Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS 1

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Gelombang/Angkatan : 3 / 15
Nama Peserta : Silvani Permatasari, S.Pd., M.Biomed
Nomor Daftar Hadir : 09
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : PPSDM Aparatur dan Kemendikbud RI

1. Masalah apa yang muncul pada kasus ini dan siapa saja aktor yang terlibat, serta
perannya pada masalah tersebut?
Masalah pokok
Menteri Bambang mempermasalahkan mengenai kualitas pengelolaan dan
pengembangan SDM Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Adapun masalah tersebut adalah:
1. masih rendah kompetensi dan tingkat pendidikannya yaitu 60% pegawai masih
Diploma, SMA atau lebih rendah.
2. rendahnya jumlah tenaga spesialis atau fungsional
3. tidak meratanya distribusi keahlian. (di Kalimantan hanya 0,06% total ASN di
perminyakan atau pertambangan)
4. ASN yang ditempatkan tidak sesuai dengan pelatihan yang diterima.
Aktor yang terlibat :
PNS, Kemenpan-RB, BKN, Kementerian/lembaga, Pemda/Pemprov yang menjadi
organisasi penyelenggara atau tempat PNS bernaung.
a. Dampak apa yang terjadi dengan tidak diterapkannya nilai-nilai dasar dan
kedudukan serta peran PNS dalam NKRI tersebut?

2. Nilai-nilai dasar dan kedudukan serta peran PNS dalam NKRI apa yang diterapkan
dan yang dilanggar oleh masing-masing aktor tesebut?
 ASN
1. Nilai-nilai dasar dan kedudukan peran PNS yang tidak diterapkan adalah
tidak menerapkan komitmen mutu, tidak nasionalisme, dan tidak karena
setiap PNS yang merupakan abdi negara harus siap untuk ditempatkan di
daerah manapun bila ditugaskan (artinya tidak bangga dan
2. tidak mau mengembangkan kompetensi diri kemudian nasionalisme (tidak
mau mengabdi dan mencintai Indonesia secara keseluruhan dan kurang
bangga dengan daerah-daerah lainnya yang terpencil.

Pemda/pemrov = pengadaan atau perencanaan mengenai


BKN/Kemenpan RB/Pemda/Pemrov/Kementerian/lembaga negara lainnya = komitmen
mutu yang dilaksanakan = sudah baik akan
manajemen ASN yaitu pengadaan formasi, kesempatan pengembangan karier seperti
pelatihan, pendidikan dalam bentuk k
whole of government = tidak ada koordinasi antara BKN dengan daerah mengenai
pelatihan yang dibutuhkan dan pembukaan formasi di lingkungan termasuk
mengenai koordinasi anggaran pemerintah pusat dan daerah. Serta tidak adanya
akuntabilitas.
Akuntabilitas = kurang transaparansi permintaan formasi dari daerah ke pusat.

Dampak = tidak meratanya kualitas pelayanan publik dalam hal kesehatan,


pendidikan,dll
Kompetensi ASN kurang kompetitif tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang
dibutuhkan di masa sekarang.
Dampak instansi = tidak dapat memberikan pelayanan publik secara maksimal.

3. Gagasan Anda untuk memecahkan masalah tersebut?


1. Perlunya koordinasi (whole of government) yang baik antara BKN dengan semua
kementerian/lembaga, pemprov dan pemda mengenai kebutuhan formasi dan
spesialisasi tenaga ASN di masing-masing daerah dan perlu ditransparansikan
secara elektronik agar masyarakat mengetahui setiap kebutuhan formasi tersebut di
setiap daerah. (analisis kebutuhan dan requirement)
2. Pemetaan di setiap instansi masing-masing ASN yang masih rendah kompetensi
dan pendidikannya untuk mendapatkan pelatihan khusus sesuai bidangnya dan
memberikan beasiswa pendidikan agar dapat kompetitif dan disosialisasikan
secara transparan sehingga instansi dapat menghasilkan pelayanan publik terbaik.
3. Pemetaan kompetensi dan keahlian staff ASN di instansi terkait agar tidak salah
dalam melakukan penugasan terkait pemberian pelatihan untuk peningkatan
kompetensi sesuai keahlian bidang stafnya (agar tidak salah sasaran pelatihan
sesuai bidangnya).
4. Pemberian reward berupa insentif atau tunjangan dan kelengkapan sarana dan
prasarana yang mendukung dan memadai agar tenaga spesialis atau fungsional
mau mengabdi menjadi tenaga di daerah terpencil seperti Kalimantan, NTT, dan
lainnya.

4. Jelaskan konsekuensinya jika alternatif gagasan Anda diterapkan dan tidak


diterapkan?
Gagasan Konsekuensi bila Konsekuensi bila tidak
diterapkan diterapkan
Perlunya koordinasi yang baik Whole of government Bila tidak ada koordinasi
antara BKN dengan semua terlaksana dengan baik. antara BKN dan instansi/
kementerian/lembaga, pemprov kementerian/ lembaga
dan pemda mengenai kebutuhan masih terjadi tidak
formasi dan spesialisasi tenaga meratanya persebaran
ASN di masing-masing daerah tenaga spesialis dan
dan perlu ditransparansikan fungsional. Serta bila tidak
secara elektronik. adanya transparansi,
masyarakat umum tidak
mengetahui kebutuhan
formasi spesialis/fungsional
di daerah-daerah.
Pemetaan di setiap instansi Meningkatkan kompetensi, Tidak terjadinya
masing-masing ASN yang masih keahlian dan pendidikan peningkatan kompetensi,
rendah kompetensi dan dari ASN yang masih keahlian, dan pendidikan
pendidikannya untuk rendah. dari ASN tersebut. Serta
mendapatkan pelatihan khusus Serta dengan pemberian rendahnya motivasi ASN
sesuai bidangnya dan beasiswa dan pelatihan untuk meningkatkan
memberikan beasiswa gratis akan memberikan kompetensi dan
pendidikan agar dapat kompetitif motivasi bagi ASN untuk pendidikannya karena tidak
dan disosialisasikan secara meningkatkan kualitas adanya beasiswa
transparan sehingga instansi kompetensi dan pendidikan dan pelatihan
dapat menghasilkan pelayanan pendidikannya secara gratis.
publik terbaik. kompetitif
Pemetaan kompetensi dan Pimpinan akan lebih Bila pimpinan kurang peka
keahlian staff ASN di instansi memahami persebaran dan peduli persebaran
terkait agar tidak salah dalam kompetensi dan pendidikan kompetensi dan pendidikan
melakukan penugasan terkait stafnya sehingga staf sehingga menyebabkan
pemberian pelatihan untuk mempermudah dalam salah sasaran pelatihan dan
peningkatan kompetensi sesuai penugasan pelatihan dan peningkatan kompetensi
keahlian bidang stafnya (agar kepada staf untuk dari stafnya dan
tidak salah sasaran pelatihan memperbaiki mutu berpengaruh terhadap
sesuai bidangnya). pelayanan publik. pelaksanaan pelayanaan
publik.
Pemberian reward berupa insentif Tenaga spesialis dan Tenaga spesialis dan
atau tunjangan dan kelengkapan fungsional akan termotivasi fungsional tidak termotivasi
sarana dan prasarana yang untuk mengabdi di daerah untuk mengabdi di daerah
mendukung dan memadai agar terpencil sehingga terpencil dan memilih
tenaga spesialis atau fungsional persebaran tenaga ahli mengabdi di kota besar
mau mengabdi menjadi tenaga di merata. yang sudah maju sarana
daerah terpencil seperti dan prasarananya.
Kalimantan, NTT, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai