Anda di halaman 1dari 16

STUDENT PROJECT KESEHATAN REPRODUKSI

“Keganasan Organ Reproduksi”

Disusun Oleh: Kelompok SGD 3A


Fasilitator: Ns Ida Arimurti Sanjiwani, S.Kep., M.Kep
Nama Anggota Kelompok:
1. Astrit Dwi Ayu Sagita (2102521005)
2. Mal’a Ithron Syadziyya (2102521011)
3. Ni Putu Niken Setiya Dewi (2102521019)
4. Agung Putu Ayu Mita Mahestya Devi (2102521023)
5. Putu Aldi Dana Kusuma (2102521033)
6. Kadek Heny Pradnya Paramitha (2102521041)
7. Ni Putu Anyka Wulandari (2102521047)
8. Ni Luh Putu Arista Supadmi (2102521057)
9. Ni Gusti Ayu Putu Manik Divyani (2102521071)
10. Ni Nyoman Triani Putri (2102521079)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2023
i

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi.............................................................................................................................. i
Bab I. Pendahuluan.............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 1
C. Manfaat.................................................................................................................... 2
Bab 2. Resume Jurnal.......................................................................................................... 3
Bab 3. Konsep Teori............................................................................................................ 6
A. Pengertian Kanker Serviks...................................................................................... 6
B. Penyebab Kanker Serviks........................................................................................ 6
C. Faktor Risiko........................................................................................................... 6
D. Gejala Kanker Serviks............................................................................................. 7
E. Skrining Kanker Serviks.......................................................................................... 8
Bab 4. Pembahasan.............................................................................................................. 10
Bab 5. Kesimpulan dan Saran.............................................................................................. 12
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 14
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan kesehatan reproduksi merupakan persoalan yang tidak hanya
menyangkut wanita usia subur tetapi mencakup setiap tahap perkembangan wanita mulai
dari kanak-kanak, remaja, dewasa sampai dengan lanjut usia. Salah satu masalah
kesehatan reproduksi saat ini yang paling tinggi prevalensinya adalah kanker serviks.
Banyak wanita yang tidak memahami tentang risiko dan penyebab dari kanker serviks
sehingga hampir rata-rata wanita datang ke pelayanan kesehatan dengan kondisi stadium
lanjut. Sebenarnya kanker serviks dapat diketahui sejak dini dengan beberapa
pemeriksaan awal untuk mendeteksinya seperti Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan
Pap Smear. Namun karena masih rendahnya kesadaran wanita untuk melakukan
pendeteksian dini kanker serviks. Maka penting untuk meningkatkan pengetahuan dan
motivasi bagi wanita usia subur untuk menjalani penyuluhan kesehatan terkait pentingnya
pemeriksaan IVA dalam tujuan untuk mendeteksi kanker serviks, sehingga dapat
meningkatkan jangkauan pemeriksaan guna menekan kasus terjadinya kanker serviks
semaksimal mungkin.
Pada blok Kesehatan Reproduksi ini, mahasiswa melakukan critical appraisal
jurnal yang sesuai dengan topik pembahasan yang sudah diberikan. Topik pada learning
task yang diberikan pada tanggal 20 Februari 2023 adalah intervensi dari berbagai kasus
keganasan sistem reproduksi. Dimana dalam makalah ini, jurnal yang kelompok pilih
adalah "Efektifitas Pendidikan Kesehatan Kanker Servik melalui Whatsapp Group
terhadap Pengetahuan dan Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat pada Masa
Pandemi".
Jurnal tersebut bertemakan pendidikan kesehatan yang sudah sesuai dengan topik,
yaitu intervensi pada keganasan sistem reproduksi. Di dalam jurnal ini membahas terkait
efektivitas pendidikan kesehatan kanker serviks di masa pandemi melalui Whatsapp
Group terhadap pengetahuan dan motivasi IVA pada WUS. Jurnal tersebut terbukti
efektif dan relevan karena pendidikan kesehatan kanker serviks melalui Whatsapp Group
dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi pemeriksaan IVA WUS.

B. Tujuan
Tujuan kami melakukan resume jurnal terlampir yaitu:
2

1. Untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan kanker serviks melalui


Whatsapp Group terhadap pengetahuan dan motivasi pemeriksaan IVA WUS.
2. Untuk mengetahui pentingnya mendeteksi dini kanker serviks.
3. Untuk mengetahui adanya peningkatan kesadaran dan motivasi wanita usia subur
dalam mendeteksi dini kanker serviks menggunakan intervensi yang diangkat
oleh penulis.

C. Manfaat
Manfaat kami melakukan resume jurnal terlampir yaitu:
1. Mengetahui hasil penelitian yang ditemukan penulis untuk nantinya bisa
digunakan sebagai intervensi yang berguna di kalangan masyarakat luas.
2. Mengetahui sebuah intervensi yang mampu menjadi solusi dari peningkatan
angka kematian wanita penderita kanker serviks.
3. Menambah wawasan mahasiswa terkait pentingnya mendeteksi dini kanker
serviks.
3

BAB II
RESUME JURNAL

Judul Jurnal : Efektivitas Pendidikan Kesehatan Kanker Serviks Melalui Whatsapp


Group Terhadap Pengetahuan dan Motivasi Pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat Pada Masa Pandemi.
Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas
Volume : Vol 5 No 1
Tahun Terbit : 2022
Penulis : Herniyatun, Anggita Yuli Wijiastuti, Eka Novyriana
Latar Belakang
Kanker serviks menduduki posisi kedua sebagai kanker mematikan setelah kanker
payudara. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, terdapat sekitar 7,9
persen dari semua jenis kanker yang diderita oleh wanita. terdapat sekitar 15.000 kasus
kanker serviks yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu satu tahun dengan diperkirakan
setiap hari kurang lebih terdapat 20 orang penderita kanker serviks yang meninggal dunia dan
sekitar 40 orang setiap harinya dinyatakan mengidap kanker ini.
Metode yang dapat dilakukan dalam mendeteksi adanya kanker serviks pada kondisi
prakanker adalah dengan melakukan pemeriksaan IVA dan Pap Smear. Keberhasilan dari
pemeriksaan IVA ini bergantung pada pengetahuan dan motivasi wanita usia subur untuk
menjalani pemeriksaan. penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa wanita usia subur
masih menunjukkan kurangnya motivasi atau dorongan untuk mendeteksi kanker serviks
sejak dini. maka dari itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan motivasi bagi wanita usia
subur untuk menjalani penyuluhan kesehatan akan pentingnya pemeriksaan IVA dalam
tujuan untuk mendeteksi dini kanker serviks.
Pada era digital ini, setiap individu memiliki akses yang cukup ke internet dan media
sosial, salah satunya layanan ponsel dengan akses tertinggi dipegang oleh Whatsapp. Pada
masa pandemi saat ini, penggunaan media edukasi masih sangat terbatas kemudian Whatsapp
muncul sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam memberikan pendidikan
kesehatan.

Tujuan Penelitian
4

Untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan kanker serviks melalui Whatsapp


Group terhadap tingkat pengetahuan dan motivasi pemeriksaan IVA WUS pada masa
pandemi.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menggunakan quasi
eksperimen dan menggunakan pre-test dan post-test dengan control grup design. Responden
pada penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian kelompok yaitu kelompok intervensi yang
diberikan pendidikan kesehatan melalui whatsapp group dan kelompok kontrol yang hanya
diberikan leaflet setelah pre-test. Penelitian ini menggunakan populasi wanita subur di Desa
Giwangretno sebanyak 596 orang dengan jumlah sampel sebanyak 86 responden. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan cluster sampling yang
kemudian dilanjutkan dengan purposive sampling.

Hasil Penelitian
1. Efektifitas pendidikan kesehatan kanker serviks melalui Whattaps Group dan melalui
leaflet terhadap pengetahuan WUS.
Hasil uji wilcoxon pengetahuan pada kelompok intervensi didapatkan nilai p
value=0,000 dan p value=0,000 pada kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesa diterima yang artinya adanya pengaruh pendidikan kesehatan kanker serviks
melalui Whatsapp Group dan melalui leaflet terhadap pengetahuan WUS. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pengetahuan WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA.
2. Perbedaan efektifitas pendidikan kesehatan kanker serviks melalui Whatsapp Group
pada kelompok intervensi dan melalui leaflet pada kelompok kontrol terhadap
pengetahuan WUS.
Rerata rangking (mean rank) hasil pengetahuan kelompok intervensi 62,45 dan
kelompok kontrol 24,55. Hasil perhitungan statistic menggunakan mann whitney untuk
variabel pengetahuan diperoleh nilai p=0,000 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan kesehatan melalui whatsapp lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan
WUS, karena salah satu kelebihan Whatsapp yaitu memudahkan WUS tanpa harus
keluar rumah untuk mendapatkan pengetahuan.
3. Efektifitas pendidikan kesehatan kanker serviks melalui Whatsapp Group dan melalui
leaflet terhadap motivasi pemeriksaan IVA pada WUS.
5

Hasil uji wilcoxon variabel motivasi didapatkan (p=0,000) pada kelompok


intervensi dan (p=0,000) pada kelompok kontrol. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa hipotesa diterima yang artinya adanya pengaruh pendidikan kesehatan kanker
serviks melalui Whatsapp Group dan melalui leaflet terhadap motivasi pemeriksaan
IVA pada WUS.
4. Perbedaan efektifitas pendidikan kesehatan melalui whatsapp group pada kelompok
intervensi dan melalui leaflet pada kelompok kontrol terhadap motivasi pemeriksaan
IVA WUS.
Mean rank (rerata rangking) hasil motivasi kelompok intervensi 50,78 dan
kelompok kontrol 36,22. Berdasarkan uji tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pendidikan kesehatan kanker serviks melalui Whatsapp Group dan leaflet
terhadap motivasi pemeriksaan IVA WUS.

Kesimpulan
Pendidikan kesehatan kanker serviks melalui whatsapp group efektif untuk
meningkatkan pengetahuan dan motivasi dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dan melalui leaflet
dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Rerata rangking hasil pengetahuan kelompok intervensi 62,45
dan kelompok kontrol 24,55 dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Sedangkan rerata rangking hasil
motivasi kelompok intervensi 50,78 dan kelompok kontrol 36,22 dengan nilai p=0,007
(p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan kanker serviks melalui
Whatsapp Group lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi pemeriksaan
IVA WUS dibandingkan dengan melalui leaflet.
6

BAB III
KONSEP TEORI
A. Pengertian Kanker Serviks
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker adalah
sekelompok penyakit yang dicirikan dengan pertumbuhan dan penyebaran sel tidak
terkontrol dan sel yang abnormal.Salah satu jenis penyakit kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks adalah kanker yang menyerang uterus, yaitu pada bagian serviks
uterus (leher rahim), suatu daerah pada organ reproduksi perempuan yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim (uterus) yang terletak antara rahim dengan liang senggama (vagina)
atau rahim bagian bawah. Kanker serviks (leher rahim) adalah penyakit keganasan yang
paling banyak ditemukan pada perempuan yang dapat berdampak terhadap fisik, mental dan
sosial, bahkan kematian penderitanya. Kondisi demikian sangat merugikan sehingga tidak
berlebihan apabila dikatakan bahwa “Cancer is a public health problem”.

B. Penyebab Kanker Serviks


Human Papilloma Virus (HPV) merupakan faktor inisiator dari kanker serviks yang
dapat menyebabkan terjadinya gangguan sel serviks. Oncoprotein E6 dan E7 yang berasal
dari HPV merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Oncoprotein E6 akan
mengikat p53 sehingga TSG p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan oncoprotein E7
akan mengikat TSG Rb, ikatan ini menyebabkan terlepasnya E2F, E2F merupakan faktor
transkripsi sehingga siklus sel berjalan tanpa control. Virus HPV ditularkan melalui
hubungan seksual. Perempuan dapat tertular dari mitra seksualnya dan laki-laki juga dapat
terjangkit infeksi virus setelah berhubungan dengan perempuan yang terinfeksi HPV, oleh
karena itu penyakit kanker serviks sering disebut penyakit akibat hubungan seksual.

C. Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks.
Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks yaitu faktor sosio
demografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktivitas seksual yang
meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti,
paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma
7

kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4
tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks :


1) Hubungan seksual dengan pria yang memiliki banyak/gonta ganti pasangan
Terjadi perubahan pada sel leher rahim pada wanita yang sering berganti-ganti
pasangan, penyebabnya adalah sering terendamnya sperma dengan kadar PH yang
berbeda- beda sehingga dapat mengakibatkan perubahan dari displasia menjadi
kanker.
2) Paritas
Semakin tinggi risiko menderita kanker serviks pada wanita dengan banyak
anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Seorang perempuan yang
sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena
penyakit kanker serviks. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan
berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya
dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus
(HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker serviks.
3) Merokok
Pada wanita yang merokok terdapat nikotin yang bersifat ko karsinogen di
cairan serviksnya sehingga dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kanker.
4) Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun
dapat meningkatkan risiko relatif 1,53 kali. World Health Organization (WHO)
melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan
meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
5) Sosial ekonomi
Infeksi HPV lebih prevalen pada wanita dengan tingkat pendidikan dan
pendapatan yang rendah. Adanya kaitan yang erat antara status sosial ekonomi rendah
dengan status gizi karena status gizi berhubungan dengan daya tahan tubuh baik
terhadap infeksi maupun kemampuan untuk melawan keganasan.

D. Gejala Kanker Serviks


Beberapa gejala yang timbul pada penderita kanker serviks, yaitu:
1) Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk dan tidak sembuh- sembuh.
8

2) Adanya pendarahan tidak normal. Hanya terjadi bila setelah sel-sel leher rahim
menjadi bersifat kanker dan menyerang jaringan-jaringan di sekitarnya.
3) Pemberhentian darah lewat vagina.
4) Meningkatnya perdarahan selama menstruasi.
5) Terjadinya siklus diluar menstruasi dan setelah hubungan seks.
6) Nyeri selama berhubungan seks.
7) Kesulitan atau nyeri dalam perkemihan.
8) Terasa nyeri didaerah sekitar panggul.
9) Perdarahan pada masa pra atau pasca menopause.
10) Bila kanker sudah mencapai stadium tiga ke atas, maka akan terjadi
pembengkakan diberbagai anggota tubuh seperti betis, paha, tangan dan
sebagainya.

E. Skrining Kanker Serviks


Metode yang dapat dilakukan dalam mendeteksi adanya kanker serviks pada
kondisi pra kanker adalah dengan pemeriksaan IVA dan Pap Smear. IVA merupakan
deteksi untuk mengetahui kondisi serviks dengan melihat abnormalitas setelah
mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka 3-5%). Asam asetat akan memperlihatkan
dan menandai sel pra-kanker (jika ada) dengan perubahan warna agak keputihan.
Bedanya, hasil IVA bisa diketahui seketika itu juga (15 menit). Harganya lebih murah,
caranya lebih mudah, dan biasanya bisa dilakukan para bidan atau petugas puskesmas.
Jika hasilnya sudah diketahui, bisa ditentukan langkah selanjutnya. Bila normal,
dianjurkan mengulang pemeriksaan setidaknya tiga tahun sekali. Bila meragukan,
tenaga kesehatan biasanya akan merujuk untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Dari berbagai metode alternatif untuk skrining kanker serviks, metode
pemeriksaan yang paling utama dan dianjurkan untuk deteksi dini kanker serviks adalah
pemeriksaan papanicolaou smear atau yang dikenal dengan pap smear. Pap smear
tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi perlu dilakukan secara berkala
setelah wanita berusia 40 tahun (Bustan, 2000). World Health Organization (WHO)
menyarankan skrining pap smear minimal satu kali selama hidup pada umur 35 sampai
40 tahun. Pemeriksaan pap smear bertujuan untuk mengetahui adanya sel-sel abnormal
di leher rahim sehingga dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Suwiyoga (2007)
mengatakan pemeriksaan pap smear terbukti dapat menurunkan mortalitas kanker
serviks. Prihartono (1992) mengatakan bahwa pemeriksaan skrining dengan pap smear
9

sangat aman karena hanya diambil getah lendir di mulut rahim menggunakan alat
(spatula) yang tidak merusak. Getah lendir di oleskan pada kaca obyek dan sesudah
diwarnai akan diperiksa di bawah mikroskop. Gambaran sel yang terdapat dalam getah
lendir tersebut dapat menunjukkan apakah sudah terkena penyakit keganasan ini pada
stadium dini. Untuk memastikan diagnosa harus dilakukan biopsi jaringan mukosa
dinding rahim dan selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop.
Keberhasilan dari pemeriksaan ini bergantung pada pengetahuan dan motivasi
wanita usia subur untuk menjalani pemeriksaan. Untuk itu, diperlukan peningkatan
pengetahuan dan motivasi bagi wanita usia subur untuk menjalani penyuluhan
kesehatan akan pentingnya pemeriksaan IVA dalam tujuan untuk mendeteksi kanker
serviks, sehingga dapat meningkatkan jangkauan pemeriksaan guna menekan kasus
terjadinya kanker serviks semaksimal mungkin (Lestari, 2015). Pada era digital ini, tiap-
tiap individu memiliki akses yang cukup ke internet dan media sosial, salah satu
layanan ponsel dengan akses tertinggi dipegang oleh Whatsapp. Whatsapp adalah
alternatif yang murah untuk mengirim pesan, gambar, dan video, sehingga pemberian
pendidikan kesehatan melalui whatsapp dapat memanfaatkan potensi fasilitas yang ada
untuk menumbuhkan motivasi wanita usia subur dalam mendeteksi sejak dini kanker
serviks, dengan cara menyesuaikan perkembangan teknologi yang banyak digunakan
oleh wanita usia subur (Ekadinata, 2017). Melalui pendidikan kesehatan yang diberikan
maka akan memberikan kemudahan untuk WUS memahami materi tentang pemeriksaan
IVA yang dapat mempengaruhi motivasi WUS. Dimana motivasi WUS tentang
pemeriksaan IVA meningkat, sehingga kanker serviks dapat dicegah sedini mungkin
(Musa, 2016).
10

