Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
“BINANGA” KOMBINASI EKSTRAK DAUN BINAHONG DAN
DESTILAT BUNGA KENANGA BESERTA NANOPARTIKEL SILVER
TURUNANNYA SEBAGAI SALEP BACTERIAL SKIN DISEASES
BERAROMATERAPI

BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:
Reny Rahayu; 4411416023; 2016
Fajri Nur Winda; 7111415049; 2015
Nur Evita Fitriana; 4311415020; 2015
Anita Suprayogi; 4111417004; 2017

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018

i
PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-K

1. Judul Kegiatan : “Binanga” Kombinasi Ekstrak Daun


Binahong dan Destilat Bunga Kenanga
beserta Nanopartikel Silver Turunannya
sebagai Salep Bacterial Skin Diseases
Beraromaterapi
2. Bidang Kegiatan : PKM-K
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Reny Rahayu
b. NIM : 4411416023
c. Jurusan : Biologi
d. Universitas/Instansi/Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Daren, RT 02/VI Kec. Nalumsari,
Kab. Jepara/085870034036
f. Email : renyy.rahayu11@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Talitha Widiatningrum, Ph.D
b. NIDN : 0029098003
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Gg. Mangga No. 315 Binagriya Blok C,
Pekalongan dan 081393707732
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti : Rp. 5.400.000,00
b. Sumber Lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Semarang, 06 Juli 2018


Menyetujui
Dosen Pendamping, Ketua Pelaksana Kegiatan,

Talitha Widiatningrum, Ph.D Reny Rahayu


NIDN. 0029098003 NIM. 4411416023

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan,

Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si


NIP. 196012171986011001

ii
RINGKASAN

Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu


aktivitas manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Astuti et al,
(2010), penyebab penyakit kulit yang terbesar adalah terjadi akibat adanya
bakteri. Produk salep “Binanga” merupakan produk salep herbal yang berpotensi
mengatasi berbagai penyakit kulit, khususnya yang disebabkan oleh bakteri
sekaligus memiliki kelebihan dapat dijadikan sebagai aromaterapi. Produk ini
diproduksi dari kombinasi tanaman herbal yakni daun binahong dan bunga
kenanga dengan menggunakan metode maserasi, destilasi, serta sintesis senyawa
nanopartikel silver. Pada daun binahong, terkandung berbagai metabolit sekunder
yang berpotensi sebagai obat penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri,
diantaranya jerawat, bisul, eksim, luka, kudis, gatal, dan lain-lain, sedangkan
kandungan bunga kenanganya selain memiliki aktivitas antibakteri, juga terdapat
minyak atsiri yang sangat berpotensi dijadikan sebagai aromaterapi. Selain itu,
sintesis senyawa nanopartikel silver dengan dibantu AgNO3 juga dilakukan agar
dapat mengoptimalkan fungsi antibakteri yang telah ada pada kedua tanaman
herbal tersebut.
Usaha menjalankan bisnis salep “Binanga” kombinasi ekstrak daun
binahong dan destilat bunga kenanga beserta nanopartikel silver turunannya
sebagai salep bacterial skin diseases beraromaterapi memiliki potensi yang sangat
bagus untuk dikembangkan, karena produk ini merupakan produk baru di
kalangan masyarakat dan sangat memberi manfaat dalam mengatasi berbagai
penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri sekaligus dapat dijadikan sebagai
aromaterapi. Selain itu, prospek yang bagus dari produk ini didukung dengan
pembuatan produknya yang mudah dijalankan, bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat produk mudah didapatkan, diantaranya daun binahong dan bunga
kenanga yang tersedia cukup melimpah di alam, serta sasaran produknya adalah
semua masyarakat.
Kemasan produk dibuat semenarik mungkin dengan tujuan agar menambah
minat pembeli, yaitu kemasan produk dibuat seperti souvenir menggunakan kotak
mika berpita dan didalamnya terdapat pot salep sebagai kemasan utamanya
dengan volume 20 g. Harga yang ditawarkan adalah Rp20.000,00/unit dengan
laba bersih Rp333.000/bulan. Promosi awal dilakukan dengan mengadakan acara
pengenalan produk dengan menunjukkan keunggulan produk dan cara
penggunaan produk. Selanjutnya, promosi dan pemasaran dilakukan secara
langsung, yaitu dengan menjual produk di pasaran dan memasang leaflet secara
online melalui berbagai akun media sosial seperti facebook dan instagram, serta di
situs penjualan online seperti bukalapak, shopee, dan tokopedia.
Hasil yang telah dicapai lebih kurang 80 persen, yaitu telah berhasil
memproduksi dan memasarkan salep “Binanga” sebagai salep bacterial skin
diseases beraromaterapi yang aman, ampuh, dan ekonomis. Hal yang akan
dilakukan selanjutnya adalah lebih menggencarkan promosi produk untuk
meningkatkan hasil penjualan dan publikasi ilmiah.

