Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PAUTAN SEKS (SEX LINKAGE)


MATA KULIAH GENETIKA
DOSEN PENGAMPU : AZZA NUZULLAH PUTRI, S.Pd., M.Pd

Oleh Kelompok

Juliah
Feni Yunika
Zurima Estika
Bayu Putra W
M. Ardhiyanto

140384205041
1403842050
1403842050
1403842050
1403842050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur Kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada Kami sehingga dapat menyelesaikan makalah tentangPautan
Seks (Sex Linkage) yang merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada mahasiswa untuk
melengkapi penilaian dalam mengikuti mata kuliah Genetika semester ganjil 2016-2017
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Azza Nuzullah Putri, S.Pd., M, Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Genetika, atas bimbingan dan materi yang telah diberikan kepada
Kami dalam kegiatan pekuliahan.
Andai kata dalam penyusunan makalah tentang Pautan Seks (Sex Linkage) terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat memperbaiki penulisan dimasa yang akan datang.

Tanjungpinang, 03 Desember 2016

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pautan Seks (Sex Linkage)..............................................................2
2.2 Sifat Pautan Seks............................................................................................... 2
2.3 Jenis-Jenis Pautan Seks (Sex Linkage)...............................................................3
2.3.1 Pautan Seks Pada Kromosom X...................................................................3
2.3.2 Pautan Seks Pada Kromosom Y.................................................................10
2.4 Sex Influenced Genes..................................................................................... 11
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13
Daftar Pustaka........................................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pautan adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya gen-gen yang menempati
kromosom yang sama sehingga tidak dapat memisah secara bebas dan cenderung diturunkan
secara bersama-sama. Jika pautan terjadi pada kromosom tubuh, maka dikenal dengan autosomal
linkage. Selanjutnya, jika pautan terjadi pada kromosom seks atau gonosom, maka dikenal
dengan sex linkage. Gen-gen yang terdapat pada kromosom seks tersebut juga dapat
menunjukkan adanya pemunculan suatu sifat pada makhluk hidup. Gen yang terletak pada
kromosom seks tidak memiliki alel pada kromosom Y sehingga gen terpaut pada kromosom seks
dapat terlihat ekspresinya meskipun dalam keadaan tunggal baik resesif maupun dominan. Gen
terpaut pada kromosom seks berbeda dengan gen gen autosomal.
Pautan selain terjadi pada kromosom gen juga terjadi pada kromosom seks. Sex linkage
terjadi pada kromosom X dan Y. Pada sex linkage ini akan terjadi hemophilia, buta warna,
anodontia, warna bulu kucing, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sex linkage?
b. Apa sifat sex linkage?
c. Apa itu Sex linkage terpaut kromosom X?
d. Apa itu Sex linkage terpaut kromosom Y?
e. Apa itu Sex Influenced Genes?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sex linkage
b. Mengetahui apa sifat sex linkage
c. Mengetahui apa itu Sex linkage terpaut kromosom X
d. Mengetahui apa itu Sex linkage terpaut kromosom Y
e. Mengetahui apa itu Sex Influenced Genes

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pautan Seks (Sex Linkage)
Pautan seks (sex linkage) merupakan peristiwa pewarisan sifat oleh gen-gen yang terdapat
pada kromosom seks. Pautan seks dapat juga dikatakan sebagai peristiwa tergabungnya
(terpautnya) suatu sifat pada kromosom seks atau kromosom kelamin (gonosom) . Adanya pautan
seks menyebabkan suatu sifat muncul hanya pada jenis kelamin tertentu.
Pautan seks ini pertama kali ditemukan oleh James Hunt Morgan. Morgan pada tahun
1910 dengan melakukan penelitian terhadap lalat buah dengan mengawinkan Drosophila
Melanogaster bermata merah dengan Drosophila Melanogaster bermata putih. Menghasilkan
F1 100% bermata merah. Kemudian F1 dikawinkan dengan sesamanya menghasilkan F2 yaitu
75% bermata merah dan 25% bermata putih. Tetapi semua keturunan F 2 yang bermata putih
hanya jantan. Hal ini menunjukkan gen yang menentukan warna mata Drosophila tertaut pada
kromosom x.

Berdasarkan hasil di atas, morgan mengambil kesimpulan bahwa generasi yang


menentukan warna putih itu hanya memperlibatkan pengaruh pada lalat jantan saja, lagi pula gen
yang menentukan warna mata terdapat pada kromosom x (sisunandar : 2011).
2.2 Sifat Pautan Seks
Sifat pautan seks adalah karakter yang ditentukan oleh gen yang hadir pada kromosom
seks. Gen adalah urutan DNA yang hadir pada kromosom. Gen membawa informasi untuk
produksi protein dan gen juga bertanggung jawab untuk pewarisan sifat-sifat genetik tertentu.
Gen yang hadir dalam bentuk-bentuk alternatif dikenal sebagai alel. Salah satu alel untuk
masing-masing sifat diwariskan dari setiap orangtua. Sifat-sifat pautan seks, seperti ciri-ciri dari
autosom diturunkan dari orang tua kepada keturunannya melalui proses reproduksi seksual.

Karena kromosom X lebih besar dari kromosom Y sebagian besar gen akan terkait seks
yang hadir pada kromosom X. Kromosom X juga membawa gen yang menentukan karakteristik
wanita dan juga karakter non-seksual seperti kemampuan untuk melihat warna dan mekanisme
bekuan darah. Dalam sifat-sifat pautan X, alel yang resesif lebih sering diekspresikan pada lakilaki daripada perempuan karena laki-laki hanya memiliki satu alel untuk gen pada kromosom X
tunggal sedangkan perempuan memiliki dua alel, karena mereka memiliki dua kromosom X.
Karena perempuan memiliki dua alel untuk gen yang sama, alel resesif tidak akan mempengaruhi
dirinya. Dalam kasus laki-laki, tidak ada alel dominan yang dapat menangkal dengan alel resesif
pada kromosom X tunggal dan kromosom Y-nya tidak memiliki gen yang sesuai.
2.3 Jenis-Jenis Pautan Seks (Sex Linkage)
2.3.1 Pautan Seks Pada Kromosom X
Gen-gen yang terpaut pada kromosom X memiliki pola khusus dalam pewarisannya.
Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, hal ini menyebabkan satu gen resesif yang terdapat
dalam kromosom X dapat langsung muncul sebagai sifat tubuh. Berbeda dengan wanita yang
memiliki dua kromosom X, gen resesif hanya akan muncul dalam keadaan homozigot (kedua
kromosom membawa gen resesif). Sifat-sifat tubuh yang terpaut pada kromosom X terjadi pada
manusia dan hewan. Pada manusia ada yang berupa gen resesif antara lain buta warna, hemofilia,
dan adondotia. kemudian ada gen dominan yaitu gigi coklat. warna bulu kucing. Pada hewan
terjadi pada kucing dan ayam.
a. Buta warna
Buta warna adalah kelainan dimana seseorang kesulitan membedakan warna yang dilihat
mata. Buta warna merupakan sifat yang dipengaruhi oleh gen resesif yang terpaut dalam
kromosom X. Perempuan yang menderita buta warna memiliki gen buta warna dalam kedua
kromosom X-nya.
Apabila hanya salah satu kromosom X saja yang memiliki gen tersebut, maka sifat buta
warna tidak akan muncul, dan perempuan tersebut hanya sebagai carier (pembawa) sifat buta
warna. Sedangkan laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, jadi kemunculan gen tersebut
akan langsung memunculkan sifat buta warna. Hal itulah yang menyebabkan penderita buta
warna mayoritas adalah kaum laki-laki.
Laki-laki dapat menderita buta warna apabila ibunya merupakan penderita atau pembawa
sifat buta warna. Sedangkan perempuan dapat menderita buta warna apabila ibunya merupakan
penderita atau pembawa yang disertai ayahnya seorang penderita buta warna. Apabila si Ayah
tidak menderita buta warna makan anak perempuan tidak akan menderita buta warna.
Untuk lebih jelas dapat mengamati tabel pewarisan buta warna pada manusia.
3

Pewarisan pada dan

Normal

Carrier

cb

Normal

cb

Xcb

XX

XY

XcbX

XY

XX

XY

XcbX

XY

Xcb

XcbX

XcbY

XcbXcb

XcbY

XX

XY

XcbX

XY

Xcb

XcbX

XcbY

XcbXcb

XcbY

Xcb

XcbX

XcbY

XcbXcb

XcbY

Keterangan :
Genotif XX

: Menunjukkan wanita normal

Genotif XcbX

: Menunjukkan wanita carrier buta warna

Genotif XcbXcb : Menunjukkan wanita buta warna


Genotif XY

: Menunjukkan laki-laki normal

Genotif XcbY

: Menunjukkan laki-laki buta warna.

Buta warna dapat dibedakan menjadi buta warna parsial dan total. Buta warna parsial
ditandai dengan seseorang yang tidak mampu membedakan warna merah dan hijau, sedangkan
buta warna total menyebabkan seseorang melihat sekitarnya seperti TV hitam putih. Tes buta
warna dapat dilakukan dengan menggunakan buku ishihara yang di dalamnya terdapat
serangkaian angka dan bentuk yang disusun sedemikian rupa yang sulit diartikan oleh penderita
buta warna

b. Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan yang menyebabkan darah seseorang sulit membeku karena
tubuhnya tidak mampu membentuk faktor pembekuan darah. Penurunan penyakit ini melalui
kromosom X diketahui setelah keluarga kerajaan Inggris secara turun-temurun ada yang
menderita hemofilia. Sama seperti buta warna, hemofilia juga merupakan kelainan yang
dipengaruhi oleh gen resesif dalam kromosom X. Proses penurunan dari kelainan ini sama
dengan yang terjadi pada buta warna.
Laki-laki dapat menderita hemofilia apabila ibunya merupakan penderita atau pembawa.
Sedangkan perempuan dapat menderita apabila ibunya merupakan penderita atau pembawa yang
disertai seorang ayah yang penderita. Dalam keluarga kerajaan inggris, terdapat beberapa puteri
yang menderita karena terjadi perkawinan dengan sesama kerabat kerajaan yang juga membawa
gen tersebut.
Untuk memperjelas penurunan penyakit hemofilia, dapat mengamati tabel berikut:
Genotif dan Fenotif Hemofilia pada laki-laki dan perempuan
Genotif

Fenotif

Keterangan

XHXH

Wanita Normal

XHXh

Wanita Pembawa Karrier

XhXh

Wanita Hemofilia

Bersifat letal, meninggal


sebelum dewasa

XHY

Pria Normal

XhY

Pria Hemofilia

Perhatikanlah bagan persilangan di bawah ini.

c. Anodontia
Anodontia dalah kelainan langka yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam
keadaan resesif. Kelainan ini menyebabkan penderita tidak memiliki gigi sama sekali (ompong).
Penderita anodontia tidak memiliki benih gigi dalam tulang rahangnya sehingga gigi tidak akan
tumbuh. Anodontia disebabkan oleh gen resesif a yang terpaut pada kromosom-X, dan lebih
sering dijumpai pada pria. Gen A menentukan pertumbuhan gigi normal dan alel resesif a
menentukan anodontia.
XAXA atau XX = wanita normal
XAXa = wanita carier anodontia
Xa Xa = penderita wanita
XA Y atau XY = pria normal
Xa Y = pria penderita anodontia

Berdasarkan persilangan di atas antara wanita carrier dan laki-laki normal maka
kemungkinan anaknya terdiri dari 25% wanita normal, 25% wanita normal carrier, dan 25 %
laki-laki normal dan 25% menderita anadontia (pada anak laki-laki).
d. Gigi Coklat
pada kromosom X. Gigi coklat disebabkan oleh kelainan bawaan yang disebabkan oleh
gangguan pada pembentukan email pada gigi. Ketidakadaan email pada gigi, menyebabkan gigi
berwarna coklat dan mudah rusak.. penyebab gigi coklat adalah gen dominan B( B besar) pada
kromosom X yang menyebabkan gigi coklat. Jadi gigi coklat disebabkan oleh gen dominan B (B
besar), sedangkan untuk gen resesif b (b kecil) pembawa sifat gigi normal.
Contohnya adalah seseorang perempuan bergigi normal menikah dengan seorang lakilaki yang memiliki gigi coklat. Maka keturunan yang dihasilakan adalah 50% wanita bergigi
coklat dan 50% laki-laki bergigi normal.

e. Warna bulu kucing


Warna bulu kucing hitam atau coklat merupakan sifat yang terpaut dalam kromosom X.
oleh karena itu kucing jantan hanya dapat berwarna hitam atau coklat saja dengan kombinasi
putih. Sedangkan betina ada yang menghasilkan bulu coklat, hitam, dan putih (biasa disebut
kembang telon) karena memiliki dua kromosom X. Satu kromosom X betina membawa gen
warna hitam, dan kromosom X satunya dapat membawa gen coklat sehingga muncul kucing
kembang telon. Sedangkan pada jantan, satu kromosom X akan berisi gen hitam saja atau coklat
saja sehingga tidak mungkin muncul warna kembang telon. Warna kembang telon ini juga
kadang disebut dengan warna calico.
Warna hitam dan merah pada kucing bersifat dominan. Sehingga pada kucing betina,
kita dapat menemukan dua gen yang bersifat dominan. Gen warna hanya terdapat pada
kromosom X, sehingga hanya kucing betina lah yang bisa memiliki 2 gen warna. karena gen
8

warna terdapat pada kromosom X, maka hanya kucing betina saja yang dapat memiliki dua
warna dominan hitam dan merah.

Misalnya dikawinkan antara betina hitam dan jantan orange


P : XbXb >< XBY
Xb

XB , Y

F1: XBXb, XbY


Berdasarkan perkawina antara kucing betina hitam dan kucing jantan orange akan
menghasilkan keturunan 50% jantan hitam dan 50% betina calico.
f. Tautan Seks pada Ayam
Penentuan jenis kelamin pada ayam mengikuti tipe ZO. Ayam jantan adalah homogametic
(ZZ), sedangkan yang betina heterigametik (ZO). Kromosom kelamin Z identik dengan
kromosom X.
Pada ayam pun dikenal gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin, misalnya:
B = gen untuk bulu bergaris-garis (blorok)
b = gen untuk bulu polos
P:

BO
><
bb
ZO
ZZ
bulu
bulu
bergaris-garis polos
9

F1: Bb =jantan bulu bergaris-garis


Bo =betina bulu polos
F2: Bb = jantan bulu bergaris-garis
bb = jantan bulu polos
BO =betina bulu bergaris-garis
bO = betina bulu polos
Perkawinan antara ayam jantan berbulu polos dengan ayam betina berbulu bergaris-garis
menghasilkan anak ayam jantan berbulu bergaris-garis dan anak ayam betina berbulu polos.
Disini pun nampak adanya cara mewariskan bersilang. Jika diteruskan ke F2, maka separoh dari
jumlah anak ayam jantan akan berbulu bergaris-garis, sedangkan separoh lainnya berbulu polos.
Demikian pula halnya dengan anak-anak betina.
2.3.2 Pautan Seks Pada Kromosom Y
Kromosom Y jauh lebih sedikit mengandung gen-gen, karena memang lebih pendek
ukurannya jika dibandingkan dengan kromosom X. Oleh karena kromosom Y dimiliki oleh
orang laki-laki saja, tentunya susah dimengerti bahwa sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
pada kromosom Y hanya akan diwariskan kepada keturunan laki-laki saja.
Contoh yang terkenal pada manusia adalah Hypertrichosis, yaitu tumbuhnya rambut pada
bagian-bagian tertetu di tepi daun telinga. Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif ht yang
terpaut pada kromosom Y. Perkawinan antara laki-laki Hypertrichosis dengan perempuan normal
akan mempunyai anak laki-laki yang semuanya hypertrichosis, tetapi tiada seorang anak
perempuan pun yang menerima sifat keturunan itu. Hypertrichosis lebih sering dijumpai pada
bangsa Pakistan dan india.
Xht
Hypertrichosis

P:

XX ><
normal

F1 :

XX = perempuan normal
Xh = laki-laki hypertrichosis

Selain hypertrichosis , dikenal 2 macam lagi gen terangkai kromossom Y yaitu Hystric
Gravior (rambut seperti landak) dengan gen pengendali resesif (XYhg). Adapula webbed toes
(Tumbuhnya kulit diantara jari tangan dan kaki, tampak selaput kulit seperti katak/burung air)
dikendalikan oleh gen resesif pula yaitu XYwt.

10

2.4 Sex Influenced Genes


Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun
perempuan. Baru pada keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu tidak akan
menampakkan diri dalam fenotif Sex influenced genes adalah gen yang dipengaruhi jenis
kelamin. Biasanya dominan pada laki-laki saja.
a. Kebotakan
Ada beberapa sifat yang dipengaruhi oleh gen seks. Hal ini muncul karena adanya gen
yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin suatu individu. Adanya sifat sifat yang
dipengaruhi oleh gen seks tersebut dapat kita lihat pada penderita kebotakan yang kebanyakan
adalah laki-laki sedangkan pada wanita sangat jarang ditemukan. Gen penyebab kebotakan ini
bersifat dominan pada pria dan resesif pada wanita. Misalnya saja jika Gen B adalah gen
dominan untuk kepala kotak dan gen b untuk kepala yang tidak botak maka beberapa
kemungkinan genotip pada pria dan wanita yang menentukan seorang penderita kebotakan atau
tidak.
Kebotakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Genotip

Pria

Wanita

BB

Botak

Botak

Bb

Botak

Tidak botak

Bb

Tidak botak

Tidak botak

P: bb
Tidak
botak

><

BB
Botak

F1: Bb
50% Anak laki-laki botak
50% Anak perempuan tidak botak
b. Panjang Jari Telunjuk
Apabila kita meletakkan tangan kanan dan kiri kita pada suatu alas di mana terdapat
sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka
dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang ataukah lebih pendek daripada
jari manis.
11

Pada kebanyakan orang, ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa
jari telunjuk lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang
dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif pada orang perempuan. Kejadian gen itu menjadi
sebagai berikut :
Genotip

Laki-laki

Perempuan

TT

Jari telunjuk pendek

Jari telunjuk pendek

Tt

Jari telunjuk pendek

Jari telunjuk panjang

Tt

Jari telunjuk panjang

Jari telunjuk panjang

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pautan seks (sex linkage) merupakan peristiwa pewarisan sifat oleh gen-gen yang terdapat
pada kromosom seks. Pautan seks dapat juga dikatakan sebagai peristiwa tergabungnya
(terpautnya) suatu sifat pada kromosom seks atau kromosom kelamin (gonosom) . Adanya pautan
seks menyebabkan suatu sifat muncul hanya pada jenis kelamin tertentu.
Gen-gen yang terpaut pada kromosom X memiliki pola khusus dalam pewarisannya.
Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, hal ini menyebabkan satu gen resesif yang terdapat
dalam kromosom X dapat langsung muncul sebagai sifat tubuh. Kromosom Y jauh lebih sedikit
mengandung gen-gen, karena memang lebih pendek ukurannya jika dibandingkan dengan
kromosom X.

13

14

Daftar Pustaka
Imtihan,Nurul.https://www.academia.edu/3817775/DETERMINASI_SEKS_PROSES_PENENT
UAN_JENIS_KELAMIN_Tipe_Penentuan_Jenis_KelaminKlinefelter_XXXYY_TriploX_
TetraX_TriploX_Y_TetraX_Y_PentaXWanita_Pria_Pria_Pria_Wanita_Wanita_Pria_Pria_
Wanita diakses pada 03 Desember 2016
khotimah, Khusnul . https://www.academia.edu/17906727/Pola-pola_hereditas diakses pada 03
Desember 2016
Panji. http://www.edubio.info/2015/11/pautan-seks-sifat-yang-terpaut-pada.html diakses pada 03
Desember 2016
Sudarman http://artikeltop.xyz/pengertian-pautan-seks.html diakses pada 03 Desember 2016
Yulisman,
Hendra.
http://www.jakbelajar.com/2011/12/gen-yang-terpaut-pada-kromosomsex.html diakses pada 03 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai