Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Dosen Pengampu:
Dr. Harini Nurcahya, M. Si.

Oleh:

MARIA NENDYA
183112620150128

LABORATORIUM MIKROTIKA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gregor Mendel merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian
mengenai perkawinan silang. Mendel juga merupakan seorang penemu teori Mandel 1.
Ia pertama kali menemukan sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan bertahun
tahun dengan menyilangkan kacang ercis (Pisum sativun). Tanaman ercis memiliki bunga
sempurna, yang berarti pada bungan ercis terdapat benang sari dan putik, serta dapat
melakukan penyerbukan sendiri. Perkawinan silang akan berlangsung kegenerasi secara
terus menerus dan menghasilkan galur murni yaitu keturunan yang selalu memiliki sifat
sifat generik yang sama dengan induknya (Suryo, 1995).
Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yang menentukan pewarisan sifat
genetik dari satu keturunan ke keturunan berikutnya. Terdapat beberapa istilah yang
digunakan untuk menjelaskan prinsip pewarisan sifat. Dimana orang tua atau parental (P)
adalah individu yang disilangkan. Fillal (F) merupakan keturunan yang dihasilkan oleh
parental sehingga terbagi menjadi keturunan generasi pertama (F1) dan generasi kedua
(F2). Parental sendiri akan memproduksi gamet atau sel kelamin hasil pembelahan sel
(Cahyono, 2010).
Hukum Mendel dibedakan menjadi dua bagian yaitu Hukum Mendel I tentang
proses pemisahan atau segregation dan Hukum Mendel II tentang hukum berpasangan
secara bebas atau independent assortment. Pada Hukum Mendek I sangat terkait dengan
persilangan monohibrid. Adapun persilangan monohibrid merupakan perkawinan antara
dua individu yang berasal dari spesies yang sama dengan satu sifat beda yang dimilikinya.
Sehingga pada persilangan monohibrid akan menghasilkan keturunan pertama (F1) yang
memiliki sifat sama dengan salah satu parentalnya (P). Hal tersebut dapat terjadi karena
sifat keturunan dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif (Akbar et al, 2015).
Pada persilangan monohibrid tersebut akan dihasilkan keturunan dengan
perbandingan 1:2:1 dan 3:1. Persilangan monohibrid terbagi ke dalam dua kelompok
yaitu persilangan monohibrid dominan dan persilangan monohibrid intermediant
(Suryo,1995). Fenotip merupakan karakteristik/ ciri yang dimiliki oleh suatu organisme
yaitu sifat yang nyata yang dapat diamati dengan menggunakan indera penglihatan,
seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip adalah dari produk gen yang
diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, ekspresi gen tersebut dapat berubah
tergantung dari lingkungannya (Susanto, 2011). Selama pembentukan gamet alel akan
melakukan segregasi atau memisahkan diri dengan alel lainnya dan akan mewariskannya
ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya. Pada satu pasang alel berada pada lokus
yang sama dari kromosom homolog. Kromosom homolog tersebut akan memisahkan diri
pada tahap anafase I dari meiosis dan menyebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda.
Teori kemungkinan adalah acuan dalam menentukan nisbah yang diinginkan dari tipe
persilangan genotip yang berbeda. Penerapan teori kemungkinan dapat membantu dalam
mengetahui kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tertentu
(Crowder, 1982).
Genotip merupakan semua gen yang terdapat pada suatu individu. Genotip yang
terekpresikan menunjukkan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-
alel pada suatu lokus tunggal dapat memproduksi genotip yang homozigot. Keturunan
homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot diperoleh dari alel
yang berbeda (Campbell, 1999).

B. Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk membuktikaan Hukum Mendel I pada persilangan
monohibrid jagung ungu dan jagung kuning.
BAB II METODE PENGAMATAN

A. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut:
- Alat : Lembaran data, alat tulis, dan kalkulator.
- Bahan : Preparat Jagung Monohibrid.
B. Cara Kerja
1. Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Kemudian, sifat warna yang berbeda pada preparat jagung monohibrid diamati.
3. Setelah itu, jumlah biji jagung yang berwarna kuning dan ungu pada bongkol
jagung tersebut dihitung.
4. Lalu, data tersebut diamati dan dicatat dalam lembaran data yang telah disediakan.
5. Terakhir, data yang diperoleh dianalisis dengan cara analisis statistik untuk
menentukan jika jagung tersebut mewakili Hukum Mendel I.
C. Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu dengan metode chi-square (X2). Metode
tersebut digunakan untuk mengevaluasi benar atau tidaknya hasil percobaan dengan
yang diharapkan. Persamaan uji chi-square adalah sebagai berikut:

Keterangan:

∑ = menjumlahkan masing-masing

O = Yang diamati;

E = Yang diharapkan secara teoritis


BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Pada praktikum kali ini dilakukan penyilangan dua galur murni yang monohibrid
terhadap tanaman Jagung (Zea mays) dimana yang memiliki sifat dominan adalah
jagung berwarna ungu dengan alel T dan yang memiliki sifat resesif yang berwarna
kuning dengan alel t (Gambar 1).

Gambar 1. Jagung galur murni yang akan disilangkan


P1 : Jagung Ungu X Jagung Kuning

(TT) (tt)

Gamet : T t

F1 : Tt

(Jagung warna ungu 100%)

P2 : Tt X Tt

Gamet : T, t T, t

F2 :

Gamet T t
T TT Tt
t Tt tt
Rasio genotip :

TT = 1/4 X 100% = 25% (Jagung Ungu)

Tt = 2/4 X 100% = 50% (Jagung Ungu)


tt = 1/4 X 100% = 25% (Jagung Kuning)

Rasio fenotip :

Jagung ungu = 75%

Jagung kuning = 25%

Setelah melakukan analisis menggunakan Hukum Mendel nilai yang diharapkan


(Expected) dari jagung adalah 75% dari total jagung berwarna ungu dan 25% dari
total jagung berwarna kuning. Pengambilan sampel dilanjutkan dengan
mengobservasi (Observed) jumlah biji jagung yang ada (Tabel 1).

Ungu Kuning Jumlah


Observed (o) 642 238 880
Expected (e) 660 220 880
Deviation (o-e) -18 18 0
Devation(d2) 324 324
X2 hitung = d2/e 0,49 1,47 1,96
X2 tabel 3,84
α=0,05; df=1

Kesimpulan Percobaan yang


dilakukan telah
sesuai dengan
Hukum Mendel I
Kesimpulan:
X2 hitung < X2 tabel yaitu 1,96 < 3,84 maka percobaan yang telah dilakukan signifikan
atau sesuai dengan perbandingan hukum Mendel I.
B. Pembahasan
Persilangan monohibrid merupakan persilangan antara duar individu dengan
prilaku dan sifat yang berbeda. Persilangan monohibrid ini menghasilkan
perbandingan 1:2:1 dan 3:1. Persilangan monohibrid dapat di bagi menjadi 2 yaitu
persilnagan monohibrid dominan dan persilangan intermediant(Suryo,1995). Hukum
Mendel I merupakan Hukum segregasi bebas yang menyatakan bahwa pada
pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan
pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
induknya. Monohibrid berasal dari kata mono dan hibrid, mono artinya satu atau
tunggal sedangkan hibrid yaitu hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki
sifat beda, maka monohibrid dapat diartikan sebagai hasil perkawinan antara dua
individu yang memiliki satu sifat beda atau persilangan dengan satu sifat beda. Sifat
beda yang dimaksud adalah sepasang sifat dalam satu alel. Misalnya warna biji pada
biji ercis, memiliki sepasang sifat yaitu hijau dan kuning (Akbar et al,2015).
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk membuktian kesesuaian Hukum Mendel
I dengan kemampuan jagung dalam melakukan segregasi sehingga terbentuk gamet-
gamet yang memiliki dua dominansi. Gamet T adalah gen dominan yang berwarna
ungu dan gamet t adalah gen resesif yang berwarna kuning. Alasan penggunaan
jagung sebagai preparat yaitu karena biji jagung mudah diamati, mudah diperoleh di
setiap musim, dan memiliki karakter warna biji dan bentuk biji yang dapat dijadikan
sebagai pembeda yang dapat diamati.
Berdasarkan hasil pada praktikum ini dapat diketahui bahwa persilangan antara
jagung ungu dengan jagung kuning memiliki rasio fenotip PP = Jagung ungu 25%,
Pp = Jagung ungu 50%, hh = Jagung kuning 25% dan rasio genotip yaitu jagung ungu
75% sementara jagung kuning = 25%. Karakter yang diamati pada jagung ungu
berjumlah 642 dan jagung kuning berjumlah 238. Sehingga dihasilkan data X2
Hitung < X2tabel = 1,96 <3,84. Sehingga dapat disimpulkan data persilangan jagung
ungu dengan jagung kuning adalah signifikan yaitu sesuai dengan hukum Mandel 1.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa persilangan
jagung ungu dengan jagung kuning sudah sesuai dengan hukum Mandel 1. Sebab F2 yang
dihasilkan adalah 25% : 50% : 25% setara dengan rasio fenotip pada hukum mendel 1
yaitu 1 : 2 : 1.
B. Saran
Untuk praktikum kedepannya diharapkan praktikan dapat lebih teliti lagi dan
memperhatikan betul prosedur kerja persilangan monohibrid.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R. T., Hardhienata, S., & Maesya, A. 2015. Implementasi Sistem Hereditas
Menggunakan Metode Persilangan Hukum Mendel Untuk Identifikasi Pewarisan
Warna Kulit Manusia. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu
Komputer/Informatika, 1(1).
Cahyono, F. 2010. Kombinatorial dalam hukum pewarisan mendel. Makalah II2092
Probabilitas dan Statistik.
Campbell, Neil. 1999. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Crowder L. V. 1982. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Suryo. 1995. Genetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.


Susanto, A. H. 2011. Genetika. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai