Pautan
Kelompok
1.Adam Meredita Realdo
(01)
2.Ainun Mustaghfiroh
(03)
3.Futna Naufa
(14)
4.Kiemas Abigail Tisa Agusta
(19)
5.Tiara Ayu Septanti Putri (37)
Pautan/Tautan
Gen gen dalam kromosom pada saat pembentukan gamet
melalui pembelahan meiosis I tidak selamanya dapat
berpisah secara bebas, ada kalanya gen gen tersebut
terikat oleh gen lainnya pada saat lokus yang berbeda dan
berdekatan dalam satu kromosom. Keadaan dimana gen
gen pada lokus yang berbeda tidak dapat berpisah dalam
proses pembentukan gamet disebut tautan. Dampak dari
peristiwa tautan adalah jumlah gamet yang dihasilkan
pada proses pembentukan gamet menjadi lebih sedikit.
Individu bergenotip AaBb dalam pembentukan gamet
secara normal akan diperoleh 4 macam gamet, yaitu AB,
Ab, aB, dan ab. Namun karena gen A tertaut dengan gen B
maka gamet yang dihasilkan hanya 2 macam yaitu AB dan
ab.
Pautan Gen
Pautan gen adalah beberapa gen yang
terletak dalam kromosom yang sama, saat
proses pembentukan gamet saling berkait
atau berikatan. Hal itu disebabkan gen-gen
tersebut terletak pada lokus yang
berdekatan dalam kromosom. Menurut
Campbell, Reece, dan Mitchel (2002), gengen yang berada pada kromosom yang
sama cenderung diwarisi bersama pada
penyilangan genetik karena kromosom
tersebut diteruskan sebagai satu unit
sehingga dikatakan sebagai gen terpaut.
Pindah silang
Gen gen yang tertaut pada satu kromosom tidak
selalu bersama sama sewaktu pembentukan
gamet. Apabila jarak antargen tersebut berjauhan
memungkinkan terjadinya pindah silang (crossing
over) sehingga gen tertaut menjadi terpisah.
Pindah silang diartikan sebagai peristiwa
tertukarnya bagian kromosom satu dengan
kromosom lainnya yang homolog, atau bagian
kromosom lainnya yang tidak homolog. Peristiwa
pindah silang sering terjadi pada pembelahan
meiosis I pada fase profase, subfase pakiten dan
akan berakhir pada metafase I.
Diagram persilangan
Drosophila melanogaster
Peta kromosom
Determinasi Seks
Determinasi seks adalah proses penentuan jenis kelamin
pada makhluk hidup bedarsarkan kromosom kelamin
(gonosom).
a. Tipe XY
Tipe XY terdapat pada lalat buah (Drosophila
melanogaster), manusia, semua hewan mamalia, dan
tumbuhan. Tipe XY memiliki 2 macam gonosom, yaitu
kromosom X dan kromosom Y. Individu betina memiliki 2
kromosom X dan tidak memiliki kromosom Y (kariotipe
betina adalah XX/homogametik). Individu jantan memiliki
1 kromosom X dam 1 kromosom Y (kariotipe jantan
adalah XY/heterogametik).
Dalam inti sel lalat buah hanya terdapat 8 kromosom (4
pasang) yang terdiri atas 6 buah (tiga pasang) kromosom
tubuh (autosom) dan 2 buah (1 pasang) kromosom
kelamin (gonosom).
b. Tipe XO
Tipe XO terdapat pada berbagai jenis serangga
(belalang dan kutu daun). Pada tipe ini,
kromosom kelaminnya hanya 1 yaitu kromosom
X. dalam sel somatisnya, serangga betina
memiliki 2 kromosom X (XO). Dengan demikian,
jumlah kromosom sel somatis individu betina
lebih banyak daripada jumlah kromosom pada
individu jantan. Oleh sebab itu, serangga yang
memiliki kromosom tipe XO pada individu
jantan tidak mempunyai kromosom Y. belalang
jantan XO bersifat fertil. Sementara itu, lalat
buah jantan XO bersifat steril karena lalat buah
jantan fertil memiliki kromosom XY.
c. Tipe ZW
Menurut Campbell, Reece, dan Mitchell (2002),
tipe ZW terdapat pada unggas (ayam, itik, dan
puyuh), burung, serangga ordo Lepidoptera (kupukupu dan ngengat), dan ikan. Pada tipe ZW,
individu betina bersifat heterogametik
(kariotipenya ZW), sedangkan individu jantan
bersifat homogametik (kariotipenya ZZ). Untuk
membedakan dengan tipe XX-XY dimana XX
adalah individu betina dan XY adalah individu
jantan, pada tipe ini dipakai Z dan W. ayam yang
memiliki jumah kromosom 78 berarti memiliki
autosom 78-2=76 (38 pasang) sehingga ovumnya
ialah 38a + Z dan 38a + W, sedangkan
spermanya hanya 1 macam yaitu 38a + Z.
d. Tipe Haplo-Diploid
Tipe Haplo-Diploid terdapat pada beberapa serangga yang
dapat melakukan partenogenesis (terbentuknya individu
baru dari sel telur tanpa didahului pembuahan oleh
spermatozoa), misal ordo Hymenoptera seperti lebah madu.
Peristiwa partenogenesis terjadi pada pembentukan lebah
madu jantan sehingga bersifat haploid (n) yang memiliki 16
buah kromosom. Adapun pada lebah madu betina (lebah
ratu dan pekerja) terbentuk dari hasil perkawinan sehingga
bersifat diploid (2n) yang memiliki 32 kromosom. Karena
perbedaan tempat dan makanannya, lebah ratu yang
dihasilkan bersifat fertil sedangkan lebah pekerja bersifat
steril. Oleh karena itu, penentuan jenis kelamin pada tipe ini
tidak dipengaruhi oleh kromosom kelamin seperti pada
makhluk hidup lainnya, melainkan tergantung pada sifat
ploidi dari makhluknya. Lebah madu haploid (n) berarti
berjenis kelamin jantan dan lebah diploid (2n) berarti
berjenis kelamin betina.
Ingat
Pada anak jantan, X berasal dari
induk betina
Pada anak betina, X berasal dari
keduainduk
Inilah yang disebutkan pewarisan
sifat menyilang (criss cross
inheritance)
a. Tautan Kromosom X
Tautan kromosom X berarti kromosom X membawa gen
yangdapat diturunkan pada keturunannya baik jantan
atau betina. Kromosomkelamin pada lalat betina sama
seperti pada manusia, yaitu terdiridari 2 kromosom X
( XX), sedangkan pada lalat jantan terdiri dari
1kromosom X dan 1 kromosom Y ( XY). Sebelum
mempelajari persilanganpada lalat buah, simbol-simbol
gen yang digunakan yaitu gen +,penentu warna mata
merah (normal atau wild type) dan gen w,
penentuwarna mata putih (white eye).
Lalat buah betina mata merah homozigot dikawinkan
dengan lalatjantan mata putih, ternyata F1 nya
berkelamin jantan dan betina masing-masing bermata
merah. Setelah sesama F1 tersebut
dikawinkan,dihasilkan keturunan F2 sebanyak 2 lalat
buah betina bermata merahdan 2 lalat buah jantan
masing-masing bermata merah dan putih
b. Tautan Kromosom Y
Seperti halnya tautan kromosom X, tautan
kromosom Y berartibahwa pada kromosom Y
terdapat gen yang hanya diturunkan
padaketurunan laki-laki atau jantan saja. Oleh
karena itu, jika gen dominanterdapat pada
kromosom Y, maka setiap keturunan jantan atau
laki-lakiakan mewarisi sifat dominan tersebut.
Pewarisan sifat ini disebutholandrik. Gen pada
kromosom Y dapat berangkai, demikian jugapada
kromosom X. Beberapa contoh gen yang hanya
terdapat padakromosom Y adalah gen penentu
jari-jari berselaput, gen penentutumbuhnya rambut
pada telinga, serta gen penentu tumbuhnya
rambutpanjang dan kaku pada manusia yang juga
akan dibahas pada subbabHereditas Pada Manusia.
Gen Letal
Gen letal adalah suatu gen yang
menyebabkan kematian pada suatu individu.
Gen tersebut dapat menimbulkan kematian
jika dalam keadaan homozigot. Gen letal
mengakibatkan perbandingan fenotipe F2
pada persilangan monohibrid = 2 : 1. Gen
letal tersebut menampakkan pengaruhnya
pada pembentukan emberio, tetapi ada
kalanya mulai menampakkan pengaruhnya
setelah individu itu dewasa/masa puber
disebut subletal.
2) Tikus
Pada tikus dikenal gen Y untuk warna
kuning dan gen y untuk warna kelabu.
Dalam keadaan homozigot dominan (YY)
bersifat letal dan tikus akan mati pada
saat masih emberio. Dalam keadaan
homozigot resesif (yy) bersifat normal
dan memiliki warna rambut kelabu.
Adapun dalam keadaan heterozigot (Yy),
tikus memiliki warna rambut kuning.
3) Brakidaktili
Jari pendek (Brakidaktili) pada manusia
disebabkan adanya gen dominan B.
Penyakit ini bersifat menurun. Orang
normal memiliki genotipe homozigot
resesif (bb). Adapun orang dengan
genotipe heterozigot (Bb) merupakan
penderita brakidaktili. Sementara orang
yang memiliki genotipe homozigot
dominan (BB) bersifat letal.
4) Penderita Thallasemia
Orang dengan genotip ThTh bersifat
letal, dan genotip ThTh dapat hidup
tetapi menderita anemia parah sehingga
untuk memperpanjang hidupnya harus
dengan transfusi darah secara periodik.
Penyakit ini memiliki eritrosit yang kecil
dan rapuh. Oleh karena itu, daya absorbsi
terhadap oksigen sangat rendah. Orang
yang normal memiliki genotip thth.
b.
2) Tanaman Jagung
Pada tanaman jagung dikenal 2 macam gen, yaitu
gen pembentuk klorofil (G) dan gen yang tidak
membentuk klorofil apabila dalam keadaan
homozigot resesif (gg). Akibatnya, kecambah
jagung akan mati karen atidak dapat melakukan
fotosintesis. Apabila tanaman jagung berdaun
hijau heterozigot (Gg) disilangkan sesamanya
akan menghasilkan F1 dengan perbandingan 3
tanaman berdaun hijau dan tidak ada tanaman
yang berdaun putih. Hal ini tersebut terjadi karena
tanaman berdaun putih mati akibat tidak dapat
melakukan fotosintesis (bersifat letal)
Gagal Berpisah
Merupakan peristiwa gagalnya satu atau lebih
kromosom untuk berpisah pada waktu meiosis
1 maupun meiosis 2. gagal berpisah
mengakibatkan sel anak kelebihan atau
kekurangan kromosom (sel aneuploid). Hal ini
dapat terjadi saat oogenesis. Pada wanita
dengan kromosom kelamin XX, jika gagal
berpisah menghasilkan 3 macam ovum yaitu
ovum XX, ovum X, dan ovum O (nol, tidak
memiliki kromosom X). Jika ovum O dibuahi
sperma X maka diperoleh zigot XO, yaitu wanita
dengan kelainan sindrom Turner. Jika ovum XX
dibuahi sperma Y akan diperoleh zigot XXY
yaitu pria dengan kelainan sindrom Klinefelter.