Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Pengetahuan Hayati (Life Sciences)

PEMBUATAN PENGAWET KAYU ALAMI ANTI RAYAP


BERBAHAN BAKU SIRSAK (Annona muricata Linn) DAN
BINTARO (Cerbera manghas L)

Disusun Oleh :

1. ERVANITA AURELIA HAYA


2. RATNA ELLIA

SMAIT IQRA’ KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN

2020
KATA PENGATAR

Alhamdulillah, Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga kamu dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berjudul “PEMBUATAN PENGAWET KAYU ALAMI ANTI
RAYAP BERBAHAN BAKU SIRSAK (Annona muricata Linn) DAN
BINTARO (Cerbera manghas L)”

Terima kasih setinggi-tingginya peneliti haturkan kepada Ustadz Sutrisno,


M.TP, selaku kepala sekolah SMA IT IQRA’ KOTA BENGKULU dan ustadz
Gussendra Yoandako S.Hut, selaku guru pembimbing yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang membangun, orang tua, teman-teman, serta
pihak-pihak lain yang sudah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan proposal ini sehingga peneliti dapat menyelesaikannya dengan baik
dan tepat waktu.

Peneliti menyadari bahwa dalam tulisan ini masih jauh dari kata sempurna.
Hal tersebut mungkin karena banyak faktor baik internal maupun eksternal dan
kendala yang paling utama adalah kurangnya peralatan untuk melakukan
pengujian. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga dengan adanya tulisan ini
dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan, Aamiin ya robbal’alamin.

Bengkulu, 30 April 2020

Peneliti
LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-52 TAHUN 2020

1. Objek penelitian berupa


JUDUL : PEMANFAATAN DAUN SIRSAK DAN BUAH BINTARO o Tumbuhan
2. Apa penelitian ini lanjutan dari penelitian
SEBAGAI PENGAWET PADA KAYU BAWANG sebelumnya
o Tidak
3. Metodologi penelitian yang digunakan
BIDANG : Ilmu Pengetahuan Hayati (Life Sciences) o
o
Kualitatif
Kuantitatif
4. Metode Penelitian
o Studi Laboratorium
KATEGORI : Bioresource o Observasi
o Studi literature

NAMA : 1. Ervannita Aurelia Haya


2. Ratna Ellia

SEKOLAH : SMAIT IQRA’ KOTA BENGKULU

ABSTRAK

Tujuan dari penelitiaan ini adalah mengetahui apakah Daun Sirsak dan Buah Bintaro dapat
digunakan sebagai bahan pengawet pada Kayu Bawang, mengetahui apakah zat yang terkandung
dalam Daun Sirsak dan Buah Bintaro ampuh dalam mengatasi Rayap, mengetahui cara
pembuatan pengawet dari Daun Sirsak dan Buah Bintaro. Manfaat dari penelitian ini sebagai
pembelajaran tentang kandungan senyawa apa saja yang ada di dalam Daun Sirsak dan Buah
Bintaro serta pengaruhnya terhadap pencegahan Rayap. Dugaan sementara peneliti adalah Daun
Sirsak dan Buah Bintaro yang diolah menjadi pengawet dapat menghindari kerusakan yang
disebabkan oleh Rayap. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan deskriptif. Bahan-
bahan yang digunakan yaitu Buah Bintaro, Daun Sirsak, dan Aquades. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu blender, pisau, spatula, kain tipis, wajan, botol. Cara pembuatan
dimulai dari mencuci buah bintaro dan daun sirsak hingga bersih, lalu diblender dengan
campuran aquades, selanjutnya merebus dengan api yang sedang hingga sedikit mendidih.
Setelah itu, simpan ektrak sambil mengamati perubahan yang terjadi pada ekstrak. Pengujian
dimulai dengan perlakuan 80%, 100%, 180%. Lalu mendata hasil pengamatan. Terakhir,
mengolah dan mendeskripsikan data sesusai hasil pengamatan. Untuk mengetahui hasil uji
pengamatan, maka data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara Deskriptif.

Kata Kunci : Bintaro (Cerbera Manghas L), Sirsak (Annona Muricata L), Kayu Bawang
(Scorodocarpus Borneensis Becc), Aquades
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........................................................................................


Kata Pengantar .........................................................................................i
Abstrak ......................................................................................................ii
Daftar Isi ..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................4
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................5
1.5 Hipotesis .....................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................6
2.1 Sirsak ..........................................................................................6
2.2 Bintaro ........................................................................................7
2.3 Rayap Kayu ...............................................................................8
2.4 Kayu Bawang .............................................................................9
BAB 3 METODE PENELITIAN ...........................................................10
3.1 Waktu dan Tempat .....................................................................10
3.2 Alat dan Bahan ..........................................................................11
3.3 Cara Pembuatan .........................................................................12
3.4 Rancangan Penelitian ................................................................12
3.5 Analisa Data ..............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Cryptotermes sp. Atau sering disebut dengan Rayap Kayu adalah serangga
pemakan kayu yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Akan
tetapi rayap juga musuh dari perabotan rumah tangga yang bersifat kayu.
Sekitar 10% dari 4.000 spesies dikenal sebagai hama yang dapat
menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan dan tanaman (Anonim,
2009). Sampai sekarang, pengendalian serangan rayap skala lapangan, sebagai
besar memakai bahan kimia yang tidak ramah lingkungan contohnya asam
borak, CCB (Copper-Chrome-Boron), CCA (Copper-Chrome-Arsen), dan
CCF (Copper-Chrome-Flour). Bahan-bahan ini akan merusak lingkungan jika
tidak diantisipati karena bahan tersebut sukar dirombak oleh alam (Prasetyo,
2009). Salah satu cara pengendalian yang dapat digunakan terhadap serangga
hama rayap namun tidak berbahaya adalah Insektisida Botani. Insektisida
adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh hama serangga.
Selain membunuh, insektisida juga ada yang berupa repellent yaitu bekerja
dengan mencegah atau menolak hama serangga seperti Rayap (Anonim,
2009).
Tanaman Sirsak (Annona muricata Linn) merupakan tanaman yang
bernilai gizi tinggi, tumbuh tersebar di daerah tropis. Srikaya merupakan jenis
tanaman yang paling mudah tumbuh di antara jenis-jenis srikaya yang lainnya
dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembab. Daun Sirsak bersifat
anti kanker, anti parasite, insektisida, anti cacing, anti bakteri dan anti virus.
Daun Sirsak juga banyak mengandung zat aktif yang berkhasiat, diantaranya
acetogenin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, dan lainnya.
Selain itu Daun Sirsak juga mengobati hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit jantung. Daun Sirsak memiliki kadar 87,58% bahan kering, 8,93%
abu, 16,9% protein, 28,3% serat kasar, 4,76% lemak kasar dan 2,09%
kalsium. Begitu juga dengan 4,08% hemiselulosa, 34,71% selulosa, 14,64%
lignin dan 0,25% silika pada Daun Sirsak.
Bintaro (Cerbera manghas L) adalah buah yang sangat beracun. Hal ini
dinyatakan oleh Gaillard et al. (2004) yang telah melakukan review terhadap
tanaman buah bintaro bahwa buahnya mengandung racun Cerberin. Ia juga
melaporkan bahwa cerbera adallom merupakan 50% dari jenis tanaman yang
dapat menimbulkan keracunan. Selain itu, 10% kasus keracunan di kerla,
India disebabkan oleh tanaman bintaro ini. Walaupun tanaman bintaro
beracun dan belum banyak dimanfaatkan, beberapa bagian bintaro sudah
diteliti. (Utami, 2010) menemukan bahwa ekstrak buah bintaro dapat
digunakan untuk pestisida hama. Selain itu, (Sa’diyah, 2013) melaporkan
perkembangan ulat grayak terganggu akibat adanya ekstrak bintaro.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
 Apakah Daun Sirsak dan Buah Bintaro dapat digunakan sebagai
bahan membuat insektisida pada rayap?
 Apakah zat yang terkandung pada Daun Sirsak dan Buah Bintaro
ampuh dalam mengatasi serangan dari rayap?
 Bagaimana cara pembuatan insektisida dari Daun Sirsak dan Buah
Bintaro?
1.2 Tujuan Penelitian
 Mengetahui Daun Sirsak dan Buah Bintaro dapat digunakan
sebagai bahan pengawet pada kayu bawang
 Mengetahui apakah zat yang terkandung dalam Daun Sirsak dan
Buah Bintaro ampuh dalam mengatasi rayap
 Mengetahui cara pembuatan pengawet dari Daun Sirsak dan Buah
Bintaro
1.3 Manfaat Penelitian
 Bagi Peneliti :
Mengharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
pembelajaran tentang kandungan senyawa apa saja yang ada di
dalam Daun Sirsak dan Buah Bintaro dan pengaruhnya terhadap
pencegahan rayap.
 Bagi Masyarakat :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat
bagi masyarakat mengenai efek dari bahan alami yang berasal dari
Daun Sirsak dan Buah Bintaro yang dapat dijadikan pengawet dan
insektisida sebagai alternatif alami untuk mencegah serangan
rayap. Memberikan solusi baru bagi masyarakat mengenai racun
pembasmi rayap ini.
 Bagi Lingkungan :
Memanfaatkan SDA yang ada di Indonesia menjadi hal yang
bermanfaat, mengurangi kerusakan lingkungan, dan menurunkan
serangan dari rayap.
1.4 Hipotesis
Daun Sirsak dan Buah Bintaro dapat diolah menjadi pengawet untuk
menghindari kerusakan yang disebabkan oleh rayap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Sirsak
Sirsak (Annona muricata Linn) adalah tanaman yang berasal dari
daratan Amerika Selatan, di daerah Amazon, Brasil. Berbagai negara di
dunia, mengenal sirsak dengan nama Soursop, Guanabana, Carossel,
Thurian-thet, dan Graviola. Di Indonesia, nama sirsak berasal dari bahasa
Belanda yaitu zuursak. Buah sirsak tidak mengenal musim dan selalu
berbuah sepanjang tahun. Karena rasa buahnya yang lezat, sirsak banyak
dikonsumsi sebagai minuman jus maupun diolah menjadi makanan seperti
dodol sirsak atau bahan tambahan makanan lainnya, pohon sirsak juga telah
menyebar ke berbagai negara. Tanaman ini dibawa oleh orang Spanyol ke
Filiphina dan terbukti dapat tumbuh disebagian besar negara tropis,
diantaranya Benin, Cambodia, Cina, Cote d’lvoire, Eritrea, Ethiopia, Ghana,
Guinea, India, Laos, Liberia, Mauritania, Nigeria, Tanzania, Thailand,
Togo, Uganda, Vietnam, Reunion, Senegal, Sierra Leone, dan termasuk
negara Indonesia. Daun sirsak memiliki panjang 6-18 cm, lebar 3-7 cm,
bertekstur kasar, berbentuk bulat telur, ujungnya lancip pendek, daun bagian
atas mengkilap hijau dan pucat kusam di bagian bawah daun, berbentuk
lateral. Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun
pendek sekitar 3-10 mm (Rudi, 2001).
Klasifikasi Tanaman Sirsak :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Polycarpiceae
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata Linn
2. Bintaro
Pohon Bintaro (Cerbera manghas L) termasuk tumbuhan
mangrove yang berasal dari daerah tropis Asia, Australia, Madagaskar, dan
Kepulauan sebelah barat Samudra Pasifik. Hamper seluruh bagian tanaman
bintaro mengandung racun yang disebut “cerberin” yaitu racun yang mampu
menghambat ion kalsium manusia, sehingga mengganggu detak jantung dan
dapat menyebabkan kematian. Walaupun begitu, pohon bintaro sebenarnya
dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, seperti
pembasmi tikus, rayap, bahan baku lilin, bioinsektisida, obat luka,
deodorant, dan minyak biji bintaro berpotensi sebagai biodiesel
(Aruradameru, 2011). Bintaro juga disebut sebagai Mangga Laut, Buta
Budak, Babuto, dan Kayu Gurita.
Klasifikasi Tanaman Bintaro :

Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnolophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : Cerbera Manghas L

Tanaman bintaro tersebar luas di kawasan tropis indo pasifik


termasuk Indonesia. Habitat aslinya adalah di daerah pantai dan hutan
mangrove. Bintaro beracun namun mengandung Biofuel. Hampir seluruh
bagian tanaman bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan
racun yang dapat menghambat seluruh ion kalsium dalam otot jantung
manusia, sehingga mengganggu detak jantung dan menyebabkan kematian.
Bahkan asap dari pembakaran kayu bintaro pun dapat menyebabkan
keracunan. Daun, buah, dan kulit batang bintaro mengandung polifenol.
3. Rayap Kayu
Rayap ( Cryptotermes sp)adalah hewan tanah yang besar perannya
dalam proses komposisi material organik tanah dan mendekomposisi kayu
yang mati, karena memiliki kemampuan mencerna selulosa dari produk
alami yang banyak terdapat dialam misalnya pada kayu, dun, batang, kertas,
dan karton. Namun, rayap juga dapat merugikan, karena serangga ini dapat
menyerang bangunan, perabotan, terutama yang terbuat dari bahan kayu,
buku-buku, atau bahan-bahan lain yang mengandung selulosa. (Bakti, 2004)
Klasifikasi Rayap :

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinoterminae

Rayap Kayu (Cyrptotermes sp.) merupakan serangga pemakan


kayu yang memegang peran penting dalam ekosistem. Rayap juga
merupakan musuh terbesar bagi perabotan rumah tangga seperti lemari,
pintu, jendela, dan lainnya yang bersifat kayu (Kompas, 2009). Sekitar 10%
dari 4.000 spesies (2.600 spesies telah diketahui taksonominya) dikenal
dengan hama yang dapat menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan,
tanaman, atau hutan plantasi (Anonim, 2009). Sampai sekarang cara
mengatasi serangan rayap masih menggunakan bahan kimia yang sangat
beracun dan tidak ramah lingkungan seperti asam borak, CCB (Copper-
Chrome-Borron), CCA (Copper-Chrome-Arsen), dan CCF (Copper-
Chrome-Flour). Ini akan merusak lingkungan jika tidak diantisipasi karena
bahan tersebut sukar diterima oleh alam (Prasetyo, 2009). Salah satu cara
pengendalian yang dapat dilakukan terhadap serangan hama rayap. Namun,
tidak berbahaya adalah Insektisida Botani.

4. Kayu Bawang
Kayu bawang (Scorodocarpus borneensis Becc) adalah sebutan lain
bagi kulim, sejenis pohon penghasil kayu dari Semenanjung Malaya,
Sumatera dan Kalimantan. Kayu bawang merupakan salah satu jenis
unggulan di hutan rakyat, karena memiliki kualitas kayu yang baik,
pertumbuhan yang cukup cepat, serta tidak mengganggu tanaman pokok
apabila ditanam secara bersma-sama. Kulim, kayu bawang, atau bawang
hutan (scorodocarpus borneensis) adalah sejenis pohon kayu, anggota satu-
satunya dari marga scorodocarpus, suku Olacaceae. Dinamai demikian,
karena pepangan dan kayunya mengeluarkan bau bawang yang kuat.
Klasifikasi kayu bawang :

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angeospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Santalales
Famili : Olacaceae
Genus : Scorodocarpus
Spesies : Scorodocarpus Borneensis Becc

Menurut Heyne (1987), kayu bawang tumbuh di hutan tropis primer


dan tersebar di bagian barat Nusantara, tumbuh di daerah dan bukit sampai
ketinggian 300 M dpl, terutama pada tanah kering atau berpasir, tidak
pernah di rawa-rawa, tidak membentuk hutan murni, tetapi hutan rimba
tumbuh secara berkelompok dan hanya di tempat-tempat tertentu tumbuh
secara umum. Daerah penyebarnya meliputi Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Riau, Jambi, Palembang, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat.

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 januari 2020 hingga akhirnya
pembuatan konsentrasi pada rentang tanggal 8 februari 2020.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dipaparkan dalm tabel 1.1,
sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dipaparkan dalam
tabel 1.2 :
 Alat yang digunakan dalam penelitian ini :
Nama Alat Fungsi

Blender Menghaluskan bahan utama


Pisau Memotong bahan dasar
Spatula Mengaduk bahan dasar
Kain tipis Menyaring bahan utama
Wajan Merebus bahan utama
Botol Wadah racun

 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

Nama Bahan Fungsi

Buah Bintaro Bahan Baku


Daun Sirsak Bahan Baku
Aquades Pelarut saat ekstraksi

3. Cara Pembuatan
a. Tahap ekstraksi
1. Cuci buah bintaro dan daun sirsak hingga bersih, kemudian buah
bintaro dipotong menjadi beberapa bagian-bagian kecil.
2. Selanjutnya, bleder potongan-potongan buah bintaro dan daun sirsak
sampai halus.
3. Metode ekstraksi yang kami lakukan ini adalah Metode Digesti. Buah
bintaro dan daun sirsak yang sudah dihaluskan, dimasukkan kedalam
panci, lalu ditambahkan aquades.
4. Lalu rebus dengan api yang sedang hingga sedikit mendidih
5. Dan saring hasil rebusan yang masih berupa serat agar ekstraknya
keluar.
b. Tahap Pengaplikasian
1. Pergi ke tempat penemuan sarang rayap.
2. Melakukan uji percobaan terhadap rayap dengan menyemprotkan
ekstrak yang sudah dibuat.
3. Menyemprotkan ekstrak buah bintaro dan daun sirsak dengan
konsentrasi 80%, 100%, 180%.
4. Data jumlah rayap yang dipengaruhi.
5. Menganalisis kembali data-data.
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara percobaan/eksperimen. Dan juga
rancangaan penelitian ini adalah deskriptif dimulai dari persiapan bahan,
alat hingga cara pembuatan. Pembuataan terdapat 3 perlakuan (80%, 100%,
180%).
5. Analisa Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diteliti, maka data yang
diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan
hasil pengamatan berdasarkan masing-masing perlakuan.

Daftar Pustaka

Rohimatun; Suriarti, Sondang. 2011. Bintaro (cerbera manghas) sebagai


pestisida nabati; Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Industri; ISSN 0853-8204, Bogor, IPB, Hal 1-4.

Towaha, Juniaty; Indriati, Gusti; Balittri. 2011. Bintaro (Cerbera Manghas)


Sebagai Pestisida Nabati; Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri; ISSN 0853-8204, Bogor, IPB, Hal 1-4.

Anonim. 2014. Defenisi Rayap. http://id.wikipedia.org/wiki/Rayap.


Diakses tanggal 14 November 2014.

Arisandi, A. 2011. Kerajaan Rayap. http://wordpress.com.


Diakses tanggal 29 November 2014.

Iswanto, A. 2005. Rayap sebagai Serangga Perusak Kayu dan


Penanggulangannya. Jurnal Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.

Anonim. 2012. Mengenal Rayap. http://sanjayamahfud.blogspot.com.


Diunduh tanggal 8 april 2015. Anonim. 2014.

Ahalya B., Ravishankar K. and Priyabandhavi P., 2013, Evaluation of In


Vitro Anti Oxidant Activity Of Annona muricata Bark, International
Journal of Pharmaceutical, Chemical and Biological Sciences, 3 (2),
406–410.

(2016). Klasifikasi Tanaman Sirsak. http://id.m.wikipedia.org/wiki/sirsak


Diakses: 20 Juli 2016 Pukul. 10.30 WIB.

Chandra. (2013). Sifat dan Cara Kerja Racun Pestisida.


http://chandratama.wordpress.com/2013/03/21/sifat-dan-cara-
kerjaracun-pestisida/ . Diakses: 7 Juli 2016 Pukul.17.00 WIB.

Budiman,C.P.1993. Kajian Manfaat Tanaman Famili Annonaceae Sebagai


Pestisida Alami Untuk Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman. Makalah Seminar Pemanfaatan Bahan Alami Dalam
Upaya Pengendalian Populasi Organisme Pengganggu Tanaman.
Cisarua, 10 - 11 Agustus 1993. 8 hal.
Apriyanto E. 2003. Pertumbuhan kayu bawang (Protium javanicum Burm.
F) pada tegakan monokultur kayu bawang di Bengkulu Utara.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 5(2): 64-70.

Siahaan H. 2009. Model pertumbuhan tegakan kayu bawang (Protium


javanicum Burm F.) pada berbagai pola tanam dan kerapatan
tegakan [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.

Sumadi A, Siahaan H, Rahman T. 2007. Potensi pengembangan hutan


tanaman industri kayu pertukangan jenis kayu bawang di Bengkulu.
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian: Optimalisasi Peran Iptek
dalam Mendukung Revitalisasi Kehutanan. Pkln. Balai:21 Agustus
2007. Bogor: 133-136.

Abdurrohim S, Djarwanto. 2000. Pengawetan Kayu Perumahan dan


Gedung. Bogor: Prosiding Diskusi Peningkatan Kualitas Kayu.
Dwi S. 2007. Pengawetan Kayu, Makalah pada Pelatihan Pengawetan
Kayu Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan
Pemerintahan Propinsi DI Yogyakarta,Yogyakarta 6 – 10 Agustus
2007.

Kurnia A. 2009. Sifat Keterawetan Dan Keawetan Kayu Durian, Limus,


Dan Duku Terhadap Rayap Kayu Kering, Rayap Tanah, Dan Jamur
Pelapuk. [skripsi] Fakultas Kehutanan. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

Nandika D, Soenaryo S. 1996. Kayu dan Pengawetan Kayu. Jakarta:


Departemen Kehutanan DKI Jakarta.

Wistara. (2002). “Ketahanan 10 jenis kayu tropis terhadap rayap kayu


kering (cryptotermes cyanocephalus Light)”. Jurnal teknologi hasil
hutan, 15, (2), 48-56.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KOMPETISI ILMIAH LIPI

Nama : Ervanita Aurelia Haya

Tempat dan Tanggal Lahir : Ketahun, 15 Januari 2005

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Sekolah : SMA IT IQRA’ BENGKULU

Kelas : X

Alamat Sekolah : Jl. Merawan, Sawah Lebar, kec. Ratu


Agung, Kota Bengkulu, Bengkulu 38228
Alamat Rumah : Jl. Zainul Arifin, Gang Pensiunan,
RT/RW: 03/02 No.4, Kel. Padang
Nangka, Kec. Singaran Pati, Bengkulu

Kegemaran : Baca Buku, Traveling, Kimia

Cita – cita Pribadi : Dokter

Bidang Ilmu yang digemari : Kimia, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia

Nama Orang Tua :

Ayah : Oktri Hardano S.Pt

Ibu : Deni Afrina, S.Pd.,M.Pd

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : PNS

Ibu : PNS

Penghargaan yang pernah diraih : -


DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA KOMPETISI ILMIAH LIPI

Nama : Ratna Ellia

Tempat dan Tanggal Lahir : Bengkulu, 04 Februari 2004

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Sekolah : SMAIT IQRA’ BENGKULU

Kelas : X

Alamat Sekolah : Jl. Merawan, Sawah Lebar, Kec. Ratu


Agung, Kota Bengkulu, Bengkulu 38228.

Alamat Rumah : Jl. Merapi Ujung 17, No.12 RT.26


RW.O9, Kel. Panorama, Kec. Singaran
Pati, Bengkulu.

Kegemaran : Listening to music, cycling

Cita – cita Pribadi : Dokter, pengusaha

Bidang Ilmu yang digemari : Biologi

Nama Orang Tua :

Ayah : Andespen

Ibu : Nuli Elmiyati

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : Wirausaha

Ibu : Wirausaha

Penghargaan yang pernah diraih : -

BIODATA PESERTA
Ketua Tim
Nama : Ervannita Aurelia Haya
Sekolah : SMAIT IQRA’ KOTA BENGKULU
Alamat Sekolah : Jl. Merawan, Sawah Lebar, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu,
Bengkulu 38228
Alamat Rumah : Jl. Zainul Arifin, Gg.Pensiunan, RT 003 RW 002, No.4, Kel. Pdng
Nangka, Kec. Singaran Pati, Kota Bengkulu
Tempat Lahir : Ketahun, Bengkulu Utara
Tanggal Lahir : 15 Januari 2005
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas :X
Nomor Hp : 082184503113
Email : ervanitaaurelia@gmail.com

Anggota Tim
Nama : Ratna Ellia
Sekolah : SMAIT IQRA’ KOTA BENGKULU
Alamat Sekolah : Jl. Merawan, Sawah Lebar, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu,
Bengkulu 38228
Alamat Rumah : Jl. Merapi Ujung 17, No.12, RT26 RW 09, Kel. Panoram, Kec.
Singaran Pati, Kota Bengkulu
Tempat Lahir : Bengkulu
Tanggal Lahir : 04 Februari 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas :X
Nomor Hp : 081369960146
Email : ratnaellia@gmail.com

Data Guru Pembimbing


Nama : Gussendra Yoandako, S.Hut
Sekolah : SMAIT IQRA’ KOTA BENGKULU
Mata Pelajaran : Prakarya
Alamat Rumah : Jl. Bumi Ayu 5, No. 69
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nomor HP : 085369576591
Email : gsyoandako@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai