A. Latar Belakang
Pautan adalah beberapa gen yang terletak dalam kromosom yang sama.
Gen sendiri pada kromosom berada pada lokus karena Lokus nya berdekatan ,
interval jaraknya sedikit maka gen saling berkait atau berikatan atau Linkage.
Mengingat gen itu akan membawa sifat keketurunannya saat proses
pembentukkan gamet maka akan berpengaruh tentu ke sifat keturunannya.
Linkage dikembangkan oleh : Morgan dan Sutton.
Pada generasi F2, diketahui bahwa tidak ada satupun lalat betina dengan
mata putih. Sifat mata putih hanya ditemukan pada lalat jantan. Dari hasil
tersebut, Morgan menduga bahwa gen untuk mata putih terletak pada kromosom
X. Jika digunakan simbol untuk alel mata merah dan w untuk mata putih, jantan
mata putih pada P memiliki kromosom XwY. Adapun betina mata merah adalah
XwXw.
Awalnya rangkai kelamin ditemukan oleh Morgan pada tahun 1901 yang
memulai penelitian di Columbia dan dilanjutkannya di Institut Teknologi
Kalifornia. Dia menggunakan Drosoplhila melanogaster dengan memperhatikan
warna matanya. Lalat yang normal bermata merah namun ia menemukan dari
sekian banyak lalat normal tersebut ada lalat jantan yang bermata putih. Karena
berbeda dari kebanyakan lalat yang normal bermata merah maka lalat jantan yang
bermata putih tersebut disebut olehnya mutan karena menyimpang dari yang
normal. (Suryo.1990: 203)
Dan lalat betina yang bermata putih itu juga ada apabila lalat betina
bermata merah heterozigotik (+ w) dikawinkan dengan lalat jantan yang bermata
putih (w-) maka keturunan yang dihasilkan dari persilangan tersebut adalah
setengah dari lalat betina bermata putih dan setengahnya lagi bermata merah, hal
tersebut juga terjadi pada lalat jantan yaitu setengahnya bermata putih dan
setengahnya lagi bermata merah. Dari penyelidikan yang dilakukan ternyata ada
20 macam gan terangkai pada kromosom X pada Droshopila melanogaster.
( Suryo.1990: 206)
C. CARA KERJA
Pertama disiapkan botol berisi media yang telah disterilisasi
sebnayak empat buah, lalu dimasukkan 3-5 pasang drosophila betina
bermata merah dan drosophila jantan bermata putih kedalam botol 1.
Sebaliknya masukkan 3-5 pasang drosophila betia bermata putih dan
drosophila jantan berwarna merah kedalam botol 2. Diamati apakah ada
drosophila yang mati selama 5-15 menit setelah pemindahan, jika mati
segera lakukan pergantian. Setlah terlihat banyak pupa, dikeluarkan semua
drosophila tetua, disiapkan botol 3 dan 4 yang juga bersi media yang telah
disterilisasi. Diambil 3-5 pasang drosophila dari botol 1, pindahkan
kebotol . demikian juga 3-5 pasang drosophila botol 2 dipindahkan ke
botol 4. Setelah terlihat banyak pupa, dikeluarkan semua drosophila tetua
dari botol 3 dan 4 (tetua bagi F2), baik untuk botol 1,2,3,4 diamayi dan
dihitung jumlah drosophila jantan dan betina serta warna mata masing-
masing sejak terbntuknya imago pertma pada hari ke-10. Dicatat
pengamatan pada table 10-11.
DAFTAR PUSTAKA
Karmana, I Wayan. Pengaruh Macam Strain Dan Umur Betina Terhadap Jumlah
Turunan Lalat Buah (Drosophila melanogaster) GanecSwara. 4 (2) : 1-6
GENETIKA DASAR
Oleh :
Kelompok 6
3. SARMAN (1610211022)
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019