Anda di halaman 1dari 23

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN UMBUT ROTAN SEBAGAI PESTISIDA NABATI


YANG RAMAH LINGKUNGAN

OLEH:
KARINA EVAYING 0010609823
MARCHELIA DJAJANTO 0025586857
SONNIA OKTAVIANIE 0010544249

PEMBIMBING:

YEPRINA P. ASIE, S.Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SMAN 1 PALANGKARAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Pemanfaatan Umbut Rotan sebagai Pestisida


Nabati yang Ramah Lingkungan” telah disetujui untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah pada Kalimantan‟s Physics Competition 2017 dan Karya Tulis ini belum
pernah dipublikasi serta diikutsertakan dalam kompetisi apapun. Bila mana
dikemudian hari ditemukan pelanggaran maka peneliti akan bertanggung jawab.

Ditulis oleh:
KARINA EVAYING 0010609823
MARCHELIA DJAJANTO 0025586857
SONNIA OKTAVIANIE 0010544249

Palangka Raya, 20 Februari 2018


Pembimbing, Ketua,

YEPRINA P. ASIE, S.Pd. SONNIA OKTAVIANIE


NIP.19840427 2006 04 2 009 NISN.0010544249

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Dra. BADAH SARI, MM.


NIP.19600412 198403 2 010

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemanfaatan Umbut Rotan sebagai Pestisida Nabati yang Ramah
Lingkungan” dengan baik.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan seluruh
pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Dengan seluruh bantuan dan
materi yang diberikan oleh pihak-pihak terkait, peneliti telah melakukan
observasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
Makalah ini disusun dengan maksud agar para pembaca dapat
mengetahui cara pengolahan pestisida dari bahan yang alami dengan
menggunakan rotan muda sebagai bahan utama. Peneliti berharap para pembaca
dapat menggunakan pestisida nabati sebagai alternatif dari pestisida
konvensional yang mengandung zat kimia sehingga dapat memajukan
perkebunan dan pertanian organik di lingkup Kalimantan.
Peneliti menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan oleh peneliti
demi memperbaiki kekurangan makalah ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada para pembaca dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Palangkaraya, 20 Februari 2018

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ..ii


KATA PENGANTAR. ................................................................................... ......iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
RINGKASAN..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Batasan Masalah....................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 PengertianRotan dan Umbut Rotan.......................................................4
2.2 Pengertian dan Fungsi Lidah Buaya......................................................4
2.3 Pestisida.................................................................................................5
2.4 Pengertian dan Jenis Hama....................................................................7
2.5 Teori Fisika yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Pestisida
Nabati....................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................9
3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................9
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................9
3.3 Prosedur Penelitian...............................................................................10
3.4 Hasil Percobaan....................................................................................11
3.5 Cara Kerja Pestisida Nabati..................................................................12
3.6 Analisis Data........................................................................................12
BAB IV PENUTUP..............................................................................................13
4.1 Kesimpulan..........................................................................................13
4.2 Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA.........................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................16

iv
ABSTRAK

Rotan merupakan tumbuhan yang dikenal sebagai bahan baku mebel


yang sangat sering dijumpai di Indonesia, dikarenakan tumbuhan ini memang
bertumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Bahkan menurut Wakil Menteri
Perindustrian, Alex S.W Retraubun mengatakan jika hampir 85% bahan baku
rotan di dunia dihasilkan oleh Indonesia yang tersebar di beberapa pulau, salah
satu nya Kalimantan.
Rotan memiliki banyak fungsi, selain bisa digunakan sebagai bahan baku
mebel, bagian-bagian dari rotan dapat dijadikan sebagai obat tradisional bahkan
sebagai bahan makanan sehari-hari. Bagian yang dijadikan sebagai bahan
makanan adalah umbut dari rotan. Umbut rotan memiliki rasa pahit yang khas.
Dilatarbelakangi rasa penasaran akan bentuk dari tumbuhan rotan, peneliti
mengunjungi hutan di daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah untuk melihat
bagaimana rotan secara alami tumbuh di hutan Kalimantan.
Tumbuhan dari rotan memiliki duri yang tajam dan daun yang panjang.
Menurut seorang narasumber yang merupakan warga sekitar, rotan tidak
memiliki masalah akan hama serangga yang mengganggu. Rotan mengandung
zat yang membuat tumbuhan ini sama sekali tidak dihinggapi oleh hama sejenis
serangga selama hidupnya. Senyawa zat ini adalah zat tanin yang memang
dikenal sebagai zat alami pada tumbuhan untuk melindungi tumbuhan dari
pemangsaan herbivora dan hama. Hal ini membuat penulis termotivasi untuk
membuat sebuah terobosan baru dari rotan yang bisa dibilang melimpah di tanah
Kalimantan,yaitu membuat Pestisida Nabati.
Metode penelitian yang peneliti gunakan ialah metode deskriptif
kualitatif. Hal ini dikarenakan peneliti melakukan penelitian tanpa mengubah
variabel tetap dalam percobaan, namun tetap mengubah variabel bebas agar
peneliti dapat menemukan solusi dari masalah tersebut.
Penelitian yang telah peneliti lakukan pada lima ekor kutu putih yang
berada di daun pepaya menunjukkan bahwa seluruh kutu putih mengalami
penurunan ketahanan tubuh dan mati setelah beberapa saat kemudian. Penelitian

v
ini termasuk efektif dikarenakan tak perlu menunggu waktu lama untuk melihat
hasilnya. Oleh karena itu, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi inovasi
baru dalam mengembangkan pemberdayaan sumber daya alam di Kalimantan
Tengah.

Kata Kunci: Rotan Muda, Pestisida Nabati, Ramah Lingkungan

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hama merupakan „musuh‟ bagi setiap petani, dikarenakan hama
merupakan salah satu penyebab petani gagal panen. Hal ini tentu dapat
menyebabkan kerugian bagi petani. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
membasmi hama, seperti pemberian pestisida. Pestisida adalah cairan yang
mengandung zat-zat yang tidak disukai hama. Pestisida banyak dijual di toko-
toko penjualan alat pertanian, namun ada juga petani yang mengandalkan
pestisida nabati buatan sendiri.Untuk mengatasi hama, petani seringkali
menggunakan pestisida yang berada dipasaran dikarenakan lebih praktis.
Namun, jika ditinjau lebih jauh, pestisida mengandung bahan kimia yang
selain dapat membunuh hama juga dapat merusak ekosistem lingkungan,
seperti merusak struktur tanah dan mencemari sumber air sekitar. Disamping
itu, terlalu sering mengkonsumsi sayur atau buah-buahan yang mengandung
pestisida dapat membahayakan hidup seseorang di masa mendatang. Hal ini
dikarenakan zat kimia tersebut mengendap di dalam tubuh dan dapat memicu
kanker.
Pestisida nabati sebenarnya sudah dikenal sejak lama dikalangan
petani, selain harganya terjangkau, pestisida nabati juga aman untuk
lingkungan sekitar. Disamping itu, sari-sari pada pestisida nabati juga dapat
membantu untuk menyuburkan tanaman.
Penelitian kali ini mengambil pembahasan mengenai pengolahan
pestisida nabati dari umbut rotan. Peneliti menggunakan umbut rotan karena
tumbuhan ini merupakan salah satu sumber daya alam andalan milik
Kalimantan Tengah. Bahan dari pestisida ini mudah didapatkan dan metode
pengolahannya sangat mudah untuk dilakukan.
2

Peneliti juga ingin memajukan dunia pertanian organik tanpa zat kimia
di Kalimantan Tengah khususnya Palangka Raya. Perlu diketahui bahwa
sumber dari sayur-sayuran dan buah-buahan organik di Kalimantan Tengah
kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Oleh sebab itu, peneliti melakukan
observasi dan penelitian untuk menemukan solusi pertanian dan perkebunan
yang tepat, sehat, dan dapat mengoptimalkan sumber daya alam di
Kalimantan Tengah.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengambil
judul “Pemanfaatan Umbut Rotan sebagai Pestisida Nabati yang Ramah
Lingkungan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
1.2.1 Apakah umbut rotan dapat dijadikan sebagai pestisida nabati?
1.2.2 Bagaimana cara kerja pestisida nabati pada tumbuhan yang terinfeksi hama?

1.3 Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi agar pembahasannya tidak meluas, maka perlu
adanya pembatasan masalah sebagai berikut :
1.3.1 Penelitian ini hanya meneliti pestisida nabati yang berasal dari umbut rotan.
1.3.2 Penelitian ini hanya menggunakan pestisida nabati untuk membunuh kutu
putih pada daun pepaya.
1.3.3 Penelitian ini hanya meneliti pemanfaatan umbut rotan sebagai pestisida
nabati yang ramah lingkungan.
1.3.4 Penelitian ini hanya menggunakan lidah buaya sebagai pengental dan perekat.
3

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1.4.1 Mengetahui kegunaan umbut rotan sebagai pestisida nabati.
1.4.2 Mengetahui cara kerja pestisida nabati pada tumbuhan yang terinfeksi hama.
1.4.3 Mengetahui apakah terjadi perbedaan hasil pada pestisida nabati jika terjadi
perubahan komposisi.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Memberikan solusi yang aman untuk mengatasi hama serangga di pertanian
dan perkebunan.
1.5.2 Memanfaatkan umbut rotan yang merupakan kearifan lokal Kalimantan
Tengah untuk mengatasi masalah pertanian dan perkebunan.
1.5.3 Menerapkan inovasi baru dalam dunia pertanian organik.
1.5.4 Masyarakat Kalimantan Tengah mengetahui bahwa umbut rotan selain
digunakan untuk sayur, dapat digunakan sebagai pestisida nabati.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rotan dan Umbut Rotan


Rotan (Calamus rotang) adalah palem memanjat berduri yang
terdapat di daerah tropis dan subtropis Benua Lama. Tumbuhan ini merupakan
sumber rotan batang industri mebel rotan. Kebanyakan rotan batang yang
memasuki perdagangan dunia dikumpulkan dari tanaman yang tumbuh liar,
dan di berbagai bagian Asia Tenggara, rotan merupakan hasil hutan yang
paling penting setelah kayu(J. Dransfield,1996:12).
Umbut rotan merupakan pangkal dari tumbuhan rotan. Umbut
merupakan bagian dari rotan yang masih muda, sehingga umbut rotan
memiliki struktur yang tidak keras seperti rotan yang bisanya siap dijadikan
bahan baku mebel.
Rotan dan umbut rotan mengandung 71,49% Holoselulosa, 42,89%
Selulosa, 24,41% Lignin, 8,14% Tanin, dan 19,62% Pati. Kadar Tanin pada
rotan ini merupakan senyawa yang tidak disukai oleh serangga. Fungsi umbut
rotan pada pestisida nabati ini adalah sebagai anti-serangga yang berasal dari
Tanin.

2.2 Pengertian dan Fungsi Lidah Buaya


Lidah buaya (Aloe vera) adalah tumbuhan liar di tempat yang
berhawa panas. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya
bergigi/berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6
cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, dan bunga berwarna
kemerahan. Tumbuhan lidah buaya berbatang pendek dan batangnya tidak
terlihat karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam
dalam tanah. Daun lidah buaya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna
5

hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak


mengandung getah atau lendir.
Fungsi lidah buaya pada penelitian ini adalah sebagai perekat pestisida
pada daun yang menjadi objek penggunaan agar pestisida tersebut melekat
untuk beberapa hari dan membuat serangga menjauhi objek tersebut.

2.3 Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan,menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini
berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran –cide (pembasmi). Sasarannya
bermacam-macam, seperti serangga,tikus,gulma,burung, mamalia, ikan, atau
mikroba yang dianggap mengganggu. Terdapat dua jenis pestisida yang
dibedakan menurut komposisi bahannya, yaitu pestisida berbahan dasar kimia
yang biasa dijumpai masyarakat dan pestisida nabati yang berbahan dasar
sumber daya alam nabati.

2.3.1 Pengertian Pestisida Kimia


Pestisida kimia merupakan pestisida konvensional yang ada di pasaran
dan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Kandungan dari pestisida kimia secara
keseluruhannya adalah racun yang dapat membunuh hama, baik berbentuk
serbuk, cairan, butiran, dan asap.

2.3.1.1 Jenis-jenis Pestisida Kimia


Jenis hama yang berbeda-beda menyebabkan jenis-jenis dari pestisida
terbagi menjadi beberapa jenis, seperti :
1. Insektisida
Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti
nyamuk, kutu, rayap, kecoak, semut, wereng, ulat, dan sebagainya.
Contoh insektisida adalah diazinon dan tiodan.
2. Herbisida
6

Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma


atau tumbuhan pengganggu, seperti eceng gondok, rumput teki, dan alang-
alang. Contoh dari herbisida adalah gramoxone dan ammonium sulfonat.
3. Nematisida
Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini
sering merusak akar atau umbi tanaman. Contoh nematisida adalah
oksamil dan natrium metam.
4. Fungisida
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur(fungi). Contoh
fungisida adalah natrium dikromat.
5. Rodentisida
Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang pengerat
seperti tikus. Contoh rodentisida adalah thalium sulfat.

2.3.1.2 Efek Samping dari Pestisida Kimia


Racun pada pestisida kimia dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang.
Pada manusia, efek samping dari terpapar pestisida kimia secara langsung
dapat menyebabkan keracunan, kanker kulit, bahkan kematian.

2.3.2 Pengertian Pestisida Nabati


Pestisida nabati merupakan pembunuh hama yang menggunakan
bahan-bahan alami sebagai komposisi pestisida dengan cara fermentasi dan
ekstrasi tanaman atau tumbuhan. Pestisida nabati ini tidak menyebabkan efek
samping untuk lingkungan, hal ini dikarenakan zat kimia yang ada pada
tumbuhan tersebut merupakan zat kimia alami yang ada di dalam tumbuhan
yang menjadi bahan pestisida, bukan zat kimia buatan. Kandungan zat seperti
zat tanin semata-mata hanya membasmi hama serangga, tanpa merusak
lingkungan sekitar dan aman jika terkena kulit secara langsung.
7

2.4 Pengertian Hama dan Jenis Hama


Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan
dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada
hewan.
Hama memiliki banyak jenis, seperti hama serangga (insect), hama
jamur (fungi), hama gulma, hama cacing (nematoda), dan hama pengerat.
Hama yang menjadi objek penelitian ialah hama serangga. Hama serangga
biasanya mengkonsumsi dedaunan dan membuat daun-daun dari tumbuhan
layu.

2.4.1 Pengertian Kutu Putih


Kutu putih (Paracoccus marginatus) adalah jenis kutu-kutuan yang
diselimuti oleh lapisan lilin berwarna putih. Kutu putih menyerang tanaman
buah seperti pepaya. Semua bagian dari tumbuhan pepaya bisa diserangnya
dari buah hingga ke pucuk. Kutu putih menghisap cairan tumbuhan dengan
memasuki stilet kedalam jaringan epidermis daun, buah, maupun batang. Pada
waktu yang bersamaan kutu putih mengeluarkan racun kedalam daun,
sehingga menyebabkan klorosis, kerdil, malformasi daun, daun mengkerut
dan menggulung, daun muda dan buah rontok, hingga mengakibatkan
kematian tanaman. Penyebaran kutu putih bisa dilihat dari daun dan tumbuhan
pepaya yang dipenuhi oleh bercak-bercak putih seperti kapas.
Tumbuhan sasaran hama kutu putih yang sering terjadi di Kalimantan
Tengah khusunya di Palangka Raya adalah tumbuhan pepaya. Pohon pepaya
yang telah terinfeksi oleh kutu putih dapat dideteksi dengan adanya lilin putih
pada daun dan batang tumbuhan pepaya. Serangan kutu putih ini dapat
menyebabkan kekerdilan dan kerusakan pada pohon pepaya sendiri. Buah
pepaya yang terinfeksi akan keriput dan membusuk. Menurut Prof. Sriani
8

selaku ahli pepaya dan cabai di Indonesia, satu kutu putih dapat berkembang
biak menutupi buah pepaya atau daun pepaya dalam waktu satu minggu.

2.5 Teori Fisika yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Pestisida Nabati
Teori Fisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan
metode filtrasi pada penyaringan partikel padat dan cair pada fermentasi
umbut rotan. Filtrasi adalah pembersihan fluida dan memisahkannya dari
partikel padat yang tidak larut berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel
zat-zat yang bercampur atau lebih ringkasnya adalah pemisahan zat dari
suatu campuran. Peneliti melakukan filtrasi menggunakan alat penyaring
untuk memisahkan air fermentasi umbut rotan dari ampas sisa umbut rotan
yang telah di haluskan dengan blender sebelumnya.
9

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan
untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat
ini atau saat yang lampau. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami
fenomena dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang
fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang
saling terkait. Metode penelitian ini dipilih oleh peneliti untuk menemukan
solusi dalam permasalahan yang dibahas.

3.2 Alat dan Bahan


Bahan :
1. 6 batang umbut rotan utuh (lebih kurang 277 gr)
2. Air
3. Lidah buaya 10 ml

Alat:
1. Saringan
2. Toples besar
3. Serbet
4. Blender
5. Palu dan mortar
6. Gelas ukur
7. Tali rapia
8. Botol sprayer
10

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Percobaan I (hanya menggunakan larutan fermentasi dan lidah
buaya tanpa tambahan air)
1. Potong umbut rotan yang masih utuh menjadi sepanjang 5 cm.
2. Masukan umbut rotan tersebut ke dalam blender, tambahkan 150 ml air
lalu umbut rotan dihaluskan menggunakan blender.
3. Sisihkan hasil umbut rotan yang sudah larut lalu dicampurkan ke toples
berukuran besar yang telah diisi dengan 3000 ml air
4. Tutup toples dengan serbet bersih, lalu diikat rapat dengan tali rapia.
5. Fermentasikan campuran tersebut selama 2 hari.
6. Setelah 2 hari, ambil getah daun lidah buaya sebanyak 10 ml lalu di
haluskan menggunakan palu mortar.
7. Sisihkan 200 ml air umbut rotan fermentasi dan campurkan dengan 10 ml
getah lidah buaya.
8. Campuran diaduk selama 2 menit hingga lidah buaya tercampur rata.
9. Gunakan alat penyaring untuk menyaring hasil fermentasi umbut rotan
dan getah lidah buaya agar ampas dari umbut rotan tidak terbawa.
10. Masukkan campuran umbut rotan dan lidah buaya yang sudah jadi ke
dalam sprayer dan pestisida nabati siap digunakan.

3.3.1 Percobaan II (hasil filtrasi fermentasi dicampurkan dengan air)


1. Potong umbut rotan yang masih utuh menjadi sepanjang 5 cm.
2. Masukan umbut rotan tersebut ke dalam blender, tambahkan 150 ml air
lalu umbut rotan dihaluskan menggunakan blender.
3. Sisihkan hasil umbut rotan yang sudah larut lalu dicampurkan ke toples
berukuran besar yang telah diisi dengan 3000 ml air
4. Tutup toples dengan serbet bersih, lalu diikat rapat dengan tali rapia.
5. Fermentasikan campuran tersebut selama 2 hari.
6. Setelah 2 hari, ambil getah daun lidah buaya sebanyak 10 ml lalu di
haluskan menggunakan palu mortar.
11

7. Sisihkan 200 ml air umbut rotan fermentasi dan campurkan dengan 10 ml


getah lidah buaya.
8. Campuran diaduk selama 2 menit hingga lidah buaya tercampur rata.
9. Gunakan alat penyaring untuk menyaring hasil fermentasi umbut rotan
dan getah lidah buaya agar ampas dari umbut rotan tidak terbawa.
10. Campurkan hasil filtrasi kedalam 1000 ml air.
11. Masukkan campuran umbut rotan dan lidah buaya yang sudah jadi ke
dalam sprayer dan pestisida nabati siap digunakan. Menurut penelitian
yang sudah peneliti lakukan, pestisida nabati ini dapat bertahan hingga 5
hari lamanya setelah difermentasi.

3.4 Hasil Percobaan


Kedua percobaan tersebut digunakan peneliti untuk penyemprotan
kutu putih di daun pohon pepaya daerah sekitar Jalan Bangaris, Palangka
Raya, Kalimantan Tengah. Lokasi ini dipilih karena lokasi ini memang
terkenal di Palangka Raya sebagai pusat perkebunan dan pertanian
dikarenakan jauh dari keramaian kota dan lokasi ini dekat dengan rumah
peneliti sehingga peneliti mudah melakukan pengontrolan terhadap hasil
percobaan.

3.4.1 Percobaan I
Hasil pada percobaan I membuktikan jika lilin pada kutu putih
luntur sesaat setelah penyemprotan dilakukan. Setelah menunggu sekitar
5 menit, kutu dinyatakan mati setelah kutu tidak bergerak dan permukaan
kulit menguning dikarenakan lunturnya lilin putih pada permukaan kutu
putih. Sisa dari cairan pestisida nabati tidak langsung hilang begitu saja
namun tetap merekat di daun pepaya.
12

3.4.2 Percobaan II
Hasil pada percobaan II membuktikan jika lilin pada kutu putih
luntur sesaat setelah penyemprotan dilakukan. Setelah menunggu sekitar
10 menit, kutu dinyatakan mati setelah kutu tidak bergerak lagi serta
permukaan kulit menguning dikarenakan lunturnya lilin putih pada
permukaan kutu putih. Sisa cairan pestisida nabati tetap merekat namun
tidak terlalu merekat seperti pada percobaan I dikarenakan percobaan II
sudah mendapatkan campuran air didalamnya.

3.5 Cara Kerja Pestisida Nabati


Pestisida nabati ini berkerja dengan cara disemprotkan ke bagian dari
pohon pepaya yang sudah terinfeksi kutu putih. Saat penyemprotan telah di
lakukan, jika terkena langsung pada kulit dari putih maka kutu putih tersebut
akan mati pada saat itu juga. Hal ini dikarenakan kandungan hasil fermentasi
pestisida nabati tersebut dapat melunturkan lapisan lilin pada kulit kutu putih
dan kutu putih tidak dapat bertahan hidup jika tubuh aslinya terkena
pestisida nabati dan sinar matahari langsung. Jika diperhatikan, setelah
penyemprotan dilakukan maka kulit dari kutu putih ini akan berubah
menjadi kekuningan yang menjadi indikasi jika lilin pada kulit kutu putih
telah luntur.

3.6 Analisis Data


Pestisida nabati ini tidak menurunkan fungsi nya meskipun telah
terjadi penambahan komposisi air pada percobaan II. Kecepatan pestisida
dalam memusnahkan kutu dinilai sama cepatnya pada percobaan I dan II.
Zat tanin pada pestisida nabati ini terbukti dapat membunuh hama kutu putih
dalam sekali semprotan. Sedangkan penambahan lidah buaya sebagai
perekat pada daun dapat mengantisipasi datangnya kutu-kutu baru pada
tumbuhan pepaya karena zat tanin yang tidak langsung jatuh namun merekat
pada tumbuhan.
13

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa umbut rotan yang
merupakan kearifan lokal Kalimantan Tengah dapat digunakan sebagai
pestisida alami yang ramah lingkungan. Pestisida alami ini merupakan
pemecahan masalah jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan
cepat. Pestisida nabati ini harus menjadi bagian dari sistem pengendalian
hama terpadu dan hanya digunakan bila diperlukan dan tidak perlu
digunakan jika tidak terdapat hama pada tanaman itu sendiri. Sehingga
penggunaan pestisida nabati ini dapat menjadi alternatif yang menghemat
biaya serta ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida biasa yang
berpotensi menimbulkan efek samping yang lebih besar. Pestisida nabati dari
ekstrak umbut rotan ini memiliki manfaat yang dapat digunakan untuk
mencegah dan membunuh hama yang dapat memberi pengaruh buruk
terhadap proses pertumbuhan tanaman itu sendiri.

4.2 Saran
Komposisi penambahan air tidak menimbulkan pengaruh yang besar,
asalkan masih menggunakan takaran dan perbandingan yang wajar. Jika
ingin menggunakan pestisida dalam jumlah yang besar, percobaan II dapat
diterapkan dengan maksud agar penggunaan pestisida nabati mencukupi
seluruh tanaman yang terinfeksi hama kutu putih. Namun, jika pengguna
hanya akan menggunakan pestisida untuk penggunaan kebun rumah tangga,
maka percobaan I dapat diterapkan agar tidak merepotkan pengguna untuk
menambahkan air lagi. Jika memang hama sudah mewabah, penyemprotan
disarankan dilakukan setiap hari agar dapat memastikan seluruh kutu telah
mendapatkan semprotan dari pestisida nabati.
14

DAFTAR PUSTAKA

Administrator Balitbulitbang, 2015. Si Kutu “Putih”, Hama Kecil Berdampak Besar


pada Tanaman Pepaya.
www.balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita-mainmenu-26/info-
lainnya/823-si-kutu-putih-hama-kecil-berdampak-besar-pada-tanaman-
pepaya. Diakses pada 20 Februari 2018.

S, Bayu Satya D . 2013. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta: Andi Offset

Erlangga.2013.Jenis-Jenis Pestisida
http://www.erlangga.co.id/materi-belajar/smp/7870-jenis-jenis-pestisida.html
Diakses pada 20 Februari 2018.

J. Dransfield. 1996. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 6. Rotan. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Ir. Jamal Khalid. 2016. Hama Kutu Putih pada Tanaman Pepaya
http://www.kampustani.com/hama-kutu-putih-pada-tanaman-pepaya/. Diakses
pada 20 Februari 2018.

Wikipedia. 2016. Paracoccus Marginatus


https://en.m.wikipedia.org/wiki/Paracoccus_marginatus. Diakses pada 20
Februari 2018.

Wikipedia. 2017. Filtrasi


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filtrasi. Diakses pada 20 Februari 2018.
15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA

1. Nama Lengkap : Karina Evaying


Tempat Tanggal Lahir : Palangkaraya, 3 Maret 2001
No. Telp dan Email : 08225534470, karinaevaying@gmail.com
Alamat Lengkap : Jl. Bangaris No. 89
Karya yang Pernah Dibuat : -
Penghargaan ilmiah : -

2. Nama Lengkap : Marchelia Djajanto


Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 21 Maret 2002
No. Telp dan Email : 082333652108, marcheliacece@gmail.com
Alamat Lengkap : Jl. Langsat No. 24
Karya yang Pernah Dibuat : -
Penghargaan ilmiah : -

3. Nama Lengkap : Sonnia Oktavianie


Tempat Tanggal Lahir : Palangkaraya, 11 Oktober 2001
No. Telp dan Email : 081380395084, sonniaoktavia@gmail.com
Alamat Lengkap : Jl. Tiung 1 No. 1
Karya yang Pernah Dibuat : -
Penghargaan ilmiah : -
16

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Umbut rotan Gambar 1.2 Hari pertama fermentasi

Gambar 1.3 Hasil fermentasi Gambar 1.4 Pengambilan getah lidah buaya

Gambar 1.5 Filtrasi hasil fermentasi Gambar 1.6 Sampel percobaan


umbut rotan dan getah lidah buaya II.
17

Gambar 1.7 Kutu putih pada daun pepaya

Anda mungkin juga menyukai