DASAR TEORI
1.1 Kromosom1
1. Kromatid
Kromatid merupakan bagian lengan kromosom yang terikat satu sama
lainnya, 2 kromatid kembar ini diikat oleh sentromer. Nama jamak dari
kromatid adalah kromonema. Kromonema biasanya terlihat pada
pembelahan sel masa profase dan kadang-kadang interfase.
2. Sentromer
Sentromer merupakan struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan
kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-masing
bagian kutub pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat pada
sentromer dikenal dengan istilah ‘kinetokor’.
3. Lekukan kedua
Lekukan kedua dapat mempunyai peranan, yaitu menjadi tempat
terbentuknya nucleolus dan karena itu disebut juga pengatur nucleolus
(“nucleolar organizer”) .
4. Kromomer
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan
akumulasi dari materi kromatid yang kadang-kadang terlihat pada
pembelahan masa interfase. Pada kromosom yang telah mengalami
pembelahan berkali-kali, biasanya kromomer ini sangat jelas terlihat.
5. Telomer
Telomer adalah bagian berisi DNA pada kromosom, fungsinya untuk
menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA nya tidak terurai.
6. Satelit
Satelit adalah bagian yang merupakan tambahan pada ujung kromosom.
Tidak setiap kromosom memiliki satelit. Kromosom yang memiliki satelit
dinamakan satelit kromosom .
1. Prepasi Kromosom7
Alat :
1. Spuit
2. Tabung heparin
3. Tabung falcon 10 cc
4. Laminary flow
5. Inkubator
6. Pipet ependrof
7. Tip pipet
8. Centrifuge
9. Waterbath
10. Pipet ukur
11. Deck glass
12. Mikroskop cahaya
Bahan :
1. Darah vena/kapiler
2. MEM (medium dengan sedikit aminoacid dan vitamin)
3. RPMI (medium yang kaya amino acid dan vitamin yang biasa dipakai untuk
kultur limfoblas)
4. PHA ( yang berfungsi untuk memacu mitosis)
5. Colchicines
6. Larutan KCl
7. Larutan fiksasi Carony’s
8. Larutan Giemsa 10%
Cara Kerja
1. Siapkan media MEM (medium dengan sedikit aminoacid dan vitamin) dan
RPMI 1640 (medium yang kaya amino acid dan vitamin yang biasa dipakai
untuk kultur limfoblas), kemudian pada masing-masing media ditambahkan
PHA 100 μl (yang berfungsi untuk memacu mitosis) dan FBS 10% pada
masing-masing media.
2. Teteskan masing-masing 7 tetes “buffy coat” atau 10 tetes darah dalam 2
tube berisi 5 ml media yang berbeda (MEM dan RPMI 1640)
3. Tabung diinkubasi pada suhu 37 ᴼ celcius selama 72-96 jam dengan sudut
kemiringan tabung 45ᴼ agar memberi peluang untuk tumbuhnya sel di
permukaan dalam incubator biasa atau incubator yang mengandung 5%
CO2.
4. Kemudian ditambahkan 3 tetes colchicines, inkubasi diteruskan selama 30
menit, kemudian dipusingkan selama 10 menit pada 1000 rpm
5. Buang supernata, endapan diresuspensikan dan ditambahkan larutan
hipotonik hangat KCl 0,075 M, diresuspensikan sampai homogen dan
diinkubasi 37 derajat celcius dalam waterbath selama 15-30 menit.
6. Pusingkan 1000 RPM selama 10 menit, supernatan dibuang dan
ditambahkan 5 ml larutan fiksasi Carnoy’s (3 metanol : 1 acetic acid) pelan-
pelan melalui dinding tabung, kemudian dikocok. Pemberian larutan fiksasi
diulang 3 kali sampai didapatkan presipitat yang jernih.
7. Residu disuspensikan dengan larutan Carnoy’s secukupnya, sesuai
banyaknya pelet, disebarkan pada gelas obyek dengan meneteskan 2 tetes
suspensi pada lokasi yang berbeda.
8. Dilakukan pengecatan solid dengan Giemsa 10% dalam larutan buffer
phospat pH 6,8 selama 1 menit. Pengecatan solid hanya dipakai untuk
skrining sel.
3. Analisis Kromosom7
Cara Kerja :
Siapkan format analisis untuk mencatat koordinat dan jumlah metafase yang
dihitung Analisis untuk semua kasus harus dengan pengecatan G-banding, paling
sedikit enam metafase dan penghitungan untuk 20 metafase. Bila didapatkan
kelainan mosaik, analisis paling sedikit harus didapatkan perbedaan pada 3
metafase dan bila didapatkan hanya 1 metafase yang berbeda maka perhitungan
harus ditambah paling sedikit 40 metafase.
BAB III
PEMBAHASAN
M.RIVALDO
I1011151037
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019