Anda di halaman 1dari 45

PENENTUAN JENIS

KELAMIN

Ardiansyah
Nurlaila Khairunnisa
Pratiwi Widyamurti
Wiena Futy
Pokok Bahasan
• Berbagai Tipe Penentuan Jenis Kelamin
- Tipe XY
- Tipe XO
- Tipe ZW
- Tipe ZO
- Tipe Haploid-Diploid
• Gen Tunggal dan Penentuan Jenis Kelamin
• Penentuan Jenis Kelamin dan Lingkungan Luar
• Seks Membalik Sebagian

Copyright 2008 PresentationFx.com | Redistribution Prohibited | Image © 2008 clix@sxc.hu | This text
section may be deleted for presentation.
Faktor yang Menentuan Jenis
Kelamin

Faktor Faktor
Lingkungan Genetika

• Kromosom turut berperan dalam


penentuan jenis kelamin
• Pasangan kromosom yang menyebabkan
perbedaan jenis kelamin disebut
kromosom kelamin/kromosom sex
Copyright 2008 PresentationFx.com | Redistribution Prohibited | Image © 2008 clix@sxc.hu | This text
section may be deleted for presentation.
Penelitian Mengenai Kromosom Seks

H. Henking (1891) C.E. McClung (1902)

Menemukan “badan X” dalam Badan X tidak ditemukan pada


nukleus serangga melalui serangga betina
spermatogenesis
Badan X ada hubungnnya
Sebagian dari jumlah spermatozoa dengan penentuan jenis
memiliki badan X dan sebagian lagi kelamin
tidak
Berbagai Tipe Penentuan Jenis
Kelamin
Tipe XY
Pada Lalat Buah Drosophila melanogaster

Lalat buah memiliki 8 kromosom:


- 6 kromosom tubuh (3 pasang) = autosom
- 2 kromosom kelamin/seks (1 pasang) =
gonosom

Kromosom kelamin:
- Kromosom X = berbentuk batang lurus
- Kromosom Y = bengkok pada salah satu
ujungnya dan lebih pendek
Formula kromosom
Drosophila melanogaster :
- lalat betina = 3AA,XX
(homogametik)
- lalat jantan = 3AA,XY
(heterogametik)
Lalat betina
3AX

dibuahi

Lalat jantan

3AX 3AY

Lalat betina Lalat jantan


3AA,XX 3AA,XY
Nondisjunction kromosom kelamin pada
Drosophila melanogaster
• Terjadi gagal berpisah pada gonosom saat
meiosis

• Contoh: Nondisjunction saat oogenesis


menyebabkan terbentuknya 2 macam sel
telur; 3AXX dan 3AO
3AAXX 3AAXY

3AXX 3AO 3AX 3AY

3AAXXX 3AAXXY 3AAXO 3AAYO


• Lalat betina super (3AAXXX) = letal

• Lalat betina memiliki kromosom Y (3AAXXY) =


fertil

• Lalat jantan (3AAXO) = steril

• Lalat (3AAYO) = tidak dikenal


Teori Perimbangan Penentuan Jenis
Kelamin
1. Lalat 3AAXXY = memiliki kromosom Y,
tetapi betina
2. Lalat 3AAXO = tidak memiliki kromosom Y,
tetapi jantan

• Faktor penentu betina terdapat dalam


kromosom X
• Faktor penentu jantan terdapat dalam
autosom, bukan pada kromosom Y
• Y hanya menentukan fertilitas
Indeks Kelamin
• Menentukan jenis kelamin pada lalat
Drosophila melanogaster
• C.B. Bridges
• Indeks kelamin =
Banyaknya kromosom-X = X
Banyaknya sel autosom A
• Lalat betina (3AAXX) = 2/2 = 1
• Lalat jantan (3AAXY) = 1/2 = 0,5
Tabel Indeks Kelamin pada Drosophila

Susunan Indeks Kelamin Kelamin


Kromosom
AAXXX 3/2 = 1.5 Betina Super
AAAXXXX 4/3 = 1.33 Betina Super
AAXX 2/2 = 1 Betina
AAAAXXXX 4/4 = 1 Betina Tetraploid (4n)
AAAXXX 3/3 = 1 Betina Triploid (3n)
AAAAXXX 3/4 = 0,75 Interseks
AAAXX 2/3 = 0,67 Interseks
AAXY 1/2 = 0,5 Jantan
AAAAXXY 2/4 = 0,5 Jantan
AAAXY 1/3 = 0,33 Jantan Super
Kelainan-kelainan lain pada lalat
buah
• Lalat Ginandromorf = sebagian tubuh
terdiri dari jaringan lalat betina dan
sebagian lagi dari jaringan lalat jantan

• Lalat Interseks = tubuh mosaik


(campuran tidak teratur) dari jaringan
lalat betina dan jantan. Lalat betina,
autosomnya triploid (3n) = 3AAAXX
Pada manusia

• Inti sel tubuh manusia  46 buah


kromosom, terdiri dari 44 autosom dan
2 kromosom kelamin

Jenis Autosom Kromosom Formula


kelamin kelamin kromosom
Perempuan 44 autosom 1 pasang 22AAXX
(22 pasang) kromosom-X
Laki-laki 44 autosom 1 pasang 22AAXY
(22 pasang) kromosom-Y
• Spermatozoa dengan 22 autosom +
kromosom-X (22AX)  ginospermium
• Spermatozoa dengan 22 autosom +
kromosom-Y (22AY)  androspermium
Seks kromatin (kromatin kelamin)

•Badan kromatin (Badan Barr) dapat


digunakan untuk membedakan jenis
kelamin sehingga dinamakan kromatin
kelamin atau seks kromatin

•Perempuan  seks kromatin positif


•Laki-laki  seks kromatin negatif
Inti sel selaput lendir mulut pada
perempuan  badan kromatin 
memiliki bentuk khusus “drumstick”
Hipotesa lyon

•Mary F lyonn (1962) berpendapat


bahwa kromatin kelamin sesungguhnya
adalah salah satu dari sepasang
kromosom-X yang mengalami “piknosa”
(mengembun) setelah pembelahan
mitose. Kromosom-X ini dapat berasal
dari ayah/ibu yang kehilangan aktivitas
genetiknya
Bentuk badan Kromosom kelamin Jumlah
kromatin kromatin
XX pada perempuan 1
normal
XY pada laki-laki normal --
XXY pada penderita 1
klinefelter
XXX pada wanita super 2

Banyaknya kromatin kelamin pada


suatu individu  banyaknya
kromosom-X yang dimiliki oleh individu
dikurangi satu
Kelainan pada kromosom kelamin

•Sindrom turner

•Sindrom klinefelter

•Wanita super

•Pria XXY
• Sindrom turner

– Indidunya perempuan. Ia kehilangan


sebuah kromosom X (45 kromosom,
dengan formula kromosom 22AA,XO.)
– Tubuhnya pendek (kira-kira 120-130 cm),
tidak sesuai umur, leher pendek dan di
samping leher terdapat suatu lipatan
yang mudah ditarik ke sampingDada
lebar,pinggul lebih sempit.
– Sifat seksual sekunder tidak tumbuh
sempurna
– Tidak mengalami
haid,karena itu
mandul (steril)
– Intelegensia kurang
– Tidak memiliki
kromatin kelamin
– Kemungkinan terjadi
karena ada
nondisjunction
selama orang
tuanya membentuk
gamet-gamet.
• Sindrom klinefelter

– Individunya laki-laki. Ia kelebihan sebuah


kromosom X, (47 kromosom, dengan formula
kromosom 22AA,XXY. )
– Kaki dan lengan kelihatan panjang, sehingga
keseluruhan tubuhnya nampak panjang.
– Setelah akil-balig, payudara mulai
membesar, tetapi testes mengecil.
– Dada sempit,pinggul lebar, suatu keadaan
yang justru terdapat pada wanita normal.
– Mandul (steril),
sehingga tidak akan
memiliki anak.
– Intelegensia kurang
– Memiliki 1 kromatin
kelamin.
– Kemungkinan terjadi
karena ada
nondisjunction selama
orang tuanya
membentuk gamet-
gamet.
• Wanita super

– Wanita ini berlebihan sebuah kromosom


X (47 kromosom, dengan formula
kromosom 22AA,XXX)
– Wanita ini hidupnya tak lama,biasanya
meninggal diwaktu masih kanak-kanak
– Kemungkinan terjadinya karena ada
nondisjunction pada waktu ibunya
membentuk sel telur.
• Pria XYY

– Laki-laki XYY memiliki 47 kromosom


(22AA,XYY).
– pria XYY lebih agresif dibandingkan
dengan pria normal, sehingga suka
berbuat jahat dan melanggar hukum
– watak dan kepribadian pria XYY masih
diselidiki  di antara para narapidana
lebih sering dijumpai pria XYY
– Disebabkan oleh seorang laki-laki
normal yang mengalami nondisjunction
pada meiosis II menghasilkan
spermatozoa YY sehingga saat
membuahi sel telur X terjadi zigot XYY
Kelainan Autosom

• Dapat dijumpai pada pria


maupun wanita.
• Contoh: sindrom Down.
• Ditemukan oleh
Langdom Down pada
tahun 1866.
Sifat-sifat penderita sindrom Down

• Tubuhnya pendek atau puntung.


