GENETIKA
KARIOTIPE
Dosen Pengampu:
Dr. Harini Nurcahya, M. Si.
Oleh:
MARIA NENDYA
183112620150128
LABORATORIUM MIKROTIKA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sel mempunyai DNA yang berisikan materi genetik serta bersifat
herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom merupakan susunan lengkap materi
genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom
(Faatih, 2009). Kromosom merupakan suatu bentuk yang terdapat dalam sel organisme
yang di dalamnya terdapat materi genetic atau disebut sebagai gen. Kromosom dapat
mudah diamati pada fase prometafase dan metaphase (Gambar 1). Kromosom berperan
dalam proses pewarisan sifat dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tiap
organisme. Kromosom terdiri atas dua kromatid yang berasal dari molekul DNA. Masing-
masing kromatid terbagi menjadi dua buah lengan yaitu lengan pendek (p) dan lengan
panjang (q). Kedua lengan tersebut dihubungkan oleh suatu struktur yang disebut
sentromer (Aristya et al, 2018).
A. Hasil Praktikum
B. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan praktikum kariotipe yang bertujuan untuk mengenal
kromosom manusia, mempelajari susunan kromosom manusia dalam bentuk
kariotipe, dan mengetahui kelainan yang ada pada kariotipe tersebut. Kariotipe
merupakan susunan kromosom yang secara teratur diurutkan mulai dari ukuran
paling panjang hingga paling pendek. Untuk membedakan kromosom seks antara
wanita dan pria dibedakan dari jenis kromosomnya yaitu kromosom X ataupun
kromosom Y. Kariotipe dapat dengan mudah diamati pada fase prometafase dan
metaphase. Pada praktikum kali ini disediakan gambar kromosom yang sedang
mengalami pembelahan metaphase. Setelah tiap kromosom yang ada pada gambar
tersebut digunting dan diidentifikasi, masing-masing kromosom dibuat ideogramnya.
Sehingga diperoleh hasil pada praktikum kali ini yaitu jumlah kromosom berjumlah
46, XX.
Kariotipe manusia yang tidak normal apabila kromosomnya tidak berjumlah 46
atau terjadi kelebihan atau kekurangan kromosom sehingga berdampak pada
penyusunan kromosom yang tidak sesuai. Ketika kariotipe diamati pada setiap
kromosom dalam individu. Kromosom-kromosom tersebut mempunyai ukuran dan
bentuk tertentu. Posisi sentromer dan panjang lengan mecirikan bentuk fisik setiap
kromosom. Dalam memberi penamaan kromosom pada manusia (nomenklatur
kromosom) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut jumlah kromosom pada sel
yang digunakan sebagai simbol pertama lalu diikuti tanda koma. Contoh 46, untuk
kromosom manusia normal. Kedua digunakan simbol kromosom seks. Kromosom
seks untuk wanita XX dan untuk pria XY atau misalnya terjadi penyimpangan XXY.
Ketiga, suatu peristiwa yang merupakan kelainan yang terjadi pada kromosom
digunakan sebagai simbol ketiga
Jumlah kromosom manusia normal adalah 46, XX (wanita) atau 46,XY (pria).
Sebagai contoh jika jumlah kromosom yang dihasilkan berjumlah 47,XXY, maka
dapat dipastikan bahwa kromosom tersebut adalah kromosom bagi para penderita
sindrom Klinefelter. Sebab pada kromosom seks tersebut terdapat penyimpangan
yaitu XXY yang berbeda dari kromosom seks normal (XX ataupun XY). Menurut
Harmin (2016) sindrom Klinefelter (SK) adalah kelainan kromosom seks yang paling
umum dialami dan disebabkan oleh adanya kromosom X tambahan pada laki-laki
(47,XXY). Pada seseorang yang menderita sindrom ini ia akan mengalami kegagalan
perkembangan testis sehingga terjadi hipogonadisme dan gangguan
spermatogenesis. Gejala klinis lainnya pada pasien SK yaitu adanya gangguan
perkembangan, bentuk tubuh eunukoid, ginekomastia, volume testis yang kecil, serta
peningkatan kadar hormon gonadotropin (hipergonadotropisme).
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini yaitu jenis diagnosa kromosom
yaitu 46 kromosom XX yang artinya wanita normal. Adapun susunan kromosom
yang telah dibuat yaitu diurutkan dari kromosom paling besar ke kromosom paling
kecil. Sehingga didapat 22 pasang kromosom tubuh (autosom) dan satu pasang
kromosom seks (gonosom). Serta dilakukan pengelompokan kromosom dimana pada
kromosom kelompok A letak kromosom pada urutan nomor 1,2,3 terdiri dari tiga
pasang kromosom dan merupakan kelompok kromosom besar yang berbentuk
metasentris. Kromosom kelompok B yang letak kromosomnya berada pada urutan
nomor 4 dan 5 terdiri dari dua pasang dan merupakan kelompok kromosom
berukuran sedang yang berbentuk submetasentris.
Sementara itu pada kelompok C terdiri dari tujuh pasang, merupakan kelompok
kromosom sedang yang berbentuk submetasentris yang berada pada urutan nomor
6,7,8,9,10,11,12. Pada kelompok D terdiri dari tiga pasang, merupakan kelompok
kromosom kecil yang berbentuk akrosentrik dan memiliki satelit yang berada pada
urutan nomor 13,14,15. Pada kelompok E terdiri dari tiga pasang, merupakan
kelompok kromosom kecil yang berbentuk submetasentris, dan berada pada urutan
kromosom nomor 16,17,18. Pada kelompok F terdiri dari dua pasang, merupakan
kelompok kromosom kecil yang berbentuk metasentris, dan berada pada urutan
kromosom nomor 19,20. Pada kelompok G terdiri dari dua pasang, merupakan
kelompok kromosom kecil yang berbentuk akrosentrik dan memiliki satelit, serta
berada pada urutan kromosom nomor 21,22.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
diagnosa kromosom yang diperoleh yaitu seseorang dengan jumlah kromosom normal
46, XX yang artinya seseorang tersebut berjenis kelamin wanita.
B. Saran
Praktikan sebaiknya dapat memperhatikan lebih detail mengenai pembelajaran
selama praktikum berlangsung agar memperoleh hasil yang lebih akurat dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, et al. 2008. Biology: Concepts and Connections. San Franscisco:
Banjamin-Cummings.
Faatih, M. 2009. Isolasi dan digesti DNA kromosom. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi
10(1): 61 – 67.
Fidler, Deborah J. 2005. The Emerging Down Syndrome Behavioral Phenotype in Early
Childhood. Infant & Young Children Journal. Vol .18 No. 2 pp 86-103.
Tjahjani NP, Zuhaida A. 2013. Kelainan Genetik Klasik: Tinjauan Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur’an. MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan
Islam, 5(2), 222-250.