OLEH :
SRI HADI SULISTIYANINGSIH, S.SI.T., M.KES.
PENDAHULUAN
2
“soma” = badan.
Disebut demikian karena badan ini mudah
menyerap zat warna bila preparat diberi
warna.
9
(1) Kromatid.
Salah satu dari dua bagian identik kromosom
(2) Sentromer.
1. Ukuran kromosom
Bervariasi dari satu spesies ke spesies lain
Panjang berkisar antara 0.2-0.5μ, diameter
antara 0.2-20μ
Manusia : panjang berkisar 5-6μm
Ukuran kromosom tumbuhan > hewan
2. Jumlah
Bervariasi tapi konstan pada spesies tertentu
Jumlah kromosom manusia : 46 kromosom → 44
kromosom somatik (22 psg) dan sepasang
kromosom seks
MORFOLOGI KROMOSOM (2)
15
3. Struktur
Lebih mudah diamati pada tahap metafase
Terdiri dari :
1. Kromonemata : pita berbentuk spiral
yang terdapat dalam kromosom
2. Kromomer: penebalan pada kromonema
→ bahan nukleotida yang mengendap
Lanjutan struktur kromosom
16
4. Bentuk
Berdasarkan sentromer dan panjang ada 4 bentuk
kromosom
- Metasentris
- Submetasentris
- Acrosentris
- Telosentris
Keterangan bentuk kromosom (1)
18
1. AUTOSOM
o Kromosom yang tidak ada hubungannya dengan
penentuan jenis kelamin
o Pada manusia : 44 buah (22 pasang) adalah
autosom
2. KROMOSOM SEKS
o Sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin
kromosom X dan Y
24
AMBIGOUS GENITALIA
(KELAMIN GANDA)
Definisi
27
Dalam testis terdapat sel leydig dan sel sertoli. Sel lyedig
mengsekresi hormon testosterone sedangkan sel sertoli mensekresi
anti mulerian hormone (AMH). Kedua hormon ini berfungsi
menyempunakan genetalia interna.
Genetalia interna berasal dari bentuk yang primordial, yaitu
duktus wolfii (primordial laki-laki) dan duktus Mulleri (primordial
perempuan) yang bersifat unipotensial. Mula-mula AMH akan
merangsang regresi duktus Mulleri kemudian testosteron akan
menstimulasi duktus Wolfii sehingga terbentuklah organ kelamin
laki-laki (vasika urinaria, epididimis dan vas deferens).
Sebaliknya apabila testis tidak terbentuk, maka duktus wolfii
akan regresi dan duktus Mulerri akan berkembang menjadi tuba,
uterus, dan 1/3 atas vagina
Patogenesis
37
Pemeriksaan Fisik
Khusus terhadap genitalia eksterna : tentukan apakah testis
teraba keduanya, atau hanya satu, atau tidak teraba. Bila
teraba di mana lokasinya, apakah di kantong skrotum, di
inguinal atau di labia mayora. Tentukan apakah
klitoromegali atau mikropenis, hipospadia atau muara
uretra luar. Bagaimana bentuk vulva dan adakah
hiperpigmentasi.
Tentukan apakah ada anomali kongenital yang lain.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Analisis kromosom
Pemeriksaan hormonal disesuaikan dengan keperluannya seperti
testosteron, uji HCG, progesteron.
Pemeriksaan elektrolit serum seperti natrium dan kalium.
2. Pencitraan pelvis dan abdomen
USG pelvis; untuk memeriksa keadaan genital interna
Genitografi; untuk menentukan apakah saluran genital interna
perempuan ada. Jika ada, lengkap atau tidak.
Jadi pencitraan ini ditujukan terutama untuk menentukan ada/tidaknya
organ yang berasal dari saluran Muller.
Penatalaksanaan
46
Pengobatan endokrin
Bila pasien menjadi laki-laki, maka tujuan pengobatan
endokrin adalah mendorong perkembangan maskulisasi dan
menekan berkembangnya tanda-tanda seks feminisasi
(membesarkan ukuran penis, menyempurnakan distribusi
rambut dan massa tubuh) dengan memberikan testosteron
Bila pasien menjadi perempuan, maka tujuan pengobatan
adalah mendorong secara simultan perkembangan
karakteristik seksual ke arah feminin dan menekan
perkembangan maskulin (perkembangan payudara dan
menstruasi yang dapat timbul pada beberapa individu
setelah pengobatan estrogen).
47
Pembedahan
1. Tujuan pembedahan rekonstruksi pada genitalia
perempuan adalah agar mempunyai genitalia eksterna
feminin, sedapat mungkin seperti normal dan mengkoreksi
agar fungsi seksualnya normal (tahap pertama
mengkoreksi ukuran clitoris yang terlalu besar, dan tahap
kedua dilakukan untuk mengkoreksi bentuk vagina)
2. Pada laki-laki, tujuan pembedahan rekonstruksi adalah
meluruskan penis dan merubah letak urethra yang tidak
berada di tempat normal ke ujung penis. Hal ini dapat
dilakukan dalam satu tahapan saja kecuali pada kasus
yang sulit.
49
Pengobatan psikologis
semua pasien interseks dan anggota keluarganya
harus dipertimbangkan untuk diberikan konseling.
Konseling dapat dibnerikan oleh ahli endokrin
anak, psikolog, ahli psikiatri, ahli agama (ustadz,
pastur, atau pendeta), konselor genetik atau orang
lain dimana anggota keluarga lebih dapat
berbicara terbuka.
50