iii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
RINGKASAN ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
BAB 2. TARGET LUARAN .................................................................. 4
BAB 3. METODE ................................................................................... 5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI .......................................................... 7
BAB 5. POTENSI HASIL ...................................................................... 10
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ................................. 12
LAMPIRAN ............................................................................................ 13

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berfungsi sebagai
pelindung tubuh dan dijadikan cermin kesehatan dalam kehidupan. Yuana (2014),
mengatakan bahwa berdasarkan lokasinya kulit lebih mudah terkontaminasi
dengan matahari, radikal bebas, debu dan polusi sehingga cenderung lebih sering
mengalami penyakit kulit. Mikroorganisme yang hinggap bersama polusi juga
turut menyumbangkan penyakit yang dapat merusakkan kulit.
Masyarakat terbiasa menggunakan obat-obatan yang belum jelas terbukti
khasiatnya dalam mengatasi berbagai penyakit kulit. Hal ini tentu dapat
merugikan masyarakat, terlebih lagi jika obat-obatan tersebut harganya sangat
mahal dan mengandung zat kimia sintetik yang berbahaya bagi kesehatan. Selain
itu, penggunakan obat-obatan dalam jangka panjang dan dengan dosis yang
berlebihan dapat menjadi racun bagi tubuh, sehingga fungsi organ-organ di
dalam tubuh akan terganggu.
Penyakit kulit biasanya lebih sering disebabkan oleh bakteri. Oleh karena
itu, sangat diperlukan usaha mengembangkan salep herbal penyakit kulit yang
berasal dari tanaman untuk mencegah resistensi bakteri terhadap antibakteri yang
diberikan. Menurut Setiaji (2009), salah satu tanaman yang secara empiris
digunakan sebagai obat antibakteri adalah “Binahong” (Anredera cordifolia).
Selain mudah didapat dan murah, tanaman binahong memiliki khasiat
menghambat berbagai macam penyakit, diantaranya tersebab mikroorganisme
(Yuswantina, 2009).
Hasil uji fitokimia menunjukkan daun binahong mengandung beberapa
kandungan senyawa kimia antara lain flavonoid, asam oleanolik, protein, saponin,
dan asam askorbat (Ariani, 2013). Kandungan zat flavonoid daun binahong
berpotensi sebagai antiinflamasi, menghambat radikal bebas, dan meningkatkan
kecepatan epitelisasi. Kandungan asam askorbat pada daun binahong dapat
menunjang pembentukan kolagen sehingga dapat mempercepat penyembuhan
luka, sedangkan kandungan saponinnya berpotensi mencegah terjadinya infeksi
pada luka. Berdasarkan hasil penelitian Anwar (2016), daun binahong memiliki
aktivitas antioksidan, asam askorbat, dan senyawa fenolik yang memiliki
kemampuan melawan bakteri gram positif dan gram negatif yang lebih rentan
terhadap efek penghambatan sebagai salah satu terapi non-farmakologis acne
vulgaris. Selain itu, daun binahong juga dapat dijadikan sebagai obat herbal
penyakit radang ginjal, gatal-gatal, jerawat, bisul, luka bakar, gusi berdarah, dan
luka setelah operasi (Ramadhani, 2013). Secara empiris beragam khasiat
binahong telah diakui untuk mengatasi berbagai macam penyakit, salah satunya
yaitu penyakit kulit.
2

Selain daun binahong, bunga kenanga (Cananga odorata L.) merupakan


salah satu jenis tanaman tradisional yang juga dapat dijadikan sebagai obat herbal.
Di dalam bunga kenanga ditemukan kandungan senyawa antara lain saponin,
flavonoid, serta minyak atsiri yang mengandung senyawa polifenol, farnesol,
metilbenzoat dan benzoat (Rahmawati, 2015). Menurut Sari (2012), komponen
linalool merupakan salah satu komponen utama sekaligus komponen penentu
penyusun minyak atsiri kenanga. Hal ini dikarenakan linalool merupakan senyawa
yang memberikan aroma khas wangi pada bunga kenanga. Minyak kenanga dapat
digunakan sebagai antibakteri karena mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH)
dan karbonil. Minyak kenanga juga dapat digunakan sebagai antioksidan karena
mengandung benzyl benzoat yang memiliki sifat sebagai anti radikal (Rubiah,
2016). M e n u r u t Rachmawati et al (2013), m inyak atsiri kenanga banyak
digunakan dalam industri flavor, parfum, kosmetika, farmasi, sabun, aromaterapi
dan spa. Shinta (2012), mengatakan bahwa masyarakat lebih menyukai
menggunakan minyak atsiri sebagai aromaterapi daripada meminum obat untuk
mengatasi penyakitnya. Hal ini dikarenakan bahaya mengonsumsi obat-obatan
dengan dosis yang berlebihan dan dalam jangka panjang akan berdampak pada
terganggunya fungsi organ-organ di dalam tubuh.
Metabolit sekunder dalam kedua tanaman tersebut, selain memiliki fungsi
antibakteri, juga dapat digunakan sebagai agen pereduksi untuk sintesis senyawa
nanopartikel yang akan mengoptimalkan fungsi antibakteri yang telah ada. Cara
sintesis ini selanjutnya disebut dengan green synthesis nanoparticle. Green
synthesis nanoparticle memanfaatkan ekstrak metabolit tanaman sebagai agen
pereduksi AgNO3 yang selanjutnya akan menghasilkan senyawa nanopartikel
silver. Senyawa ini terbukti dapat menjadi agen antibakteri terhadap berbagai
bakteri gram negatif (Klebsiella pneumoniae, Vibrio cholerae and Salmonella
typhi) maupun gram positive (Staphylococcus aureus, Bacillus cereus and
Micrococcus luteus) (Pant, et al., 2013).
Nanopartikel adalah inovasi teknologi yang menarik dari penelitian yang
berkaitan dalam bidang produksi, ukuran dan bentuk. Suatu produk dapat
diartikan sebagai nanopartikel jika memiliki ukuran 1-100 nm. Nanopartikel telah
memberikan kemajuan yang signifikan dibidang medis, sensor, antimikroba,
elektronik, pertanian, katalis, dan produk kecantikan. (Lembang, et al., 2014).
Kemajuan pada bidang produk herbal adalah berupa diperolehnya sistem efikasi
yang lebih baik. Efikasi atau proses penyerapan obat herbal akan dapat
berlangsung dengan lebih baik dengan menggunakan teknologi nanopartikel,
karena partikel berukuran lebih kecil akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan
kemudian ditransfer melalui membran sel menuju sel yang mengalami penyakit
tertentu (Anggarwal & Hall, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, kombinasi ekstrak daun binahong dan destilat
bunga kenanga sekaligus senyawa nanopartikel silver turunannya diharapkan
dapat menjadi solusi dalam mengobati berbagai penyakit kulit sekaligus sebagai
3

aromaterapi. Kombinasi persenyawaan tersebut akan dibuat sebagai salep herbal


antibakteri. Pemakaian produk ini sangat mudah dan praktis, yaitu hanya dengan
mengoleskan “Binanga” pada kulit yang bermasalah. Selain itu, aroma “Binanga”
dapat berperan sebagai terapi yang akan membantu membangun suasana
menenangkan sehingga tercipta sugesti penderita untuk sembuh. Produk
“Binanga” ini tentu memiliki peluang usaha sangat besar. Hal tersebut didukung
oleh beberapa faktor antara lain, produk ini merupakan produk baru di kalangan
masyarakat dan belum pernah terdapat di pasaran, bahan-bahan yang digunakan
mudah didapatkan, pengolahan produk mudah dijalankan, serta sasaran produknya
adalah semua masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, terdapat permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Bagaimana upaya memasarkan “Binanga” kombinasi ekstrak daun binahong dan
destilat bunga kenanga beserta nanopartikel silver turunannya sebagai salep
bacterial skin diseases beraromaterapi?
1.3 TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan kegiatan ini adalah memasarkan
“Binanga” kombinasi ekstrak daun binahong dan destilat bunga kenanga beserta
nanopartikel silver turunannya sebagai salep bacterial skin diseases
beraromaterapi.
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dengan adanya produk “Binanga” kombinasi ekstrak daun binahong dan
destilat bunga kenanga beserta nanopartikel silver turunannya sebagai salep
bacterial skin diseases beraromaterapi, kami mengharapkan agar memperoleh
luaran sebagai berikut:
1. Menghasilkan produk salep herbal yang bermanfaat, aman, praktis dan
ekonomis.
2. Artikel yang akan dipublikasikan di jurnal Creativity Student yang diterbitkan
oleh Universitas Negeri Semarang pada bulan Juli 2018.
1.5 MANFAAT PROGRAM
Program kreativitas mahasiswa kewirausahaan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan nilai guna bahan lokal berupa daun binahong dan bunga
kenanga yang dibarengi dengan metode maserasi, destilasi, dan sintesis
senyawa nanopartikel silver.
2. Dapat memberikan salep herbal antibakteri karena dapat mengatasi berbagai
penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri sekaligus dapat dijadikan sebagai
aromaterapi.
3. Salep “Binanga” diharapkan mampu menjadi produk yang dapat
menggantikan obat-obatan yang kurang praktis dan mungkin mengandung zat
4

kimia sintetik berbahaya dalam penggunaannya sebagai obat penyakit kulit


dan aromaterapi.
BAB 2
TARGET LUARAN

Target luaran yang diharapkan meliputi menghasilkan produk salep herbal


yang aman dan ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit kulit sekaligus sebagai
aromaterapi, serta publikasi ilmiah di seminar nasional. Adapun target luaran yang
telah dicapai adalah menghasilkan produk salep herbal yang benar-benar ampuh
dan aman dalam mengatasi berbagai penyakit kulit sekaligus sebagai aromaterapi.
Target luaran dalam hal menghasilkan produk salep herbal berbagai penyakit kulit
dan aromaterapi tersebut dilakukan melalui berbagai tahapan. Pertama, tahap
perencanaan pembuatan produk meliputi persiapan tempat, alat, dan bahan.
Pembuatan produk terlebih dahulu dilakukan secara laboratoris untuk menguji
kebenaran produk dalam mengawetkan daging bahkan buah. Kemudian setelah
didapatkan hasil yang sesuai maka dilanjutkan dengan tahap produksi yang
Setelah produk siap maka selanjutnya pengemasan mengunakan pot salep sebagai
kemasan utamannya dan kemudian diberi kemasan kotak mika sebagai kemasan
luarnya. Terakhir pemberian label produk pada kemasan dan produk salep
Binanga pun siap.
Target luaran selanjutnya adalah menjual produk dengan persentase laba
bersih 70% dari biaya produksi per produk. Hal tersebut dilakukan pada kegiatan
menjual produk. Untuk menjual produk diperlukan promosi yang jitu. Kegiatan
ini menggunakan promosi offline maupun online. Strategi promosi utama adalah
menggunakan tester product ke masyarakat.
Berbeda dengan menghasilkan produk salep herbal yang aman dan ampuh,
untuk publikasi ilmiah maka diperlukan persiapan draf untuk dipublikasikan dan
mencari kegiatan yang tepat untuk diikutsertakan. Publikasi ilmiah dapat berupa
jurnal maupun prosiding pada seminar nasional maupun internasional. Pada target
luaran ini dirasa cukup untuk publikasi ilmiah di seminar nasional.
Tabel 2.1 Persentase target luaran
No. Luaran Persentase (%)
1. Produk saleh herbal binanga yang aman dan ampuh
2. Hasil balik modal %
3. Publikasi ilmiah di seminar nasional
Total
BAB 3
METODE

3.1 PRODUKSI
Usaha Salep Binanga ini diproduksi dalam bentuk skala laboratorium.
Proses produksi dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Kimia, FMIPA-
5

Universitas Negeri Semarang. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan
benar-benar sesuai yang diharapkan dan higienis karena dalam pembuatannya
sesuai takaran serta alat-alat yang digunakan untuk produksi di laboratorium
lengkap. Produksi dilakukan dengan mempertimbangkan keadaan konsumen. Jika
pesanan meningkat maka produksi juga meningkat. Pelaksanaan produksi
dilakukan satu kali dalam dua pekan yaitu di akhir pekan. Perlengkapan alat dan
bahan sudah disediakan sejak awal produksi sehingga produksi tidak terhambat
untuk sibuk mencari alat dan bahan. Setiap alat dan bahan selesai digunakan maka
dibersihkan dan disimpan kembali dalam satu wadah atau tempat untuk tetap
menjaga kebersihan.
Berikut adalah kegiatan pembuatan produk:

Mempersiapkan alat dan bahan

Mengoven mortar pada suhu 500C-600C Menguapkan Ekstrak daun


selama 30 menit binahong

Penyampuran bahan

Pengadukan Bahan Plating Pengemasan


Gambar 3.1 Proses Produksi
6

3.2 MANAJEMEN USAHA


3.2.1 Media Promosi Yang Digunakan
Ada beberapa cara dan media yang dapat digunakan untuk
mempromosikan produk ini sehingga dapat dikenal oleh masyarakat. Promosi
awal dilakukan melalui acara pengenalan produk dengan menunjukkan
keunggulan produk dan cara penggunaan produk. Kegiatan promosi yang pertama
dilakukan adalah sosialisasi sederhana untuk pendekatan kepada masyarakat
terdekat secara langsung. Disamping itu, promosi juga dilakukan melalui media
leaflet yang disebar secara langsung maupun secara online melalui akun media
sosial. Jika produksi sudah berkembang maka promosi akan dilakukan lebih
gencar untuk terus menjaga keberadaan produk di pasaran. Akun media sosial
berupa facebook dengan alamatnya yaitu Salep Binanga. Selain itu, juga
menggunakan instagram dengan akun binanga.beraromaterapi.

3.2.2 Strategi Pemasaran


Produk Salep Binanaga memiliki ciri khas dan kualitas yang
ditunjukkan melalui strategi pemasaran pada sebuah acara untuk menyapa
langsung konsumen dan media visual untuk menginformasikan mengenai acara
pemasaran tersebut dengan menampilkan promo yang sedang diberikan pada saat
penjualan. Melalui perancangan media promosi ini akan membantu Salep Binanga
untuk dikenal eksistensinya di seluruh wilayah Indonesia bahkan dunia.
Usaha ini berkaitan dengan bidang kesehatan sehingga bahan yang
digunakan harus aman. Bahan dasar yang digunakan adalah bahan alami, yaitu
daun binahong yang memiliki kandungan metabolit sekunder yang berpotensi
mengatasi berbagai penyakit kulit, dan bunga kenanga yang minyaknya dapat
dijadikan ssebagai aromaterapi.
Kemasan produk dibuat menarik dengan menampilkan manfaat dan
keunggulan produk serta jaminan produk. Produk dikemas dalam bentuk pot
salep volume 20 g sebagai kemasan utamannya kemudian dikemas lagi dalam
kotak mika untuk mempercantik kemasan salep. Pemasaran dilakukan secara
langsung, yaitu dengan menjual produk secara langsung di pasaran, maupun
secara online melalui akun media sosial dan situs penjualan online. Harga yang
ditawarkan kepada konsumen adalah Rp 20.000,00 per unit.
Strategi utama pada pemasaran produk ini yaitu diperkuat pada promosi
dengan cara memberikan tester product kepada target pembeli. Tester product
diberikan dengan mengoleskan salep pada bagian kulit target pembeli yang sakit,
sehingga meyakinkan konsumen untuk menggunakan produk dan muncul hasrat
untuk membeli produk. Dengan seperti itu, produk tidak diragukan lagi.
7

BAB 4
HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang telah dicapai pada kegiatan ini adalah lebih kurang 80 persen,
meliputi produk salep yang aman, dapat mengatasi berbagai penyakit kulit dan
sebagai aromaterapi yang menenangakan serta draf publikasi ilmiah di seminar
nasional dan publikasi masyarakat di media massa.
Berikut adalah hasil yang dicapai:
No. Luaran Hasil
1. Pembuatan Pembuatan produk dilakukan di Laboratorium Kimia
produk di Analitik, Kimia, FMIPA-UNNES.
laboratorium dan
produksi

2. Produk salep Penjualan produk untuk dilakukan setelah produksi


herbal yang aman, di laboratorium selesai. Produk yang dihasilkan
dapat mengatasi berupa salep herbal penyakit kulit dan aromaterapi
berbagai penyakit yang dikemas dalam pot salep volume 20 g dengan
kulit dan sebagai identitas produk berupa stiker. Produk dijual dengan
aromaterapi harga ekonomis yakni Rp 22.500 per unit.
Penggunaan produk mudah dilakukan, yaitu dengan
mengoleskan salep binangapada kulit yang sakit, dan
aroma wangi binanga dapat dijadikan sebagai
aromaterapi. Komposisi bahan yang digunakan
terbukti aman, yakni ekstrak daun binahong, destilat
bunga kenanga, nano silver, vaselin album, dan adeps
lanae.
3. Promosi produk Promosi dilakukan melalui media online dengan
pembuatan akun media sosial facebook maupun
instagram serta situs penjualan online seperti
tokopedia, shopee, dan bukalapak. Selain itu,
promosi juga dilakukan secara langsung ke target
pasar melalui sebar leaflet, tempel leaflet dan
8

membagikan tester product kepada calon pembeli.


Tester produk diberikan kepada target pembeli
dengan mengoleskan salep binanga pada kulit si
target pembeli yang sakit. Masyarakat menanggapi
promosi yang dilakukan pada produk ini dengan
antusias dan penuh rasa ingin tahu karena ini
merupakan produk baru.

4. Penjualan Penjualan terutama dilakukan secara langsung


mencapai BEP kepada pembeli. Selain itu pembeli juga dapat
menghubungi via online di akun media sosial
facebook maupun instagram dan contact person yang
tertera di leaflet. Produk yang mampu dijual adalah
30 produk dengan BEP 75.51%
9

4. Draf untuk Draft (terlampir)


seminar nasional

BAB 5
POTENSI HASIL

Usaha menjalankan bisnis Salep Binanga kombinasi ekstrak daun binahong


dan destilat bunga kenanga beserta nanopartikel silver turunannya sebagai salep
bacterial skin diseases beraromaterapi memiliki potensi yang sangat bagus karena
ini merupakan produk yang baru di masyarakat dan sangat memberi manfaat
dalam mengatasi berbagai penyakit kulit dan sebagai aromaterapi yang
menenangkan. Pemakaian produk sangat mudah dan praktis, hanya dengan
mengoleskan salep pada bagian kulit yang sakit, dan dapat dihirup sebagai
aromaterapi. Prospek yang bagus dari produk ini didukung dengan sasaran produk
adalah semua masyarakat, pembuatan produk mudah untuk dijalankan dan bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat produk mudah didapatkan, diantaranya
adalah ekstrak daun binahong dan bunga kenanga yang tersedia cukup melimpah
di alam.
Bisnis ini sangat berpotensi untuk dikembangkan karena memberikan
keuntungan bagi konsumen. Produk dapat memberikan manfaat bagi konsumen
yang menderita penyakit kulit seperti jerawat, gatal, bisul, eksim, dan lain-lain
serta yang membutuhkan aromaterapi untuk menghilangkan stres.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa bisnis ini memiliki
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi perusahaan besar, bukan
hanya home industry bahkan perseroan terbatas. Selain itu, potensi hasil produk
ini diharapkan mendapatkan surat perijinan usaha, kelayakan, dan keamanan
produk dari BPOM, pengakuan halal dari MUI dan mendapatkan brand produk
nasional bahkan internasional. Kemasan produk juga sangat berpotensi untuk
dikembangkan pada kemasan, yaitu selain menggunakan kemasan pot salep, dapat
dikembangkan menjadi kemasan wadah salep yang lebih praktis lagi. Selain itu,
tidak hanya sebagai salep antibakteri,salep binanga juga akan dikembangkan lagi
fungsinya menjadi salep antijamur, sehingga salep binanga ini benar-benar
menjadi salep multifungsi dan sangat bermanfaat.
10

Nomor
BPOM RI
Marketing
di pasar Top brand
modern dan SNI

POTEN
SI
Perseroan HASIL Halal dari
Terbatas MUI

Salep yang
Kemasan
lebih
modern
Multifungsi

Gambar 5.1 Potensi Hasil

BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya pada kegiatan usaha menjalankan bisnis Salep


Binanga kombinasi ekstrak daun binahong dan destilat bunga kenanga beserta
nanopartikel silver turunannya sebagai salep bacterial skin diseases
beraromaterapi yaitu lebih menggencarkan promosi produk untuk meningkatkan
hasil penjualan dan memperluas sasaran pasar melalui pemasangan iklan secara
komersial di televisi, koran, berbagai kegiatan pameran maupun bazar dan
negosiasi dengan masyarakat setempat. Selain itu, perlu adanya negosiasi dengan
PBOM, MUI, serta penguji brand untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
bahwa produk ini aman, halal, dan ternama.
Tabel 6.1 Rencana Tahapan Berikutnya Berdasarkan Potensi Hasil
No. Potensi Hasil Rencana Tahapan Berikutnya
1. Top Brand dan  Mengikuti kegiatan penganugerahan untuk brand
SNI ternama
 Memenuhi syarat-syarat untuk diakui sebagai
produk yang ber-SNI
11

2. Nomor BPOM  Mengurus surat perizinan dan kelayakan usaha ke


RI BPOM
 Meningkatka kualitas produksi, promosi, dan
distribusi
3. Halal dari MUI  Menjaga kualitas dan kuantitas produk yang baik
 Mengurus kelayakan produk dari kehalalan ke MUI
4. Kemasan  Kemasan dikembangkan lagi menjadi lebih praktis
modern lagi
5. Salep yang lebih  Menambah fungsi salep sebagai anti jamur
Multifungsi

6. Perseroan  Mengembangkan bisnis dengan penanaman modal


terbatas dan bagi saham
7. Marketing di  Sosialisasi, promosi dan negosiasi ke pasar-pasar
pasar modern modern untuk memasarkan produk

LAMPIRAN

Rapat 1 Bimbingan 1 Rapat 2

Surat Tugas Surat Perizinan Penelitian Kerja di Lab. Kimia


Analitik
12

Hasil produk 1 Hasil produk 2 Hasil produk 3

Rapat 3 Bimbingan 2 Pemesanan Kemasan


Produk

Desain kemasan 1 Desain kemasan 2 Desain leaflet 1

Desain leaflet 2 Bimbingan 3 Cetak leaflet dan stiker

Sebar leaflet di kampus Sebar leaflet di Promosi di masyarakat


masyarakat

Tampilan akun FB Tampilan akun Instagram Monev internal 1

Monev internal 2
13

Monev internal 3

Anda mungkin juga menyukai