Anda di halaman 1dari 14

Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024

Nama : Jonathan Melvin S Asisten PJ Materi


: Kania Salsabila
Power of Miracle
Yana Nuranisa
NIM : A2401231027 Nilai :
Kelompok : 2 Tanggal Praktikum : 27-9-2023
==================================================================

Laporan Praktikum
Aplikasi hukum mendel dalam pewarisan sifat pada tanaman
dan golongan darah sistem ABO

Pendahuluan
Umumnya orang menetapkan bahwa ilmu genetika mulai dipelajari pada saat laporan
penelitian Gregor Mendel pada tahun 1900. Sebenarmya ilmu pewarisan sifat atau hereditas
sudah dikenal sejak jaman prasejarah seperti juga domestika dan pengembangan berbagai ras
ternak dan kultivar tanaman . Manusia juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan
sekerabat serta menetapkan beberapa aturan terkait hal tersebut sejak sebeluum genetika
berdiri sebagai ilmu yang mandiri.
Teori popular yang dianut sebelum adanya teori mendel mengenai pewarisan sifat
adalah teori pewarisan campur : seseorang mewariskan campuran rata dari sifat yang dibawa
tetuanya terutama pejantan karena membawa sperma. Pada masa pramendel orang belum
mengenal gen dan kromoson. Saat itu orang masih beranggapan bahwa hanya pejantan yang
mewarisi suatu sifat. Pendapat terkait lainya adalah teori Lamarack : sifat yang diperoleh tetua
dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Namun teori tersebut dipatahkan oleh hasil
penelitian Mendel yang menyatakan alel yang dimiliki para tetua khas, Jika salah satu tetua
memiliki alel resesif dominan maka dia akan mewariskan sifat tersebut, jika alel resesif tetap
akan mewariskan sifat tersebut pada anaknya. Jadi anak mewarisi gabungan kedua sifat dari
para tetua ( bukan di tengah-tengah ) .
Hukum 1 Mendel : Segresi, pasangan alel terpisah selama pembentukan gamet
menggunakan mekanisme sel meiosis. Karena pemisahan ini, tiap gamet akan terdiri dari
setengan dari kromosom ( n kromosom ) tetua hanya membawa satu alel tiap gen. Mendel
menyatakan bahwa unit pewarisan ada dalam pasangan, memisah secara independen selama
pembentukan gamet, dan satu dari setiap orang tua membentuk pasangan baru pada
keturunanya. Dia menyilangkan kapri galur murni, yang memiliki perbedaan ciri yang dapat
jelas diamati. Suatu persilangan monohybrid adalah persilangan antara 2 tanaman induk yang
berbeda dalam hal satu karakteristik saja. Persilangan antara 2 galur murni menghasilkan F1.
Hasil persilangan pertama dari kedua tetua galur murni disebut F1. Generasi kedua merupakan
persilangan F1 dengan F1 ( kacang kapri, pembuahan sendiri ) menghasilkan F2. Persilangan
F1 disebut hibrida. Ketika hanya 1 karakter dan 2 sifat berada di bawah pertimbangan disebut
monohibrida dan jika 2 disebut dihibrida.
4 hipotesis Mendel terkait monohibrida :
1. Ada bentuk alternatif gen, sekarang disebut alel
2. Untuk tiap karakteristik, tiap organisme memiliki 2 gen
3. Gamet hanya membawa 1 alel untuk masing-masing mewarisi karakteristik
4. Alel dapat menjadi dominan atau resesif.
Hukum 2 Mendel : berpasangan secara bebas
Hipotesis Mendel pada pasangan alel-alel dalam dihibrida :
1. Berpasangan secara dependen atau saling tergantung
2. Berpasangan secara bebas, tidak tergantung.
Persilangan dihybrid adalah perkawinan antara tetua yang heterozigot untuk 2 karakter.
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
2

Sebagai contoh Mendel menyilangkan tanaman induk galur murni yang berbeda dalam 2
karakter yang dimilikinya seperti warna biji dan dan keadaan kulit biji.
Pengetahuan tentang pewarisan sifat sangat penting untuk memengaruhi pemahaman
kita tentang bagaimana ciri-ciri biologis dan genetik diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Selain itu, hal ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan,pemahaman penyakit dan pengobatan dan lainnya.
( Arumningtyas EL. 2016 )

Tujuan Praktikum
1. Melakukan analisis dengan pengujian Khi-kuadrat pada hasil persilangan monohibrid
dan dihibrid dari percobaan Bateson et al. (1905).
2. Melakukan analisis untuk pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO berdasarkan
golongan darah dalam keluarga.
3. Melakukan analisis pewarisan sifat pada persilangan monohibrid dan dihibrid tanaman
jagung menggunakan model.

Hasil dan Pembahasan


A. Analisis Monohibrid dan Dihibrid dari Hasil Percobaan Bateson et al. (1905)
1. Lakukan pengujian Khi-kuadrat darin data fenotipe F2 dari hasil persilangan pada sweet
pea ( Lathyrus odoratus ) ( data pada gambar 2 ) untuk masing-masing sifat secara terpisah
( monohibrid ), yaitu untuk sifat warna bunga dan untuk sifat bentuk polen.

Diagram persilangan sweet pea untuk sifat warna bunga P ( parental )


Dan F ( filial )

P1 Genotipe : QQ × qq
Fenotipe : ( ungu ) ( merah )
Gamet : Q × q
F1 : Qq
( ungu )

Diagram 2 Diagram persilangan sesame F1 sweet pea untuk warna bunga


P ( parental ) dan F ( filial )

P2 Genotipe : Qq × Qq
Fenotipe : ( ungu ) ( ungu )
Gamet : Q dan q × Q dan q
F2 : QQ Qq Qq qq
( ungu ) ( ungu ) ( ungu ) ( merah )

Tabel 1 Uji Khi-kuadrat dan analisis genetik dari fenotipe F2 untuk sifat warna bunga
dari hasil persilangan pada sweet pea ( Lathyrus odoratus )
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
3

Kasus Fenotipe Observasi Hipotesis Harapan Uji Khi-kuadrat X2

1 Ungu 5221 3/4 5214 0,0094


2 Merah 1731 1/4 1738 0,0282
Jumlah 6952 1 6952 0,0376

𝜒2 -tabel ( db : 1 , 𝛼 ∶ 0,05 ) = 3,841

Observasi : Ungu : 4831 + 390 = 5221


Merah : 1338 + 393 = 1731
Jumlah : 5221 + 1731 = 6952

Hipotesis : Hasil persilangan sesama F1 yaitu ¾ dan ¼


Jumlah : ¾ + ¼ = 1

Harapan : 3⁄4 × 6952 = 5214


1⁄ × 6952 = 1738
4
Jumlah : 5214 + 1738 = 6952

Khi-kuadrat : Ungu : ( 5221- 5214 )2/ 5214 = 0,0094


Merah : ( 1731 – 1738 )2 / 1738 = 0,0282
Jumlah : 0,0094 + 0,0282 = 0,0376

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan nilai 𝜒2 -hitung < nilai 𝜒2-tabel


menunjukkan bahwaa sebaran pengamatan tidak berbeda sebaran harapan. Dengan
demekian,pengamatan yang dilakukan sesuai dengan hukum Mendel dengan nisbah 3:1. Sifat
warna bunga dikendalikan oleh 1 gen dengan 2 alel. Sifat dominan yang ditandai dengan
huruf kecil merupakan sifat yang hanya muncul ketika tidak terdapat alel dominan. Sehingga
sifat resesif hanya akan terlihat ketika genotipe bersifat homozigat resesif. Oleh karena itu
warna akhir persilangan bunga akan dikendalikan oleh warna ungu yang dominan terhadap
warna merah.
Percobaan selanjutnya terkait bentuk polen, persilangan antara dua bentuk polen dan
warna sweet pea yang berbeda sekaligus, dan diamati bentuk yang diturunkan oleh
keturunannya. Diagram hasil percobaan dapat dilihat seperti diagram 3 dan 4 dibawah ini.

Diagram persilangan sweet pea untuk sifat bentuk polen P ( parental )


dan F ( filial )

P1 Genotipe : TT × tt
Fenotipe : ( Panjang ) ( bulat )
Gamet : T × t
F1 : Tt
( Panjang )
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
4

P2 Genotipe : Tt × Tt
Fenotipe : ( Panjang ) ( Panjang )
Gamet : T dan t × T dan t
F2 : TT dan Tt × Tt dan tt
( Panjang ) ( Panjang ) ( Panjang ) ( Bulat )

Tabel 2 Uji Khi-kuadrat fenotipe F2 untuk bentuk polen dari hasil persilangan
Pada sweet pea

Kasus Fenotipe Observasi Hipotesis Harapan X2 – hitung


1 Panjang 5224 ¾ 5214 0,0192
2 Bulat 1728 ¼ 1738 0,0575
Jumlah 6952 1 6952 0,0767

X2 -tabel ( db: 1,𝛼: 0,05 ) = 3,841

Observasi : Polen panjang = 4831 + 393 = 5224


Polen bulat = 1338 + 390 = 1728

Hipotesis : Hasil persilangan sesama F1 bentuk polen yaitu ¾ dan ¼


Jumlah = ¾ + ¼ = 1

Harapan : 3⁄ × 6952 = 5214


4
1⁄ × 6952 = 1738
4
Jumlah = 5214 + 1738 = 6952

Khi-kuadrat : Polen panjang = ( 5224 – 5214 )2 / 5214 = 0,0192


Polen bulat = ( 1728 – 1738 )2 / 1738 = 0,0575
Jumlah = 0,0192 + 0,0575 = 0,0767

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai X2-hitung < nilai X2-tabel. Berdasarkan hasil
tersebut, hasil observasi tidak jauh dari hasil harapan dan sesuai dengan hukum Mendel
dengan perbandingan 3:1. Sama seperti pada percobaan warna bunga, bentuk polen dominan
menghasilkan bentuk panjang dibandingkan bulat.

2. Bagaimana determinasi genetic atau pengendalian genetik untuk masing-masing sifat


tersebut ?
- Determinisme genetic sifat warna bunga : Dari hasil percobaan diatas
menunjukkan bahwa warna ungu jauh lebih dominan sehingga rasio yang
dihasilkan ¾ sedangkan warna merah merupakan gen yang resesif sehingga
memiliki rasio ¼ menyebabkan warna ungu paling banyak diturunkan.

- Determinisme genetic sifat bentuk polen : Dari percobaan diatas menunjukan


bentuk polen panjang merupakan gen dominan dengan rasio ¾ dan polen bulan
merupakan gen resesif dengan rasio ¼ . Sehingga polen panjang paling banyak
diturunkan.
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
5

3. Buat diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk masing-masing sifat
tersebut

Sifat pada warna bunga

P1 Genotipe : QQ × qq
Fenotipe : ( ungu ) ( merah )
Gamet : Q × q
F1 : Qq
( ungu )

P2 Genotipe : Qq × Qq
Fenotipe : ( ungu ) ( ungu )
Gamet : Q dan q × Q dan q
F2 : QQ Qq Qq qq
( ungu ) ( ungu ) ( ungu ) ( merah )

Gamet Q q
Q QQ Qq
q Qq qq

Rasio Genotipe : QQ : Qq : qq
: 1 : 2 : 1

Rasio Fenotipe : Ungu : Merah


: 3 : 1

Sifat pada bentuk polen

P1 Genotipe : TT × tt
Fenotipe : ( Panjang ) ( bulat )
Gamet : T × t
F1 : Tt
( Panjang )

P2 Genotipe : Tt × Tt
Fenotipe : ( Panjang ) ( Panjang )
Gamet : T dan t × T dan t
F2 : TT dan Tt × Tt dan tt
( Panjang ) ( Panjang ) ( Panjang ) ( Bulat )
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
6

Gamet T t
T TT Tt
t Tt tt

Rasio Genotipe : TT : Tt : tt
: 1 : 2 : 1

Rasio Fenotipe : Panjang : Bulat


: 3 : 1

4. Lakukan pengujian Khi-kuadrat untuk data fenotipe F2 hasil persilangan pada sweet
pea (Lathyrus odoratus) (data pada Gambar 2) sekaligus untuk dua sifat beda
( dihibrid ) dengan pengujian atau hipotesis bahwa kedua gen pengendali sifat warna
bunga dan sifat bentuk polen saling bebas dengan pengujian peluang dua kejadian
bebas.

Kasus Fenotipe Observasi Hipotesis Harapan X2-hitung


1 Ungu-panjang 4831 9/16 3910.5 216,678
2 Ungu-bulat 390 3/16 1303.5 640,185
3 Merah-panjang 393 3/16 1303.5 635,987
4 Merah-bulat 1338 1/16 434.5 1878,73
Jumlah 6952 1 6952 3371,58

X2-tabel ( db = 4-1 = 3 , α = 7.815 )


X2 -hitung > X2-tabel hal ini menunjukkan bahwa sebaran pengamatan atau observasi pada
uji khi-kuadrat sifat warna dan sifat bentuk polen berbeda dengan sebaran harapan.
Pengamatan ini tidak sesuai dengan Hukum Mendel.

Harapan ( ungu-panjang ) : jumlah observasi × hipotesis


: 6952 × 9/16
: 3910.5

Harapan ( ungu-bulat ) : jumlah observasi × hipotesis


: 6952 × 3/16
: 1303.5

Harapan ( merah-panjang ) : jumlah observasi × hipotesis


: 6952 × 3/16
: 1303.5

Harapan ( merah-bulat ) : jumlah observasi × hipotesis


: 6952 × 1/16
: 434.5

Jumlah : 3910.5 + 1303.5 + 1303.5 + 434.5


: 6952
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
7

Khi-kuadrat ( ungu-panjang ) : ( 4831- 3910,5 )2 / 3910,5


: 216,678

Khi-kuadrat ( ungu-bulat ) : ( 390 – 1303,5 )2 / 1303,5


: 640,168

Khi-kuadrat ( merah-panjang ) : ( 393 – 1303,5 )2 / 1303,5


: 635,988

Khi-kuadrat ( merah-bulat ) : ( 1338 – 434,5 )2 / 434,5


: 1878,73

Jumlah : 216,678 + 640,168 + 635,988 + 1878,73


: 3371,58

5. Bagaimana kesimpulan anda, apakah gen pengendali sifat warna bunga dan gen
pengendali sifat bentuk polen berapa pada satu kromosom yang sama atau berada
pada kromosom berbeda, kenapa ?

Gen pengendali sifat warna dan gen pengendali bentuk polen terletak pada kromosom
yang berbeda. Sesuai dengan Hukum Mendel 2 atau hukum pemilahan bebas,
menyatakan bahwa alel-alel atau gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda
akan lebih cenderung untuk dipisahkan secara independen selama pembentukan sel-sel
reproduksi, seperti sel-sel gamet. Hal ini berarti bahwa ketika gen pengendali sifat
warna bunga dan gen pengendali sifat bentuk polen berada pada kromosom yang
berbeda, mereka dapat diturunkan secara independen ke generasi berikutnya. Hasilnya
adalah variasi yang lebih besar dalam keturunan, karena tidak ada hubungan tetap
antara sifat warna bunga dan bentuk polen. Kedua sifat ini dapat dikombinasikan secara
acak dalam keturunan, dan tidak ada pengaruh langsung satu sama lain.
( Arumningtyas EL. 2016 )

6. Buatlah diagram persilangan dan model pewarisan sifat untuk warna bunga dan bentuk
polen.

Diagram persilangan untuk sifat warna dan bentuk polen P ( parental )


Dan F ( filial ) sweet pea

P1 Genotipe : QQTT × qqtt


Fenotipe : ( ungu – panjang ) ( merah – bulat )
Gamet : Q dan T × q dan t
F1 : QqTt
( ungu – panjang )
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
8

Diagram persilangan sesame F1 sweet pea untuk sifat warna dan


bentuk polen P ( parental ) dan F ( filial )

P2 Genotipe : QqTt × QqTt


Fenotipe : ( ungu – panjang ) ( ungu – panjang )
Gamet : QT Qt tQ tq × QT Qt tQ tq
F2 : QQTT QQTt QqTT QqTt QQTt QQtt QqTt Qqtt QqTT
QqTt qqTT qqTt QqTt Qqtt qqTt qqtt

Tabel hasil persilangan sesame F1 menghasilkan F2

Gamet QT Qt tQ Tq
QT QQTT QQTt QqTT QqTt
Qt QQTt QQtt QqTt Qqtt
tQ QqTT qqTT qqTT qqTt
tq QqTt qqTt qqTt qqtt

Perbandingan fenotipe : 9 : 3 : 3 : 1
Jumlah : Fenotipe 1 ungu-panjang = (Q_T_) = 4831
Fenotipe 2 ungu-bulat = ( Q_tt ) = 390
Fenotipe 3 merah-panjang = ( qqT_)= 393
Fenotipe 4 merah-bulat = ( qqtt ) = 1338
Total = 6952

7. Kombinasi fenotipe ciri sifat yang baru muncul pada F2 ( tidak ada di F1) terjadi karena
mekanisme berpadu bebas atau pindah silang, mengapa ?

Hal tersebut terjadi karena mekanisme pindah silang karena X2-hitung > X2-tabel
sehingga menyebabkan gen pembawa tidak bergerak saling bebas dan tidak terletak
pada kromosom yang sama dan letaknya berjauhan, menyebabkan mekanisme pindah
silang.Pada mekanisme pindah silang terjadi rekombinasi gen yang berupa
penggabungan gen pada kromosom-kromosom yang saling tertukar.
Selama proses pindah silang pasangan homolog akan berpisah dan bertukar materi
genetic sehingga dapat membuat susunan pasangan gen baru dengan gen F1 atau tetua.
( Haqiqi et al. 2015 )

8. Buatkan prosedur ringkas, bagaimana teknik dan tahapan melakukan persilangan


buatan pada tanaman sweat pea berdasarkan video berikut :

Cara menanam sweat pea :

1. Biji sweat pea dibeli di toko tanaman terdekat


2. Diapkan wadah yang sudah diberi tisu kemudia tuangkan air pada tisu secukupnya dan
letakkan biji diatas tisu ( biji tidak terendam air ) dan tutup dengan plastic wrap
3. Try semai yang telah disiapkan diisi dengan kompos, tekan-tekan kompos untuk
menghilangkan udara yang terdapat di dalamnya.
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
9

4. Ditambahkan air pada kompos setelah menekan-nekan kompos.


5. Biji yang sudah direndam diletakkan di atas kompos yang sudah diberi air
6. Sesudah meletakan biji sweat pea, timpa biji sweat pea dengan kompos.
7. Diletakkan di tempat hangat dan disirami secara teratur, sekitar 7 hari biji akan mulai
berkecambah
8. Pada tinggi 10-15 cm petik bagian pucuk tanaman
9. Tanaman yang dipetik dipindahkan keluar untuk mendapat cahaya matahari
10. Lubangi tanah kemudian masukkan kompos ke dalam dan siapkan kayu untuk
menahan tanaman sweat pea
11. Ditempat yang sudah disiapkan tadi, pindahkan tanaman sweat pea dari try semai
dengan maksimal 2 tanaman dalam satu tempat
12. Sesudah dipindahkan, siram semua tanaman
13. Jika sudah cukup tinggi, ikat tanaman pada tiang kayu yang sudah disiapkan.

Cara menyilangkan tanaman sweat pea :


1. Siapkan alat yang diperlukan
2. Sterilisasi penjepit dengan menggunakan etanol
3. Pilih kuncup bunga yang belum mekar, biji yang sudah mekar biasanya sudah
terpolinasi
4. Bunga yang sudah dipilih kemudia di lepas kelopaknya yang terdapat pada bagian
kuncup dengan menggunakan penjepit yang sudah disterilkan
5. Bunga yang sudah dilepas kelopaknya,dibiarkan untuk menerima serbuk sari dari
tanaman lain.
6. Pilih bunga lain untuk diambil serbuk sarinya pada proses penyilangan
7. Beri label penanda pada bunga yang telah disilangkan dengan tali ataupun benang.

B. pewarisan Sifat Golongan Darah Sistem-ABO


1. Catat data golongan darah sistem-ABO Anda dan keluarga Anda (saudara kandung,
ayah- ibu, kakek-nenek, dan lainnya bila masih diperlukan).

No Keluarga Golongan Darah


1 Ayah B
2 Ibu B
3 Saya B
4 Adik 1 B
5 Adik 2 B
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
10

2. Buatlah silsilah pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO pada keluarga anda

Ayah Ibu
B B

Saya Adik 1 Adik 2


B B B

Silsilah pewarisan sifat golongan darah ayah B ( heterozigot ) dan ibu B ( homozigot )

Ayah B ( heterozigot ) Ibu B ( homozigot )

Fenotipe : B × B
Genotipe : ( IB IO ) × ( IB IB )
Gamet : IB I O IB IB
F1 :

Gamet IB IO
IB IBIB IBIO
IB IBIB IBIO

Silsilah pewarisan sifat golongan darah ayah B ( homozigot ) dan ibu B ( heterozigot )

Ayah B ( homozigot ) Ibu B ( heterozigot )

Fenotipe : B × B
B B B O
Genotipe : (I I ) × (I I )
Gamet : IBIB IBIO
F1 :

Gamet IB IB
IB IBIB IBIB
IO IB IB IBIO
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
11

3. Lakukan analisis untuk pewarisan sifat golongan darah sistem-ABO tersebut, sampai
dapat mengetahui dan memastikan genotipe dari masing-masing anggota keluarga :

i) Bagaimana genotipe golongan darah sistem-ABO anda , ayah dan ibu kandung
anda ?
Hasil pewarisan sifat golongan datah sistem-ABO ayah saya B ( heterozigot ) dan
Ibu saya B ( homozigot ) menghasilkan 3 orang anak yaitu saya dan 2 adik saya
dengan golongan darah B. Jadi kami sekeluarga bergolongan darah B dengan
genotipe IBIB atau IBIO

Ayah B ( heterozigot ) Ibu B ( homozigot )

Fenotipe : B × B
Genotipe : ( I B IO ) × ( IB IB )
Gamet : I B IO IB IB

ii) Apakah untuk dapat menentukan/memastikan genotipe anda cukup


menggunakan data golongan darah anda dan ayah-ibu anda saja, atau perlu
tambahan dari saudara kandung, atau bahkan harus ditambah data dari kakek-
nenek anda dari pihak ayah dan/atau ibu anda?

Saya hanya memerlukan golongan darah ayah dan ibu saya. Karena keduanya
bergolongan darah B.

C. Analisis Monohibrid dan Dihibrid dari Hasil Pengamatan Tongkol Jagung Model

1. Pada tongkol F2 monohibrid, amati jumlah biji warna ungu dan warna kuning pada
setiap baris (dari kiri ke kanan) dan masukkan datanya pada Tabel 1. Jumlahkan dan
rata-ratakan masing-masing biji warna ungu dan warna kuning.

Baris Biji Ungu Biji Kuning Jumlah


1 19 10 29
2 24 9 33
3 24 9 33
4 24 9 33
5 26 9 35
6 28 8 36
7 25 9 34
8 28 9 37
9 26 7 33
10 28 9 37
Jumlah 252 88 340
Rataan 25,2 8,8 34

𝑋2−𝑡𝑎𝑏𝑒l ( db : 1, α : 0,05 ) : 3,841


X2-tabel > X2-hitung menunjukkan bahwa sebaran observasi tidak berbeda nyata
dengan sebaran harapan.
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
12

Khi-kuadrat ( ungu ) : ( 252-255)2/255 = 0,035


Khi kuadrat ( kuning ) : ( 88 – 85 )2/ 85 = 0,11
Total : 0,145

2. Pada model tongkol F2 dihibrid, amati jumlah biji ungu-halus, ungu-keriput,


kuning-halus, kuning-keriput pada setiap baris (dari kiri ke kanan) dan masukkan
datanya pada Tabel 2. Jumlahkan dan rata-ratakan setiap warna dan bentuk biji yang
anda amati.

Baris Ungu- Ungu-keriput kuning- kuning- jumlah


halus halus keriput
1. 16 7 6 2 31
2. 20 5 5 2 32
3. 20 5 7 2 34
4. 23 3 6 3 35
5. 17 6 5 3 31
6. 22 4 5 1 32
7. 18 6 6 2 32
8. 18 6 9 2 35
9. 19 7 6 2 34
10. 18 8 7 1 34
11. 23 6 5 2 36
jumlah 214 63 67 22 366
rataan 19,45 5,72 6,09 2 33,27

𝑋2−𝑡𝑎𝑏𝑒l ( db : 3, α : 0,05 ) : 7.815


X2-tabel > X2-hitung menunjukkan bahwa sebaran observasi tidak berbeda jauh atau nyata
dengan sebaran harapan

Khi kuadrat ( ungu-halus ) : ( 214 – 205,875)2/205,875 = 0,32


Khi-kuadrat ( ungu-keriput ) : ( 63 – 68,625 )2/ 68,625 = 0,46
Khi-kuadrat ( kuning-halus ) : ( 67- 68,625 )2/ 68,625 = 0,038
Khi-kuadrat ( kuning-keriput) : ( 22-22,875 )2/22,875 = 0,033
Total : 0,851

3. apakah rasio fenotipe hasil pengamatan anda berbeda dari rasio fenotipe yang
diharapkan? Jelaskan jawaban Anda.
Hasil rasio fenotipe hasil pengamatan dengan yang diharapkan tidak berbeda jauh.Hal
tersebut dikarenakan X2-tabel > X2-hitung.

4. Menurut anda, mengapa anda hanya diminta untuk menghitung rasio fenotipe dan
bukan rasio genotipe?
Karena rasio fenotipe yang digunakan untuk menghitung nilai E ( harapan ) dalam uji
khi-kuadrat monohibrid dan dihibrid. Contoh : Rasio dihibrid yang didapat pada
percobaan diatas adalah 9 : 3 : 3 : 1 , total sebaran pengamatan dihibrid adalah 366.
Maka untuk mendapatkan nilai E dapat dilakukan 9/16 × 366 : 205,875
Nilai tersebut dimasukkan dalam
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
13

5. Buatlah papan catur (Punnet square) untuk memprediksi genotipe hasil persilangan
monohibrid dan dihibrid dari percobaan ini.

Monohibrid

P1 Genotipe : UU × uu
Fenotipe : Ungu kuning
Gamet : U × u
F1 : Uu
( ungu )

P2 Genotipe : Uu × Uu
Fenotipe : ungu ungu
Gamet : U dan u × U dan u
F2 : UU Uu Uu uu

Gamet U u
U UU Uu
u Uu uu

Rasio Fenotipe : Ungu : kuning


3 : 1

Dihibrid

P1 Genotipe : UUHH × uuhh


Fenotipe : ungu halus merah keriput
Gamet : U dan H × u dan h
F1 : UuHh
( ungu-halus )

P2 Genotipe : UuHh × UuHh


Fenotipe : ungu-halus ungu-halus
Gamet : UH Uh hU uh × UH Uh Hu uh
F2 : UUHH , UUHu , UuHH , UuHh , UUHh , UUhh , UuHh ,
Uuhh , UuHH , UuHh , uuHH , uuHh , UuHh , Uuhh , uuHh,
Uuhh

Gamet UH Uh uH uh
UH UUHH UUHh UuHH UuHh
Uh UUHh UUhh UuHh Uuhh
uH UuHH UuHh uuHH uuHh
uh UuHh Uuhh uuHh uuhh

Rasio fenotipe : 9 : 3 : 3 : 1
Praktikum BIO1102_Semester Ganjil_TA 2023/2024
14

Daftar Pustaka
Arumningtyas EL.2016. Genetika Mendel : Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu Genetika.
Malang 65145 Indonesia : UB Media.
Haqiqi I, Damanhuri , Kendarini N , Agisimanto D .2015. Studi keberhasilan persilangan
stroberi ( fragaria x annasa Duch ). Jurnal Produksi Tanaman. 3(2) : 107-112

Anda mungkin juga menyukai