PEWARISAN SIFAT
MATERI GENETIK
Materi genetik memegang peranan penting dalam proses pewarisan sifat. Warna
kulit, bentuk hidung, atau bahkan jenis penyakit yang kamu miliki tidak serta-merta hadir
di dalam tubuh kamu. Materi genetik dari ayah dan ibu akan bergabung dalam proses
fertilisasi. Karena adanya penggabungan materi genetik inilah, maka pada dirimu muncul
karakteristik yang mirip dengan ayah dan karakteristik yang mirip dengan ibu. Molekul
yang berperan sebagai materi genetic adalah asam nukleat, yaitu DNA (deoxyribonucleic
acid) dan RNA (ribonucleic acid). Pada suatu untai DNA terdapat unit instruksi atau
perintah yang mempengaruhi sifat atau yang menentukan karakteristik setiap makhluk
hidup yang disebut gen. Jadi, keseluruhan informasi genetic yang menentukan karakteristik
makhluk hidup juga disimpan dalam DNA.
1. Kromosom
Gambar 2. Stuktur Kromosom
Macam-macam Kromosom
Berdasarkan letak sentromernya, kromosom dibedakan menjadi empat
macam, yaitu metasentris, submetasentris, akrosentris, dan telosentris.
a. Metasentris, sentromer terletak di tengah-tengah kromosom sehingga kromosom
berbentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, sentromer terletak submedian atau kirakira ke arah salah satu
ujung kromosom. Bentuk kromosom seperti huruf J.
c. Akrosentris, sentromer terletak pada subterminal atau di dekat ujung kromosom.
Satu lengan kromosom sangat pendek dan satu lengan lainnya sangat panjang.
Bentuk kromosom lurus atau seperti batang.
d. Telosentris, sentromer terletak pada ujung kromosom.
Gambar 4. Bentuk-bentuk Kromosom
Sumber : hisham.id
biologi, laki-laki diberi simbol ♂ (atau jantan pada hewan dan tumbuhan) dan
2. Gen
Gen merupakan unit terkecil materi genetik. Gen terdapat dalam setiap lokus
yang khas pada kromosom. Gen adalah substansi genetik terkecil yang terdiri atas
sepenggal DNA yang menentukan sifat individu melalui pembentukan polipeptida.
Jadi, gen berperan penting dalam mengontrol sifat-sifat individu yang diturunkan.
Gen-gen yang ada dalam kromosom tidak memiliki batas-batas yang jelas.
Walaupun demikian, gen-gen dapat diumpamakan dalam satu deretan berurutan dan
teratur pada benang kromosom. Setiap gen dalam kromosom dimulai dari kodon AUG
(start) disebut pula sebagai kodon permulaan, karena memulai sintesis polipeptida.
Kodon UGA, UAG, dan UAA disebut kodon tak bermakna (stop = tanda akhir dari
suatu protein) karena kodon-kodon ini tidak mengkode asam amino.
Setiap gen terletak pada suatu lokus. Gen memenuhi lokus suatu kromosom
sebagai zarah kompak yang mengandung satuan informasi genetik dan mengatur sifat-
sifat menurun tertentu. Pada kenyataannya, batas-batas lokus satu sama lain tidak
seperti kotak dan gen itu sendiri masing-masing tidak kompak seperti butir-butir
kelereng.
Setiap gen pada organisme mengendalikan produksi suatu enzim khusus. Enzim-
enzim itu akan melakukan semua kegiatan metabolism organisme tersebut sehingga
mengakibatkan perkembangan suatu struktur dan fisiologi yang khas, yaitu fenotipe
organisme tersebut. Gen memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Sebagai zarah tersendiri yang ada pada kromosom. Zarah adalah zat terkecil dan
tidak dapat dibagi-bagi lagi.
b. Menyampaikan informasi genetik dari induk kepada keturunannya.
c. Mengatur proses metabolisme dan perkembangan.
Molekul DNA pertama kali diisolasi oleh F. Miescher pada tahun 1869 dari sel
spermatozoa. Ia tidak dapat mengenali sifat zat kimia tersebut secara pasti, kemudian
menyebutnya sebagai nuklein. Nuklein ini berupa senyawa kompleks yang
mengandung unsur fosfor sangat tinggi. Nuklein selanjutnya dikenal sebagai gabungan
asam nukleat dan protein sehingga sering disebut nukleoprotein. Dalam kedua jenis
asam nukleat ini (DNA dan RNA) terdapat dua basa nitrogen yaitu purin dan pirimidin.
Keduanya ditemukan oleh Fischer pada tahun 1880. Pada penelitian selanjutnya,
Kossel menemukan dua jenis pirimidin, yaitu sitosin dan timin serta dua jenis purin,
yaitu adenin dan guanin. Selain basa purin dan pirimidin, dalam asam nukleat Levine
pada tahun 1990 mengenali gula berkarbon lima, yaitu ribose dan deoksiribosa. Ia juga
menyatakan adanya asam fosfat dalam asam nukleat.
W.T. Atsbury merupakan orang pertama yang mengemukakan gagasan tentang
struktur tiga dimensi DNA. Ia menyimpulkan bahwa DNA sangat padat, polinukleotida
penyusunnya berupa timbunan nukleosida pipih yang teratur tegak lurus terhadap
sumbu memanjang.
Susunan kimia DNA adalah sebuah makromolekul yang kompleks. Molekul
DNA disusun oleh dua rantai polinukleotida yang amat panjang. Satu rantai
polinukleotida terdiri atas rangkaian nukleotida. Sebuah nukleotida tersusun atas:
a. Gugus gula deoksiribosa (gula dengan lima atom karbon atau pentosa)
b. Gugus asam fosfat (fosfat terikat pada C kelima dari gula)
c. Gugus basa nitrogen (gugus ini terikat pada C pertama dari gula)
Basa nitrogen dapat digolongkan menjadi dua, yaitu basa purin dan basa
pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan basa
pirimidin terdiri atas sitosin (S) dan timin (T). Sehingga terdapat empat senyawa basa
nitrogen yang menyusun DNA yaitu, Adenine (A) yang selalu berpasangan dengan
Timin (T), serta Guanin (G) yang selalu berpasangan dengan Sitosin (S).
Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan purin dan pirimidin disebut
nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan berikatan dengan fosfat
membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida). Gabungan dari nukleotidanukleotida
akan membentuk suatu DNA. Jadi, molekul DNA merupakan polimer panjang dari
nukleotida yang dinamakan polinukleotida.
4. RNA (Ribonucleic Acid = Asam Ribonukleat)
RNA merupakan seutas benang tunggal yang tersusun molekul gula ribosa,
gugus fosfat, dan asam nitrogen. Pada RNA tidak terdapat basa nitrogen timin (T), basa
nitrogen timin ini pada RNA digantikan oleh basa nitrogen Urasil (U). Struktur DNA
yang heliks terbentuk karena adanya beberapa jenis ikatan kimia. Antara untai DNA
diikat oleh ikatan hidrogen. Antara basa nitrogen dan gula diikat oleh ikatan glikosida,
sedangkan antar nukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester. RNA hanya
terdiri atas satu untai saja, sehingga struktur RNA tidak membentuk helix ganda.
Berbeda halnya dengan DNA yang terletak dalam nukleus, RNA banyak
terdapat dalam sitoplasma terutama ribosom walaupun ada pula beberapa di antaranya
dalam nukleus. Dalam sitoplasma, kadar RNA berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi oleh
aktivitas sintetis protein. Ketika suatu protein akan disintetis, kandungan RNA dalam
sel meningkat begitu pula sebaliknya.
Persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda disebut persilangan
monohibrid. Dominasi dapat terjadi secara penuh atau tidak penuh (kodominan).
Masing-masing dominasi ini menghasilkan bentuk keturunan pertama (F1) yang
berbeda.
1. Persilangan Monohibrid Dominasi Penuh
Ciri-cirinya :
a. Persilangan monohibrid akan menghasilkan individu F1 yang seragam,
apabila salah satu induk mempunyai sifat dominan penuh dan induk yang lain
bersifat resesif.
b. Apabila dilanjutkan dengan menyilangkan individu sesama F1, akan
menghasilkan keturunan (individu F2) dengan tiga macam genotipe dan dua
macam fenotipe.
M M
M MM Mm
(merah) (merah)
m Mm Mm
(merah) (putih)
Contoh:
1. Jumlah gamet dari genotip BbKk (biji bentuk bulat – biji warna Kuning),
memiliki 2 sifat beda/dihibrid
jadi n=2 --> 2n = 22 = 4, yaitu: BK, Bk, bK, dan bk
Saat Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat warna
kuning (BBKK) dengan tanaman ercis berbiji kerut warna hijau (bbkk), ternyata
semua keturunannya (F1) adalah tanaman ercis berbiji bulat warna kuning
(BbKk). Ketika Mendel melanjutkan percobaanya dengan menyilangkan tanaman
F1 dengan sesamanya diperoleh perbandingan fenotip sebagai berikut: 9/16
bulat kuning : 3/16 bulat hijau : 3/16 kerut kuning : 1/16 kerut hijau.
F2
Dari hasil Persilangan sesama F1 (bulat kuning heterozigotik/BbKk) pada
tanaman ercis F2 diperoleh 16 variasi genotip. Perbandingan Fenotip:
9 bulat kuning : 3 bulat hijau : 3 kerut kuning : 1 kerut hijau
Parental : ♂ ♀
Gamet : IA , IO IB , IB
Filial :
♀ ♂ IA IO
IB I AI B I BI O
IB I AI B I BI O
Kemungkinan Golongan darah keturunan:
I AI B Golongan Darah AB 2 50 %
KELAINAN DALAM PEWARISAN SIFAT
A. Gangguan Kromosom
Cri du chat, yang disebabkan oleh penghapusan bagian dari lengan pendek
kromosom 5. "Cri du chat" berarti "teriakan kucing" dalam bahasa Prancis, dan kondisi itu
dinamakan demikian karena membuat bayi yang terkena menangis bernada tinggi yang
terdengar seperti kucing. Individu yang terkena memiliki lebar set mata, kepala kecil dan
rahang, dan moderat sangat terbelakang mental dan sangat pendek.
Wolf-Hirschhorn syndrome, yang disebabkan oleh penghapusanparsial dari
lengan pendek kromosom 4. Hal ini ditandai dengan retardasi pertumbuhan berat dan berat
untuk keterbelakangan mental yang mendalam.
Sindrom Down, biasanya disebabkan oleh tambahan salinan kromosom 21
(trisomi 21). Karakteristik meliputi tonus otot menurun, gempal membangun, tengkorak
asimetris, mata miring dan ringan sampai sedang keterbelakangan mental.
Sindrom Edwards, yang merupakan kedua paling umum trisomi, sindrom
Down adalah yang paling umum. Ini adalah trisomi kromosom 18. Gejala termasuk
keterbelakangan mental dan motorik dan anomali kongenital menyebabkan berbagai
masalah kesehatan yang serius. Sembilan puluh persen mati pada masa bayi, namun,
mereka yang hidup melewati ulang tahun pertama mereka biasanya cukup sehat
setelahnya. Mereka memiliki karakteristik tangan mengepal dan jari tumpang tindih.
Sindrom Patau, juga disebut D-Sindrom atau trisomi-13. Gejala yang agak
mirip dengan trisomi-18, tetapi mereka tidak memiliki bentuk tangan yang khas.
Idic15, singkatan untuk Isodicentric 15 pada kromosom 15, juga disebut
nama berikut karena berbagai riset, tetapi mereka semua berarti sama; IDIC (15),
dupliction Inverted 15, Marker ekstra, GKG Inv 15, parsial tetrasomy 15
Jacobsen sindrom, juga disebut gangguan penghapusan terminal 11q. Ini
adalah gangguan yang sangat langka. Mereka yang terkena dampak memiliki kecerdasan
normal atau retardasi mental ringan, dengan miskin keterampilan bahasa ekspresif.
Kebanyakan memiliki kelainan perdarahan yang disebut sindrom Trousseau Paris.
Sindrom Klinefelter (XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter biasanya
steril, dan cenderung memiliki lengan yang lebih panjang dan kaki dan lebih tinggi dari
rekan-rekan mereka. Anak laki-laki dengan sindrom sering pemalu dan pendiam, dan
memiliki insiden yang lebih tinggi keterlambatan bicara dan disleksia. Selama pubertas,
tanpa pengobatan testosteron, beberapa dari mereka dapat berkembang gynecomastia.
Sindrom Turner (X bukan XX atau XY). Dalam sindrom Turner,
karakteristik seksual perempuan hadir tapi terbelakang. Orang dengan sindrom Turner
sering memiliki perawakan pendek, garis rambut rendah, fitur mata normal dan
perkembangan tulang dan "menyerah-dalam" penampilan untuk dada.
XYY sindrom. XYY anak laki-laki biasanya lebih tinggi dari saudara
mereka. Seperti anak laki-laki XXY dan perempuan XXX, mereka agak lebih cenderung
memiliki kesulitan belajar.
Triple-sindrom X (XXX). Gadis XXX cenderung tinggi dan kurus. Mereka
memiliki insiden yang lebih tinggi disleksia.
Kecil penanda kromosom supernumerary. Ini berarti ada kromosom, ekstra
yang abnormal. Fitur tergantung pada asal bahan genetik tambahan. Cat-eye syndrome dan
sindrom kromosom 15 isodicentric (atau Idic15) keduanya disebabkan oleh kromosom
penanda supernumerary, seperti Pallister-Killian sindrom.
Sebagian besar mutasi netral - memiliki sedikit efek atau tidak. Penyimpangan
kromosom adalah perubahan dalam struktur kromosom. Ia memiliki peran besar dalam
evolusi.
B. Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel
kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Faktor
genetis ini adalah kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa
oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah
yang membedakan antara penderita buta warna pada pria dan wanita. Seorang wanita ini
disebut juga 'carrier' atau pembawa sifat. Hal ini menunjukkan ada satu kromosom X yang
membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami
kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan
pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Buta
warna tidak dapat disembuhkan karena buta warna penyebabnya rata - rata itu dikarenakan
keturunan seperti yang dijelaskan diatas, selain itu bisa juga karena kerusakan
syaraf mata karena kecelakaan atau bawaan dari lahir. Jadi saran saya jika anda buta
warna, anda kudu nyari pasangan yang tidak buta warna, ya diusahain nyari yang gak buta
warna gitu, takutnya ntar nurun ke anaknya gitu.
Untuk mengetes bahwa kita buta warna atau tidak itu dibutuhkan sebuah tes yang
biasa disebut Tes Ishihara. Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr.
Shinobu Ishihara. Tes ini pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat
itu, tes ini terus digunakan di seluruh dunia, sampai sekarang.
Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik
dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk
lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan
melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism).
Pada orang normal, di dalam lingkaran akan tampak angka atau garis tertentu. Tetapi pada
orang buta warna, yang tampak pada lingkaran akan berbeda seperti yang dilihat oleh
orang normal.
Tes Ishihara biasanya dilengkapi oleh kunci jawaban untuk setiap lembarnya. Hasil
tes seseorang akan dibandingkan dengan kunci jawaban tersebut. Dari sini dapat ditentukan
apakah seseorang normal atau buta warna. Tes ini biasanya dilakukan pada saat kita
mengurus surat keterangan berbadan sehat. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bagi anda
yang ragu apakah anda buta warna atau tidak anda bisa lihat gambar contoh dari Tes
Ishihara dibawah ini, kalau anda bisa melihat semua angka pada gambar tersebut maka
dipastikan anda normal gitu
C. Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan Jenis Kelamin dalam genetika (Sex Determination)
Perbedaan jenis kelamin pada suatu makhluk hidup dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor lingkungan ini biasanya berhubungan
dengan keadaan fisiologis suatu individu terutama mengenai kadar hormonnya. Apabila
kadar hormon tersebut tidak mengalami ketidakseimbangan, maka hal tersebut dapat
mempengaruhi fenotip suatu individu ditinjau dari seksnya. Adapun faktor genetik
berhubungan dengan gen-gen yang berperan dalam menentukan jenis kelamin suatu
individu dan gen-gen ini letaknya berada pada kromosom.
Suatu sel E. coli dinyatakan berkelamin jantan jika dalam sel itu terkandung faktor
F berupa badan terpisah dari kromosom utama. Sel berkelamin jantan itu disebut sebagai
F+ . Sel E. Coli dinyatakan berkelamn betina F- jika dalam sel itu tidak terkandung faktor F.
Sel berkelamin jantan mampu mentransfer gen-gen ke dalam sel-sel berkelamin betina.
Gn-gen transfer yang terdapat pada faktor F berperan pada proses transfer materi geneik
tersebut.
Transfer materi genetik dari sel E. coli berkelamin jantanke sel berkelamin betina
didahului oleh terbentuknya pasangan konjugasi antara ke dua sel. Pasangan konjugasi itu
terbentuk melalui pelekatan suatu pilus kelamin jantan pada permukaan suatu sel kelamin
betina (Gambar 1.1). Gambar 1.2 menunjukkan keseluruhan proses transfer DNA faktor F
tanpa transfer gen pada kromosom utama.
Faktor F dalam sel E. coli dapat juga berintegrasi ke dalam kromosom utama sel.
Proses integrasi itu berlangsung melalui peristiwa pindah silang. Proses integrasi itu
ditunjukkan pada gambar 1.3. Watson (1987) dalam Corebima (2004), menyatakan bahwa
jika sebuah sel Hfr berdekatan dengan sebuah sel keamin beina terjadilah replikasi DNA
yang terinduksi oleh konjugasi dan karena ujung pengarah faktor F berdekatan dengan
kromosom utama akan terjadi juga transfer materi genetik kromosom utama.
Chlamydomonas
Hymenoptera
Pada Hymenoptera seperti lebah, semut, tawon dan sawlies telur yang tidak dibuahi
akan berkembang mejadi individu berkelamin jantan yang haploid; sebaliknya telur-telur
yang dibuai biasanya berkembang mejadi individu betina yang haploid (Herskowitz, 1973
dalam Gardner, dkk., 1991). Pola ekspresi kelamin pada lebah, semut, tawon dan sawlies
disebut haplo-diploidy tidak ada kromosom kelamin pada hewan-hewan tersebut (Gardner,
dkk., 1991). Mekanisme ditunjukkan pada gambar 1.9. Pada beberapa serangga yang
termasuk ordo Hymenoptera (misalnya lebah madu, semut, dll) penentuan jenis
kelaminnya tidak berhubungan dengan kromosom kelamin. Contoh pada lebah madu yang
dapat melakukan parthenogenesis yaitu terbentuknya makhluk dari sel telur tanpa
didahului oleh pembuahan. Sel telur yang mengalami parthenogenesis ini akan
menghasilkan lebah jantan yang bersifat haploid (n = 16). Apabila sel telur tersebut dibuahi
oleh spermatozoa, maka akan dihasilkan lebah betina (lebah ratu dan lebah pekerja) yang
bersifat diploid (2n = 32). Namun karena perbedaan tempat dan makanan, maka lebah ratu
bersifat fertile, sedangkan lebah pekerja bersifat steril. Tipe ploidi dijumpai pada lebah
madu. Sel telur (n) yang dibuahi spermatozoa akan menjadi lebah betina (2n). Sel telur (n)
yang mengalami partenogenesis akan menjadi lebah jantan (n).
Drosophila melanogaster
Indeks kelamin:
X (banyaknya kromosom-x)
———————————————————
0,5 interseks
D. Sindrom Down
Sindrom down merupakan istilah medis yang ditemukan pertama kali oleh dokter
Langdon Down pada tahun 1866 untuk menggambarkan gangguan mental pada
anak. Sindrom downatau biasa juga disebut down sindrom pada beberapa dekade terakhir
secara dramatis menunjukkan harapan hidup meningkat dengan perawatan medis dan
inklusi sosial yang membaik. Seseorang dengan sindrom down dengan kesehatan yang
baik rata-rata hidup sampai usia 55 atau lebih.
Sindrom down adalah gangguan genetik yang terjadi pada sekitar 1 dari 800
kelahiran hidup dengan penyebab utama gangguan kognitif. Sindrom down mulai dari
ringan sampai sedang dikaitkan dengan ketidakmampuan belajar, keterlambatan
perkembangan, karakteristik fitur wajah, dan otot rendah pada awal masa bayi. Banyak
orang dengan sindrom down juga memiliki cacat jantung, leukemia, awal-awal penyakit
Alzheimer, masalah gastrointestinal, dan masalah kesehatan lainnya.
Pengertian sindrom down (dalam istilah medis disebut trisomi 21), adalah suatu
kondisi di mana bahan genetik tambahan menyebabkan keterlambatan dalam cara seorang
anak berkembang, baik secara mental dan fisik. Fitur fisik dan masalah medis yang terkait
dengan sindrom down dapat bervariasi dari satu anak denga anak lainnya. Sementara
beberapa anak dengan down sindrom membutuhkan banyak perhatian medis, yang lain
menjalani kehidupan yang sehat. Perlu diketahui bahwa penyakit sindrom down tidak
dapat dicegah, namun sindrom down dapat dideteksi sebelum anak lahir atau pada masa
prenatal (masih dalam kandungan).
Biasanya, pada saat pembuahan bayi mewarisi informasi genetik dari orang tua
dalam bentuk 46 kromosom: 23 dari ibu dan 23 dari ayah. Dalam sebagian besar kasus
sindrom Down, seorang anak mendapat ekstra kromosom 21 – dengan total 47 kromosom,
bukan 46. Mengingat pengertian sindrom down, maka di dapatkan sebuah penalaran bahwa
materi genetik tambahan inilah yang menyebabkan fitur fisik dan keterlambatan
perkembangan yang berhubungan denganpenyakit sindrom down.
Meskipun tidak ada yang tahu pasti mengapa down sindrome terjadi dan tidak ada
cara untuk mencegah kesalahan kromosom yang menyebabkan hal tersebut, para ilmuwan
tahu bahwa wanita dengan usia 35 atau lebih memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan
untuk memiliki anak dengan kondisi tersebut. Pada usia 30 tahun misalnya, seorang wanita
memiliki sekitar 1 dalam 900 kesempatan mengandung seorang anak dengan sindrom
down.
Anak-anak dengan sindrom Down cenderung untuk berbagi ciri fisik tertentu
seperti profil wajah datar, miring ke atas mata, telinga kecil, dan lidah yang menonjol. Otot
nada rendah (disebut hypotonia) juga karakteristik anak dengan down sindrome. Walaupun
ini dapat dan sering meningkatkan dari waktu ke waktu, kebanyakan anak-anak biasanya
mencapai tahap perkembangan seperti duduk, merangkak, dan berjalan apalagi jika
mendapatkan terapi sindrom down.
E. Hemofilia
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata
yaitu haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu
kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya
secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat
dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk
proses pembekuan darahnya.
Hemofilia A dan B
Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan
faktor pembekuan pada darah.
Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII)
protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :
Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada
seorang bernama Steven Christmas asal Kanada
Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9
(Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses
pembekuan darah.
Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari
jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi
antara orang normal (Gambar 1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2).
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah
tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan
perdarahan.
Gambar
Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku bangsa.
Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar
mengalami hemofilia jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa
sifat (carrier). Dan ini sangat jarang terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)
Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor
IX kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali
perdarahan dalam sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab
yang jelas.
Terapi Gen
Pada tahun 1972 Friedmann dan Roblin menulis kertas di Ilmu Ref. Friedmann
1972 Gene | "Terapi gen untuk penyakit genetik manusia?". Mereka mengutip Rogers S
untuk mengusulkan "bahwa eksogen" baik "DNA digunakan untuk menggantikan DNA
yang rusak pada mereka yang menderita cacat genetik Rogers S, New Sci 1970, hal.194)..
Mereka juga mengutip attept pertama untuk melakukan terapi gen sebagai York Times, 20
September 1970.
2002 dan sebelumnya
Baru pendekatan terapi gen perbaikan kesalahan dalam messenger RNA yang
berasal dari gen yang cacat. Teknik ini memiliki potensi untuk mengobati gangguan darah
thalassemia, cystic fibrosis, dan beberapa jenis kanker. Lihat''terapi gen Halus menangani
gangguan darah''di NewScientist.com (11 Oktober 2002).
Penyakit sel sabit adalah berhasil diobati pada tikus. Lihat''Terapi Gen murine
Memperbaiki Gejala Penyakit Sickle Cell''dari 18 Maret 2002, edisi Scientist.
Pada tahun 1992 Dokter Claudio Bordignon bekerja di Raffaele Vita-Salute San
University, Milan, Italia melakukan prosedur pertama terapi gen menggunakan sel induk
hematopoietik sebagai vektor untuk memberikan gen dimaksudkan untuk memperbaiki
penyakit keturunan. Ini adalah yang pertama di dunia. Pada tahun 2002 karya ini
menyebabkan publikasi pengobatan terapi gen pertama yang sukses untuk adenosin
deaminase-kekurangan (SCID).
Pada tahun 1993 Andrew Gobea dilahirkan dengan imunodefisiensi gabungan yang
parah (SCID). Skrining genetik sebelum kelahiran menunjukkan bahwa dia SCID. Darah
dihapus dari plasenta Andrew dan tali pusat segera setelah lahir, mengandung sel induk.
Alel yang kode untuk ADA diperoleh dan dimasukkan ke dalam retrovirus. Retrovirus dan
sel induk campuran, setelah itu mereka masuk dan memasukkan gen ke dalam kromosom
sel batang ". Stem sel yang mengandung gen bekerja ADA disuntikkan ke dalam sistem
darah Andrew melalui vena. Suntikan enzim ADA juga diberikan mingguan. Selama
empat tahun T-sel (sel darah putih), yang diproduksi oleh sel batang, dibuat menggunakan
enzim ADA ADA gen. Setelah empat tahun pengobatan yang lebih dibutuhkan.
2003
Pada tahun 2003 University of California, tim peneliti gen dimasukkan ke dalam
otak menggunakan liposom dilapisi disebut polimer polietilen glikol (PEG). Transfer gen
ke dalam otak merupakan suatu prestasi penting karena vektor virus terlalu besar untuk
mendapatkan melintasi penghalang darah-otak. Metode ini memiliki potensi untuk
mengobati penyakit Parkinson. Lihat Undercover''gen''slip ke otak pada NewScientist.com
(20 Maret 2003).
Interferensi RNA atau membungkam gen mungkin merupakan cara baru untuk
mengobati penyakit Huntington. Potongan pendek RNA untai ganda (pendek, RNA
campur atau Sirnas) yang digunakan oleh sel untuk mendegradasi RNA dari urutan
tertentu. Jika siRNA yang dirancang untuk sesuai dengan RNA disalin dari sebuah gen
yang rusak, maka produk protein abnormal dari gen yang tidak akan diproduksi.
Lihat''Terapi gen dapat menonaktifkan''Huntington di NewScientist.com (13 Maret 2003).
2006
Pada bulan Mei 2006, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr Luigi Naldini
dan Dr Brian Brown dari San Raffaele telethon Institut Gene Therapy (HSR-TIGET) di
Milan, Italia melaporkan sebuah terobosan untuk terapi gen di mana mereka
mengembangkan cara untuk mencegah sistem kekebalan tubuh dari menolak sebuah gen
yang baru disampaikan. Mirip dengan transplantasi organ, terapi gen telah diganggu oleh
masalah penolakan kekebalan. Sejauh ini, pengiriman gen 'normal' telah sulit karena sistem
kekebalan tubuh mengakui gen baru sebagai asing dan menolak sel yang membawa itu.
Untuk mengatasi masalah ini, kelompok HSR-TIGET dimanfaatkan jaringan baru
menemukan gen diatur oleh molekul yang dikenal sebagai microRNAs. Kelompok Dr
Naldini yang beralasan bahwa mereka bisa menggunakan fungsi alami microRNA untuk
selektif mematikan identitas gen terapeutik di sel-sel sistem kekebalan tubuh dan
mencegah gen dari yang ditemukan dan dihancurkan. Para peneliti menyuntik tikus dengan
gen yang mengandung urutan-sel kekebalan microRNA target, dan spektakuler, tikus tidak
menolak gen, seperti yang sebelumnya terjadi ketika vektor tanpa urutan target microRNA
digunakan. Pekerjaan ini akan memiliki implikasi penting untuk pengobatan hemofilia dan
penyakit genetik lainnya dengan terapi gen.
2007
Pada tanggal 1 Mei 2007 Rumah Sakit Mata Moorfields dan University College
London Institute of Ophthalmology mengumumkan gen pertama di dunia sidang terapi
untuk penyakit retina diwariskan. Operasi pertama dilakukan pada seorang pria 23 tahun
Inggris, Robert Johnson, pada awal 2007. Leber congenital amaurosis adalah sebuah
penyakit menyilaukan diwarisi disebabkan oleh mutasi pada gen RPE65. Hasil
Moorfields / UCL sidang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada bulan
April 2008. Mereka meneliti keamanan pengiriman subretinal rekombinan virus adeno
terkait (AAV) membawa gen RPE65, dan ternyata menghasilkan hasil yang positif, dengan
pasien yang memiliki peningkatan pada visi, dan, mungkin lebih penting, tidak jelas efek
samping.
2009
Pada bulan September tahun 2009, jurnal Nature melaporkan bahwa para peneliti di
University of Washington dan University of Florida mampu memberikan visi triwarna
untuk monyet tupai menggunakan terapi gen, suatu prekursor yang berharap pengobatan
untuk buta warna pada manusia. Pada bulan November tahun 2009, jurnal Science
melaporkan bahwa para peneliti berhasil di menghentikan sebuah penyakit otak yang fatal,
adrenoleukodystrophy, menggunakan vektor yang berasal dari HIV untuk memberikan gen
untuk enzim yang hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa tahun. DNA versus RNA. Diakses pada
ib.bioninja.com.au/standard-level/topic-2-molecular-biology/26-structure-of-dna-and-rna/
dna-versus-rna.html
Anonim. 2017.Contoh Soal Peranan Materi Genetik dalam Penentuan Sifat. Diakses pada
www.materipendidikan.com/2017/09/contoh-soal-peranan-materi-genetik.html?m=1
Mayo Foundation for Medical Education and Research. 2014. Your Genes, Chromosomes
and DNA. Diakses pada
https://www.mayoclicnic.org/tests-procedurles/genetic-testing/multimedia/genetic-
disorders/sls-20076216