TUMBUHAN
TEKNIK SAMPLING ANALISIS VEGETASI TANPA PLOT
(METODE POINT-CENTERED QUARTERED)
NIM : 19031171
JURUSAN BIOLOGI
A. Tujuan
Mencari nilai penting jenis dominan pada tegakan hutan dengan
menggunakan metode Point-Centered Quartered.
C. Dasar Teori
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Diperlukan
data-data spesies, diameter dan tinggi untuk analisis vegetasi, sehingga diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi komunitas tumbuhan,
diantaranya indeks nilai penting
(Miftahur Rizki,2019:27)
Jika sampling spesies adalah salah satu sisi koin, sisi lainnya adalah kategori
dimana spesies di kelompokkan untuk perbandingan kriteria dimana spesies dapat
dibandingkan dengan :
1. Habitat.
Metode ini (metode kuadran) paling cocok dipakai untuk vegetasi yang
mempunyai penyebaran pohon regular secara relatif. Banyak peneliti
menggunakan metode ini untuk analisis vegetasi hutan karena mempunyai
kelebihan antara lain; praktis, hemat tenaga dan waktu.
Garis transek utama diletakkan dari tepi area kajian menuju ke tengah atau ke arah
perubahan gradien lingkungan terpilih. Kemudian garis sub-transek dibuat tegak
lurus dengan transek dengan interval jarak yang sama atau sekehendak.
Selanjutnya pada setiap sub-transek diletakkan titik sampel yang disusun acak
atau sistematik untuk penempatan 4 quarter atau kuadran pada setiap titik sampel.
Pada tiap quarter diukur jarak pohon dewasa terdekat dengan titik sampel, serta
diameter batang setinggi dada .(tim pengajar ekologi tumbuhan ,2016:26) . Dalam
pengukuran diameter pohon setinggi dada terdapat beberapa ketentuan yang
umumnya ditaati oleh para peneliti, yaitu
:a. Bila pohon berada di lereng, diameter diukur pada ketinggian 4,5 kaki dari
permukaan tanah atau 1,3 m di atas permukaan tanah lereng sebelah atas pohon;
b. Bila pohon membentuk cabang tepat pada ketinggian 1,3 m dari tanah, maka
diameter diukur sedikit (di atas percabangan tersebut dan pohon tersebut
dianggap sebagai satu individu seperti halnya kalau percabangan terjadi di
atas ketinggian 1,3 m di alas tanah). Akan tetapi bila percabangan terjadi di
bawah 1,3 m dari atas tanah, maka masing-masing batang diukur
diametemya setinggi dada serta batang-batang tersebut dianggap sebagai individu
masing-masing;
c. Bila pohon berakar papan atau berbentuk tidak normal tepat pada atau
melebihi setinggi dada, maka pengukuran diameter dilakukan di atas batas batang
dari bentuk tidak normal; dan
Sebelum sampel dapat diambil dari suatu populasi, itu adalah yang
diperlukan untuk memiliki 'kerangka sampling' yaitu mekanisme yang
mengidentifikasi dan menempatkan unit pengambilan sampel dalam populasi.
Ini bisa berupa 'daftar kerangka sampel' dimana daftar masing-masing dan setiap
unit sampling telah dikompilasi, atau mungkin merupakan 'kerangka sampling
area' itu hanya terdiri dari peta wilayah yang berisi unit sampling. Jika kerangka
sampling area hanya tersedia, jumlah unit sampling dalam populasi tersebut
tidak diketahui dan tidak mungkin untuk mengetahui di mana harus memulai
atau menyelesaikan pemilihan yang akan disertakan dalam sampel. Dalam
banyak bidang usaha manusia, hal itu biasa terjadi harus berurusan dengan
populasi besar yang tidak memiliki kerangka sampling daftar yang telah disusun.
Barang-barang penyusunnya populasi bisa beragam seperti rumah tangga di
dalam kota, pohon di hutan, kerikil di pantai, objek dalam foto, sel pada kaca
objek mikroskop atau situasi lainnya di mana sejumlah besar item muncul di
permukaan atau dalam volume (P. W. West, 2016).
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Kompas
2. Meteran
3. Tali raffia
4. Parang
5. Gunting tanaman
6. Plastik
7. Koran
8. Alat tulis
9. Buku acuan untuk mengidentifikasi tumbuhan
Bahan
1. Label
2. Alkohol 70% atau spiritus
E. Cara Kerja
Jarak Dens.
No. Nama Jenis Hadir Individu DR D ∑BA Do DoR F FR INP
(m) Tot
1. Archidendro 6 Titik 3 = 3 0,1600 0,3022 10,1562% 0,0003 0,371 0,0001 2,7777% 0,1875 9,2319% 22,1658%
n Titik 5 = 1 1,8300
pauciflorum Titik 8 = 2 0,8100
Titik 9 = 1 5,2000
Titik 25 = 4 7,0500
Titik 31 = 2 20,0800
16,0700
12,6000
Ʃ = 13 5,9000
12,3000
9,4000
1,2000
13,2700
Ʃ=
105,87
2. Circaea 2 Titik 11 = 1 5,5000 1,4953 1,5625% 0,0002 0,0879 0,0005 13,8888% 0,0625 3,0775% 18,5289%
lutetion Titik 13 = 1 15,9000
a
Ʃ=2 Ʃ = 21,4
3. Durio 15 Titik 1 = 2 1,5500 0,3468 20,3125% 0,0007 1,4398 0,0001 2,7777% 0,4687 23,0773% 46,1675
zibethinu Titik 5 = 2 0,8300
s Titik 10 = 2 5,4300
Titik 12 = 3 1,5700
Titik 13 = 1 6,4500
Titik 14 = 2 0,9000
Titik 15 = 1 3,4000
Titik 16 = 1 3,8500
Titik 18 = 2 3,9000
Titik 21 = 1 2,9200
Titik 23 = 2 1,3500
Titik 24 = 3 1,0000
Titik 27 = 1 2,7500
Titik 29 = 2 3,3900
Titik 31 =1 2,9800
2,3400
15,7000
Ʃ = 26 2,2300
4,8700
6,2100
0,5000
0,6000
3,9400
5,6500
5,2100
2,7300
Ʃ=
92,25
4. Ficus 7 Titik 2 = 3 0,6600 0,4766 14,0625% 0,0006 1,1866 0,0001 2,7777 0,2187 10,7680% 27,6082
benjamin Titik 9 = 3 3,2100
a Titik 18 = 1 0,9900
Titik 19 = 4 1,7000
Titik 20 = 2 6,4900
Titik 30 = 4 17,1700
Titik 31 = 1 4,7800
3,8900
2,4100
Ʃ = 18 4,9800
2,9900
2,2000
0,8900
1,7900
3,6500
5,2000
0,9400
3,1900
Ʃ
=67,13
5. Hevea 14 Titik 3 = 1 2,5800 0,1725 26,5625% 0,0004 1,2382 0,00006 1,6666% 0,4375 21,5411% 49,7702
brasiliensi Titik 4 = 2 0,3400
s Titik 8 = 2 5,2000
Titik 14 = 2 5,8200
Titik 15 = 3 15,6000
Titik 16 = 3 3,5000
Titik 17 = 2 11,0000
Titik 18 = 1 2,8900
Titik 21 = 2 0,6900
Titik 22 = 4 1,8800
Titik 27 = 2 5,0000
Titik 28 = 4 7,0000
Titik 29 = 2 0,3800
Titik 32 = 4 2,2300
6,8000
1,5100
Ʃ = 34 17,8900
1,9000
6,0500
5,6700
5,9200
1,3400
3,8700
5,4310
5,1700
5,8500
0,9650
5,1800
13,0000
7,7200
14,0500
0,6000
0,2400
12,1900
Ʃ=
185,46
6. Ligustru 4 Titik 4 = 2 3,1600 1,1738 5,4687% 0,0006 0,1325 0,0004 11,1111% 0,125 6,1546% 22,7344%
m licidum Titik 5 = 1 2,8000
Titik 6 = 2 1,2000
Titik 17 = 2 3,5700
6,0100
Ʃ=7 1,8200
8,7000
Ʃ=
27,26
7. Myristic 3 Titik 6 = 2 5,4600 0,9384 3,125% 0,0002 0,158 0,0002 5,5555% 0,0937 4,6134% 13,2939%
a Titik 7 = 1 18,0000
fragrans Titik 26 = 1 3,0000
7,6400
Ʃ = 34,1
Ʃ=4
8. Nephelium 4 Titik 10 = 1 4,6900 1,5632 3,125% 0,0004 0,1501 0,0005 13,8888% 0,125 6,1546% 23,1684
lappaceu Titik 12 = 1 7,9000
m Titik 21 = 1 3,4500
Titik 24 = 1 4,4300
Ʃ=
20,47
Ʃ=4
9. Nepheliu 4 Titik 1 = 2 3,8000 0,7651 6,25% 0,0004 0,2505 0,0002 5,5555% 0,125 6,1546% 17,9601
m Titik 13 = 2 4,9100
mutabile Titik 26 = 3 5,5500
Titik 27 = 1 1,5700
7,7000
9,0000
Ʃ=8 4,3100
4,9870
Ʃ=
41,82
10. Parkia 4 Titik 2 = 1 2,6430 1,9242 4,6875% 0,0009 0,1341 0,0007 19,4444% 0,125 6,1546% 30,2865%
specios Titik 10 = 1 0,6400
a Titik 20 = 2 4,1000
Titik 23 = 2 4,8000
0,6700
3,7800
Ʃ=6 Ʃ=
16,633
11. Robinia 1 Titik 11 = 3 6,9100 1,6554 2,3437% 0,0003 0,0374 0,0005 13,8888% 0,0312 1,5361% 17,7686%
pseuduacaci 3,3200
a 9,1000
Ʃ=3 Ʃ=
19,33
12. Syzygium 1 Titik 7 = 3 13,7000 1,2246 2,3437% 0,0002 0,0876 0,0003 8,3333% 0,0312 1,5361% 12,2131%
aromaticu 5,3000
m 7,1300
Ʃ=3 Ʃ=
26,13
Total 12,0381 100% 0,0052 5,2737 0,0036 100% 2,031 100% 300%
Rata-Rata
G. Pembahasan
Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh
(plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon
dan tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar atau
sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm
maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm
disebut saling atau belta ( pancang ) dan mulai anakan sampai pohaon setinggi 2,5
meter disebut seedling ( anakan/semai ).
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,
dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih cepat
digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir volumenya.
Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak
membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode
ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan
analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang
sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau
vegetasi kompleks lainnya
Metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti Metode ini
merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan
contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu kuadran
dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka pencarian
bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud, tetapi
pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut. Cara ini terdiri dari
suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar secara
random atau merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan
dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin
(arah kompas). Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi garis transek setiap
jarak 50 m. Dari keduaplot tersebut dapat diketahui ada spesies dominan seperti kayu
seru karena jenis spesies tersebut terdapat hampir di setiap plot. Data yang kita
kumpulkan di lapangan yaitu Nama spesies dari pohon yang diambil datanya, jarak,
dbh dan kelilingnya. dbh minimumnya 31,4 m atau 3,14 cm, dalam 1 titik utama ada
4 pohon yg diambil datanya sesuai masing2 kuadran, Pohon yang dipilih itu adalah
pohon yang jaraknya terdekat ke titik utama, Jika pohon pada suatu kuadran hadir dan
letaknya jauh sekali ( 100m tau berapa lah), pohon itu tetap dianggap yang terdekat
dari titik utama dan itu yg dijadikan data.
Pada praktikum ini didapatkan data lapangan sebanyak 32 titik. Dari 32 titik tersebut
didapatkan spesies yang berbeda sebanyak 12 spesies dan jumlah individu dari
masing-masing spesies yaitu sebanyak 128 individu. Data lapangan kali ini semuanya
merupakan jenis pohon. Adapun spesies yang didapatkan pada lapangan yaitu
Archidendron pauciflorum, Circaea lutetiona, Durio zibethinus,Ficus benjamina,
Hevea brasiliensis, Ligustrum licidum, Myristica fragrans, Nephelium lappaceum,
Nephelium mutabile, Parkia speciosa, Robinia pseuduacacia, dan Syzygium
aromaticum.
Metode ini digunakan untuk menghitung Indeks Nilai Penting suatu tumbuhan yang
dominan di suatu hutan. Selain indeks nilai penting, paramater yang akan juga
dihitung pada kali ini yaitu basal area, densitas, dnesitas total, densitas relatif,
dominansi, dominansi relatif, frekuensi dan frekuensi relatif. Frekuensi suatu jenis
tumbuhan adalah jumlah petak contoh, tempat ditemukannya jenis tersebut dari
sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya frekwensi dinyatakandalam besaran
persentase. Kerapatan (densitas) adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam
suatu luasan tertentu, misalnya 100 individu/ha. Dari pengolahan data yang sudah
dilakukan didapatkan densitas total sebanyak 12,0381, Densitas relatif 100%.
kemudian didapatkan juga sigma basal area sebanyak 5,2737, dominansi sebanyak
0,0036, dominansi relatif sebanyak 100%. Kemudian dilanjutkan dengan mencari
frekuensi yang didapatkan jumlah frekuensi dari semua jenis tumbuhan yaitu
sebanyak 2,031, kemudian frekuensi relatif sebanyak 100% dan yang terakhir yaitu
indeks nilai penting sebanyak 300%. Dari data dilapangan tumbuhan yang paling
dominan yaitu Hevea brasiliensis yaitu sebanyak 34 individu.
H. Kesimpulan
5. Parameter yang diukur pada praktikum kali ini yaitu basal area,
densitas, dnesitas total, densitas relatif, dominansi, dominansi relatif,
frekuensi dan frekuensi relatif serta indeks nilai penting
DAFTAR PUSTAKA
Farhan, Miftahur Rizki dkk .2019. Analisis Vegetasi Tumbuhan Di Resort
Pattunuang-Karaenta Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Makasar
: Jurusan Biologi FMIPA UNM Kampus UNM Parangtambung Jalan
Malengkeri Raya Makassar
Haryanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya: Airlangga
University Presss
Jayadi, Edi Muhamad. 2015 . Ekologi Tumbuhan . Mataram : Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Mataram
Maarel, Eddy Van Der. 2005. Vegetation Ecology. Hong Kong : Graficraft Limited.