Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, serta tumbuhan, masing-
masing memiliki karakter yang berbeda-beda baik antara spesies satu dengan
spesies lainnya. Perbedaan karakter ini juga dapat diamati pada suatu individu
satu dengan individu lainnya walaupun masih dalam satu spesies. Hal ini
sebagaimana dapat diamati dengan manusia lainnya, dengan masing-masing
memiliki perbedaan yang nampak maupun yang tidak nampak. Perbedaan-
perbedaan tersebut dipengaruhi oleh suatu bahan genetik yang terdapat tubuh
masing-masing individu.
Gen merupakan segmen tertentu yang berasal dari DNA dengan
kandungan informasi genetik (sifat), DNA merupakan suatu polimer yang terdiri
dari empat jenis monomer yang berbeda-beda yang dinamakan dengan nukleotida.
Penurunan dari sifat-sifat hereditas memiliki basisi molekuler yaitu raplikasi
persis DNA, dan menghasilkan salinan salinan gen yang dapat diteruskan dari
orang tua ke keturunannya. Pada tumbuhan serta hewan, pengiriman gen dari
generasi ke generasi selanjutnya dilakukan oleh sperma dan ovum (telur yang
belum terbuahi). Setelah sperma dan telur bersatu maka gen dari kedua orang
tuanya akan hadir dalam nukleus dari telur yang dibuahi.
Suatu gen yang terikat pada suatu seks akan mengontrol ekspresi karakter
seksual sekunder karena gen-gen ini dapat diekspresikan ke tingkat yang lebih
tinggi dalam homogami daripada seks heterogami. Tergantung pada arsitektur
genetiknya, dimorfisme seksual keturunan dapat mengambil beberapa bentuk.
Situasi ini merupakan suatu situasi paling sederhana ketika hanya laki-laki yang
mengekspresikan karakter seksual sekunder. Tingkat dimorfisme seksual
keturunan dapat bergantung pada apakah anak laki-laki mewarisi alel yang
menyandikan versi kecil dari sifat dimorfik seksual. (Roulin dan Jensen, 2015).

1
Maka dari itu dilaksanakan praktikum ini untuk mengetahui peranan suatu gen
yang dipengaruhi oleh seks.
B. Tujuan Praktikum
1. Mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri berdasarkan ukuran jari
telunjuknya.
2. Mengetahui frekuensi fenotip dan genotip penjang jari telunjuk
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menetapkan genotip dirinya sendiri
berdasarkan ukuran jari telunjuknya
2. Mahasiswa dapat mengetahui frekuensi fenotip dan genotip penjang jari
telunjuk

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gen
Gen merupakan segmen tertentu yang berasal dari DNA dengan
kandungan informasi genetik (sifat), DNA merupakan suatu polimer yang terdiri
dari empat jenis monomer yang berbeda-beda yang dinamakan dengan nukleotida.
Penurunan dari sifat-sifat hereditas memiliki basisi molekuler yaitu raplikasi
persis DNA, dan menghasilkan salinan salinan gen yang dapat diteruskan dari
orang tua ke keturunannya. Pada tumbuhan serta hewan, pengiriman gen dari
generasi ke generasi selanjutnya dilakukan oleh sperma dan ovum (telur yang
belum terbuahi). Setelah sperma dan telur bersatu maka gen dari kedua orang
tuanya akan hadir dalam nukleus dari telur yang dibuahi (Hartati dan Ferry, 2017).
Pendefinisian gen telah mengalami suatu evolusi yang sejalan dengan
genetika. Konsep Mendelian menyatakan bahwa satu gen digambarkan sebagai
suatu unit penurunan sifat dengan memiliki ciri-ciri tersendiri yang akan
mempengaruhi karakter fenotipiknya. Sementara Morgan dan koleganya
menempatkan gen-gen seperti ini pada suatu lokus-lokus tertentu di dalam suatu
kromosom serta beberapa ahli-ahli genetika menggunakan lokus sebagai suatu
daerah urutan nukleotida spesifik di sepanjang molekul
DNA-nya (Saefudin, 2007).
Suatu sifat dan ciri khas ini atau unik dari setiap makhluk hidup
didapat dari parental yang mengikuti pola penurunan tertentu. Sifat-sifat manusia
yang terkait autosom dapat disebabkan oleh gen dominan ataupun resesif.
Menurut Arsal (2012), penurunan yang ditentukan oleh gen resesif ditandai
dengan adanya pelompatan generasi dalam munculnya suatu karakter pada
individu, sedangkan gen dominan ditandai dengan penurunan secara
berkesinambungan atau tidak terjadinya pelompatan generasi dalam
pemunculannya (Deswira, 2015).
Mendel merupakan orang yang pertama kali mengemukakan teori
pewarisan sifat pada suatu tanaman (dengan menggunakan tujuh sifat pada

3
tanaman kapri). Dari karyanya inilah orang-orang mulai mengenal mengenai
konsep gen (Mendel menyebutnya ‘faktor’). Gen merupakan pembawa sifat,
sedangkan alel merupakan ekspresi alternatif dari gen dalam kaitannya dengan
suatu sifat. Suatu individu disomik akan selalu memiliki sepasang alel, yang
berkaitan dengan suatu sifat yang sangat khas, yang masing-masing berasal dari
tetuanya (Mustami, 2013).
Kromosom merupakan suatu struktur yang padat terdiri atas protein dan
DNA. Pada kromosom memiliki struktur sebagai bentuk dalam pengemasan gen.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam suatu kromosom terdapat
lokus-lokus gen, sebagai posisi serta letak suatu gen di dalam suatu kromosom.
Gen terdiri atas rentangan DNA atau sekuens DNA yang akan menentukan suatu
protein. Dogma menyatakan bahwa genetik merupakan “one gen one
polypeptida”. Hubungan antara Kromosom dan Gen dapat dikatan sebagai
hubungan antara sebuah Tas dan buku-buku. Pada sebuah tas berfungsi sebagai
tempat penyimpanan beberapa tatanan buku. Saat dipindahkan dari suatu tempat
misalnya dari ruangan yang satu ke ruangan lainnya ataupun dari ruangan atas ke
ruangan bawah maka buku-buku juga berpindah dengan rapih tanpa tercecer. Gen
memiliki beberapa fungsi sebagai materi hereditas, penentu suatu sifat,
penyimpan informasi, pengendali aktivitas sel dan sebgai penyimpan memori
sejati (Arsal, 2018).
B. Gen yang Dipengaruhi Sex (Sex Linked)
Kromosom kelamin atau gonosom merupakan suatu jenis kromosom
dalam genom yang terlibat dalam suatu penentuan jenis kelamin serta berperan
dalam perkembangan karakteristik seksual pada suatu organisme. Gonosom ini
terdapat dalam sel kelamain dan terdapat pada sel somatik, secara berpasangan
pada sel somatik sementara tunggal dalam sel kelamin (gamet). Kromosom
kelamin inilah yang menentukan seseorang akan menjadi laki-laki ataukah
perempuan. Jumlah sepasang pada sel somatis pada setiap manusia dengan jumlah
kromosom sel somatisnya terdiri atas 46 buah terdapat 2 jenis gonosom yakni X
dan Y. Secara umum dikenal pada makhluk hidup sebuah kromosom X yang akan

4
menentukan jenis kelamin betina dan kromosom Y akan menentukan menentukan
jenis kelamin jantan (Arsal, 2018).
Seperti halnya pada gen autosomal, gen –gen rangkaian kelamin tidak
akan mengalami segregasi serta penggabungan secra acak pada suatu gamet-
gamet yang terbentuk. Mengakibatkan setiap individu-indivu yang dihasilkan
melalui beberapa kombinasi gamet akan memerlihatkan nisbah dari fenotipe serta
genotipe yang melakukan penyimpangan dari hukum Mendel. Selain itu, pada
suatu percobaan Mendel mengawinkan resiprok (genotip jantan dan betina yang
dipertukarkan) yang menghasikkan suatu keturunan yang sama, namun tidak
berlaku bagi sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkaian kelamin (Mustami, 2013).
Suatu gen yang terikat pada suatu seks akan mengontrol ekspresi
karakter seksual sekunder karena gen-gen ini dapat diekspresikan ke tingkat yang
lebih tinggi dalam homogami daripada seks heterogami. Adanya peranan pasti
yang dimainkan oleh kromosom seks dan autosom pada dimorfisme seksual saat
ini masih diperdebatkan. Penelitian ini membenarkan pada suatu genetika
kuantitatif dimorfisme seksual. Tergantung pada arsitektur genetiknya,
dimorfisme seksual keturunan dapat mengambil beberapa bentuk. Situasi ini
merupakan suatu situasi paling sederhana ketika hanya laki-laki yang
mengekspresikan karakter seksual sekunder. Tingkat dimorfisme seksual
keturunan dapat bergantung pada apakah anak laki-laki mewarisi alel yang
menyandikan versi kecil dari sifat dimorfik seksual. Ketika kedua jenis kelamin
mengekspresikan sifat seksual sekunder, tingkat dimorfisme seksual anak dapat
bervariasi tergantung pada tingkat kemiripan antara orang tua dan putra dan juga
putri mereka. Ketika kemiripan antara orang tua dan anak laki-laki identik dengan
kemiripan antara orang tua dan anak perempuan (Roulin dan Jensen, 2015).
Penentuan jenis kelamin pada manusia, ditentukan oleh suatu faktor
genetik. Jenis kelamin ini nantinya akan ditentukan oleh kromosom kelamin. Pada
kromosom kelamin XX akan berperan sebagai penentu jenis kelamin wanita,
sedangkan pada kromosom XY berperan dalam menentukan jenis kelamin pria.
Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia yang normal akan berjenis kelamin
wanita jika pada tubuhnya membawa kromosom XX dan akan berjenis kelamin

5
pria jika apabila membawa kromosom XY. Sehingga dapat rumus bahwa pada
kromosom untuk perempuan yaitu 22AAXX dan untuk laki-laki yaitu
22AAXY (Arsal, 2018).
Suatu ciri-ciri yang terkait pada seks akan ditentukan oleh gen-gen
yang terletak pada kromosom seks. Suatu sifat terbatas pada jenis kelamin akan
ditentukan oleh gen yang terletak pada autosom dan hanya diekspresikan dalam
satu jenis kelamin. Sifat ini sangat bertanggung jawab untuk dimorfisme seksual,
sifat-sifat yang dipengaruhi jenis kelamin tidak menunjukkan ekspresi khusus
antara perempuan dan laki-laki. Juga beberapa metode analitik yang sesuai telah
digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat yang dipengaruhi jenis kelamin. Di sini,
saya ingin membahas asumsi pelanggaran dalam mengidentifikasi faktor genetik
untuk sifat yang dipengaruhi jenis kelamin dan mengusulkan metode yang tepat
untuk mengatasi masalah (Lee, 2016).
C. Gen Jari Telunjuk
Sifat yang akan disandi oleh gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh
suatu jenis kelamin adalah sifat yang tampak pada kedua macam seks, namun
pada salah satu seks yang ekspresinya lebih besar dari pada untuk seks lainnya
atau dengan kata lainnya gen-gen tersebut merupakan gen yang dominansinya
bergantung dari jenis kelamin individu (Arsal, 2018).
Pada saat kita meletakkan tangan kanan maupul kiri pada suatu alat
dimana terdapat sebuah garis mendatar yang sedemikian rupa menunjukkan ujung
jari manis menyentuhkan garis tersebut, sehingga kita dapat mengetahui jari
telunjuk lebih panjang ataukah lebih pendek dari jari manis kita. Pada beberapa
kebanyakan orang, memiliki ujung jari telunjuk yang tidak akan mencapai garis
tersebut, menyatakan bahwa jari telunjuk lebih pendek dibandingkan jari manis.
Jari telunjuk ini disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki serta resesif
pada seorang perempuan. Kecuali pada gen-gen yang terangkai pada kromosom
kelamin dikenal dengan gen-gen yang dipengaruhi oleh seks maupun gen-gen
yang dibatasi seks (Hartati dan Ferry, 2017).
Suatu rasio panjang jari telunjuk terhadap rasio jari manis pada
seseorang merupakan suatu karakter atau sifat yang akan diwariskan melalui gen

6
yang ekspresinya akan dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influence gene). Suatu
panjang jari kedua atau telunjuk (2D) dan jari keempat atau jari manis (4D) telah
menjadi perhatian beberapa ahli karena terkait perbedaan jenis kelamin. Pada
suatu rasio 2D terhadap 4D untuk sebagian besar laki-laki ternyata lebih kecil dari
pada perempuan (Purwaningsih, 2016).
Penentukan jenis kelamin atau seks dari suatu makhluk baik makhluk
jantan maupun makhluk betina dibedakan atas dua faktor yaitu yang pertama
faktor lingkungan yang mengambil peranan sebagai keadaan fisiologis. Apabila
kadar hormon kelamin pada tubuh tidak seimbang dalam penghasilan serta
peredarannya, maka pernyataan fenotip pada suatu makhluk mengenai kelaminnya
akan terdapat berubahan. Mengakibatkan watak kelamin pun akan mengalami
perubahan. Faktor keuda yaitu faktor genetik, sebagai penentu jenis kelamin suatu
makhluk hidup. Oleh karena itu bahan genetik terdapat didalam kromosom,
sehingga perbedaan jenis kelamin terletak pada komposisi
kromosom (Suryo,2017).

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Rabu/ 16 Oktober 2019
Waktu : Pukul 14.10 - 15.50 WITA
Tempat : Labotarium Biologi lantai 2 FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pengaris (1 Buah)
b. Bahan
a. Pulpen (1 Buah)
b. Jari tangan (2 Buah)
c. Buku (5 Buah)
C. Langkah Kerja

Membuat garis Meletakkan tangan


secara horizontal kanan atau kiri diatas
garis dan
membubuhkan tanda
letak ujung telunjuk

Menentukan kemungkinan
genotip dan frekuensi fenotip
dan genotip

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Pengamatan


1. Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kelompok
No. Nama Genotip Fenotip
Jari telunjuk lebih pendek dari
1 Muh. Akbar TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
2 Zulfirah TT
jari manis
Indriani Limbong Jari telunjuk lebih pendek dari
3 TT
Langi jari manis
A.Yuni Sri Rahayu Jari telunjuk lebih pendek dari
4 TT
Akbar jari manis
Jari telunjuk sama panjang
5 Nurdiana Tt
dengan jari manis
2. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kelas
No. Nama Genotip Fenotip
Jari telunjuk lebih pendek dari
1 Ariani Agustini TT
jari manis
Jari telunjuk lebih panjang dari
2 Ahmad Abrar tt
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
3 Alisha Amaliah TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
4 Nurhikmah TT
jari manis
Jari telunjuk lebih panjang dari
5 Maslia tt
jari manis
Surya Anas Ashari Jari telunjuk lebih panjang dari
6 tt
Muslimin jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
7 Nur Asriyanti Juhaseng TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
8 Annisa TT
jari manis
Jari telunjuk lebih panjang dari
9 Zulfiana tt
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
10 Muh. Arifuddin TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
11 Hasmaul Husna TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
12 Muhd. Irwan TT
jari manis

9
Jari telunjuk lebih pendek dari
13 Yusriani TT
jari manis
Jari telunjuk lebih panjang dari
14 Lisma P. Bastian tt
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
15 Buraeda Nur TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
16 Mila Karmila TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
17 Muh. Akbar TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
18 Zulfirah TT
jari manis
Indriani Limbong Jari telunjuk lebih pendek dari
19 TT
Langi jari manis
A.Yuni Sri Rahayu Jari telunjuk lebih pendek dari
20 TT
Akbar jari manis
Jari telunjuk sama panjang
21 Nurdiana Tt
dengan jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
22 Aulia Oktasesaria Azis TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
23 Nurhaeni Arifin TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
24 Delivia Mirandah TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
25 Nurasih Nadira TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
26 Khairurrahimin TT
jari manis
Sunsun Sahertian Deby Jari telunjuk lebih pendek dari
27 TT
Irawan jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
28 Sumarni TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
29 Fira Yunita TT
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
30 Nur Khairah Sukma TT
jari manis
B. Analisis Data
1. Data Kelompok
a. Perempuan :
3
Frekuensi (TT) = × 100 = 60%
5
1
Frekuensi (Tt) = × 100 = 20%
5
0
Frekuensi (tt) = × 100 = 0%
5

10
b. Laki-Laki :
1
Frekuensi (TT) = × 100 = 20%
5

0
Frekuensi (Tt) = × 100 = 0%
5

0
Frekuensi (tt) = × 100 = 0%
5

2. Data Kelas
a. Perempuan :
21
Frekuensi (TT) = × 100 = 70%
30
1
Frekuensi (Tt) = × 100 = 3,3%
30
3
Frekuensi (tt) = 30 × 100 = 10%

b. Laki-laki :
3
Frekuensi (TT) = × 100 = 10%
30
0
Frekuensi (Tt) = 30 × 100 = 0%
2
Frekuensi (tt) = 30 × 100 = 6,67%

C. Pembahasan
Dari hasil pengamtan yang telah dilakukan didapatkan bahwa benar
adanya panjang jari telunjuk dibandingkan dengan jari manis merupakan gen
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Gen jari telunjuk merupakan salah gen yang
dipengaruhi oleh seks. Menurut Hartati dan Ferry (2017) menyatakan bahwa gen
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah gen autosom yang membedakan
antara laki-laki dan perempuan karena pengaruh faktor lingkungan internal yaitu
perbedaan anatara kadar hormon kelamin antara laki-laki maupun perempuan.
Siafta yang diturunkan oleh gen dikenal sebagai sifat (karakter) menurun yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Slah satu contoh sifat menurun pada manusia
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah panjang jari telunjuk.
Pengamatan yang dilakukan menggunakan jari telunjuk dengan karakter
panjang jari telunjuk ditentukan oleh sepasang gen, yaitu gen T dan gen t. Gen T
merupakan gen yang menentukan jari telunjuk lebih pendek daripada jari manis,

11
sedangkan gen t adalah gen yang menentukan jari telunjuk sama atau lebih
panjang dari jari manis. Pada laki-laki dan perempuan dengan genotip TT akan
memiliki jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis, sedangkan pada laki-laki
dan perempuan yang bergenotip tt akan memiliki jari telunjuk yang sama panjang
ataupun lebih panjang dari jari manis. Perbedaan fenotip akan terlihat pada orang
yang bergenotip heterozigot (Tt). Pada laki-laki yang heterozigot akan memiliki
jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis, sedangkan pada perempuan
memiriki genotip heterozigot dengan jari telunjuk yang sama atau lebih panjang
dari jari manis (Hartati dan Ferry, 2017).
Data yang didapatkan pada data kelompok yaitu sebagian besar kelompok
memiliki gen TT yaitu jari telunjuk lebih pendek dari jari manis dan terdapat satu
anggota kelompok dengan gen Tt yaitu jari telunjuk sama panjang dengan jari
manis. Sedangkan pada data kelas didapatkan lebih banyak variasi gen yang
dipengaruhi seks yaitu pada gen TT data yang didapatkan yaitu 24 orang
bergenotip jari telunjuk lebih panjang dari jari manis, kemudian data dengan gen
Tt hanya terdapat 1 orang bergenotip jari telunjuk sama panjang dengn jari manis.
Data terakhir yang didapatkan yaitu terdapat 5 orang bergen tt dengan genotip jari
telunjuk lebih panjang dari jari manis.
Hal ini menunjukkan bahwa, banyaknya sampel menunjukkan banyaknya
variasi gen yang dipengaruhi oleh seks, dari gen TT, Tt, dan tt. Hal ini telah sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa sifat yang akan disandi oleh gen yang
ekspresinya dipengaruhi oleh suatu jenis kelamin adalah sifat yang tampak pada
kedua macam seks, namun pada salah satu seks yang ekspresinya lebih besar dari
pada untuk seks lainnya atau dengan kata lainnya gen-gen tersebut merupakan gen
yang dominansinya bergantung dari jenis kelamin individu (Arsal, 2018).
Pendangan mengenai peranan gen yang dipengaruhi seks dalam hal ini
panjang jari telunjuk juga dijelaskan oleh Hartati dan Ferry (2017), menyatakan
bahwa pada saat kita meletakkan tangan kanan maupul kiri pada suatu alat dimana
terdapat sebuah garis mendatar yang sedemikian rupa menunjukkan ujung jari
manis menyentuhkan garis tersebut, sehingga kita dapat mengetahui jari telunjuk
lebih panjang ataukah lebih pendek dari jari manis kita. Pada beberapa

12
kebanyakan orang, memiliki ujung jari telunjuk yang tidak akan mencapai garis
tersebut, menyatakan bahwa jari telunjuk lebih pendek dibandingkan jari manis.
Jari telunjuk ini disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki serta resesif
pada seorang perempuan. Kecuali pada gen-gen yang terangkai pada kromosom
kelamin dikenal dengan gen-gen yang dipengaruhi oleh seks maupun gen-gen
yang dibatasi seks.
Hal ini juga di jelaskan oleh Purwaningsih (2016) yang menyatakan
bahwa suatu rasio panjang jari telunjuk terhadap rasio jari manis pada seseorang
merupakan suatu karakter atau sifat yang akan diwariskan melalui gen yang
ekspresinya akan dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influence gene). Suatu
panjang jari kedua atau telunjuk (2D) dan jari keempat atau jari manis (4D) telah
menjadi perhatian beberapa ahli karena terkait perbedaan jenis kelamin. Pada
suatu rasio 2D terhadap 4D untuk sebagian besar laki-laki ternyata lebih kecil dari
pada perempuan.
Suryo (2017) menyatakan bahwa penentukan jenis kelamin atau seks dari
suatu makhluk baik makhluk jantan maupun makhluk betina dibedakan atas dua
faktor yaitu yang pertama faktor lingkungan yang mengambil peranan sebagai
keadaan fisiologis. Apabila kadar hormon kelamin pada tubuh tidak seimbang
dalam penghasilan serta peredarannya, maka pernyataan fenotip pada suatu
makhluk mengenai kelaminnya akan terdapat berubahan. Mengakibatkan watak
kelamin pun akan mengalami perubahan. Faktor keuda yaitu faktor genetik,
sebagai penentu jenis kelamin suatu makhluk hidup. Oleh karena itu bahan
genetik terdapat didalam kromosom, sehingga perbedaan jenis kelamin terletak
pada komposisi kromosom.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil pengamatan yang telah dilalukan, dapat diketahui mengenai penetapan
genotip dirinya berdasarkan ukuran jari telunjuknya, yaitu gen TT, Tt, dan tt.
Gen T merupakan gen yang menentukan jari telunjuk lebih pendek daripada
jari manis, sedangkan gen t adalah gen yang menentukan jari telunjuk sama
atau lebih panjang dari jari manis.
2. Hasil pengamatan kedua yaitu mengetahui frekuensi fenotip dan genotip
panjang jari telunjuk. Dengan menggunkan rumus menentukan frekuensi
fenotip untuk mengetahui berapa banyaknya gen yang dipengaruhi oleh seks,
baik dari data kelompok maupun dari data kelas.
B. Saran
1. Saran untuk praktikan selanjutnya, agar memperhatikan secara seksama
prosedur kerja sebelum melakukan praktikum, serta memahami konsep materi
praktikum yang akan dilaksanakan.
2. Saran untuk asisten kedepannya, pada saat melaksanakan praktikum. Asisten
telah mendampingi praktikan pada saat melaksanakan pengamatan di
laboratorium.
3. Saran untuk laboran, untuk praktikum selanjutnya menyiapkan alat dan bahan
yang sesuai pada saat praktikum. Agar pada saat praktikum berlangsung tidak
akan kewalahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arsal, AF. 2018. Genetika 1 Arif Memahami Kehidupan. Makassar : Badan


Penerbit UNM

Deswira, U. Agus, OS. Dinar,TS. 2015. Mekanisme alih kelamin ikan nila
Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) melalui manipulasi ekspresi gen
aromatase. Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol 16 (1)

Hartati, dan Ferry I. 2017. Modul Genetika Berbasis Pendekatan Saintifik.


Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM

Lee, C. 2016. Analytical Models For Genetics of Human Traits Influence By Sex.
Jurnal Current Genomics. Vol 17 (5)

Mirayanti, Y. Ketut, IR. Ida, BMS. 2017. Frekuensi Gen Cuping Melekat, Alis
Menyambung, Lesung Pipi Dan Lidah Menggulung Pada Masyarakat
Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jurnal
Simbiosis. Vol 5 (1)

Mustami, MK. 2013. Genetika. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin

Purwaningsih, E. 2016. Insidensi Panjang Jari Telunjuk Terhadap Jari Manis


(Rasio 2D:4D) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitar YARSI
Angkatan 2013-2014. Jurnal Kedokteran Yarsi. Vol 24 (1)

Roulin, A dan Jensen, H. 2015. Sex-linked inheritance, genetic correlations and


sexual dimorphism in three melanin-based colour traits in the barn owl.
Journal of Evolutionary Biology. Vol 28 (2)

Saefudin. 2007. Genetika. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi Universitas


Pendidikan Indonesia

Suryo. 2017. Genetika Untuk Strata 1. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

15

Anda mungkin juga menyukai