BAB IV
PEMBAHASAN

Jurnal “Efektivitas Pendidikan Kesehatan Kanker Servik Melalui WhatsApp Group


Terhadap Pengetahuan dan Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Pada Masa
Pandemi” membahas tentang upaya pencegahan salah satu penyakit keganasan yang
menyerang organ reproduksi pada wanita usia subur yaitu kanker serviks. Upaya yang
disampaikan oleh penulis adalah edukasi dengan menggunakan media video yang disebarkan
pada Aplikasi WhatsApp. Penulis membandingan upaya ini dengan upaya konvensional yaitu
edukasi kesehatan menggunakan leaflet.
Dari jurnal diatas membahas ada beberapa hasil yaitu dengan melakukan pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ) dan pap smear, yang dimana kasus kanker serviks hanya
sekitar 5% dari total yang dapat dideteksi pada stadium awal dengan kesadaran deteksi dini
kanker serviks masih rendah, padahal pemeriksaan deteksi sedini mungkin sangat penting
untuk mengetahui keberadaan kanker serviks pada wanita. Berdasarkan fenomena cakupan
pemeriksaan IVA di Desa Giwangretno masih rendah yaitu 3,35% dari 10% target yang
ditetapkan. Dari hasil survey yang dilakukan kepada bidan Desa Giwangretno didapatkan
bahwa dalam 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2018, 2019, dan 2020 WUS yang melakukan
pemeriksaan IVA hanya sekitar 60 orang. Padahal di Desa Giwangretno sudah ada program
IVA gratis setiap tahun dan sudah dilakukan sosialisasi tentang kanker serviks, tetapi masih
belum optimal dalam meningkatkan pengetahuan dan motivasi WUS untuk melakukan
pemeriksaan IVA.
Upaya edukasi yang disampaikan oleh penulis sangat tepat karena edukasi merupakan
upaya terbaik bagi penyakit kanker, termasuk di dalamnya kanker serviks yang menjadi salah
satu penyakit keganasan pada organ reproduksi. Sampai saat ini kasus kanker serviks masih
menduduki peringkat kedua sebagai kasus yang paling banyak diderita oleh wanita usia
subur. Penulis memaparkan bahwa tingginya kasus ini setidaknya bisa diminimalisir dampak
negatifnya dengan melakukan pemeriksaan diri seperti pemeriksaan IVA dan Pap Smear.
Ada faktor keberhasilan dilaksanakannya pemeriksaan ini dini yaitu tingkat
pengetahuan dan motivasi wanita usia subur. Penulis dalam jurnal ini menyampaikan
penelitian yang dilakukan di banyak negara bahwa dari kurangnya informasi terkait tempat
penyedia pelayanan pemeriksaan dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit kanker
serviks membuat kelompok wanita usia subur tidak melakukan pemeriksaan dini. Untuk itu,
intervensi terbaik yang terhadap penyakit kanker serviks adalah pemberian edukasi.
11

