Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

“SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA DENGAN KANCING


GENETIKA”

BIDANG KEGIATAN
PRAKTIKUM BAB 1

Disusun oleh:

Diana Maria (4401417026/2017)


Retno Nur Cahyani (4401417019/2017)
Ricki Suprobo (4401417038/2017)
Selvi Kumala Sari (4401417042/2017)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2019
1

KEGIATAN PRAKTIKUM 1

A. Judul Praktikum: Simulasi Persilangan Monohibrid Dengan Kancing


Genetika
B. Tujuan
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida,
yaitu perbandingan genotip 1:2:1 dan perbandingan fenotip 3:1
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (Khi-Kuadrat) dalam analisis
genetika Mendel
C. Landasan Teori
Ilmu genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mengkaji
tentang sifat sifat makhluk hidup serta mempelajari cara sifat diwariskan dan
cara transfer gen atau informasi biologi dari satu sel ke sel yang lain dan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Genetika juga merupakan suatu bidang
ilmu yang menarik perhatian manusia (Widianti,2014). Salah satu tokoh
genetika yang sangat terkenal di dunia adalah Gregor Mendel, beliau
merupakan salah satu tokoh yang menemukan hukum mendel 1 yang
berbuunyi Segregation of Allelic genes. Hukum ini menyatakan bahwa dalam
pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas
(Kirana,2011). Kemudian gen akan berpasangan kembali pada waktu
fertilisasi sehingga setiap individu akan diploid (Widianti, 2014).
Dari kenyataan adanya ciri yang menang terhadap yang lainnya, J.G.
Mendel juga menyimpulkan bahwa pada individu-individu (atau pada ciri-ciri
heterozygot, satu alela dominan sedangkan yang lainnya resesif). Dari
kenyataannya bahwa ciri-ciri induk muncul kembali pada turunan tanaman
ercis yang tumbuh dari biji heterozygote, J.G. Mendel menyimpulkan bahwa
kedua faktor untuk kedua ciri tidak bergabung (tidak bercampur) dalam cara
apapun kedua faktor itu tetap berdiri sendiri selama hidupnya individu dan
memisahpada waktu pembentukan gamet-gamet. Dalam hubungan ini
2

separuh gamet membawahi satu faktor, sedangkan separuhnya yang lain


membawahi faktor lainnya (Firdauzi, F, N. 2014)
Pemisahan (separasi) kromosom-kromosom homolog sewaktu meiosis
melalui pembelahan reduksi pada hakekatnya merupakan dasar fisik bagi
hukum segregasi Mendel. Alela-alela atau gen gen yang menentukan sifat
sifat tertentu, berada berpasangan karena alela-alela ini berlokasi pada
sepasang kromosom homolog pada lokus (tempat) yang sama. Karena
homolog-homolog itu selalu berpisahan kedalam berbagai sel benih pada
waktu meiosis, maka alela alela itu harus juga berpisahan satu dengan yang
lain. Perlu disertakan dalam definsi mengenai alela-alela, fakta bahwa alela-
alela itu berada pada kromosom homolog, karena kita tahu sekarang bahwa
banyak sifat ditentukan oleh lebih dari satu pasang gen yang sering berlokasi
pada kromosom-kromosom non homolog (Mustami, K. 2013).
D. Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
Kancing genetika dua macam warna masing-masing berjumlah 50
2. Cara Kerja
3

E. Hasil Dan Pembahasan


Hasil Percobaan
Kombinasi Frekuen
Tally
kancing Fenotip si Total
(kombinasi gen) I II I II
Kuning - Kuning Kuning IIII IIII IIII IIII
13 14 27
(KK) III IIII
Kuning IIII IIII IIII IIII
Kuning - Hijau
IIII IIII IIII IIII 24 22 46
(Kk)
IIII II
Hijau - Hijau Hijau IIII IIII IIII IIII
13 14 27
(kk) III IIII

Uji X²
a. Genotipe
Genotipe Fo Fh (Fo – Fh) (Fo –Fh)² (Fo –Fh)² / Fh
KK 27 25 2 4 1,16
Kk 46 50 -4 16 0,32
kk 27 25 2 4 0,16
∑ 100 100 0 24 0,64

Db = 2 X² hitung = 0,64
P = 0,50 X² table = 1.39
Ket :
Fo : frekuensi yang diperoleh (hasil praktikum)
Fh : frekuensi harapan
db =n–1=3–1=2
ho = percobaan sesuai dengan hukum mendel 1
ha = percobaan tidak sesuai dengan hukum mendel 1
 Ho diterima jika perbandingan genotype = 1 : 2 : 1
 Ha diterima jika perbandingan genotype ≠ 1 : 2 : 1
Hasil : X² hitung < X² tabel = Ho diterima dengan P = 0,50
Simpulan : Percobaan sesuai dengan Hukum Mendel I
4

b. Fenotipe
Fenotipe Fo Fh (Fo – Fh) (Fo –Fh)² (Fo –Fh)² / Fh
Kuning 73 75 -2 4 0,05
hijau 27 25 2 4 0,16
∑ 100 100 0 8 0,21

Db = 1 X² hitung = 0,21
P = 0,25 X² table = 1,32

Ket :
Fo : frekuensi yang diperoleh (hasil praktikum)
Fh : frekuensi harapan
db =n–1=2–1=1
ho = percobaan sesuai dengan hukum mendel 1
ha = percobaan tidak sesuai dengan hukum mendel 1

 Ho diterima jika perbandingan fenotipe = 3 : 1


 Ha diterima jika perbandingan fenotipe ≠ 3 : 1
Hasil : X² hitung < X² tabel = Ho diterima dengan P = 0,25
Simpulan : percobaan sesuai dengan hukum Mendel I
Pembahasan

Praktikum Genetika mengenai Simulasi Persilangan Monohibrid bertujuan


untuk membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas, membuktikan
perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida yaitu perbandingan
genotipe 1:2:1 dan perbandingan fenotipe 3:1 dan menggunakan uji Chi Square (
Khi – Kuadrat ) dalaman alisis genetika mendel.

Pada percobaan yang dilakukan praktikan dengan menggunakan masing-


masing 50 buah kancing berwarna berbeda (kuning dan hijau) sebagai model gen,
kami melakukan percobaan persilangan monohibrida dimana tanaman yang kami
misalkan adalah antara tanaman bunga kuning (genotip KK) dengan tanaman
bunga hijau (genotip kk). Jumlah 50 dari masing-masing warna kancing ini
5

melambangkan jumlah alel. Setiap 1 kancing berwarna diibaratkan sebagai 1


gamet. Yang mana jika dihitung berarti ada 25 genotip (25 pasang kancing dengan
warna sama). Selanjutnya dimasukkan pada Kantong A dan B yang diibaratkan
sebagai lokus pada kromosom induk betina dan jantan. Gamet jantan dan betina
dipertemukan secara acak Pengambilan secara acak dan mempertemukannya
membuktikan adanya prinsip dari segregasi (Hukum Mendel 1) yang menyatakan
bahwa dua alel untuk suatu sifat terwariskan bersegregasi (memisah) selama
pembentukan gamet dan akhirnya berada dalam gamet gamet yang berbeda
(Campbell, 2010). Secara garis besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan
terkait keberadaan sepasang faktor yang mengendalikan setiap karakter akan
memisah pada waktu pembentukan gamet. Pada hukum pilihan bebas, Mendel
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter yang
berbeda diwariskan secara bebas satu sama lain (Fauzi, 2016).

Setelah dilakukan persilangan didapatkan 3 pasangan alel yaitu alel KK


(kuning) sebagai alel dominan, alel kk (hijau) merupakan alel resesif. Dan alel Kk
(kuning-hijau) yang merupakan alel heterozygote. Dari kenyataan ada nyaciri
yang menang terhadap yang lainnya, J.G. Mendel menyimpulkan bahwa pada
individu-individu (atau pada ciri-ciri heterozygot, satu alel adominan sedangkan
yang lainnya resesif). hibridisasi antara individu-individu dari dua varietas, ketika
pewarisan hanya satu karakter diamati, yaitu dua alternatifnya (sepasang alel).
Salah satunya diwakili dalam hibrida F1 (dalam dominasi penuh) dan semua
individu hibrida adalah seragam dalam kaitannya dengan karakter yang diamati,
bahwa kedua faktor untuk keduaciri tidak bergabung (tidak bercampur) dalam
cara apapun kedua faktor itu tetap berdiri sendiri selama hidupnya individu dan
memisah (Dimitrieski, 2014).

Dari hasil percobaan kelompok kami, dihasilkan data yaitu


homozigotdominan (KK) sebanyak 27 pasang kancing, heterozigot (Kk) sebanyak
46 pasang kancing dan homozigot resesif (kk) sebanyak 27 pasang kancing. Jika
kita bandingkan maka akan diperoleh perbandingan perbandingan genotipe KK
(kuning-kuning), Kk (kuning-hijau) dan kk (hijau-hijau) adalah 1:1,7:1.Fenotipe
kuning sebanyak 73 dan fenotipe hijau sebanyak 27, dengan perbandingan
6

fenotipe 2,7:1. Hasil tersebut kurang sesuai dengan teori perbangingan genotip
dan fenotip pada ratio mendelian yaitu pada keturunan kedua (F2) yang
merupakan persilangan dari F1 heterozygot rasio perbandingan genotip adalah 1 :
2 : 1 dan ratio fenotip 3:1 (Kumar 2013).

Sesungguhnya rasio fenotip F2 3 : 1 hanya merupakan perhitungan secara


teoritis, rasio ini diperoleh dari rasio genotip nya F2 1 : 2 : 1. Sebetulnya dalam
kenyataan sehari-hari di alam, rasio fenotip dan genotip yang didapat tidaklah
persis demikian. Makin dekat nilai rasio kenyataan, yang disebut o ( observation)
terhadap rasio teoritis yang disebut e (expected). Kalau perbandingan o/e
mendekati angka satu berarti data yang didapat makin bagus, dan pernyataan
fenotip tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Akan tetapi, jika
o/e menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan fenotip tentang karakter yang
diselidiki berarti dipengaruhi oleh suatu faktor lain seperti jumlah objek yang
diamati terlalu sediki(Firdauzi, 2014).

Faktor yang menyebabkan ketidak sesuaian tersebut adalah kurang


homogennya pengocokan kancing dalam kantong dan waktu pengeluaran kancing
dari dalam kantong yang tidak bersamaan. Perbedaan hasil ratio fenotip tersebut
juga disebabkan karena jumlah sampel kancing yang digunakan kurang banyak
sehingga kemungkinan terjadi penyimpangan peluangnya semakin besar dan ratio
semakin menjauhi prediksi teoritis yang dikemukakan Mendel.

Dalam megolah data hasil pengamatan praktikum persilangan monohybrid


menggunakan uji square. Uji chi square dalam praktikum ini bertujuan untuk
membuktikan hipotesis Mendel mengenai prinsip segregasi atau hukum
pengelompokkan gen secara bebas. Menurut Elrod & Stansfield (2014), untuk
mengevaluasi sebuah hipotesis genetik, kita memerlukan sebuah uji yang dapat
mengkonversi penyimpangan – penyimpangan dari nilai-nilai yang diharapkan,
menjadi probabilitas bahwa perbedaan – perbedaan terjadi akibat kebetulan. Lebih
lanjut, uji harus mempertimbangkan juga ukuran sampel dan jumlah variable (
derajat kebebasan ). Dalam uji chi – kuadrat melibatkan semua factor tersebut.
7

Adanya perbedaan perbandingan dan selang kepercayaan pada genotype


dan fenotipe tersebut adalah hal yang wajar. Seperti yang kita tahu bahwa
genotype adalah susunan gen yang terdapat pada kromosom sel tanaman atau
makhluk hidup lain dan sudah barang tentu tidak tampak dari luar (Dwi dkk, 2013).
Sedangkan fenotipe merupakan sifat suatu individu yang secara langsung dapat
teramati. Susunan gen yang dominan serta resesif menyebabkan variasi perbandingan
pada genotype lebih beragam, namun pada fenotip gen yang resesif akan tertutupi
sehingga dominan akan menutupi gen resesif tersebut. Perbandingan fenotip yang
ditemukan dalam persilangan monohybrid ini tidak sepenuhnya merupakan
perbandingan yang pasti. Dalam kejadian nyata terdapat penyimpangan atau
deviasi. Perbandingan hasil persilangan di dalam kenyataan berbeda atau
memiliki selisih dengan perhitungan. Maka dari itu perlu diadakan evaluasi. Cara
evaluasi tersebut adalah dengan mengadakan chi-square test (χ 2) (Zuhri, 2014)

Berdasarkan hasil uji chi-square, dapat diketahui bahwa nilai chi hitung
dari genotype nya adalah (0,64) dan angka tersebut lebih kecil dari chi tabel
yaitu(1,37). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi
perbandingan genotip = 1:2:1 diterima dengan selang kepercayaan 0,50.
Sedangkan pada perhitungan fenotipe didapatkan nilai chi nya adalah (0,21)
dimana angka tersebut juga lebih kecil daripada chi table yaitu (1.32). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi diterima
perbandingan fenotip = 3:1 dengan selang kepercayaan 0,25 (Laksono, 2011)

F. Keimpulan
1. Hukum mendel I tentang prinsip segregasi secara bebas terbukti, di lihat dari
hasil praktikum pada Fo menghasilkan individu yang bergenotipe 1:2:1 dan
fenotipe 3:1`
2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrid yaitu
perbandingan genotip 1:2:1 dan perbandingan fenotip 3:1. Ratio fenotip
tersebut merupakan ratio dari perhitungan teoritis yang diperoleh dari ratio
genotip. Dalam kehidupan nyata perbandingan fenotip F2 yang diperoleh
dapat berbeda dengan ratio Mendel yang disebut sebagai penyimpangan atau
deviasi. Deviasi dapat terjadi karena jumlah data kelompok yang digunakan
tidak banyak dan kurangnya ketelitian perhitungan. Untuk menganalisa deviasi
8

digunakan chi-square test . Semakin nilai χ 2 mendekati 100% kemungkinan


deviasi yang terjadi semakin kecil.
3. Dalam pengujian chi-square data kelompok kami membuktikan bahwa
hipotesis yang diharapkan di terima . Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan
data kelompok bahwa chi genotipehitung lebih kecil daripada chi tabel yaitu
0.64 ≤ 1,37 dengan probabilitas 50 % , sedangkan chi fenotipe hitungjuga lebih
kecil dari chi table yaitu 0,21 < 1,32 dengan probabilitas 25%. Ini
membuktikan bahwa Ho diterima yaitu percobaan sesuai dengan hukum
Mendel.
9

DAFTAR PUSTAKA

Amil, Kumar. Subbugan Gunashdan M.K Mishra. 2013. Monohybrid Mendelian


segregation in an interspecific hybrid population of tetraploid x diploid
Coffea species- part 2. International Journal of Genetics and
Genomics.Vol 1. No 1. Hlm : 1.

Campbell, Neil A. 2010. BiologiJilid 1. Jakarta: Erlangga

Dimitrieski dan Miceska. 2014. Monohybrid Dominant Inherentance of TMV


Resistance in Some Oriental Varieties of Yaka Tobacco. International
Journal of Agriculture Innovations and Research.Vol 3. No 3. Hlm :
792.

Dwi, Agus Wijanto dkk. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensiasi dalam
Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan dua Sifat Beda.
Jurnal Ilmu Dasar. Vol 14. No.2:79-84.

Elrod & Stansfield. 2014. Schaum’s Outline Teori dan Soal-Soal Genetika.
Jakarta: Erlangga.

Firdauzi, FitriaNirmala. 2014. Rasio Perbandingan F1 dan F2 Pada Persilangan


Starin N x b, dan Strain N x txsertaresiproknya. Jurnal Biology Science
& Education.Vol 3. No 2. Hlm : 197-198.

Fauzi, Ahmad dan Aloysius D.C. 2016.Pemanfataan Drosophila Melanogaster


SebagaiOrganisme Model DalamMempelajariHukumPewarisan
Mendel.JurnalBiology Education.Vol 5. No 3. Hlm : 372.

Laksono, Sony P. 2011. Penyakit Disebabkan Faktor Genetik. YARSI Kesehatan


Medika. Vol.3. No.2.

Mustami

Widianti
10

Zuhri, Syaifudin. 2014. Pengaruh Penhelolaan Tanah dan Ukuran Benih. Jurnal
Online. Vol. 2(1). 59-110.

Anda mungkin juga menyukai