Anda di halaman 1dari 31

II.

HUKUM MENDEL DAN PEWARISAN SIFAT

Sifat yang akan diwariskan terdapat pada penentu sifat yang biasa
dikenal dengan gen (gene) dan gen terdapat pada kromosom. Kromosom
hanyalah merupakan salah satu bentuk penentu sifat yang diberi nama pada
waktu sel sedang mengalami pembelahan sel dan pada waktu pembelahan
kromosom melakukan penggandaan diri maka kromosom itu diberi nama
kromatid. Sedangkan sel dalam keadaan istirahat penentu sifat masih berupa
benang halus yang disebut dengan kromatin (retikulum kromatin). Baik
kromatin maupun kromosom di dalam sel organisme berada dalam keadaan
berpasangan. Kromosom yang sepasang disebut dengan kromosom
homolog. Jumlah pasangan kromosom homolog pada suatu organisme
berbeda-beda, pada manusia adalah 23 pasang.
Kapankah sifat itu diwariskan? Sifat itu pada organisme multiseluler
diwariskan pada masa pembuahan terjadi mulai dari sel zygot sampai
terbentuk sel pembangun tubuh suatu organisme. Prosesnya terjadi melalui
pembelahan sel secara mitosis (duplikasi). Sedangkan pada masa reproduksi
terjadi pada organisme yang sudah mencapai tingkat kedewasaan, yaitu
sudah mampu menghasilkan gamet-gamet terjadi melalui proses pembelahan
sel secara meiosis (reduksi). Sel yang mengalami meiosis adalah sel gonad
yang diploid (2n). Sesudah terbentuk gamet yang haploid akan dilanjutkan
dengan peristiwa fertilisasi sehingga terbentuk zygot yang diploid sebagai
bakal terbentuknya individu baru. Jadi pewarisan sifat pada masa reproduksi
ini terjadi pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunan.

A. Pembelahan Sel
1. Mitosis (Pembelahan Sel yang Bersifat Duplikasi)
Bagaimana pewarisan sifat atau pewarisan kromosom dari sel zygot
kesel somatis? Jawabnya adalah melalui pembelahan sel secara mitosis.
Proses pembelahan sel secara mitosis adalah proses penggandaan sel dari
satu menjadi dua, dari dua menjadi empat, dari empat menjadi delapan dst.
Proses mitosis disebut juga dengan proses duplikasi artinya sel anak yang

32
terbentuk merupakan duplikat dari sel induk, yaitu dari 2 N kromosom menjadi
2 N kromosom.
Pembelahan sel secara mitosis terdiri dari empat fase :
a. Fase profase, pada awal profase terjadi perubahan dari kromatin menjadi
kromosom dan akhir profase kromosom mennganda membentuk diad.
b. Fase metafase, pada fase ini kromosom yang sudah mengganda menjadi
dial kromatid akan menyusun diri atau belajar pada bidang ekuator serta
setiap sentromer dari setiap kromosom dihubungkan dengan kedua
sentriol dengan benang gelendong.
c. Anafase, pada fase ini benang gelendong mengalami pemendekkan
menyebabkan kromatid dial terpisah serta tertarik pada kedua kutub yang
berlawanan.
d. Telofase, pada fase ini kromosom yang sudah mennganda tadi sudah
terpisah pada kedua sel anak, sehingga setiap sel anak masing-masing
memiliki kromosom diploid (2N).
Mekanisme lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Siklus Sel (adopsi dari Campbell, 2003)

2. Meiosis (Pembelahan Sel yang Bersifat Reduksi)


Pembelahan sel secara meiosis berbeda dengan mitosis. Meiosis
terjadi pada proses gametogenesis dan sel anak yang terbentuk bukan
merupakan duplikat, tapi memiliki kromosom setengah dari jumlah kromosom
induk. Dari 2N kromosom (diploid) menjadi 1 N kromosom (haploid). Kalau
kromosom sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom maka sel anak
memisah dengan pembelahan reduksi.

33
Proses pembelahan sel secara meiosis terdiri dari dua tahap yaitu
meiosis 1 dan meiosis 2. Meiosis 1 merupakan proses reduksi kromosom
karena pada akhir meiosis 1 terbentuk dua sel anak yang kromosom
homolognya sudah terpisah pada masing-masing sel anak tersebut. Meiosis
satu terdiri dari :
a. Meiosis I
1) Profase
Profase I ini terdiri lagi dari 5 tahapan :
a) Leptonema, pada fase ini kromosom mulai tampak, setiap homolog
merupakan struktur tunggal (walaupun sebenarnya kromosom sudah
mengganda pada interfase yaitu pada fase S)
b) Zygonems, pasangan kromosom bergandengan (disebut juga dengan
sinopsis). Ini merupakan ciri khas meiosis. Homolog yang berpasangan itu
disebut dengan Bivalen.
c) Pachynema, bivalen memendek dan bivalen semakin merapat yang
didsebut juga dengan Synaptonemal Complex dan merupakan awal dari
pertukaran segmen yang ditandai dengan Chiasma dan fasilitas unstuck
terjadinya peristiwa Crossing Over.
d) Diplonema, sentromer dari bivalen agak menjauh sehingga kromatid
terpisah. Jadi setiap kromosom menjadi dial kromatid dan sepasang
homolog menjadi titrad kromatid.
e) Diakinesis, sentromer dari kromosom homolog bergerak menjauh dan
terjadi Crossing Over atau pertukaran segmen kromatid.
2) Metafase I, metafase I pada meiosis ini berbeda dengan metafase meiosis
yaitu kromosom homolog bergandeng pada bidang ekuator, sentromer
dari masing-masing kromosom dihubungkan oleh benang gelendong ke
sentriol pada kutub yang berbeda, satu di atas bidang ekuator dan satu
lagi di bawah bidang ekuator.
3) Anafase I, pada fase ini sentromer dari masing-masing bivalen tertarik ke
kutub yang berlawanan dan kromosom homolog terpisah ke kutub yang
berlawanan.
4) Telofase I, fase ini merupakan lanjutan dari Anafase I, pada Telofase I
menghasilkan dua sel anak, masing-masing sel hanya memiliki satu
anggota dari setiap setiap pasangan kromosom homolog dari sel induknya

34
(walaupun segmen kromatid telah bertukaran secara berbalasan). Setiap
sel anak sudah haploid kromosom tapi dengan dial kromatid.
b. Meiosis II
Meiosis II mirip dengan mitosis, masing-masing sel anak yang haploid
kromosom dengan dial kromatid akan melanjutkan pembelahan meiosis II.
1) Metafase II, pada fase setiap kromosom akan berjejer pada bidang
ekuator dan sentromennya terhubung dengan benang gelendong tertutup
yang berlawanan.
2) Anafase II, pada fase ini benang gelendong memendek dan
menyebabkan sentromen terbelah dan kromatid dial terpisah ke kutub
yang berlawanan.
3) Telofase II, pada fase ini sudah menghasilkan 4 sel anak yang haploid.
Mekanisme meiosis ini dapat dilihat Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tahap-tahap Meiosis (Campbell, 2003)

c. Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis.


Pada prinsipnya proses meiosis pada pembentukan gamet jantan
(Spermatogenesis) dengan meiosis pada pembentukan gamet betina adalah

35
sama. Perbedaan hanya terdapat pada jumlah sel anak yang dihasilkan, satu
sel induk spermatogenium yang mengalami meiosis akan menghasilkan 4 sel
anak (spermatid) yang fungsional dan setelah berakhir meiosis dilanjutkan
dengan proses metamerfosis.
B. Pewarisan Mendel (Pewarisan Sepasang Gen Tunggal)
Hukum dasar pewarisan sifat Mendel adalah merupakan hasil dari
eksperimennya di kebun gereja di kota Breenn dari tahun 1850-1866 dengan
tanaman percobaannya adalah tanaman arcis. Eksperimen pertama adalah
eksperimen monohibrid (yang diperhitungkan 1 pasang sifat berbeda) dan
eksperimen dihibrid (yang diperhitungkan 2 pasang sifat berbeda)
Eksperimen monohidrid:
Parental (P) ♂ biji bulat >< ♀ biji keriput (galur murni)

Self fertilisasi → F1 253 biji bulat (faktor bundar dominan terhadap keriput)
(F1 >< F1) → genotip F1 heterozygot (faktor bulat dominan terhadap keriput)
Pada gameto genesis terjadi pemisahan kembali bebas
hukum segregesi
F2 : 5474 biji bulat : 1850 keriput (Ratio kenyataan = observed = o)
(3 : 1) → (Ratio teoritis expected = e)
Untuk menjelaskan faktor di atas, Mendel mengemukakan beberapa asumsi :
a. Pada setiap organisme ada sepasang faktor (dikseminant) sebagai
pengendali munculnya sifat tertentu (faktor itu kemudian disebut
dengan gen)
b. Individu F1 mendapat faktor-faktor dari induknya, satu dari paren jantan
dan satu dari paren betina (sekarang disebut dengan allela). Faktor-
faktor itu berbeda dan menyebabkan genotipnya heterozygot
c. Salah satu faktor itu bersifat dominan dan yang lainnya bersifat resesif,
yang dominan akan terekspresi sedangkan yang resesif tidak
terekspresi
d. Pada waktu sel-sel reproduktif (sperma dan telur = gamet)
dipersiapkan, maka faktor-faktor itu berpisah dan disebarkan sebagai
unit-unit pada setiap gamet. Inilah yang sering disebut dengan Hukum
Mendel pertama, Hukum Segregasi secara bebas = “Segregation of
alletic genes”

36
e. Gamet- gamet F1 akan berkombinasi secara acak dan akan memiliki
empat peluang kombinasi pada turunan F2, karena salah satu faktor
bersifat dominan dan yang satu lagi bersifat resesif, maka turunan F2
itu memiliki ratio 3:1.
Mendel membubuh tanda dengan huruf kapital (A) untuk ciri yang
dominan dan tanda dengan huruf non kapital (a) untuk ciri yang resesif,
sehingga perkawinan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
P : ♂ biji bulat >< ♀ biji keriput
AA aa

Gamet A a

F1 Aa = biji bulat
F1><F1 biji bulat >< biji bulat
Aa >< Aa
Gamet
A A
A AA Aa
F2 a Aa aa Genotip:
1AA : 2Aa : 1aa
Ratio genotip F2 1 : 2 : 1
Fenotip : 1AA = biji bulat
2 Aa = biji bulat 3 biji bulat : 1 biji keriput
1 aa =biji keriput
Ratio fenotip F2 → 3 : 1
Dari hasil eksperimen monohibrid Mendel menyimpulkan bahwa pada
individu F1 yang heterozygot itu terjadi peristiwa segregasi secara bebas pada
waktu pembentukan gamet-gametnya, sehingga gamet yang dihasilkan oleh
individu F1 itu ada dua macam yaitu gamet dengan allel dominan dan gamet
dengan allel resesif. Peristiwa segregasi antara allel dominan dengan allel
resesif terjadi pada tahapan Meiosis I. Lebih jelasnya mekanisme segregasi
pada meiosis itu dapat kita lihat pada bagan berikut:

37
Gambar 2.3. Mekanisme Segregasi
Pada metafase kromosom homolog bergandeng pada bidang ekuator
dan pada Anafase I kromosom j dan kromosom t akan terpisah ke kutup yang
berlawanan yang akhir meiosis I (Telofase I) kromosom j dan kromosom t
sudah terpisah pada dua sel yang berbeda. Pada meiosis II terjadi pemisahan
dari kromosom. Akhirnya pada telofase II dijumpai dua macam gamet yaitu
gamet j dan gamet.
Pada meiosis I kromosom homolog berpisah dan menyebablan gen
yang seallel berpisah Pada meiosis I sel yang dihasilkan sudah haploid
kromosom dengan dial kromatid.Pada meiosis II terjadi pemisahan dari
kromatid dial dan akhirnya sel yang dihasilkan menjadi 2 macam ditinjau
secara genetik.Beberapa contoh persilangan monohibrid
(1) P: homozygot black X homozygot black
BB X BB
Gamet:
B B

F1 BB
Black 100%

(2) P: homozygot black X homozygot black


BB X Bb

B B b

F1 BB Bb
Black Black

(3) P: homozygot black X homozygot white


BB X bb

38
Gamet:
B b

F1 Bb
Black 100 %

(4) P: homozygot black X homozygot black


Bb X Bb
B b B b

Gamet:

F1 BB Bb bB bb
Black black Black white

(5) P: homozygot black X homozygot white


Bb X bb

B b
b
Gamet:

F1 Bb bb
Black white

(6) P: homozygot white X homozygot white


bb X bb
Gamet:
b b

F1 bb
white 100%
Tabel 2.1. Ringkasan dari enam tipe perkawinan
Expected F1 Ratio
No Matings
Genotip Fenotip
(1) BB x BB all BB all black
(2) BB x Bb ½BB : ½ Bb all black
(3) BB x bb all Bb all black
(4) Bb x Bb ¼BB : ½Bb: ¼bb ¾black : ¼white
(5) Bb x bb ½Bb : ½bb ½black : ½white
(6) bb x bb all bb all white

39
C. Backcross, Testcross dan Persilangan Resiprok
1. Backcross
Backcross adalah merupakan perkawinan balik antara F1 yang
heterozygot dengan salah satu parental, baik parental homozygot dominan
maupun parental homozygot resesif. Backcross yang kedua ini identik dengan
testcross.
2. Testcross
Testcross selalu menggunakan individu homozygot resesif. Testcross
bisa digunakan untuk menentukan genotip suatu individu yang belum
diketahui. Suatu faktor yang bersifat dominan mempunyai peluang genotip 2
macam. Contohnya gen putih keriting bersifat dominan, berarti fenotip keriting
akan memiliki genotip homozygot dominan atau heterozygot. Untuk
menentukan apa genotip yang sebenarnya dari individu tersebut dilakukan
testcross. Selanjutnya kita lihat turunannnya, kalau turunan 2 macam yaitu ½
keriting dan lagi ½ normal, berarti genotipnya heterozygot. Testcross disebut
juga dengan uji silang, karena cara ini dapat digunakan untuk menguji apakah
suatu individu itu homozygot atau heterozygot (Suryo, 1989,93)
Bukti: Ww X ww

Gamet W dan w w
1W,1w 1w
keriting normal
Kalau hasil testcrossnya satu macam, yaitu 100% keriting berarti
genotipnya homozygot dominan, bukti:
Genotip WW X ww

Gamet W w

Ww = keriting 100%
Disamping penggunaan testcross untuk menentukan genotip suatu
individu yang belum diketahui, testcross mempunyai pula prinsip yang
mendasar yaitu: turunan hasil testcross tidak dipengaruhi oleh gamet
testcross (homozygot resesif). Karena gamet individu homozygot resesif 1

40
macam maka jumlah macam turunan hasil testcross akan ditentukan oleh
macam gamet individu yang ditest, ratio turunan hasil testcross akan sama
dengan ratio gamet individu yang ditest karena gamet homolog satu dan
fenotip turunan hasil testcross akan ditentukan oleh gen-gen dari individu
yang ditest, karena gen dari individu homozygot resesif gennya bersifat
resesif. Hal ini dapat kita perhatikan dari kedua contoh di atas.
3. Penyilangan resiprok
Resiprocal berarti persilangan terbalik. Penyilangan resiprok berarti
pada persilangan kedua asal gamet kebalikan dari persilangan pertama
(Suryo, 1989: 191).
Contoh: Persilangan I P: ♂ batang tinggi X ♀ batang pendek
(murni) (murni)
F1 batang tinggi
Tinggi > pendek

Persilangan II P: ♀ batang tinggi X ♂ batang pendek


(murni) (murni)
F1 batang tinggi
Tinggi > pendek
D. Percobaan – Percobaan Monohibrid Mendel
Percobaan Mendel menggunakan kacang Ercis (Pisaue salivaum),
setiap varietas induk (P) yang digunakan adalah gahar murni (berbiak murni),
yaitu tanaman kalau melalui penyerbukan sendiri selalu menghasilkan
keturunan yang sama dengan induknya. Kedua induk menunjukkan pasangan
sifat yang berbeda misalnya, P1 bentuk biji bulat dan P2 bentuk biji keriput.
Diantaranya adalah:
Parental: Dominan X Resesif
Biji bulat biji keriput
Biji kuning biji hijau
Kulit biji berwarna kulit biji putih
Ercis mengembang ercis keriput
Bunga di ketiak bunga di ujung
Batang panjang batang pendek

41
F1 yang diperolehnya dibiarkan menyerbuk sendiri, hasil persilangan sebagai
berikut:

Parental F1 F2 Ratio F2
Biji bulat X biji keriput Bulat 5474 bulat 2,96 : 1
1850 keriput
Kulit biji berwarna Berwarna Kuning 6022 kuning 3,01 : 1
kuning X kulit biji hijau 2001 hijau
Mengembung X Mengembung 5474 berwarna 3,15 : 1
keriput 1850 putih
Biji bulat X Bulat 882 mengembung 2,95 : 1
biji keriput 299 keriput
Ercis hijau X Hijau 428 hijau 2,82 : 1
Ercis kuning 152 kuning
Bunga di ketiak X Di ketiak 651 di ketiak 3,14 : 1
bunga di ujung 207 di ujung
Batang panjang X Panjang 787 panjang 2,84 : 1
batang pendek 277 pendek

Dari berbagai eksperimen monohibrid Mendel terdapat dua macam


angka perbandingan fenotip F2, yaitu angka perbandingan yang sebenarnya
yang berdasarkan observasi dan angka perbandingan yang sederhana, yang
pertama disebut ratio kenyataan = Observed = O dan yang kedua disebut
dengan angka perbandingan harapan = expected.

E. Eksperimen Dihibrid
Mendel melakukan langlah kedua dari eksperimennya, yaitu
melakukan eksperimen dengan dua pasang sifat berbeda. Diantara
eksperimennya, dia menggunakan Ercis sebagai parental adalah Ercis galur
murni kotiledon kuning biji bulat dengan kotilodon hijau berbiji keriput.
Turunan F1 diperoleh biji bulat kotiledon kuning, F1 ini dibiarkan menyerbuk
sendiri, F2 yang dihasilkan sebagai berikut: 315 bulat kuning:108 bulat
hijau:101 keriput kuning : 32 keriput hijau. Dari ratio kenyataan ini disimpulkan
ratio harapan: 9:3:3:1. Dan dari uji silang yang dilakukannya yaitu F1
didilangkan dengan parental homozygot resesif dan turunan hasil heterozygot
(uji silang) diperoleh perbandingan fenotip antara: bulat kuning: bulat
hijau:keriput kuning:keriput hijau= 1 : 1 : 1 : 1.
Dari eksperimen dihibrid test Mendel dapat mengambil kesimpulan
bahwa tanaman F1 yang memiliki dua pasang sifat heterozygot pada waktu

42
pembentukan gamet gen- gennya mengelompok secara bebas. Prinsip ini
dirumuskan sebagai Hukum Mendel II yang berbunyi: The law of Independent
Assortment of Genes (hukum pengelompokan gen secara bebas). Jadi F 1
yang genotip AaBb dalam pembentukan gamet setiap allel dari pasangan
pertama akan mengelompok secara acak dengan setiap allel dari pasangan
kedua (Suryo, 1989: 95).
Proses pembentukan gamet- gamet berlangsung secara meiosis dan
mekanismenya dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambaran yang terdapat pada metafase I di atas menunjukkan


gambaran peluang macam kombinasi allel gen yang nantinya pada telofase II
atau akhir meiosis akan menghasilkan empat macam kombinasi allel – allel
pada gamet. Pada gambar 1 metafase I allel- allel A dan B mengelompok ke
arah kutub atas dan allel – allel a dan b mengelompok ke arah kutub bawah,
yang akhir meiosis akan menghasilkan gamet AB dan gamet ab. Pada
gambar 2 metafase I terjadi pengelompokan yang berbeda, yaitu allel A dan b
mengelompok ke arah kutub atas dan allel a dan B mengelompok ke arah
kutub bawah, yang akhir meiosis akan menghasilkan gamet- gamet dengan

43
kombinasi baru = rekombinasi, yaitu gamet Ab dan Bb, sedangkan gamet
yang sebelumnya (AB dan ab) disebut kombinasi parental.
Marilah kita ikuti gambaran eksperimen dihibrid Mendel yang
menggunakan Ercis dengan dua pasang sifat yang berbeda dengan
keturunan:
W = biji bulat ; w = biji keriput
G = biji kuning ; g = biji hijau
Gen W/w dan G/g terdapat pada pasangan kromosom homolog
P. biji kuning bulat X biji hijau keriput
GGWW ggww
Gamet GW X gw
F1 kuning bulat
Gg Ww

F1 x F1 bakal biji serbuk sari


Gg Ww Gg Ww
Gamet : GW Gw gW gw GW Gw gW gw

GW Gw gW Gw
GW Gw gW gw
GW
GW GW Gw GW
GW Gw gW gw
Gw
Gw Gw Gw Gw
GW Gw gW gw
gW
gW gW gW gW
GW Gw gW gw
gw
gw gw gw gw

Diagram Genotip dan Fenotip F2

Frekuensi Genotip Genotip Fenotip Ratio Fenotip


1 GG WW Kuning Bulat 9
2 GG Ww
2 Gg WW
4 Gg Ww
1 GG ww Kuning Keriput 3
2 Gg ww
1 gg Ww Hijau Bulat 3
2 gg WW
1 gg ww Hijau keriput 1

44
Percobaannnya dengan menggunakan tanaman ercis. Hasil
percobaannya itu menyebabkan Mendel pada suatu malam dingin dibulan
Februari 1865 membacakan makalah dihadapam Himpunan Studi Ilmu
Pengetahuan Alam di Bonn. Dalam Sidang Ilmu Pengetahuan Alam itu
Mendel menjelaskan bahasannya tentang perbandingan yang tetap pada
hibrid dan menjelaskan arti perbandingan tersebut. Para peserta sidang
terpana mendengarkan perubahan yang merupakan gabungan antara
matematika dan botani, walaupun demikian Himpunan Studi Ilmu
Pengetahuan Alam meminta Mendel untuk menyiapkan makalahnya untuk
diterbitkan. Makalah itu terbit tahun 1866 dengan judul Ëxperiments in Plant
Hybridization”. Tulisan ini sebanyak lebih dari 120 eksemplar dikirimkan
kepada organisasi ilmiah yang berada di Eropa dan Amerika. Didalam buku
tersebut Mendel sudah merumuskan Hukum Dasar Genetika, yaitu melalui
percobaan monohibrid, dia merumuskan hukum segregasi secara bebas
(segregation of alleclic gene), dan melalui percobaan dihibrid dia
merumuskan Hukum Kombinasi secara bebas (independent assorted of
gene). Kedua Hukum itu akhirnya kita kenal dengan Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II.
Mendel menulis surat pada malam Tahun Baru 1886 kepada Karl von
Nageli di Munchen, dia adalah salah seorang ilmuwan terkenal di Eropa.
Nageli buru-buru memberikan komentar setelah beberapa bulan kemudian,
menurut hematnya karya Mendel itu baru suatu permulaan dan sama sekali
belum selesai. Selanjutnya Mendel melibatkan diri dengan percobaan
tanaman ercis dalam melakukan percobaannnya itu menyimpulkan pula
hereditas yang lain yaitu suatu ciri warna tidak hanya ditentukan oleh satu
stuan hereditas melainkan oleh dua satuan hereditas yang bekerja sama.
Hasil percobaannya itu juga dilaporkan kepada Himpunan Studi Ilmu
Pengetahuan Alam di Braun. Sampai tanggal 6 Januari 1884 saat maut
menyemputnya Mendel tidak pernah menerima pengakuan atau menolak apa
yang dia rumuskan tentang pewarisan sifat dari hasil percobaannya itu.

F. Tri hibrida dan Polihibrida


Bila dalam penyilangan antara 2 individu digunakan tiga pasang atau
lebih sifat yang berbeda (heterozigotik dalam 3 pasang gen atau lebih), maka

45
jumlah kombinasi yang mungkin terjadi akan sangat kompleks. Penyelesaian
persilangan dengan menggunakan kotak Punnet akan terlalu banyak
membuang energi dan waktu.
Ada cara yang lebih singkat dan efisien untuk menyelesaikan
penyilangan-penyilangan trihibrida atau polihibrida yang lain, yaitu dengan
menggunakan sistem “bracket”.
Cara ini dapat digunakan untuk menentukan :
a. Macam gamet dari suatu individu
b. Rasio fenotipik dari suatu penyilangan
c. Rasio genotipik dari suatu penyilangan
Yang harus diperhatikan dalam menggunakan cara ini adalah :
a. Pasangan gen yang terlibat homozigotik atau heterozigotik
b. Bila homozigotik “bracket” tak perlu digambarkan dan hasil persilangan
langsung dituliskan di depan huruf yang mendahuluinya
c. Bila heterozigotik “bracket” harus digambarkan dan hasil persilangan
dituliskan sekaligus dengan rasio yang diperoleh di ujung-ujung
“bracket”
1. Menentukan macam gamet
Gamet-gamet yang dibentuk oleh individu dengan genotip AaBbCcDd
adalah :

46
Sedangkan gamet yang dibentuk oleh individu dengan genotip AABbccDd
adalah :

2. Menentukan rasio fenotipik (dengan syarat dominasi sempurna) :


Rasio fenotipik dari penyilangan : AaBbCcDd x AaBbCcDd,

Rasio fenotipik dari penyilangan AaBbCcdd x aaBBCcDd adalah :

47
3. Menentukan rasio genotipik
Rasio genotipik penyilangan AaBbCcdd x aaBBCcDd adalah :

Penyilangan-penyilangan antara polihibrida yang heterozigotik untuk


banyak gen-gen akan menjadi kompleks sekali, disebabkan karena dengan
meningkatnya jumlah gen-gen yang terlibat dalam suatu penyilangan, maka
jumlah kombinasi yang dapat terjadi antara gen-gen tersebut juga makin
besar.
Dibawah ini adalah daftar yang menunjukkan hubungan antara jumlah gen-
gen yang terlibat dalam suatu penyilangan dan jumlah golongan fenotip
dalam F2 :
Macam
Macam
Heterozigotik Macam Fenotip F2 Jumlah
gamet pada
dalam genotip F2 (Dominan individu F2
F1
Sempurna)
1 pasang 2 3 2 4
2 pasang 4 9 4 16
3 pasang 8 27 8 64
4 pasang 16 81 16 256
n pasang 2n 3n 2n 4n

48
Untuk memudahkan pemisahan fenotip, berikut ini diberikan contoh
persilangan pentahibrid dengan menggunakan segi tiga pascal dalam
menentukan perbandingan fenotip F2.
Segi tiga pascal

Pentahibrid
Kemungkinan perbandingan fenotip F2 adalah:

Jumlah sifat beda = n = 5 . Jadi kemungkinan perbandingan fenotip F2


adalah:

Jadi pemisahan fenotip F2 adalah:


243:81:81:81:81:81:27:27:27:27:27:27:27:27:27:27:9:9:9:9:9:9:9:9:9:9:3:3:3:3:
3:1

Modifikasi Rasio 9 : 3 : 3 : 1
Hukum Mendel II dengan rasio klasik 9 : 3 : 3 : 1, hanya berlau apabila kedua
pasang gen yang mengawasi kedua pasang sifat tersebut masing-masing
terletak pada 2 kromosom yang berlainan, dan masing-masing
mengekspresikan sifatnya tersendiri.
Beberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bahwa
pengawasan suatu sifat kadang-kadang tidak dilakukan oleh satu pasang gen

49
saja, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen yang mengadakan interaksi/
epistasis, yaitu penutupan ekspresi oleh pasangan gen yang lain.

Interaksi
Contoh dari 2 pasang gen yang mengadakan interaksi adalah gen-gen
yang menentukan bentuk jengger/ balung pada ayam. Jengger ros
disebabkan oleh adanya gen R- dan pp, sedangkan jengger biji disebabkan
oleh adanya gen P- dan rr. Bila 2 gen dominan R dan P berada bersama,
maka jengger akan berbentuk self sterility dan cross sterility.
Pada tanaman Nicotiana, East dan Mangelsdorf menemukan satu seri
alel ganda yaitu : s1, s2, s3, s4 dan seterusnya, yang menyebabkan tanaman
tersebut steril. Hal ini ditemukan pula pada banyak spesies tumbuhan seperti
Brassica oleracea, Rhapanus sativus, Secale cereal, Nicotiana sanderae,
Petunia violacea.
Bila ada tanaman yang mempunyai genotip s1 s2 dan mengadakan
penyerbukan sendiri, maka tak ada satu pun biji yang berbentuk, sehingga
tanaman itu mandul. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Bila tepung sari mengadung gen s1 jatuh pada kepala putik yang jaringannya
mengandung s1, maka tepung sari tersebut tak dapat tumbuh buluh
serbuknya sehingga tak dapat membuahi sel telur di dalam baka biji.
Demikian pula dengan serbuk sari s2 bila jatuh pada kepala putik yang
sama tak dapat pula membuahi sel-sel telur karena gen s2 yang dikandung
oleh jaringan kepala putik menghalang-halangi pertumbuhan buluh
serbuknya. Dengan demikian tak ada satu pun biji yang terbentuk dalam
bakal buah tanaman tersebut, hal ini disebut “self incompatibility” atau “self
sterility” yang disebabkan oleh reaksi imunologis antara protein dalam serbuk
sari dan pistil (reaksi antigen-antibodi), tetapi apabila tepung dari tumbuhan
lain yang bergenotip s2 s3 jatuh pada kepala putik tumbuhan yang bergenotip
s1 s2, hanya sebagian yang dapat membuahi, yaitu tepung sari yang tak
mengandung gen yang sama dengan gen yang terdapat dalam jaringan
kepala putik tersebut, yaitu tepung sari s3. Keadaan ini disebut “cross sterility”
dan biji terbentuk hanya dari genotip s1 s3 dan s2 s3. Contoh:

50
(pollen s3 tidak berfungsi) (semua pollen s1 dan s3 berfungsi)
Yang harus diperhatikan pada cross sterility adalah tanaman mana yang
dipakai sebagai tanaman jantan dan betina.

Latihan
1. Berdasarkan penemuan Mendel pada kacang kapri, cari ratio fenotip
perkawinan berikut :
a. Batang tinggi (homozigot dominan) x kerdil
b. Keturunan a diserbukkan sendiri
c. Keturunan a dibackcross dengan parental tinggi
d. Keturunan a ditestcross
2. Pada hibrid kacang kapri Mendel menemukan F2 sebanyak 7324 biji,
terdiri dari 5474 bundar dan 1850 keriput. Dengan mempergunakan
symbol W-w untuk gennya, maka :
a. Buat genotip kedua P
b. Gamet masing-masing P
c. Genotip F1
d. Gamet F1
e. Genotip F2
3. Pada hibrid kacang kapri Mendel menemukan F2 8023 biji, terdiri dari
6022 kuning dan 2001 hijau. Buatlah susunan genotip P, F1, dan F2!
4. Mencit kelabu jika dikawinkan dengan albino, menghasilkan F1 kelabu
semua. Dari banyak keluarga dia temukan F2 terdiri dari 198 kelabu dan
72 putih.
Buatlah diagram genotip P, F1, dan F2!
5. Seorang wanita memiliki kelopak mata ptosis, sehingga matanya tak bisa
dibuka sempurna. Ayahnya ptosis tapi ibunya normal. Ibu ayahnya juga
normal.
a. Carilah genotip wanita itu, jika simbol gennya P-p

51
b. Kalau wanita itu kawin dengan pria normal, berapa bagian anak
mereka yang ptosis?
6. Pada mencit C menumbuhkan bulu bewarna, c tak bewarna (putih).
Buatlah genotip perkawinan antara :
a. Berwarna murni x putih
b. Berwarna hasil hibrid dengan putih
c. Berwarna hasil hibrid kawin sesaudara
7. Pada kelinci bulu hitam (B) dominan terhadap coklat (b). Jika hasil
perkawinan hitam x coklat menghasilkan anak dengan ratio 1:1 antara
hitam dan coklat, cari genotip setiap individu perkawinan itu.
8. Pada bunga mulut naga Anthirrhinum majus, jika bunga merah disilang
bunga putih terdapat F1 merah jambu, carilah ratio fenotip hasil
persilangan antara :
a. Merah jambu x merah jambu
b. Merah jambu x merah
9. Sapi merah dikawinkan dengan putih terdapat anak semua roan. Jika
seorang peternak ingin mendapat turunan yang putih semua, sedang ia
hanya memiliki bibit roan, pada generasi keberapakah ia mendapat
turunan demikian?
10. Pada percobaan Mendel dengan kacang kapri, terdapat sifat bunga di
pangkal tangkai dominan terhadap sifat bunga di ujung tangkai. Pada
persilangan dua kacang yang sama-sama berbunga di pangkal tangkai
ditemukan keturunan yang semuanya berbunga di pangkal itu disilang lagi
sesama, didapat keturunan 75% bunga di pangkal, tapi jika sebagian yang
berbunga dipangkal itu disilang lagi sesama, didapat keturunan 75%
bunga di pangkal, 25% bunga di ujung. Carilah genotip bunga yang
disilangkan itu semua!
11. Mirabilis jalapa berbunga merah jambu disilang dengan yang berbunga
putih akan memberi hasil :
a. semua merah muda
b. merah muda : putih = 3:1
c. merah : merah muda : putih = 1:2:1
d. merah muda : putih = 1:1
12. Bunga merah AA disilang dengan bunga putih aa. F1 memiliki genotip :

52
a. AA d. aa
b. Aa e. AAaa
c. AA, Aa dan aa
13. Terangkan kenapa karakter buruk oleh gen dominan lebih mudah
disingkirkan di tengah penduduk daripada karakter buruk oleh gen resesif.
14. Dibawah ini peta silsilah tuli (a) dan myopia (b). Selidikilah sifat dominasi
masing-masing karakter itu jika dianggap oleh 1 gen, dan buat genotip tiap
individu yang kena (dicat) dalam peta.

(a) (b)
15. Terangkan kenapa pada orang jauh lebih mudah menemukan karakter
dominan daripada karakter resesif dalam suatu silsilah keluarga.
16. Jika seorang petani bunga ingin menjual biji bunga mulut naga yang kalau
tumbuh nanti semua berbunga merah jambu, cara bagaimanakah ia harus
mendapatkan biji-biji demikian?
17. Jika tanaman Cc menyerbuki sendiri dan menghasilkan 60 biji, berapa
banyak diantaranya yang akan menghasilkan tanaman yang bergenotip
sama dengan P?
18. Ayam Blue Andalusia yang kelabu berasal dari persilangan ayam hitam
dengan putih. Dapatkah kita turunkan ayam hitam murni dengan
mengawinkan Andalusia sesamanya? Bagaimana pula kalau dikawinkan
putih dengan Andalusia?
19. Jika tanaman yang umum berbunga merah diserbuki dengan berbunga
merah jambu yang jarang terdapat, dan keturunannya semua merah,
tulislah genotip persilangan itu.
20. Berbagai marmot hitam dengan genotip sama dikawin-kawinkan,
menghasilkan anak 29 hitam dan 9 putih. Carilah genotip p.
21. Pada kelinci bulu pendek (L) dominan terhadap panjang (1). Jika
dikawinkan betina bulu pendek dengan jantan bulu panjang, didapat anak
1 panjang dan 7 pendek. Carilah genotip P dan anak.

53
22. Pada anjing bulu kasar (kawat) (W) dominan terhadap bulu halus (w).
Carilah ratio fenotip hasil back cross F1 dengan P kasar.
23. Pada domba bulu hitam (b) resesif terhadap bulu putih (B). Jantan putih
dikawinkan dengan betina putih juga. Terdapat anak mereka yang separo
hitam. Jika yang putihnya dibackcross carilah ratio fenotip anak.
24. Pada sapi perah Holstein-Friesian r menumbuhkan bulu merah dan putih,
R bulu hitam dan putih. Jika jantan carrier dikawinkan dengan betina
carrier juga, berapa bagian anak mereka yang merah dan putih?
25. Bulu kuning marmot bergenotip CyCy, cream bergenotip CwCw. Carilah
ratio genotip dan fenotip hasil perkawinan antara cream sesamanya.
26. Kuda Palomino kawinan chestnut dengan cremello. Genotip chestnut D 1D1
dan cremello D2D2. Berapa bagian diantara non Palomino anak dari
perkawinan Palomino sesama yang akan mendapat anak bergenotip
murni (homozigot).
27. Peta silsilah berikut berasal dari keluarga rambut merah. Rambut hitam
(R) dominan terhadap merah (r). Tuliskanlah genotip individu-individu
berikut : 1.2, II.2, II.3, III.3.

28. Dikawinkan ayam A dan B yang sama-sama berjawer mawar dan anak-
anaknya semua berjawer mawar. B kawin dengan C yang berjawer
mawar, mendapat anak yang sebagian mawar sebagian tunggal. Carilah
genotip ayam A, B, dan C.
29. Seorang ibu berambut keriting. Kalau karakter ini dominan, cari ratio
fenotip anak jika suami si ibu ini berambut normal.
30. Kedua orangtua normal mempunyai anak seorang pria albino dan seorang
wanita normal. Anak perempuan ini kawin dengan pria dari keluarga
normal. Ada seorang diantara anaknya albino. Buatlah peta silsilah
keluarga ini bersama genotip tiap individu.

54
31. Seorang mahasiswa menyilang Drosophila normal yang bermata merah
dengan yang bermata ungu. F1 semua bermata merah. F2 terdiri dari 145
ekor mata merah dan 55 ekor mata ungu. Cari genotip keturunan itu.
32. Ada domba di Rumania dimana tubuh kelabu dan hitam adalah umum.
Jika domba hitam dikawinkan sesamanya semua anak hitam. Jika hitam
dikawinkan dengan kelabu anaknya beratio 1:1 antara hitam dan kelabu.
Jika kelabu dikawinkan sesamanya terdapat anak 2/3 bagian kelabu dan
sisanya hitam. Terangkan sifat genetis karakter warna bulu itu.
33. Keterangan suatu keluarga feeble-mindedness (dungu. IQ 50-69, harus
masuk sekolah luar biasa) adalah sbb : 1.1 dan 1.2 normal. II.1 wanita
cacat. II.2 suami II.1 normal, II.3 istri kedua, II.2 juga normal. II.4 dan II.5
saudara sekandung II.1 yang keduanya normal. III. 1,2.3 ialah anak II.1
dengan II.2, III.2 pria cacat. III.1,3 wanita normal. III.4,5,6,7 anak II.2
dengan II.3 III.4 wanita, III.5,6,7 semua pria. Semua anak III.4,5,6,7
normal.
Buatlah peta silsilah keluarga ini, lau cari genotip I.1, II.1, II.2, II.3 dan III.3.
Bagaimana pendapatmu tentang karakter ini?
34. Orang thalassemia major ThTh, biasanya meninggal sebelum dewasa.
Padahal penyakit ini umum sekali di negara-negara L. Tengah, terutama di
Italia. Bagaimanakah mempertahankan kehadiran alel Th di tengah
penduduk, jika orang ThTh tak bias beranak?
35. Kedua orangtua normal tapi memiliki anak albino. Kalau gen untuk
pigmentasi ini diberi symbol A-a maka genotip kedua orangtua adalah :
a. AA x AA c. Aa x AA
b. Aa x Aa d. aa x aa
36. Tanaman berbunga merah MM jika disilang dengan yang berbunga putih
mm menghasilkan F1 yang berbunga merah muda Mm.
a. Sifat keturunan itu disebut kodominan
b. Persilangan itu disebut Monohibrid
c. Perbandingan fenotip F2 sama dengan perbandingan genotipnya,
yakni 1:2:1
d. Jika F1 ditestcross maka yang berbunga putih pada keturunannya ada
½ bagian. (pilihan bisa 1, lebih atau semua)

55
37. Kacang kapri berbiji keriput disilang dengan yang berbiji penuh (licin). Jika
keriput resesif, maka F1 terdiri dari :
a. 100% keriput
b. 50% keriput, 50% licin
c. 100% licin
d. Kebanyakan keriput, sebagian kecil licin
38. Seekor marmot homozigot hitam dikawinkan dengan homozigot putih. Jika
hitam dan putih sama dapat memberikan warna coklat, maka anak-
anaknya pada F1 berwarna :
a. 100% coklat
b. Hitam, coklat dan putih sama timbul
c. 100% hitam
d. 100% putih
39. Jika bunga merah kodominan terhadap putih, dan gabungan kedua sifat
itu menimbulkan warna merah jambu (mera muda), maka jika merah
diserbuki merah jambu F1 terdiri dari:
a. 75% merah, 25% putih
b. 50% merah, 50% merah jambu
c. 100% putih
d. 50% merah jambu, 25% putih, 25% merah
40. Pada persilangan bunga merah MM dengan putih mm, dan F1 100%
merah jambu, maka F2 terdiri dari :
a. Putih : merah = 3:1
b. Merah : putih = 1:1
c. Merah : merah jambu : putih = 1:2:1
d. Merah jambu : putih = 3:1
41. Jika seekor kuda berwarna sawo matang dikawinkan dengan kuda
berwarna sawo matang lain, dan anak mereka ada albino, maka :
a. Genotip jantan Ss, betina ss
b. Genotip jantan dan betina Ss
c. Genotip jantan Ss, betina SS
d. Gamet jantan mengandung faktor putih, betina tidak
42. Untuk mendapat perbandingan fenotip 1:1 pada anak, genotip kedua
orangtua harus :

56
a. AA x BB c. Aa x Aa
b. Aa x Bb d. Aa x AA
43. Seseorang dengan warna kulit normal, mungkin mempunyai genotip AA
atau Aa. Untuk mengetahui genotip yang mana secara pasti dilakukan
perkawinan antara orang itu dengan yang bergenotip :
a. AA c. Aa
b. aA d. aa
44. Menemukan kembali penemuan Mendel lk. 30 tahun kemudian adalah
(boleh lebih dari satu atau semua) :
a. Hugo de Vries
b. E. von Tschermak- Seysenegg
c. C. Correns
d. W. Bateson

DIHIBRID DAN TRIHIBRID (HUKUK MENDEL II)


45. Persilangan antara kacang kapri batang tinggi dan berbunga di ujung
tangkai dengan berbatang kerdil bunga di pangkal, menghasilkan F1
berbatang tinggi 75%, kerdil 25%, tapi semuanya berbunga di pangkal.
Hal ini menunjukkan bahwa pada persilangan itu dipakai :
a. Batang tinggi homozigot, bunga diujung homozigot x batang kerdil
homozigot, bunga di pangkal homozigot
b. Batang tinggi dan bunga di ujung sama heterozigot x batang kerdil,
bunga di pangkal heterozigot
c. Bunga di ujung dan di pangkal sama heterozigot, batang tinggi dan
batang kerdil sama homozigot
d. Bunga di ujung dan di pangkal sama homozigot, batang tinggi dan
batang kerdil sama heterozigot
46. Bulu hitam pada anjing Cocker Spaniels ditentukan oleh alel B dan bulu
merah oleh b. Warna penuh (seluruh tubuh) oleh alel S, warna berbintik-
bintik oleh s. Jantan hitam penuh dikawinkan dengan betina merah penuh,
mendapat anak 3 hitam penuh, 3 merah penuh, 1 hitam dan 1 merah dan
putih. Cari genotip kedua P.

57
47. Pada kacang kapri, Mendel menemukan biji kuning dominan terhadap
hijau (Y-y) dan biji bundar dominan terhadap keriput (S-s). Jika F1 kuning-
bundar ditestcross, berapa bagian keturunannya yang hijau bundar ?
48. Pada tomat batang tinggi dominan terhadap kerdil (D-d), batang berbulu
dominan terhadap licin (H-h). Jika tinggi berbulu ditestcross, didapat
turunan 118 tinggi-berbulu, 121 kerdil-licin, 112 tinggi licin, 109 kerdil-
berbulu. Carilah genotip individu yang ditestcross itu.
49. Pada marmot bulu pendek dominan terhadap panjang (L-1), sedangkan
bulu kuning dominan terhadap putih yang hasil hibridnya berwarna cream
dikawinkan sama-sama bulu pendek cream. Buatlah Punnet square hasil
perkawinan itu. Berapa bagian yang berbulu panjang-kuning?
50. Pada tomat A menumbuhkan batang ungu ; a hijau, karena tak ada
antosianin. Daun bergerigi dalam oleh C ; yang daun berpinggiran rata
oleh c, disebut juga “daun kentang”. Terbentuknya 2 locula pada buahnya
oleh M, berlocula banyak oleh alel resesifnya m. Disilang dua tanaman
murni : ungu-rata-bilocula x hijau-bergerigi-multilocula. Cari ratio fenotip
F2.
51. Pada marmot gen C untuk bulu hitam, c untuk albino. Gen R untuk bulu
kasar, r untuk halus. Pada daftar dibawah ini anak hasil perkawinan
berbagai fenotip. Berilah genotip yang paing cocok untuk tiap individu
yang dikawinkan itu.
Hitam Hitam Albino Albino
Perkawinan
kasar halus kasar halus
1 Hitam-halus x albino-halus 0 18 0 14
2 Hitam-halus x albino-kasar 25 0 0 0
3 Hitam-halus x albino-kasar 10 8 6 9
4 Hitam-kasar x albino-kasar 15 7 16 3

52. Kacang kapri tinggi, bunga di pangkal dan violet (TTAABB) disilang
dengan yang kerdil, bunga di ujung dan putih (ttaabb). F1 menyerbuki
sendiri. Berapa % F2 yang berbatang tinggi, bunga di ujung dan violet?
53. Dengan berbahan awal 2 varietas murni kacang kapri : biji bundar-hijau
(RRyy) dan biji keriput-kuning (rrYY) carilah cara hybrid yang paling
mudah dan cepat didapat (paling sedikit generasi), agar didapatkan
kacang kapri yang bijinya murni homozigot bundar-kuning.

58
54. Pada kucing bulu hitam menyeluruh (aa) resesif terhadap belang macan
yang liar (AA). TT menyebabkan tak berekor, tt berekor normal (panjang),
sedang hybrid Tt berekor pendek. Carilah ratio fenotip anak-anak dari
perkawinan berikut :
a. aaTt x Aatt
b. aatt x AaTt
55. Melihat pada warna polong kacang kapri, Mendel mendapat F2 yang
terdiri dari 428 hijau dan 152 kuning. Buatlah susunan genotip F1 dan F2!
56. Pada sapi kawinan Hereford warna tubuh umumnya merah, sedang muka,
leher, perut dan kaki putih. Sapi kawinan lain, Aberdeen Angus warna
tubuh hitam menyeluruh. Hitam dominan terhadap merah. Muka, leher,
perut dan kaki putih dominan terhadap warna menyeluruh. Carilah ratio
fenotip anak kalau dikawinkan Aberdeen Angus yang hitam tak bertanduk
homozigot dengan Hereford bertanduk homozigot pula.
57. Pada jagung biji berpati dominan terhadap bergula, dan biji ungu dominan
terhadap putih. Jika tanaman double heterozigot diserbuki sendiri terdapat
320 butir jagung. Carilah berapa butir biji yang :
a. Berpati-putih c. Bergula-putih
b. Berpati-ungu d. Bergula-ungu
58. Drosophila kelabu sayap panjang (normal) dikawinkan dengan hitam
sayap kisut. Anak-anakya terdiri dari 29 ekor kelabu-kisut, 32 ekor kelabu-
panjang, 28 hitam-panjang dan 30 hitam-kisut. Carilah genotip P.
59. Satu P bergenotip ffmm, dan anak-anaknya terdiri dari 4 kelas, masing-
masing berjumlah 26, 21, 28, dan 25. Genotip P satu lagi adalah...
60. Pada ayam, kaki berbulu dominan terhadap tak berbulu (F-f) ; berjambul
dominan terhadap tak berjambul (C-c), dan bulu hitam dominan terhadap
merah (R-r). Jika hitam-tak berjambul kaki berbulu dikawinkan dengan
merah-berjambul-kai tak berbulu, didapat anak 5 hitam-berjambul-berbulu,
6 hitam-tak berjambul-berbulu, 1 hitam-berjambul-tak berbulu, 2 hitam-tak
berjambul-tak berbulu, 4 merah-berjambul-berbulu, 5 merah-tak
berjambul-berbulu, dan 1 merah-tak berjambul-tak berbulu. Cari genotip P.
61. Pada semangka buah putih dominan terhadap kuning (W-w), bentuk buah
cakram dominan terhadap bundar (S-s). Jika homozigot putih-cakram

59
disilang dengan homozigot kuning-bundar, lalu F1 ditestcross, berapa
perbandingan hasil testcross itu?
62. Pada mencit warna bulu diatur oleh beberapa gen, Agouti (ada warna
kuning di ujung tiap bulu) dominan terhadap tak-agouti (A-a) warna hitam
dominan terhadap coklat (B-b). Pewarnaan menyeluruh dominan terhadap
pewarnaan Himalaya (yang berwarna hanya bagian-bagian ujung tubuh :
moncong, telinga, kaki, ekor yang lain putih) (C-ch). Dikawinkan coklat
agouti, Himalaya murni dengan hitam murni. Cari ratio fenotip F1 dan F2.
63. Seorang wanita tak buta-(tak aniridia) tapi kedua orangtuanya aniridia.
Wanita ini menderita migraine (suka pusing sebelah kepala). Ternyata
ayahnya juga menderita penyakit ini. Jika ia punya suami normal, carilah
berapa bagian mungkin anak mereka nanti yang aniridia, berapa bagian
pula yang migraine. Adakah anak mereka nanti yang menderitakan kedua
penyakit ini sekaligus? Kalau ada berapa bagian ?
64. Drosophila normal sayap panjang-mata merah VVSS dikawinkan dengan
bersayap kisut-mata coklat vvss. F1 semua normal. F2 terdiri dari 223
normal, 73 sayap kisut-mata merah, 70 sayap panjang-mata coklat, dan
24 ekor sayap kisut-mata coklat. Terangkan sifat genetis keturunan ini?
65. Mata coklat (C) dominan terhadap biru (c), dan tidak kidal (normal)
dominan terhadap kidal (K-k). Carilah ratio fenotip anak dari orangtua kidal
mata coklat x tak kidal-mata biru yang ayahnya kidal.
66. Jagung biji kuning-bundar disilang dengan putih keriput. F1 semua berbiji
kuning-bundar. Jika F1 kawin dengan double resesif P (testcross) terdapat
keturunan yang terdiri dari 4 kelas, yang kalau dihitung sbb : kuning
bundar 4900 butir, kuning-keriput 164, putih-bundar 170, dan putih-keriput
4800 butir. Memenuhi Hukum Mendel-kah kedua karakter ini, dan berapa
ratio fenotip F2?
67. Marmot bulu hitam-kasar CCRR dikawinkan dengan yang berbulu putih-
halus ccrr. Cari ratio genotip dan fenotip jika F1 dibackcross. Cari pula
ratio fenotip F2.
68. Pria anggota normal dan juga pigmentasi normal kawin dengan wanita
kidal-albino. Semua anak mereka normal-normal. Carilah ratio fenotip
hasil perkawinan F1 dengan orang kidal-normal.

60
69. Pada ayam kalkun warna bulu perunggu dominan terhadap merah.
Susunan bulu normal dominan terhadap bulu keriting (tegak). Dikawinkan
ayam yang sama perunggu dan susunan bulu normal. Anak mereka terdiri
dari 8 ekor perunggu-normal, 3 perunggu- tegak, 2 merah-normal dan 1
ekor merah-tegak. Carilah genotip P dan F semua.
70. Pada kuda bulu hitam dominan terhadap coklat-merah (B-b). Langkah
cepat dominan terhadap pelan (T-t). Jika homozigot hitam-pelan
dikawinkan dengan homozigot coklat merah-cepat, carilah ratio fenotip
hasil testcross F1.
71. Pada semangka warna kulit buah mungkin hijau atau bergaris-garis.
Sedangkan bentuk buah mungkin panjang atau pendek. Tanaman yang
homozigot panjang-hijau disilang dengan homozigot pendek-bergaris. F1
menghasilkan buah yang semua pendek-hijau. F2 memiliki ratio fenotip
sbb : 9 pendek-hijau, 3 pendek-bergaris, 3 panjang-hijau, 1 panjang-
bergaris. Berapa genkah yang mengatur karakter diatas, dan yang mana
dominan atau resesif?
72. Kedua orangtua mengecap PTC dan berpigmentasi normal memiliki
seorang anak pria albino dan seorang perempuan buta kecap. Cari
genotip semua P dan anak.
73. Anak wanita buta kecap di atas kawin dengan pria yang mengecap, yang
ibunya buta kecap dan albino. Berapa kesempatan anak mereka
mengecap? Mengecap-albino?
74. Pada Anthir majus bunga merah disilang dengan yang berbunga putih
murni, menghasilkan turunan yang berbunga merah-jambu, kalau yang
berdaun tirus disilang dengan yang berdaun lebar turunannya memiliki
daun sedang. Cari ratio genotip dan fenotip keturunan berikut :
a. Berbunga merah- berdaun sedang x berbunga merah jambu-berdaun
sedang
b. Berbunga merah jambu-berdaun sedang x berbunga putih-berdaun
tirus
75. Tak bertanduk pada sapi dominan terhadap bertanduk (P-p). Warna kulit
merah kodominan terhadap putih, dimana dalam susunan heterozigot
berwarna roan (R-R’). Carilah ratio fenotip keturunan berikut :
a. PpRR x PpRR’

61
b. PpRR x PpRR’
76. Kedua orangtua normal. Tapi ada anak mereka yang mengidap
phenylketonuria, dan ada pula anak yang buta kecap terhadap PTC.
Berapa kemungkinan diantara anak mereka 4 orang yang
phenylketonuria-buta kecap?
77. Sebuah tumbuhan bergenotip PpQQrr. Gametnya terdiri dari :
a. PQr dan pQr c. pp.QQ.rr
b. PQ, Pr d. PQR dan pQR
78. Jika 2 individu bergenotip AABB dan Aabb (dominasi penuh) dikawinkan,
maka jumlah fenotip pada F1 adalah..
a. 1 c. 2
b. 4 d. 8
79. Individu bergenotip PPQqRR membentuk sel-sel kelamin macam :
a. Pqr dan PQR c. PQr dan PQR
b. PP, Qq dan RR d. PQR dan PqR
80. Jumlah fenotip F2 dari persilangan dihibrid dimana kedua faktor sama-
sama dominan penuh adalah…
a. 4 c. 6
b. 7 d. 8
81. Jumlah fenotip F2 dari persilangan dihibrid dimana kedua faktor sama-
sama kodominan adalah…
a. 4 c. 6
b. 8 d. 9
82. Marmot berbulu kasar hitam KKHH dikawinkan dengan berbulu halus putih
kkhh. F1 semua berbulu kasar hitam, lalu ditestcross. Perbandingan
fenotip hasil testcross adalah…
a. 1:1:1:1 c. 1:2:1
b. 3:1 d. 9:3:3:1

62

Anda mungkin juga menyukai