Anda di halaman 1dari 40

Antinutrisi

M.K. Pengetahuan Bahan Pakan


By : Mirzah
Pendahuluan
 Berbagai macam antinutrisi/senyawa toksik ada
pada biji cereal, biji legum dan tanaman lain.
 Beberapa senyawa (anti nutrisi) bisa menjadi tidak
aktif dengan berbagai proses seperti pencucian,
perebusan dan atau pemanasan.
 Adanya antinutrisi dalam bahan pakan merupakan
pembatas dalam penggunaan bahan pakan dalam
ransum.
1. Asam Phytat
 Sebagian besar P di dalam tanaman
berikatan erat dengan asam phytat yaitu
sebesar 2/3 dari total P
 Unggas tidak mempunyai aktivitas enzim
phytase sehingga sangat sedikit P-phytat
yang dapat dicerna.
 Aktivitas phytase dinyatakan dalam unit
phytase (FTU).
 Enzim Phytase umumnya diperoleh dari
mikroba (M O) yang diproduksi dgn
proses fermentasi spt Fusarium verticilliodes
Kandungan P-phytat dan aktivitas phytase
dari beberapa bahan pakan
Bahan pakan P-phytat Aktivitas phytase
% % dr total P FTU/kg

Cereal dan by
product
Jagung 0,24 72 15
Gandum 0,27 69 1193
Sorghum 0,24 66 24
Barley 0,27 64 582
Oat 0,29 67 40
Dedak gandum 0,92 71 2957
Kandungan P-phytat dan aktivitas phytase
dari beberapa bahan pakan
Bahan pakan P-phytat Aktivitas phytase
% % dr total FTU/kg
P
Oilseed meal :
Soybean meal 0,39 60 8
Canola meal 0,70 59 16
Sunflawer meal 0,89 77 60
Peanut meal 0,48 80 3
Cottonseed meal 0,84 70 NA
Mineral yang terikat dengan asam phytat :
 Ca, P, Zn dan Cu

Cara pemecahan masalah adanya P-phytat


dalam ransum :
 Penambahan phytase (enzim)
 menambah biaya
 phytase mudah rusak selama proses pelleting
 sebagian besar phytase di denaturasi pada
temperatur ± 65oC.
 Penambahan sumber mineral P lainnya
2. Tanin
 Tanin terdapat pada sorgum
 Tanin diklasifikasikan ke dalam 2 kelas
berdasarkan monomer fenolik yang membangun
tanin :
 hydrolizable tanin
 condensed tanin
 Hydrolizable tanin
 mudah dihidrolisa secara kimia atau
oleh enzim
 terdapat dibeberapa legum seperti
Acacia spp.
 Condensed tanin

 paling banyak menyebar di tanaman dan


dianggap tanin tanaman
 sebagian besar biji legum mengandung
condensed tanin terutama terdapat pada
testanya. Warna testa makin gelap maka
kandungan tanin makin tinggi.
 Contoh :
sorgum, millet, rapeseed, flava bean,
cottonseed meal.
 Peranan tanin pada tanaman :
 melindungi biji dari predator burung
 melindungi perkecambahan setelah panen
 melindungi biji dari pertumbuhan
jamur/mikotosin
 Kandungan tanin pada ransum unggas
berpengaruh :
 kecepatan pertumbuhan rendah
 efisiensi ransum rendah
 penurunan produksi telur
 meningkatkan kejadian leg abnormalitas
 Cara Mengatasi efek tanin dalam ransum
 Suplementasi DL-metionin
 Suplementasi agen pengikat tanin:
1. Gelatin
2. PVP = polyvinyl pyrrolidone
3. Polyethylene glycol

 Menurunkan kadar tanin bahan pakan :


 Perendaman (kimia dan non kimia)  FAAS
(filtrat air abu sekam)  mulai konstr 10 - 40 %
 perebusan
 fermentasi
 Recontituted = penambahan air + inkubasi
pada kondisi anaerob
3. Gossypol
 Penggunaan bungkil biji kapuk pada
hewan monogastrik dibatasi oleh
kandungan serat kasar dan senyawa
toksik, yaitu tanin dan gossypol
 Bungkil biji kapuk mengandung 0,5 %
gossypol bebas
 Gossypol ditemukan dalam bentuk :
 bebas
 bentuk racun
 bentuk ikatan non toksik
Struktur Gossypol
 Selama pemanasan tinggi untuk ekstrak
minyak akan terjadi :
group aldehyde gossypol bereaksi dengan E-
amino group dan residu asam amino lainnya.
Ikatan ini tdk toksik tetapi menurunkan
ketersediaan lisin.
 Broiler bisa aman dengan tingkat toleransi
sampai 100 ppm free gossypol (gossypol
bebas)
 Ayam petelur mengandung < 50 ppm gossypol
mencegah terjadinya green discoloured pada
kuning telur dan menurunkan fertilitas
4. Saponin
 Sebagian besar saponin ditemukan pada biji-bijian
dan forage feed : contoh alfalfa, sunflawer, soybean
(k kedelai) peanut (k tanah).
 Efek saponin
- Menurunkan konsumsi ransum karena
rasa pahit dan terjadinya iritasi pada oral
mucosa dan saluran pencernaan.
- menurunkan pertumbuhan
- berperan dalam absorpsi kholesterol, asam
lemak dan vitamin larut lemak
 Anak ayam makan 0,9 % triterpenoid saponin
bisa:
- menurunkan konsumsi ransum
- menurunkan pertambahan berat badan
- menurunkan kecernaan lemak
- meningkatkan ekskresi kholesterol
- menurunkan absorpsi vitamin A dan D
5. Mimosin
 Leucaena leucocephala atau lamtoro gung,
mengandung mimosin sebesar 3-5 % BK.
 Karena adanya mimosin ini penggunaannya
dalam ransum non ruminansia sebesar 5-10
% tanpa menimbulkan gejala toxicosis
 Efek merugikan dari mimosin:
 menurunkan pertumbuhan
 menurunkan produksi telur

 Ayam muda lebih sensitif daripada ayam tua


6. Protease Inhibitor (anti
tripsin)
 Protease inhibitor adalah senyawa yang
bisa menghambat trypsin dan chymotrypsin
dan terdapat pada tanaman dengan level
yang rendah, kecuali kacang kedele.
 Kedele cenderung mengandung protease
inhibitor (anti tripsin) yang tinggi.
 Pada umumnya protease inhibitor (anti
tripsin) pada cereal lebih rendah daripada
biji legum
 Memakan kedele mentah mengakibatkan
meningkatnya berat pankreas.
 Protease inhibitor (anti tripsin) ini mudah di
netralkan dengan pemanasan.
 Kerusakan aktivitas trypsin inhibitor
tergantung :
1. suhu
2. waktu pemanasan
3. ukuran partikel
4. kandungan air.
 Tetapi pengolahan untuk menetralkan
trypsin inhibitor harus dipertimbangkan
jangan sampai merusak nilai nutrisi dari
kedele.

 Cara pemanasan yang sering dilakukan :


1. sangrai/ merendang
2. menggunakan extruder
7. Cyanogenic glycocida
(Cyanogen) HCN
 Cyanogen adalah senyawa yang terkena
asam diikuti dengan hidrolisis oleh spesifik
enzim melepaskan hydrogen cyanida (HCN).
 Beberapa tanaman yang mengandung
cyanogenic glycocida seperti :
cassava  linamarin, lotaustralin
forage sorghum  dhurrin
linseed  linustatin, neolimestatin,
linamarin
 Singkong mengandung cyanogenic (HCN)
tinggi terutama singkong pahit.
 Cara mengurangi cyanogenig glycocida :
1. proses pembuatan pati menghilangkan
cyanogen
2. pencacahan – dikeringkan atau
sebelumnya disimpan lebih dulu dalam
keadaan basah bisa mengurangi 2/3
cyanogen dari segar.
 Performan unggas yang makan singkong
tidak berpengaruh bila dosis HCN < 100 ppm
Efek HCN pada tubuh
 HCN diperoleh dari proses hidrolisis linamarin oleh
enzim beta glucosidase menghasilkan D. glucose
dan aceton cyanohydrin.
 Aceton cyanohydrin dengan bantuan enzim
hydroxynitrile-lyase melepas aceton dan HCN.
 HCN yang dilepas diserap oleh saluran pencernaan
masuk ke darah. Ion CN mengikat Fe heme dan
bereaksi dengan ferric dalam mitokondria
membentuk komplek stabil dan menahan jalur
respiratory (penapasan), sehingga hemoglobin tidak
bisa melepaskan oxygen ke dalam sistem transfer
elektron.
8. Non-Starch Polysaccarida = NSP

 NSP seperti beta glucan dan arabinoxylan


(pentosan) adalah karbohidrat komplek yang
terlihat di endosperm cell wall dari biji cereal.
 Karbohidrat ini sukar dicerna sehingga lolos
dari saluran pencernaan dan mengikat air
sehingga viscosity cairan di saluran
pencernaan tinggi.
 Viscosity meningkat menyebabkan transport
nutrien menurun dan absorpsi menurun.
 Ada 3 katagori NSP
1. beta glucan pada barley
2. arabinoxylan pada gandum
3. oligosaccharida pada bungkil kedele

 NSP mempengaruhi mikroflora di saluran


pencernaan.

 Efek NSP menurun pada unggas yang lebih


tua dan pada cereal yang disimpan lama
In the meantime, a broad range of NSP
hydrolysing enzyme products has been
developed, which can be divided into four groups
as follows:
1. Enzyme complexes derived from single strains
(e.g. Trichoderma longibrachiatum,T. viride,
Aspergillus niger, Humicola insolens, etc.).
2. Enzyme mixtures based on two or more
fermentation products.
3. Mono-component enzymes derived from
genetically modified strains.
4. Combinations of an enzyme complex and mono-
component enzyme (GMO-derived).
When added to relevant poultry diets, NSP-
hydrolysing enzymes usually result in various
benefits, as follows:
● improved metabolizable energy
● increased utilization of nutrients (e.g. fat,
protein)
● improved feed/gain ratio (by 2–5%)
● increased growth rate (by 2–3%)
● decreased viscosity of intestinal digesta
● modification of intestinal microflora
● reduced incidence of sticky excreta
● improved litter conditions.
Experimental studies clearly suggested that the
response to NSPhydrolysing enzymes in broiler
chickens may interact with several dietary
factors.The most important are:
● feed formulation
● type and amount of cereal in the diet
● level of relevant non-starch polysaccharides in
the cereal, in particular water-soluble part
● viscosity of intestinal digesta
● type of fat added to the diet
● feed processing conditions.
MYCOTOKSIN
 Ada 4 cara infeksi jamur yang
mempengaruhi ayam dan hewan lainnya:
 Jamur menginfeksi bahan pakan di
lapangan sebelum panen
 Jamur menginfeksi bahan pakan selama
penyimpanan setelah panen.
 Jamur menginfeksi campuran bahan
pakan di dalam bin dan peralatan pakan.
 Jamur menginfeksi di saluran
pencernaan atau saluran pernafasan.
 Jamur yang menginfeksi di ladang :
1. Diplodia 4. Cladosporium
2. Gibberella 5. Nigospora
3. Fusarium 6. Cephalosporium
 Jamur yang sangat berbahaya menginfeksi
bahan pakan selama panen dan
penyimpanan: Aspergillus flavus
 Jamur yang menginfeksi saluran
pencernaan: Candida albicons
Senyawa toksik yang diproduksi jamur
yang ditemukan pada biji
Mycotoksik Jamur

Aflatoksin Aspergilus. flavus


B1,B2,G1 dan G2 A. Parasiticus
Ochratoxin A,B A. Ochraceus
T-2 toxin F. Tricinctum
Rubratoksin A,B P. rubrum
Citrinin P. citrinum
Kojic acid Beberapa spesies jamur
Scott et all (1982)
 Mycotoksin ditemukan dalam bahan pakan
jagung gandum
sorghum padi
barley biji kapuk
 Sensitivitas hewan dipengaruhi oleh level
aflatoksin:
 level paling rendah 20 ppb
 level > 1200 ppb bisa menyebabkan efek
toksik pada ayam
 level 200 ppb adalah level minimum yang
bisa mempengaruhi pertumbuhan
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan jamur dan produksi
mycotoxin pada biji cereal
Faktor Internal Faktor Ekternal
Komposisi pakan(lemak, KH, trace RH > 70 % baik untuk jamur
metal,dll
pH. pH turun, pertumbuhan turun Suhu optimal utk tumbuh jamur
dan produksi mycotoxin bervariasi.
Aspergillus dan Penicillium lebih
baik tumbuh pada suhu lebih tinggi
daripada Fusarium
Kadar air :KA > 13 % utk O2/CO2 : untuk organisme aerobic
Aspergillus dan Penicillium
KA . 20 % utk Fusarium
Water activity (aw) : KA rendah tapi Permukaan biji : lebih lkecil atau
aw tinggi, mudah tumbuh lebih halus, mudah tumbuh jamur
Aspergillus.
Cara menghambat pertumbuhan
jamur:
 Kadar air <13 %

 Penambahan anti jamur : asam organik


(mis. Asam propionat, dll)
 Ada empat macam jamur yang dapat
mengganggu ayam dan hewan ternak lainnya.
Jamur-jamur tersebut adalah :
 (1) jamur yang menulari bahan makanan di
ladang sebelum dipanen;
 (2) jamur yang menulari bahan makanan
selama disimpan setelah di panen;
 (3) jamur yang menulari campuran bahan
makanan dalam bak-bak makanan; dan
 (4) jamur yang menulari saluran pencernaan
atau saluran pernafasan ayam.
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai