascular
endothelium

Reaction of IgG or
IgM antobody with
antigen on cell
Activates
complement

Erytrhrocyte
hemolysis

Agranulocytosis

Thrombocytopenia
Vasculitis

CLINICAL
EXAMPLES
Hemolytic
anemia

Susceptability
to infections
Purpura
Vesicular
purpura

51

Reaksi hipersensitivitas kompleks imun / reaksi Arthus


3-10 jam setelah terpapar antigen
Diperantarai kompleks imun (antigen-antibodi)
Antigen eksogen (bakteri, virus, atau parasit)/endogen
(SLE)
Contoh: serum sickness,SLE,rx Arthus,lupus
nephritis,RA,dll
Terbentuk kompleks antigen-antibodi (toksik terhadap
jaringan di tempat mereka diendapkan seperti ginjal /
paru-paru) infiltrasi dinding pembuluh darah kecil
aktivasi kaskade komplemen pelepasan bahan aktif
secara biologis, termasuk faktor-faktor yang menarik selsel fagosit yang akan menfagositosis kompleks tsb.

CAUSES

MECHANISM

PATHOPHYSIOLOGY

Antigen
Autoantibodies
Drugs
Serum
Chemicals
Foreign antigen
Bacteria
Virus

Antigen and
antibody form
an immune
complex

Deposits on vessel walls


or basement membrane

Tissue
destruction
Inflammation

CLINICAL
EXAMPLES
Glomerulonephritis
Vasculitis
Arthus reaction
Rheumatoid
diseases
Serum sickness

53

Diagnosis :
Biopsi jaringan (endapan Ig dan komplemen)
Kompleks imun pada darah dan penurunan jumlah
komplemen
Terapi :
Anti-inflamasi

Tipe seluler atau tipe lambat (delayed type


hypersensitivity)
> 12 jam
Contoh klasik: reaksi tuberkulin (Mantoux)
yang memuncak 48 jam setelah injeksi antigen
Contoh lain: dermatitis kontak, penyakit
autoimun dan infeksi seperti tuberkulosis,
lepra, granulomatosa, toksoplasmosis, dll

Table 3 - Delayed hypersensitivity reactions


Type

contact

tuberculin

granuloma

Reaction time

48-72 hr

48-72 hr

21-28 days

Clinical
appearance

Histology

Antigen and site

eczema

lymphocytes,
followed by
macrophages;
edema of epidermis

epidermal ( organic
chemicals, poison
ivy, heavy metals,
etc.)

local induration

lymphocytes,
monocytes,
macrophages

intradermal
(tuberculin,
lepromin, etc.)

macrophages,
epitheloid and giant
cells, fibrosis

persistent antigen or
foreign body
presence
(tuberculosis,
leprosy, etc.)

hardening

Mekanisme perusakan melibatkan limfosit T dan


monosit dan/atau makrofag
Sel Tsitotoksik (Tc) menyebabkan kerusakan
langsung sedangkan sel T helper (TH1)
mensekresi sitokin aktivasi Tc, makrofag serta
monosit kerusakan

Diagnosis:
- Mantoux test dan patch test
Terapi:
- Kortikosteroid dan agen imunosupresif

CAUSES

MECHANISM

Antigen
Tuberculin
Poison Ivy
Chemical
Fungi
Transplanted
organs
Virus

Sensitized
Lymphocyte
reacts with
antigen

PATHOPHYSIOLOGY

Release of :
Lymphokines
Migration inhibition
factor
Interferon
Killer cells
Transfer factor

Injury and
destruction of
target organ

CLINICAL
EXAMPLES
Contact
dermatitis
Graft vs host
reactions
Viral infection
Autoallergic
disease

58

4 types of hypersensitivity reactions

Allergies

Immune
complex
disease

Delayed-type hypersensitivity

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai