PENDAHULUAN
Pada tahun 1921, Theophilus Painter secara tidak sengaja menemukan cara
untuk mengamati dan menghitung jumlah kromosom pada manusia. Dia
mengamati sel testis dari dua pria kulit hitam yang meminta dikebiri dengan cara
membuat sayatan tipis dan diproses dengan larutan kimia. Setelah diamati di
bawah mikroskop, Painter menemukan adanya serabut-serabut kusut yang
ternyata adalah kromosom tak berpasangan pada sel testis dan jumlahnya 24
pasang.
Lalu pada 22 Desember 1955, Joe Hin Tjio ilmuwan asal Indonesia
menghasilkan suatu penemuan secara kebetulan ketika dia sedang memisahkan
kromosom dari inti sel (nukleus) sejumlah sel. Dia mencoba mengembangkan
suatu teknik untuk memisahkan kromosom di preparat (slide) kaca. Ketika
preparat tersebut diamati di bawah mikroskop, dia menemukan hasil yang
mengejutkan, yaitu terdapat 46 kromosom (23 pasang) pada jaringan embrionik
paru-paru manusia. Joe kemudian menuliskan temuannya dalam Scandinavian
journal Hereditas, pada 26 January 1956.
1
BAB 2
ISI
2
Kariotipe itu berguna karena dapat memungkinkan pengenalan yang cepat
terhadap penyimpangan jumlah atau morfologi kromosom, dan juga untuk
menentukan hubungan evolusi antara jenis-jenis yang berbeda. Misalnya kariotipe
mencit mempunyai sedikit persamaan dengan manusia, yaitu tersusun dari sedikit
kromosom, yang semuanya kecil dan akrosentrik. Kariotipe pada manusia tidak
terdapat bentuk kromosom telosentris, tetapi pada beberapa hewan terdapat
bentuk kromosom ini.
3
dapat dilakukan dengan cara mengkultur atau membiakkan sel yang diperoleh
dari:
4
7. Wanita hamil pada usia lanjut.
8. Adanya peningkatan resiko kelainan kromosompada fetus.
Metoda Lainnya :
5
1. Kelompok A : Terdiri dari tiga pasang, merupakan kelompok kromosom
besar yang berbentuk metasentris.
2. Kelompok B : Terdiri dari dua pasang, merupakan kelompok kromosom
sedang yang berbentuk submetesentris.
3. Kelompok C : Terdiri dari tujuh pasang, merupakan kelompok kromosom
sedang yang berbentuk submetasentris.
4. Kelompok D : Terdiri dari tiga pasang, merupakan kelompok kromosom
kecil yang berbentuk akrosentrik dan memiliki satelit.
5. Kelompok E : Terdiri dari tiga pasang, merupakan kelompok kromosom
kecil yang berbentuk submetasentris.
6. Kelompok F : Terdiri dari dua pasang, merupakan kelompok kromosom
kecil yang berbentuk metasentris.
7. Kelompok G : Terdiri dari dua pasang, merupakan kelompok kromosom
kecil yang berbentuk akrosentrik dan memiliki satelit.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam
setiap sel mahluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom
yang terdiri dari 22 pasang kromosom tubuh (kromosom 1 s/d kormosom
22) dan 1 pasang kromosom sex (kromosom X dan Y) yang menentukan
jenis kelamin. Setiap orang mendapatkan 1 dari tiap pasangan kromosom
dari ayahnya dan 1 dari ibunya, dengan kata lain setiap orang
mendapatkan 23 kromosom dari ayah (dibawa oleh sperma) dan 23
kromosom dari ibunya (dibawa oleh sel telur), yang kemudian total
menjadi 46 kromosom (23 pasang) setelah pembuahan. Kromosom yang
terdapat dalam sebuah sel tidak pernah sama ukurannya.
Kromosom diidenfikasi dengan prosedur pewarnaan dan
Pewarnaan banding/pita/corak kromosom yangumum digunakan adalah
G banding (Giemsa).Klasifikasi dan pemberian nomor kromosom manusia
yang diputuskan oleh Konferensi Genetika di Universitas Colorado,
Denver USA pada bulan April 1960
7
DAFTAR PUSTAKA
http://diananatomic.blogspot.co.id/2013/06/kromosom-manusia-normal-dan-
kelainan_15.html
andre4088.blogspot.com/2012/10/analisis-kromosom_3.html
http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/kromosom-manusia.html
http://oktafianrifkicahyo.blog.com/2012/12/21/kariotipe/