Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel ini memiliki inti sel atau nukleus, pada inti sel terdapat jalinan seperti
benang halus yang disebut kromosom. Kromosom inilah yang merupakan pembawa
sifat keturunan. Di sepanjang kromosom terdapat gen yang merupakan penentu sifat
keturunan suatu makhluk hidup. Jadi baik kromosom maupun gen sama pentingnya
dalam penurunan sifat.Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu:
1. Kromosom Tubuh (Autosom) yaitu kromosom yang menentukan ciri-ciri
tubuh.
2. Kromosom Kelamin (Gonosom) yaitu kromosom yang menentukan jenis
kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia pria atau
wanita.
Penurunan sifat dapat terjadi melalui perkawinan antara dua individu sejenis.
Perkawinan antara dua individu sejenis yang mempunyai sifat beda disebut
persilangan. Penurunan sifat induk kepada keturunannya dinamakan hereditas.Gen
tersebutlah yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang tampak secara fisik,maupun
yang tidak tampak secara fisik. Prinsip tentang gen dan pewarisan sifat modern
pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel. Mendel mempelajari 7 jenis sifat
yang diturunkan pada tanaman buncis dan menemukan teori persilangan untuk gen-
gen yang independen. Teori tersebut menyatakan bahwa gen dari anak merupakan
perpaduan (persilangan) dari gen-gen yang dari kedua orang tuanya.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang kelainan menurun yang terpaut pada
kromosom seks X dan Y.
1. Apa pengertian kelainan menurun yang terpaut pada kromosom X dan Y ?
2. Apa saja kelainan yang terpaut pada kromosom kromosom X ?
3. Apa saja kelainan yang terpaut pada kromosom Y ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian kromosom.
2. Untuk mengetahui macam-macam kelainan yang terpaut pada kromosomseks X
dan Y.

D. Manfaat
1. Untuk meningkatakan pengetahuan siswa mengenai kelainan menurun yang
terpaut pada kromosom X dan Y.
2. Sebagai referensi untuk mendalami tentang kelainan menurun yang terpaut
pada kromosom X dan Y.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kromosom Kelamin
Dikenal beragam pola ekspresi kelamin pada makhluk hidup, dan salah satu
diantaranya adalah pola ekspresi kelamin kromosomal, yang menentukan ekspresi
kelamin adalah gen. Pada pola ekspresi kelamin kromosomal ini, dikenal adanya
perangkat kromosom kelamin.Pengkajian berbagai hal tentang kromosom dilakukan
semata-mata karena berbagai fenomena genetic maupun evolusioner, sudah diketahui
terkait dengan gen-gen pada kromosom kelamin, bahkan diharapkan pengkajian ini
akan semakin memantapkan kesadaran kita bahwa yang bertanggung jawab atas
fenotip kelamin apapun adalah gen.

B. Pewarisan Sifat yang Terpaut dalam Kromosom Seks


Gen yang bertempat pada kromosom seks disebut gen terpaut seks. Sifat gen
yang terpaut dalam seks sifatnya bergabung dengan jenis kelamin tertentu dan
diwariskan bersama kromosom seks. Umumnya gen terpaut seks terdapat pada
kromosom X, tetapi ada juga yang terpaut pada kromosom Y.
Sebagian besar gen yang terpaut kelamin pada hewan-hewan jantan
heterogamete terletak pada kromosom X. Beberapa hewan dapat memiliki sejumlah
kecil gen pada kromosom Y yang menghasilkan efek-efek fenotif. Informasi yang
baru dikemukakan ini hanya berlaku untuk kelompok makhluk hidup yang
mempunyai kromosom kelamin XX-XY. Di kalangan makhluk hidup yang
mempunyai kromosom kelamin (Stansfield, 1983). Di kalangan makhluk hidup yang
mempunyai kromosom kelamin XX-XY, gen-gen yang terdapat pada kromosom
kelamin X, sebagian tidak ditemukan sama sekali pada kromosom yang disebut
terpaut kelamin lengkap, sebagian dapat berekombinasi dengan pindah silangdengan
gen-gen yang terdapat pada kromosom Y, seperti layaknya gen-gen pada autosom-
autosom homolog. Pewarisan sifat-sifat yang terpaut kromosom kelamin X mengikuti
suatu pola khas, yaitu crisscross pattern of inheritance (pola pewarisan menyilang).
Seperti yang telah dikemukakan biasanya sifat-sifat yang ada pada individu
jantan(resesif) diwariskan melalui turunan betinanya (tidak terekspresikan) kepada
turunan jantan generasi berikutnya (F2) dan diekspresikan. Sifat-sifat yang ada pada
3
individu betina (resesif)diwariskan langsung kepada turunan jantan (diekspresikan).
Sebagaimana pada individu jantan, pada individu betina D. melanogaster sifat-
sifat(resesif) yang terpaut kromosom kelamin X (terekspresi) dapat juga diwariskan
langsung kepada turunan betina (diekspresikan). Pewarisan dan ekspresi sifat-sifat
yang terpaut kromosom kelamin X pada individu betina mengikuti pola yang sama,
sebagaimana sifat-sifat yang dikontrol oleh alela-alela yang terdapat pada autosom.
Sifat-sifat terpaut kromosom kelamin Y induk jantan D. Melanogaster biasanya
langsung diwariskan pada turunan jantan, dan dapat juga diwariskan langsung kepada
turunan betina,sebagai akibat peristiwa gagal berpisah pada oogenesis. Pada manusia
sifat-sifat (resesif) yang terpaut kromosom kelamin X pada laki-laki diwariskan secara
crisscross. Sifat-sifat yang terpaut kromosom kelamin Y selalu hanya diwariskan dari
ayah dan terekspresi pada semua anak laki-laki (stansfield, 1983).

C. Kelainan Dan Penyakit Karena Alel Resesif Tertaut Kromosom Sex “X”
Pewarisan sifat, khususnya pada manusia, tidak bisa dilepaskan dari peran
kromosom. Kromosom berperan dalam membawa materi genetik (DNA) untuk
disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Materi genetik ini akan
menentukan sifat-sifat manusia atau generasi, yang merupakan keturunan dari
generasi sebelumnya, sehingga sifat-sifat yang telah dimiliki oleh generasi
sebelumnya tetap terjaga keberadaannya. Sifat-sifat ini berupa genotipe (sifat yang
tidak tampak dari luar) yang akan dimanifestasikan ke dalam fenotip (sifat yang
tampak dari luar). Manusia memiliki 46 kromosom, yang tersusun atas 44 A
(autosom) dan 2 kromosom kelamin (gonosom): XX untuk wanita dan XY untuk pria.
Autosom maupun gonosom inilah yang akan membawa sifat-sifat tersebut.
Laki-laki dan perempuan memiliki autosom yang sama, baik dari segi jumlah
maupun jenis. Oleh karena itu, apabila suatu sifat dihantarkan melalui autosom, maka
laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan maupun
tidak mendapatkan sifat tersebut. Dalam hal ini dikenal sifat yang dominan dan
resesif, di mana sifat dominan akan lebih banyak muncul daripada sifat resesif.
Lain halnya apabila gonosom yang membawa sifat-sifat. Seperti yang kita
ketahui, laki-laki dan perempuan memiliki gonosom yang berbeda, yaitu laki-laki XY
dan perempuan XX. Oleh karena itu, apabila suatu sifat resesif terkait dengan
kromosom tertentu, katakanlah X, maka sifat tersebut akan lebih mudah
dimanifestasikan pada laki-laki yang hanya memiliki satu kromosom X. Sedangkan
4
bagi perempuan pengejawantahan sifat-sifat tersebut hanya akan terjadi apabila kedua
kromosom X nya menggandeng sifat-sifat tersebut. Apabila hanya salah satu
kromosom X nya yang terkait sifat-sifat tersebut, maka pengejawantahan sifat belum
tentu terjadi. Kebanyakan hanya akan membuat perempuan tersebut menjadi carrier
(pembawa sifat, yang tidak termanifestasi namun tetap ditransmisikan untuk generasi
berikut). Dan apabila sifat tersebut terkait dengan kromosom Y, dapati dipastikan sifat
tersebut tidak akan dimanifestasikan pada perempuan, yang notabene kedua
kromosomnya adalah X.
Masalahnya adalah, tidak semua sifat yang dibawa oleh kromosom, khususnya
gonosom, merupakan sifat yang baik. Ada kalanya sifat tersebut berupa penyakit yang
diwariskan, baik secara dominan maupun resesif, sehingga tidak jarang keberadaan
sifat tersebut pada gonosom merupakan sesuatu yang merugikan. Bahkan pada
penyakit tertentu dapat terjadi gen lethal, yaitu gen yang dapat menyebabkan
kematian apabila telah memenuhi persyaratan tertentu. Sifat tersebut dapat
menggandeng kromosom X saja atau kromosom Y saja.
Secara umum sifat/gen yang menggandeng/terangkai kromosom X dapat
dibagi menjadi dua, yaitu gen terangkai X dominan dan gen terangkai X resesif.
Perbedaannya adalah, pada gen terangkai kromosom X dominan sifat hanya akan
termanifestasikan apabila kromosom dalam keadaan menggandeng gen dominan.
Sebaliknya, pada gen terangkai kromosom X resesif sifat akan termanifestasikan
apabila kromosom menggandeng gen yang dalam keadaan resesif.
Contoh penyakit akibat gen terangkai X dominan adalah penyakit anenamel.
Penyakit ini adalah ketidakmampuan tubuh dalam membentuk email gigi yang
berfungsi untuk mempertahankan dan menguatkan gigi. Penyakit ini akan
termanifestasikan dalam fenotipe apabila kromosom X terangkai dengan gen dominan
B. Sebaliknya, penyakit ini tidak muncul apabila alel dalam keadaan resesif b.

1. Buta Warna
Buta warna merupakan kelainan di mana penderitanya tidak dapat menangkap
seluruh spektrum warna secara utuh. Terkait dengan keadaan ini maka kelainan
terjadi di sel kerucut (cone) yang peka terhadap spektrum warna. Kelainan ini
disebabkan oleh gen resesif terpaut kromosom X. Sama seperti penyakit yang
disebabkan oleh gen resesif terpaut kromosm X lainnya, maka penyakit ini lebih
mudah menimpa laki-laki yang hanya memiliki satu kromosom X daripada wanita
5
yang memiliki dua kromosom X. Apabila hanya satu saja kromosom X pada
wanita yang terpaut gen resesif ini, maka wanita tersebut bersifat carrier, yang
dapat mewariskan gen tersebut pada keturunan berikutnya. Serta masih banyak
penyakit/kelainan lainnya seperti Sindrom Lesch-Nyhan, Hidrosefali terangkai
kromosom X, Sindrom Hunter, X-Linked Ichtyosis, dan lain-lain.

Buta warna dibedakan menjadi dua, yaitu:


a. buta warna parsial (sebagian)
Penderita buta warna parsial tidak dapat melihat warna-warna tertentu,
misalnya hijau dan merah. Jika penderita tidak dapat melihat warna hijau saja
dinamakan buta warna hijau atau buta warna deutan. Jika penderita tidak dapat
melihat warna merah saja dinamakan buta warna merah atau buta warna
protan.
b. buta warna total
Penderita buta warna total tidak dapat melihat semua warna sehingga dalam
pandangannya hanya ada warna hitam dan putih.
Perhatikan table ekspresi gen berikut:
Fenotip
JenisKelamin
Normal ButaWarna
Wanita XCXC, XCXc XcXc
Pria XY XcY

Ada beberapa rumusan terkait dengan prinsip penurunan sifat terkait kromosom
X:
Apabila seorang pria menderita kelainan terkait kromosom X, maka kelainan
itu tidak akan diturunkan kepada anak laki-lakinya (kecuali bila istrinya juga
penderita atau carrier kelainan tersebut) dan hanya akan diturunkan kepada anak
perempuannya.
Apabila seorang wanita menderita kelainan terkait kromosom X, maka
kelainan itu akan diturunkan kepada semua anaknya baik laki-laki maupun
perempuan. Anak laki-laki akan langsung memanifestasikan kelainan tersebut,
sementara anak perempuan akan menjadi carrier (kecuali bila suaminya juga
menderita kelainan tersebut).

6
Apabila seorang wanita adalah carrier suatu kelainan terkait kromosom X,
maka kemungkinan anak laki-lakinya untuk menderita kelainan tersebut sebesar
lima puluh persen, sedangkan setengah anak perempuannya akan normal dan
setengahnya lagi carrier (kecuali bila suaminya juga menderita kelainan tersebut).
Orang yang menderita buta warna tidak dapat membedakan warna-warna
tertentu, buta warna merah hijau, tidak mampu membedakan warna merah dan
hijau. Buta warna ini dikendalikan oleh gen resesif. Gen ini terpaut dalam
kromosom X. Terdapat 5 kemungkinan genotipe, yaitu:
XC XC : wanita normal
Xc Xc : wanita buta warna
XC Xc : wanita pembawa buta warna/carrier
XC Y : pria normal
Xc Y : pria buta warna
Wanita carrier atau pembawa artinya wanita yang secara fenotipe normal
tetapi secara genotipe dia membawa alel sifat resesif untuk buta warna (menikah
dengan ayah normal). Buta warna adalah penyakit keturunan yang menyebabkan
seseorang tidak bisa membedakan warna merah dengan biru, atau kuning dengan
hijau. Disebabkan oleh gen resesif cb (color blind). Gen buta warna terpaut pada
kromosom X.

2. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan dimana seseorang darahnya tidak dapat/sulit
membeku bila luka. Luka kecil pun dapat menyebabkan penderita meninggal
karena terjadi pendarahan yang terus-menerus. Gen yang mengendalikan sifat ini
adalah gen resesif dan terpaut dalam kromosom X. Dalam keadaan homozigot
resesif gen ini bersifat letal (menimbulkan kematian).
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan darah seseorang
sukar membeku. Penderita hemofilia jika terluka darahnya akan membeku sekitar
50 mnt – 2 jam, hal ini akan mengakibatkan penderita mengalami kehilangan
banyak darah dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini dikendalikan oleh
gen resesif (h) yang terpaut kromosom X. Contoh silsilah penyakit hemofilia
adalah pada keluarga kerajaan Eropa. Ratu Victoria dari Inggris menderita
hemofilia.

7
Genotip wanita hemofilia:
HH = XHXH = Homozigot dominan = normal
Hh = XHXh = heterozigot = carrier = pembawa sifat
Hh = XhXh = homozigot resesif = penderita hemofiliagenotip
laki-laki hemofilia:
XHY = laki-laki normal
XhY = laki-laki hemophilia
Hemofilia merupakan penyakit keturunan di mana darah seseorang sukar
membeku apabila terjadi luka. Penyakit ini akan termanifestasikan dalam fenotipe
apabila kromosom X terangkai h (resesif), dengan perincian sebagai berikut:
Seorang pria yang hanya memiliki satu kromosom X otomatis akan terkena
hemofilia apabila kromosom X tersebut terangkai h (resesif).
Sedangkan seorang wanita yang memiliki dua kromosom X akan terkena
hemofilia apabila kedua kromosom X nya terangkai h. Jika hanya satu kromosom
X yang terangkai h, maka perempuan tersebut hanya bersifat carrier (pembawa).
Hemofilia dibedakan atas tiga macam:
a. Hemofilia A, di mana penderita tidak memiliki zat antihemofili globulin.
Prevalensi 80%.
b. Hemofilia B, di mana penderita tidak memiliki komponen plasma
tromboplastin. Prevalensi 20%.
c. Hemofilia C, namun penyakit hemofilia jenis ini tidak disebabkan oleh gen
resesif h yang terpaut dalam kromosom X, melainkan oleh gen resesif
yang terdapat di autosom. Penderita tidak memiliki zat plasma
tromboplastin anteseden. Prevalensi kurang dari 1%.
Ketiga substrat di atas (antihemofil globulin, plasma tromboplastin, dan
plasma tromboplastin anteseden) diperlukan dalam pembentukan
tromboplastin, yang mengubah protrombin menjadi trombin, di mana trombin
akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk pembekuan darah.

3. Anodontia
Anodontia adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam
keadaan resesif. Kelainan ini menyebabkan penderita tidak memiliki gigi
(ompong). Anodontia merupakan kelainan di mana penderitanya tidak memiliki
benih gigi dalam tulang rahangnya, sehingga gigi tidak dapat tumbuh seterusnya.
8
Selain itu, penyakit ini ditandai dengan rambut jarang dan susah berkeringat
karena berkurangnya kelenjar keringat. Sama seperti hemofilia, penyakit ini
disebabkan gen resesif terpaut pada kromosom X.

4. Distrofi Otot
Kelainan tersebut ditandai makin melemahnya otot-otot dan dan hilangnya
koordinasi. Kelainan ini terjadi karena tidak adanya satu protein otot penting yang
disebut distrofin, yang terletak pada lokus yang spesifik pada kromosom X.

5. Sindrom Fragile X
Nama sindrom fragile diambil dari penampakan fisikk romosom X yang tidak
normal. Bagian kromosom X yang mengalami konstriksi (pelekukan) dibagian
ujung lengan kromosom yang panjang. Dari semua bentuk keterbelakangan
mental yang disebabkan oleh factor genetik, bentuk yang paling umum adalah
fragile.

6. Sindrom Lesch-Nyhan
Penyakit ini timbul karena adanya pembentukan purin yang berlebihan. Sebagai
hasil Metabolism purin yang abnormal ini, penderita memperlihatkan kelakuan
yang abnormal, yakni kejang otak yang tidak disadari serta menggeliatkan
anggota kaki dan jari – jari tangan. Selain dari itu penderita juga tuna mental,
menggigit serta merusak jari–jari tangan dan jaringan bibir. Semua penderita
adalah laki – laki dibawah umur 10 tahun, dan belum pernah ditemukan pada
perempuan. Penyakit yang jarang dijumpai ini disebabkan oleh gen resesif dalam
kromosom -X.

D. Kelainan Dan Penyakit Karena Alel Resesif Tertaut Kromosom Sex“Y”


Gen tertaut krosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna, artinya kelainannya
hanya terjadi padal aki – laki.
1. Hypertrichosis
Hypertrichosis merupakan sifat keturunan berupa tumbuhnya rambut di bagian
tertentu dari daun telinga, wajah dan anggota tubuh lainnya. Penyebab adalah gen-
gen resesif (h) yang terpaut pada kromosom Y. Penyakit ini hanya dimiliki oleh
laki-laki.
9
2. Weebed Toes
Penyakit ini disebabkan oleh gen resesifwt sehingga tumbuh kulit diantara tangan
atau kaki mirip dengan kaki katak atau burung air. Alel dominanwt menentukan
keadaan normal.

3. Hystrixgravier
Gen resesif hg menyebabkan pertumbuhan rambut panjang dan kaku dipermukaan
tubuh, sehingga terlihat menyerupai hewan landak yang tubuhnya berduri.
Aleldominan Hg menentukan pertumbuhan rambut normal.

E. Kelainan Genetik Karena Aberasi Kromosom


1. Sindrom Jacobs (47, XYY atau 44A + XYY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XYY). Kelainan ini
ditemukan oleh P.A. Jacobs padatahun 1965 dengan ciri – cirri pria bertubuh
normal, berperawakan tinggi, bersifat anti sosial, perilaku kasar dan agresif, wajah
menakutkan, memperlihatkan watak kriminal, IQ dibawah normal.

2. Sindrom Down (47, XY + 21 dan 47, XX + 21 )


Penderita mengalami kelebihan satu autosom pada kromosom nomor 21 dan dapat
terjadi pada laki – laki dan perempuan. Kelainan ini ditemukan J. Langdon Down
pada tahun 1866 dengan ciri – ciri tinggi badan sekitar 120 cm, kepala lebar dan
pendek, bibir tebal, lidah besar dan menjulur, liur selalu menetes, jari pendek dan
gemuk terutama kelingking, telapak tangan tebal, matasempit miring ke samping,
gigi kecil – kecil dan jarang, IQ rendah, umumnya steril.

3. Sindrom Klinefelter (47, XXY atau 44A + XXY)


Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XXY). Kelainan ini
ditemukan oleh H.F. Klinefelter tahun 1942. Penderita berjenis kelamin laki–laki
tetapi cenderung bersifat kewanitaan, testis mengecil dan mandul ,payudara
membesar, dada sempit, pinggul lebar, rambut badan tidak tumbuh, tubuhnya
cenderung tinggi (lengan dan kakinya panjang), mental terbelakang.

10
4. Sindrom Turner (45, XO atau 44A + X)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan hanya 1 kromosom kelamin yaitu X.
Kelainan ini ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938. PenderitaSindrom Turner
berkelamin wanita, namun tidak memiliki ovarium, alat kelamin bagian dalam
terlambat perkembangannya (infatil) dan tidak sempurna, steril, kedua putting
susu berjarak melebar, payudara tidak berkembang, badan cenderung pendek
(kuranglebih 120 cm), dada lebar, leher pendek, mempunyai gelambir pada leher,
dan mengalami keterbelakangan mental.

5. Sindrom Edward (47, XY + 18 dan 47, XX + 18)


Penderita mengalami trisomi atau kelebihan satu Autosom nomor 18. Ciri-ciri
penderita adalah memiliki kelainan pada alat tubuh telinga dan rahang bawah
kedudukannya rendah, mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek,
umumnya hanya mencapai umur 6 bulan saja.

6. Sindrom P atau (47, XY + 13 dan 47, XX + 13)


Penderita mempunyai 45 Autosom, sehingga disebut trisomi.Trisomi dapat terjadi
pada kromosom nomor 13, 14 atau 15. Ciri – ciri penderita kepala kecil, mata
kecil, sumbing celah langit-langit, tuli, polidaktili, mempunyai kelainan otak,
jantung, ginjal dan usus serta pertumbuhan mentalnya terbelakang. Biasanya
penderita meninggal padau siakurang dari 1 tahun.

7. Sindrom Cri du chat


Anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini mempunyai
mental terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan wajah yang
tidak biasa, dan memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing. Penderita
biasanya meninggal ketika masih bayi atau anak–anak.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah di atas disebutkan bahwa penyakit kelainan kromosom X meliputi:
Buta warna, Hemofilia, Anodontia, Distrofi Otot, Sindrom Fragile X dan Sindrom
Lesch-Nyhan. Penyakit kelainan kromosom Y meliputi: Hypertrichosis,Weebed Toes
dan Hystrixgravier. Sementara kelainan genetic karena aberasi kromosom meliputi:
Sindrom Jacobs (47, XYY/44A+XYY), Sindrom Down (47, XY+21 dan 47, XX+21),
Sindrom Klinefelter (47, XXY atau 44A+XXY), Sindrom Turner (45,XO/44A+X),
Sindrom Edward (47,XY+18 dan 47, XX+18), Sindrom Patau (47, XY+13 dan 47,
XX+13) dan Sindrom Cri du chat.

B. Saran
Sebaiknya perkembangan ilmu global biologi dapat berkembang lebih pesat dari
tahun ke tahun agar penyakit yang berkaitan dengan kromosom seks dapat ditekan
atau bahkan dilenyapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Campbell NA, dkk. 2000. Biologi.Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


 http://www.crayonpedia.org/mw/PEWARISANSIFAT9.1DEWIGANAWATI.Pewari
san_Sifat_yang_Terpaut_dalam_Kromosom_Seks.
 http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/kelainan-terkait-kromosom-
x-buta-warna-herediter/.
 http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/11/pola-pola-hereditas.html.

13

Anda mungkin juga menyukai