Melihat saat ini bahwa dunia telah masuk dalam perkembangan teknologi yang begitu
pesat, pemilihan aplikasi WhatsApp menjadi pilihan yang tepat. WhatsApp memiliki
keunggulan karena penggunaannya yang gratis serta mampu mengirimkan pesan dalam
berbagai macam bentuk. Pengguna dapat berbagi teks, gambar, pesan suara, hingga video.
Melihat dari populasi wanita usia subur yang mayoritas sudah menggunakan gadget sehingga
sasaran dari edukasi juga akan menjadi lebih mudah untuk dijangkau.
Salah satu inisiatif yang dapat dilakukan oleh profesional kesehatan memasuki era 5.0
ini dimana penyebaran informasi telah dilakukan secara online. Pendidikan kesehatan dengan
tujuan utama untuk meningkatkan promosi kesehatan melaui media online dapat diberikan
melalui facebook, twitter, whatsapp, youtube dan media sosial lainnya. Integrasi ke dalam
media online ini merupakan proses interaktif yang mengarah pada pertukaran informasi
antara pembicara dan penonton, menciptakan komunikasi atau umpan balik, dan pada
akhirnya memicu untuk keterlibatan dari penonton. Media sosial juga membuat masyarakat
untuk terlibat aktif dalam proses komunikasi, tidak hanya sebagai komunikan, tetapi juga
sebagai komunikator. Integrasi media sosial penting digunakan untuk strategi pemasaran
sosial karena memiliki potensi yang besar, hanya saja belum digunakan secara optimal.
Media sosial baik digunakan untuk menjadi forum dialog untuk menciptakan hubungan baik
antar pengguna media sosial, sehingga dapat mewujudkan perubahan sosial.
Melalui edukasi kesehatan yang diberikan, terbukti bahwa ada peningkatan motivasi
dan pengetahuan wanita usia subur terkait pemeriksaan dini penyakit kanker serviks.
Sehingga diharapkan wanita usia subur akan lebih banyak yang melakukan pemeriksaan dini
untuk mendeteksi adanya ketidaknormalan pada organ reproduksi. Dengan penyakit yang
lebih dini dideteksi, tindakan penanggulangan mampu dilakukan dengan lebih cepat untuk
mencegah penyakit menjadi lebih parah.
Berdasarkan referensi lain dari artikel prosiding seminar nasional berjudul “Healthy
Life For Smart Community: Gerakan Bebas Kanker Dan Penyakit Tidak Menular”, edukasi
dengan menggunakan media atau alat peraga sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan
responden tentang kesehatan reproduksi. Penambahan visual dan audio membuat peningkatan
sebesar 60% pada responden perempuan. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan pada
jurnal utama yang menggunakan video WhatsApp dengan memberikan tampilan visual
sekaligus audio untuk media edukasi.
12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Jurnal “Efektivitas Pendidikan Kesehatan Kanker Serviks melalui WhatsApp Group
terhadap Pengetahuan dan Motivasi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Pada Masa
Pandemi” membahas keefektifan pendidikan kesehatan yang dilakukan pada dua kelompok
yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol dan dihasilkan bahwa pendidikan kesehatan
melalui WA Group yang disasarkan pada kelompok intervensi hasilnya lebih memuaskan
dibanding via leaflet pada kelompok kontrol yang membuktikan bahwa penggunaan media
sosial khususnya pada masa pandemi sangat membantu beberapa orang yang mungkin
merasa malas keluar rumah hanya untuk mendapatkan penyuluhan mengenai kanker serviks.
Sehingga dengan kesenjangan ini maka harus dipergencar lagi penkes kanker serviks
tersebut. Kedua mengenai kesadaran WUS di Kabupaten Kebumen yang masih dibilang
kurang karena angka capaian pemeriksaan leher rahim sangat jauh dari target, sangat
disayangkan karena kanker serviks menjadi salah satu kasus terbesar di Indonesia. Kurangnya
responden menjadi sedikit masalah dalam jurnal penelitian ini karena berakibat padanya
dilakukan uji ganda dengan hasil tidak normal.

B. Saran
1) Bagi Responden
Diharapkan bagi responden untuk mencari informasi kesehatan melalui media
sosial, televisi, media cetak, dan lain sebagainya, atau bahkan bila ada penyuluhan
segera ikut untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang deteksi dini kanker
serviks, dan mencegah secara dini. Bagi mahasiswi yang sudah memiliki pengetahuan
baik dapat memberikan pengetahuan yang dimiliki bagi mahasiswi yang belum
terpapar tentang kanker serviks dan deteksi dini.
2) Bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan diharapkan mampu memberikan peran untuk
mencegah berbagai komplikasi reproduksi dan memberikan informasi untuk
meningkatkan kesadaran tentang pencegahan kanker serviks. Sebagai upaya promosi
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, dan bila terdapat penderita kanker serviks
stadium lanjut tetap memberikan semangat dan motivasi.
3) Bagi Peneliti
13

Diharapkan peneliti mampu menambah jumlah responden sehingga data yang


diperoleh pada saat diolah menjadi lebih akurat karena dianggap telah mewakili
sebagian besar populasi.

Screenshot Jurnal:
14

DAFTAR PUSTAKA

Chayati, N., Astuti, Y., & Indriastuti, N. A. (2020). Healthy Life For Smart Community:
Gerakan Bebas Kanker Dan Penyakit Tidak Menular. In Prosiding Seminar Nasional
Program Pengabdian Masyarakat,
https://prosiding.umy.ac.id/semnasppm/index.php/psppm/article/view/118
Irdalisa, dkk. (2019). Sistem Reproduksi Pada Manusia
http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/7894/3/Modul%20Sistem%20Reproduksi
%20FIX.pdf

Anda mungkin juga menyukai