9
C. Kromosom.
Kromosom
berasal dari kata
Cromo (Warna)
dan
Soma (Badan)
merupakan bagian terpenting dari sel, yaitu tempat gen berada yang terdiri dari
Molekul DNAdan berbagai protein terkait yang merupakan informasi
genetik
suatu organisme.Pada belalang, jangkrik, dan kecoa mempunyai sistem X-0. 0 berarti tidak
adanyakromosom seks. Organism betina mempunyai kromosom XX dan
organisme jantan hanya mempunayai satu kromosom (X0). Organism jantan akanmenghasilkan
gamet jantan dengan konfigurasi kromosom X dengan atau tanpakromosom seks. Pada burung,
ayam, ikan, dan kupu-kupu mempunyai system Z-W. Organisme jantan hanya mempunyai
genotip ZZ, sedangkan organisme betinaakan mempuyai genotip ZW. Jenis kelamin ditentukan
oleh telur pembawakromosom Z atau W.Suatu organisme dapat tidak mempunyai kromosom
seks. Contohnya jeniskelamin pada kebanyakan semut dan lebih ditentukan oleh jumlah
kromosom.Organisme betina berkembang dari telur yang dibuahi sehingga bersifat diploid(2n),
sedangkan organisme jantan berkembang dari telur yang tidak dibuahi(bersifat haploid/n).
Kromosom hanya dapat diamati ketika sel aktif membela,yaitu pada saat kondensasi DNA
dengan menggunakan
Mikroskop Elektron
.
1. Stuktur Kromosom
Kromosom akan tampak jelas jika sel sedang membelah. Kromosomterdiri dari
Sentromer (kinetokor)
dan
Lengan
.
Sentromer
merupakan kepalaKromosom. Bagian ini bergantung pada serabut gelondong pada
saat pembelahan. Adapun
Lengan Kromosom
merupakan bagian kromosom yangmengandung kromonema dan gen. Lengan dibungkus oleh
selaput matriks.
2. Bentuk Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya kromosom dibedakan menjadi 4bentuk,yaitu matasentrik,
submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
10
a. Metasentrik,
yaitu sentromer terletak di tengah bentuknya seperti huruf V.
b. Submetasentrik
, letak sentromer mengarah ke salah satu ujung kromosom, bentuknya seperti huruf J.
c. Akrosentrik,
letak sentromer dekat ujung kromosom sehingga membagikromosom menjadi 2 lengan, yaitu
satu pendek dan lengan yang lainnyasangat panjang.
d. Telosentirk,
letak sentromer di ujung kromosom sehingga kromosom hanyamempunyai satu lengan.
3. Ukuran dan Jumlah Kromosom.
Ukuran kromosom sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya.Panjangnya antara
0,2 – 0,5 u
, sedangkan diameternya antara
0,2 – 2,0 u.
Ukuran kromosom yang terdapat dalam sebuah sel tidak pernah sama.
.
4. Macam-macam Kromosom
Menurut pekerjaannya kromosom dibedakan atas 2 yaitu:a.
Autosom, yaitu : Kromosom yang tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin.
Diberi
simbol A
. b.
Gonosom atau Seks Kromosom, yaitu: Kromosom yang berperan dalammentukan jenis kelamin
organisme.
DASAR KROMOSOM PENURUNAN SIFAT
Sebelum tahun 1900, para ahli biologi belum memahami apa yang telah dilakukan oleh Gregor
Mendel. Pada waktu itu, tiga ahli botani, bekerja secara terpisah melakukan penelitian
perkembangbiakan tumbuhan, memperoleh hasil-hasil yang sama dengan yang didapat Mendel.
Dengan menelusuri literature, Karl Correns (berkebangsaan Jerman), Erich von Tschermak
(berkebangsaan Austria), dan Hugo de Vries (berkebangsaan Belanda) semuanya menemukan
bahwa Mendel telah menjelaskan hasil-hasil yang sama ini 35 tahun sebelumnya. Selama tahun-
tahun di antaranya, biologi telah berkembang menjadi lebih eksperimental dan kuantitatif
sehingga lebih reseptif terhadap pemikiran Mendel. Namun demikian, banyak ahli biologi masih
sulit atau enggan mempercayai hokum Mendel mengeni segregasi dan pemilahan independen
(independent assortment) sampai bukti mempertegas bahwa prinsip-prinsip hereditas ini
mempunyai dasar fisis perilaku kromosom, faktor-faktor hereditel Mendel-gen—terletak pada
kromosom. Sebagai contoh, bintik-bintik putih (warna fluoresen) dalam mikrograf cahaya
menunjukkan lokus dari suatu gen pada sebuah pasangan homolog kromosom manusia (yang
telah beraplikasi, sehingga ada dua titik per kromosom).
B. Morgan melacak gen pada sebuah kromosom khusus: sains sebagai proses
Thomas Hunt Morgan, seorang ahli embriologi adalah orang pertama yan
menghubungkan suatu gen tertentu dengan kromosom khusus. Untuk penelitiannya, Morgan
memilih satu spesies lalat buah, Drosophila Melanogaster, sejenis lalat yang mudah berkembang
biak. Setelah setahun mengembangbiakkan dan mencari individu-individu varian, Morgan
akhirnya menemukan seekor lalat jantan dengan mata putih yang berbeda dengan warna mata
normal, yaitu merah.
C. Gen-gen terpaut cenderung diwarisi bersama karena gen-gen tersebut berada pada kromosom
yang sama
Gen-gen yang berada pada kromosom yang sama cenderung diwarisi bersama pada
penyilangan genetic karena kromosom tersebut diteruskan sebagai satu unit. Gen-gen tersebut
dikatakan sebagai gen terpaut. Lalat tipe liar mempunyai tubuh berwarna abu-abu dan sayap
berukuran normal. Fenotipe mutan untuk karakter-karakter ini adalah tubuh berwarna hitam dan
sayap verstigial (berkerut) yang jauh lebih kecil daripada sayap normal. Morgan menyilangkan
dihibrid-dihibrid betina dengan jantan yang kedua fenotipnya mutan, yaitu tubuh berwarna hitam
dan sayap vestigial. Penyilangan ini lebih mirip dengan test cross-nya Mendel daripada dengan
persilangan F1 antara dua dihibrid. Morgan akan menghasilkan empat kelas fenotipe keturunan,
kira-kira berjumlah sama. Hasil-hasil yang didapat ternyata sangat berbeda, terdapat jumlah yang
tidak proporsional antara lalat tipe liar dengan mutan ganda di antara keturunannya. Meskipun
kedua fenotipe lainnya jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang diperkirakan
berdasarkan hokum pemilahan independen, fenotipe-fenotipe ini tetap terwakili di antara
keturunan hasil persilangan Morgan.
Meiosis dan fertilisasi acak menghasilkan variasi genetik di antara keturunan organism
yang bereproduksi secara seksual. Istilah umum untuk pembentukan keturunan dengan
kombinasi-kombinasi baru sifat yang diwarisi dari dua induk adalah rekombinasi genetik.
Keturunan rekombinan, yang memperlihatkan kombinasi baru difa yang diwarisi dari
kedua orangtua, adalah hasil dari peristiwa meiosis dan fertilisasi acak. Peristiwa-peristiwa ini
mencakup pindah silang dan pemilahan bebas kromosom selama pembelahan meiosis I.
frekuensi rekombinasi di bawah 50% menandakan bahwa gen-gen tersebut terpaut tetapi pindah
silang telah terjadi. Dalam proses ini, kromosom-kromosom homolog yang berada dalam
keadaan sinapsis selama profase meiosis I putus di titik-titik yang bersesuaian dan bertukar
fragmen, menciptakan kombinasi-kombinasi baru alel yang kemudian diteruskan kepada gamet.
E. Para ahli genetika dapat menggunakan data rekombinasi untuk memetakan lokus-lokus genetic
suatu kromosom
Satu cara untuk memetakan gen-gen ialah dengan menyimpulkan urutan dan mencari
indikasi kasar mengenai jarak relative antara gen-gen tersebut dari data persilangan. Semakin
jauh gen-gen itu terpisah pada kromosom, semakin besar kemungkinan gen-gen itu akan terpisah
selama pindah silang. Pemetaan sitologis merupakan satu teknik yang dapat menentukan
secara tepat lokus fisis suatu gen dengan mencari kaitan antara suatu fenotipe mutan dengan
cacat kromosom yang terlihat pada mikroskop.
BAB II
ISI
b. Rekombinan Genetika
Jumlah gen di dalam suatu sel jauh lebih banyak dari pada jumlah
kromosom bahkan sesunguhnya setiap kromosom memiliki bahwa catatan
penggunaan kata terpaut (linked) dalam hal ini berbeda dengan yang
terdapat pada istilah terpaut-seks(linked). Ketika para ahli genetika
mengikuti gen-gen terpaut dalam percobaan-percobaan pembiakan,
hasilnya menyimpang dari hasil yang diperkirakan akan didapat
berdasarkan prinsip pemilihan.
Pemilihan independen kromosom-kromosom dan pindah silang
menghasilkan rekombinan-rekombinan genetika. Istilah umum untuk
pembentukan keturunan dengan kombinasi-kombinasi baru sifat yang
diwarisi dari dua induk adalah rekombinasi genetika.
Keturunan rekombinan yang memperlihatkan kombinasi baru sifat yang
diwarisi dari kedua orangtua, adalah hasil dari peristiwa meiosis dan
fertilisasi acak. Peristiwa-peristiwa ini mencakup pindah silang dan
pemilahan bebas kromosom selama pembelahan meiosis I.
Data rekombinasi yang didapat dapat digunakan untuk memetakan lokus-
lokus genetika suatu kromososm.
2. Kromosom-Kromosom Seks
Dasar kromosom seks bervariasi pada setiap organisme. Jenis kelamin kita
merupakan salah satu karakter fenotipik kita yang lebih nyata, meskipun
perbedaan antonomis dan fisiologis antara wanita dan pria, baik pada tesis
atau ovarium, kedua kromosom seks bersegregasi pada waktu miosis dan
masing-masing gamet mendapat satu kromosom seks. Setiap ovum
mengandung satu kromosom X sebaliknya sperma terbagi menjadi dua
katagori: setengah dari sel sperma mengandung satu kromosom X dan
setengan lainya mendapat satu kromosom Y.
(a) (b)
Gambar 3. (a) Sebuah model replikasi DNA, (b) Tiga model replikasi DNA
BAB III
SIMPULAN
ABNORMALITAS/KELAINAN KROMOSOM
A. Kelainan Kromosom
2. Definisi
1. Non-disjuction (ND)
Non-disjuction atau biasa disebut dengan gagal memisah. Kadang-kadang diwaktu meiosis
selama pembentukan sel-sel kelamin, sepasang kromosom kelamin tidak memisahkan diri, melainkan
tetap berkumpul. Andaikan peristiwa ini terjadi selama oogenesis, maka terbentuklah 2 macam ovum,
yaitu ovum yang memiliki dua kromosom X dan sebuah lainnya yang hanya mengandung autosom saja
tanpa kromosom X. Non-disjuction merupakan penyebab terbanyak dari down syndrome, yaitu sekitar
95% dari semua kasus down syndrome.Dan menurut penelitian 90% kasus Non-disjuction berasal dari
sel ibu. Hal ini dibenarkan oleh Suryo (1996:265) yang menyatakan bahwa lahirnya anak down syndrome
1. Translocation (Translokasi)
Translokasi ialah peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom disebabkan karena suatu
potongan kromosom bersambungan dengan potongan kromosom lainnya yang bukan homolognya.
Pada down syndrome translokasi, lengan panjang dari autosom nomor 21 melekat pada autosom lain,
kadang-kadang dengan autosom nomor 15 tetapi lebih sering dengan autosom nomor 14
(Suryo,1996:264). Dengan demikian individu yang menderita down syndrome translokasi memiliki 46
kromosom. Seperti halnya ND, Translokasi terjadi sebelum konsepsi namun perbedaannya adalah
bahwa translokasi terjadinya tidak berhubungan dengan umur orang tua terutama ibu. Kira-kira 1/3 dari
kasus ini seorang bapak yang carier kromosom translokasi dapat meningkatkan peluang secara signifikan
mendapatkan anak down syndrome. Namun dalam kasus tertentu tranlokasi dapat terjadi secara
spontan (www.ds-health.com )
2. Mosaicism
Mosaicism atau lebih sering disebut Mosaic Down Syndrome (MDS) kejadiannya sangat mirip
dengan ND hanya saja perbedaan terletak pada waktu kejadiannya saja. MDS terjadi setelah
3. Translocation (Translokasi)
Translokasi ialah peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom disebabkan karena suatu
potongan kromosom bersambungan dengan potongan kromosom lainnya yang bukan homolognya.
Pada down syndrome translokasi, lengan panjang dari autosom nomor 21 melekat pada autosom lain,
kadang-kadang dengan autosom nomor 15 tetapi lebih sering dengan autosom nomor 14
(Suryo,1996:264). Dengan demikian individu yang menderita down syndrome translokasi memiliki 46
kromosom. Seperti halnya ND, Translokasi terjadi sebelum konsepsi namun perbedaannya adalah
bahwa translokasi terjadinya tidak berhubungan dengan umur orang tua terutama ibu. Kira-kira 1/3 dari
kasus ini seorang bapak yang carier kromosom translokasi dapat meningkatkan peluang secara signifikan
mendapatkan anak down syndrome. Namun dalam kasus tertentu tranlokasi dapat terjadi secara
spontan (www.ds-health.com )
PERUBAHAN DALAM KROMOSOM, GEN DAN REKOMBINASI DARI BERBAGAI MUTASI YANG
MENGHASILKAN KEANEKARAGAMAN INDIVIDU
Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi dalam lingkup gen dalam kromosom (letak dan sifat) yang
menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya. Peristiwa
yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA, dimana atom-atom hydrogen dapat
berpindah dari satu posisi ke posisi lain pada purin atau pirimidin karena antara timin dan adenine atau
antara guanine dan sitosin dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang lemah. Perubahan kimia ini disebut
perubaha tautomer, misalkan adenine berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanin. Jenis-jenis
a. Mutasi salah arti (missens mutation), yaitu perubahan suatu kode genetic (umumnya pada posisi 1
dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino terkait (pada polipeptida) berubah. Jenis mutasi
ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan transverse. Mutasi jenis ini juga sering kali disebut
sebagai mutasi bingkai (frameshift mutations), karena mutasi ini terjadi akibat pengurangan satu /
b. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3
kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau
pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi
dan tranversi. Mutasi ini juga sering disebut sebagai mutasi ganda 3 (triplet mutations) karena terjadi
c. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu menjadi
kodon stop. Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga
menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun
insersi. Selain itu, mutasi ini dapat juga terjadi karena perubahan susunan basa pada kodon (triplet) dari
asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein. Misalnya, UUU diganti UUC
peristiwa pergantian pasangan basa nitrogen pada suatu rantai polinukleotida yang berdampak
pada juga pada perubahan kodon. peristiwa mutasi pergantian basa disebut juga subtitusi. Contoh
anomali akibat terjadi mutasi pergantiann basa adalah Sickle cell anemia (sel darah merah yang
berdasarkan jenis basa nitrogen yang digantikan, Mutasi pergantian basa (mutasi subtitusi)
dibedakan atas:
Transisi
transisi terjadi jika basa purin (adenin) diganti dengan basa purin lain (guanin), atau basa pirimidin
Transversi
Transversi terjadi jika basa purin diganti dengan basa pirimidin atau sebaliknya.
Untuk memahami proses mutasi pergantian basa jenis transisi dan transversi simak gambar dibawah ini!
merupakan peristiwa menyisipnya suatu basa nitrogen ke dalam suatu DNA atau peristiwa hilangnya
satu atau beberapa basa nitrogen dalam DNA.
Insersi
adalah penyisipan satu atau lebih pasangan basa nitrogen yang terdapat dalam molekul DNA.
Delesi
adalah berkurangnya satu atau lebih pasangan pasa nitrogen dalam suatu potongan DNA.
Mutasi kromosom yaitu mutasi yang disebabkan karena perubahan struktur kromosom atau
perubahan jumlah kromosom yang menyebabkan perubahan sifat individu lazim. Mutasi kromosom
sering terjadi karena kesalahan pada meiosis maupun pada mitosis. Pada prinsipnya, mutasi kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploidi) melibatkan
kehilangan atau penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanva terjadi
Yaitu jenis mutasi dimana terjadi perubahan pada jumlah n. Makhluk hidup yang terjadi dari
perkembangbiakan secara kawin, pada umumnya bersifat diploid, memiliki 2 perangkat kromosom atau
2 genom pada sel somatisnya (2n kromosom). Organisme yang kehilangan I set kromosomnya sehingga
memiliki satu genom atau satu perangkat kromosom (n kromosom) dalam sel somatisnya disebut
monoploid. Sedangkan organisme yang memiliki lebih dari dua genom disebut poliploid, misalnya
(1) autopoliploid yang terjadi akibat n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis dan terjadi
(2) alopoliploid yang terjadi karena perkawinan atau hybrid antara spesies yang berbeda jumlah set
kromosomnya dan terjadi pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica (akar seperti kol,
seluruh genom yang berubah, rnelainkan hanya terjadi pada salah satu kromosom dari genom. Mutasi
ini disebut juga dengan istilah aneusomik. Penyebab mutasi ini adalah anafase (peristiwa tidak
Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan kelainan jumlah kromosom gonosom dan autosom.
1) Sindroma Edward (1960) Genotip 47 XX/XY +18 umurnya kurang dari 6 bulan.
2) Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya
3) Sindrom Down, ditemukan oleh J. Langdon Down tahun 1866. kariotipe 47, XX atau 47, XY. Mongolism,
bertelapak tebal seperti telapak kera. Mata sipit miring ke samping. bibir tebal, lidah menjulur, liur
selalu menetes, gigi kecil-kecil dan jarang, I. Q. rendah (± 40 ). Sindroma Down dapat dibedakan,
Genotip47 XX/XY +21. Frekwensi 92.5 % Dilahirkan dariibu berumur lebih dari 35 tahun,
Genotip 46 XX/XY t(21-14/15), diwariskan, dilahirkan dari ibu muda (kurang 30 tahun)biasanya
a. Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom
kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang
(ovaricular disgenesis), tinggi badan cenderung pendek, sisi leher tumbuh tambahan daging, bentuk kaki
b. Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY) kelebihan kromosom seks X, bulu badan tidak tumbuh,
mengalami trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki,
namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma
(aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh, tinggi badan berlebih.
kromosom seks Y, trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah
kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat
kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara
adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs,berperawakan tinggi, bersifat antisosial, agresif,
Mutasi karena perubahan struktur kromosom atau kerusakan bentuk kromosom disebut juga
Delesi adalah mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Penghilangan dapat terjadi pada
segmen panjang lengan kromosom seperti yang dilaporkan pada tanaman gandum. Tergantung pada
gen dan tingkat ploidi, defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau menurunkan
viabilitas. Pada tanaman defisiensi yang ditimbulkan oleh perlakuan bahan mutagen (radiasi) sering
ditunjukkan dengan munculnya mutasi klorofil. Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat diamati pada
stadia muda (seedling stag), yaitu dengan adanya perubahan warna pada daun tanaman. Macam-
3) Delesi cincin; ialah delesi yang kehilangan segmen kromosom sehingga berbentuk lingkaran seperti
cincin.
4) Delesi loop; ialah delesi cincin yang membentuk lengkungan pada kromosom lainnya.
2. Duplikasi
Mutasi karena kelebihan segmen kromosom. Mutasi ini terjadi pada waktu meiosis, sehingga
memungkinkan adanya kromosom lain (homolognya) yang tetap normal. Duplikasi menampilkan cara
peningkatan jumlah gen pada kondisi diploid. Dulikasi dapat terjadi melalui beberapa cara seperti:
pematahan kromosom yang kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah, penyimpangan
dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase pembelahan sel), rekombinasi kromosom saat terjadi
translokasi, sebagai konsekuensi dari inversi heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari perlakuan bahan
mutagen. Beberapa kejadian duplikasi telah dilaporkan dapat miningkatkan viabilitas tanaman.
Pengaruh radiasi terhadap duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada bermacam jenis tanaman
3. Translokasi.
Translokasi ialah mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom non
Translokasi heterozigot ialah translokasi yang hanya mengalami pertukaran satu segmen kromosom ke
3) Translokasi Robertson
Translokasi Robertson terjadi karena penggabungan dua kromososm akrosentrik menjadi kromosom
metasentrik, sehingga disebut juga fusi (penggabungan).
4. Inversi
Inversi ialah mutasi yang mengalami perubahan letak gen-gen, karena selama meiosis kromosom terpilin
5. Isokromosom
lsokromosom ialah mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri.
kromosom yang masing-masing berlengan identik (sama). Dilihat dari pembelahan sentromer maka
isokromosom disebut juga fision, jadi peristiwanya berlawanan dengan translokasi Robertson (fusion)
Katenasi ialah mutasi kromosom yang terjadi pada dua kromosom non homolog yang pada waktu
membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu ujung-ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
C. Rekombinasi Genetika
Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA,
namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya.
Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai pindah silang kromosom antara
kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki
kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alelkimerik yang baru. Pada
biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki banyak keuntungan, yakni mengijinkan
Secara alami, rekombinasi gen terjadi saat pembelahan meiosis terjadi, (jadi bukan saat
fertilisasi), yaitu ketika fase yang disebut sebagai “pindah silang” atau crossing over, pada profase I
(silahkan lihat tahapan pembelahan meiosis untuk lebih jelasnya). Pada fase itu, gen-gen dari pasangan
kromosom homolog saling bertukaran. Seperti kita ketahui, manusia memiliki 2 set kromosom yang
saling berpasangan, satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ayah, dan satu set kromosom yang
membawa sifat-sifat ibu. Pada pembelahan mitosis (perbanyakan sel), kedua set kromosom tersebut
akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada perubahan susunan gen. Namun, pada saat pembelahan
meiosis, yaitu pada pembentukan sel gamet (yang nota bene hanya punya satu set kromosom),mterjadi
pndah silang, sehingga satu set kromosom hasil dari pembelahan meiosis akan membawa kombinasi
Berikut ini adalah informasi – informasi tentang rekombinasi gen seksual seperti disebutkan
dibawah ini:
Hukum mandel 1 dan hukum mandel 11, tentang hukum pemisahan dan rekombinasi faktor- faktor
keturunan yang terjadi selama meiosis. Pada mahkluk hidup yang bereproduksi secara sseksual,
peristiwa fertilisasi didahului oleh proses pembentukan gamet (meiosis). Proses meiosis menghasilkan
gamet-gamet yang mempunyai jumlah kromosom sebanyak separuh dari jumlah kromosom sel
induknya. Pada proses meiosis inilah terjasi pemisahan faktor- faktor keturunan dari masing- masing
alelnya secara bebas. Peristiwa pemisahan yang berlangsung secara bebas itulah yang lebih terkenal
dengan hukum mandel 1: sebaliknya peristiwa kombinasi secara bebas lebih dikenal dengan hukum
mandel II. Dengan peristiwa pemisahan dan rekombinasi secara bebas inilah menyebabkan kandungan
faktor keturunan pada tiap gamet, secara keseluruhan tidak sama satu sama lain. Dengan kata lain