• Muka lebih sering berbentuk bulat.
• Kelopak mata atas memiliki lipatan
epikantus, mirip orang oriental.
• Iris mata kadang berbintik-bintik, yang
disebut “Brushfield”.
• Mulut biasanya terbuka, ujung lidah besar.
• Hidung biasanya lebar dan datar.
• Pada telapak tangan hanya terdapat
sebuah garis horizontal (Simian crease).
• Biasanya memiliki kelainan jantung, dan
tidak resisten terhadap penyakit.
• Ibu jari kaki tidak rapat terhadap jari di
sebelahnya.
• IQ sangat rendah (20-50).
• Memiliki 3 kromosom pada autosom
nomor 21.
Penentuan Jenis Kelamin pada
Hewan Menyusui
• Sama dengan penentuan jenis kelamin
pada manusia, hewan menyusui mengikuti
sistem XY.
• Hewan betina  XX.
• Hewan jantan  XY.
Penentuan Jenis Kelamin pada
Tumbuhan Berumah Dua
• Tanaman jantan 
hanya memiliki benang
sari.
• Tanaman betina 
hanya memiliki putik.
• Penentuan jenis kelamin
pada tumbuhan demikian
juga mengikuti sistem
XY.
Tipe XO
• Pada beberapa serangga dari Ordo
Orthoptera dan Heteroptera (mis.
belalang) tidak terdapat kromosom Y.
• Kromosom pada belalang jantan  XO.
• Kromosom pada belalang betina  XX.
Tipe ZW
• Ditemukan pada beberapa jenis
kupu, ikan, reptil, dan burung.
• Jantan memiliki sepasang
kromosom kelamin yg sama
bentuknya  homogametik (ZZ).
• Betina memiliki kromosom
heterogametik (ZW).
Tipe ZO
• Ditemukan pada unggas
(ayam, itik, dll).
• Yang betina hanya memiliki
sebuah kromosom kelamin,
tetapi bentuknya lain dengan
yg ditemukan pada belalang.
• Betina  ZO (heterogametik).
• Jantan  ZZ (homogametik).
Tipe Haploid-Diploid
• Pada serangga Ordo Hymenoptera
(lebah madu, semut), penentuan jenis
kelamin sama sekali tidak berhubungan
dengan kromosom kelamin.
• Lebah madu jantan terjadi karena
partenogenesis (terbentuk dari sel telur
tanpa melalui pembuahan), maka bersifat
haploid dan fertil.
• Lebah madu
jantan memiliki 16
kromosom.
• Lebah madu
betina (ratu dan
lebah pekerja)
bersifat diploid dan
memiliki 32
kromosom.
Gen Tunggal
• Dalam sel somatik, gen-gen yang
mengawasi sifat terdapatnya berpasangan
• Kromosom-kromosom yang membawa gen-
gen tersebut diploid (2n)
• Gamet yang jumlah kromosomnya haploid
(n), membawa gen-gen dalam bentuk
tunggal.
• Gen Tunggal adalah gen yang mewakili alel.
Penentuan Jenis Kelamin
• Tanaman jagung (Zea mays)
• Gen jantan (ba)
• Gen betina (ts)
• babatsts = betina, babaTsTs = jantan
• Ini menyebabkan tanaman berumah satu
dapat menjadi berumah dua atau
sebaliknya
Penentuan Jenis Kelamin dan
Lingkungan Luar
• Pada beberapa hewan tingkat rendah
penentuan jenis kelamin ditentukan oleh
lingkungan luar
• Cacing Bonellia viridis, individu jantan
mengalami degenerasi dan hidup dalam
rahim betina
• sel telur terisolir akan menjadi betina
• Cacing baru yang tertarik ke tubuh betina
akan menjadi jantan
Seks Membalik Sebagian
• Ayam betina dewasa dapat berubah
menjadi ayam jantan
• Susunan kromosom tidak berubah (ZO)
• Ovarium rusak karena tuberkulose, gonad
sebelah kanan berubah menjadi testis
• Keturunan hasil perkawinan dengan betina
normal adalah 1 jantan : 2 betina
• Telur tanpa kromosom tidak menetas (OO)

Anda mungkin juga menyukai